Anda di halaman 1dari 25

AUDIT KECURANGAN

AUDIT FORENSIK
Kelompok 3:
1. Ridha Novianti C11190005
2. Devi Permanik C11190004
3. Synthia Safira A C11190015
4. Dinda Andhita Putri C11190019
5. Ghaida nurafifah C11190018
6. Tafakurinas C11190022
01
Pengertian audit
kecurangan
Fraud auditing atau audit kecurangan adalah upaya
untuk mendeteksi dan mencegah kecurangan dalam
transaksi-transaksi komersial. Untuk dapat melakukan
audit kecurangan terhadap pembukuan dan transaksi
komersial memerlukan gabungan dua keterampilan,
yaitu sebagai auditor yang terlatih dan kriminal
investigator
KECURANGAN
02 DAN
KESALAHAN
KESALAHAN KECURANGAN
Kesalahan dapat dideskripsikan sebagai Istilah kecurangan digunakan untuk
kesalahan yang tidak di sengaja. berbagai perbuatan dosa, termasuk
Kesalahan dapat dalam banyak bentuk. kecurangan:
Kesalahan dalam pencatatan transaksi, 1. Penipuan
kesalahan jabatan atau kesalahan karena 2. Pernyataan salah yang disengaja
kelalaian, dan kesalahan lainnya. 3. Pencurian (theft)
Contoh Kesalahan Dalam Akuntansi :
1. Commission
2. Omission
3. Irregulary
Auditor tertarik pada pencegahan, deteksi, dan pengungkapan kesalahan-kesalahan
karena alasan berikut ;

Eksistensi kesalahan dapat menunjukan bagi auditor bahwa catatan akuntansi dari
1 kliennya tidak dapat dipercaya dan dengan demikian tidak memadai sebagai suatu dasar
untuk penyusunan laporan keuangan. Adanya sejumlah besar kesalahan dapat
mengakibatkan auditor menyimpulkan bahwa catatan akuntansi yang tepat tidak
dilakukan.

Apabila auditor ingin mempercayai pengendalian intern, ia harus memastikan dan menilai
2 pengendalian tersebut dan melakukan pengujian ketaatan atas operasi. Apabila pengujian
ketaatan menunjukan sejumlah besar kesalahan, maka auditor tidak dapat mempercayai
pengendalian intern.

3 Apabila kesalahan cukup material, kesalahan tersebut dapat mempengaruhi kebenaran dan
kewajaran laporan tersebut
PEMAHAMAN ATAS
03
PENGERTIAN FRAUD
Dalam terminologi awam fraud lebih ditekankan
pada aktivitas penyimpangan perilaku yang
berkaitan dengan konsekuensi hukum, seperti
penggelapan, pencurian dengan tipu muslihat,
fraud pelaporan keuangan, korupsi, kolusi,
nepotisme, penyuapan, penyalahgunaan
wewenang, dan lain-lain.
3 (tiga) unsur penting FRAUD

1 2 3

Perbuatan tidak Adanya niat / Adanya


jujur kesengajaan keuntungan yang
merugikan
04 Faktor-faktor
Pendorong Terjadinya
Fraud
Pemicu perbuatan fraud, pada umumnya,
gabungan adanya motivasi dan kesempatan.
Motivasi dan kesempatan saling berhubungan.
Semakin besar kebutuhan ekonomi seseorang
yang bekerja di dalam suatu organisasi yang
pengendalian internnya lemah, maka motivasinya
untuk melakukan fraud semakin kuat.
4 faktor pendorong seseorang
untuk melakukan fraud
Greed (Keserakahan)

Opportunity (Kesempatan)

Need (Kebutuhan)

Ecposure (Pengungkapan)
05
GEJALA – GEJALA
TERJADINYA KECURANGAN
kondisi-kondisi atau kejadian-kejadian yang dapat menandai adanya
kecurangan oleh American Institute of Certified Public Accountants
(AICPA) :

1. Manajemen senior yang sangat menguasai


2. Kemerosotan atau kemunduran dari pendapatan
3. Kondisi usaha yang dapat menciptakan tekanan
4. Terdapat transaksi yang material dengan pihak yang mempunyai hubungan
istimewa atau terdapat transaksi yang mencakup benturan kepentingan.
5. Pengumuman yang terlalu cepat atau premature atas hasil operasi atau
pengharapan masa depan yang positif.
6. Prosedur penelaahan analitis mengungkapkan fluktuasi yang signifikan yang
tidak dapat secara wajar dijelaskan
kondisi-kondisi atau kejadian-kejadian yang dapat menandai adanya
kecurangan oleh American Institute of Certified Public Accountants
(AICPA) :

7. Transaksi besar yang tidak biasa, khususnya pada akhir tahun, dengan
pengaruh yang material atas pendapatan.
8. Pembayaran besar yang tidak biasa berhubungan dengan jasa yang diberikan
dalam usaha normal kepada pengacara, agen, atau pihak lain (termasuk
karyawan
9. Terdapat transaksi yang material dengan pihak yang mempunyai hubungan
Kesulitan dalam memperoleh bukti audit
10.Dalam pelaksanaan pengujian laporan keuangan masalah yang tidak dapat
diramalkan ditemukan
06
Tanda-tanda dari Prilaku Pribadi
a. Hutang pribadi atau kerugian keuangan yang besar
b. Gaya hidup yang mahal
c. Perjudian yang ekstensif
d. Investasi yang besar
e. Pemakaian alkohol atau obat keras yang berlebihan
f. Masalah pribadi atau keluarga yang signifikan
g. Hubungan yang dekat dengan pelanggan
h. Kerja lembur yang berlebihan dan tidak melakukan cuti
i. Latar belakang dan referensi yang dipertanyakan
j. Cuti sakit yang berlebihan
k. Perasaan dibayar tidak sepadan dengan tanggungjawab
l. Peminjaman reguler dalam jumlah kecil dari teman kerja
07
ADIT FORENSIK
Terjadinya kecurangan-suatu tindakan yang disengaja-
yang tidak dapat terdeteksi oleh suatu pengauditan dapat
memberikan efek yang merugikan dan cacat bagi proses
pelaporan keuangan. Kecurangan yang dilakukan oleh
manajemen dan karyawan sulit terdeteksi karena pelaku
biasanya merupakan orang-orang yang dipercaya oleh
perusahaan
Penilaian Risiko Fraud atau Kecurangan

Penilaian risiko terjadinya fraud atau kecurangan adalah penggunaan ilmu audit
forensik yang paling luas. Melakukan audit forensik pada suatu perusahaan agar
perusahaan tidak melakukan fraud di kemudian hari. Jenis-jenis fraud yang
biasanya dilakukan adalah korupsi, money laundry, illegal logging, penghindaran
pajak, dan lainnya. Di Indonesia lembaga yang berhak untuk melakukan audit
forensik adalah auditor BPK, BPKP, dan KPK yang memiliki sertifikat Certified Fraud
Examiners (CFE).
Audit Forensik Untuk Mendeteksi Risiko
Fraud atau Kecurangan
Proses Audit Forensik

1. Identifikasi masalah, auditor melakukan pemahaman awal terhadap kasus yang


hendak diungkap. Pemahaman awal ini berguna untuk mempertajam analisa dan
spesifikasi ruang

2. Pembicaraan dengan klien, auditor akan melakukan pembahasan bersama klien


terkait lingkup, kriteria, metodologi audit, limitasi, jangka waktu, dan sebagainya. Hal
ini dilakukan untuk membangun kesepahaman antara auditor dan klien terhadap
penugasan audit.
Audit Forensik Untuk Mendeteksi Risiko
Fraud atau Kecurangan

3. Pemeriksaan pendahuluan, auditor melakukan pengumpulan data awal dan


menganalisanya. Intinya, dalam proses ini auditor akan menentukan apakah
investigasi lebih lanjut diperlukan atau tidak.

4. Pengembangan rencana pemeriksaan, auditor akan menyusun dokumentasi kasus


yang dihadapi, tujuan audit, prosedur pelaksanaan audit, serta tugas setiap individu
dalam tim. Setelah diadministrasikan, maka akan dihasilkan konsep temuan.
Audit Forensik Untuk Mendeteksi Risiko
Fraud atau Kecurangan

5. Pemeriksaan lanjutan, auditor akan melakukan pengumpulan bukti serta melakukan


analisa atasnya. Dalam tahap ini lah audit sebenarnya dijalankan. Auditor akan
menjalankan teknik-teknik auditnya guna mengidentifikasi secara meyakinkan
adanya fraud dan pelaku fraud tersebut.

6. Penyusunan Laporan, auditor melakukan penyusunan laporan hasil audit forensik.


Dalam laporan ini. Poin-poin tersebut antara lain adalah:
• Kondisi
• Kriteria
• Simpulan.

Anda mungkin juga menyukai