Anda di halaman 1dari 39

• Konstantinus Salmon Beu (1413045)

• Rezchy Batan (1413138)


• Maria Emiliana Nura (1413152)
OLEH : • Editha Payung (1413160)
AKUNTANSI A
UNIVERSITAS ATMA JAYA
MAKASSAR
Tujuan Pembelajaran
11.1 Mendefiniskan kecurangan dan membedakan antara
pelaporan keuangan yang curang dan penyalahgunaan
aset
11.2 Menggambarkan segitiga kecurangan dan mengidentifikasi
kondisi-kondisi penyebab kecurangan
11.3 Memahami tanggung jawab auditor untuk menilai risiko
kecurangan dan mendeteksi salah saji yang material akibat
kecurangan
11.4 Mengidentifikasi tata kelola korporasi dan faktor-faktor
lingkungan pengendalian lainnya yang mengurangi risiko
kecurangan
11.5 Mengembangkan respons terhadap risiko kecurangan yang
teridentifikasi
11.6 Mengenali bidang-bidang risiko kecurangan khusus dan
mengembangkan prosedur untuk mendeteksi
kecurangan
11.7 Memahami teknik-teknik wawancara dan aktivitas lainnya setelah
dicuragai ada kecurangan
11.1 Mendefiniskan kecurangan dan
membedakan antara pelaporan keuangan
yang curang dan penyalahgunaan aset
Jenis-jenis Kecurangan
1. Pelaporan keuangan yang curang
Pelaporan keuangan yang curang adalah salah
saji atau pengabadian jumlah atau
pengungkapan yangdisengaja dengan maksud
menipu para pemakai laporan itu. Sebagian
besar kasus melibatkan salah saji jumlah yang
disengaja, bukan pengungkapan.
2. Penyalahgunaan aset
Penyalahgunaan (misappropriation) aset adalah kecurangan yang
melibatkan pencurian aset, entitas. Dalam banyak kasus, tetapi tidak
semua, jumlah yang terlibat tidak material terhadap laporan keuangan.
Istilah penyalahgunaan atau misaproprisasi aset biasanya digunakan
untuk mengacu pada pencurian yangmelibatkan pegawai dan orang lain
dalam organisasi. Penyalahgunaan aset biasanya dilakukan pada tingkat
hierarki organisasi yang lebih rendah. Namun, dalam beberapa kasus
yang heboh, manajemen puncak terlibat dalam pencurian aktia
perusahaan. Karena manajemen memiliki kewenangan dan kendali yang
lebih besar atas aktivitas organisasi, penyelewengan yang melibatkan
manajemen puncak dapat menyangkut jumlah yang signifikan.
11.2 Menggambarkan segitiga kecurangan dan
mengidentifikasi kondis-kondisi penyebab
kecurangan
Kondisi-kondisi Penyebab Kecurangan

Terdapat tiga kondisi yang menyebabkan


terjadinya pelaporan keuangan yang curang
dan juga penyalahgunaan aset sebagaimana
dijelaskan dalam SAS 99 (AU 316). Tiga kondisi
tersebut disebut dengan segitiga
kecurangan(fraud triangle).
InsentiPtekanan

Sikap/rasionalisasi
1. Insentif atau Tekanan
Manajemen ataupun pegawai lainnya mempunyai insentif ataupun
tekanan untuk melakukan tindakan kecurangan.
2. Kesempatan
Situasi yang membuka ataupun memberikan kesempatan bagi manajemen
ataupun pegawai untuk melakukan tindakan kecurangan.
3. Sikap atau Rasionalisasi
Adanya sikap, karakter, ataupun seperangkat nilai-nilai etika yang
membolehkan manajemen atau pegawai untuk melakukan suatu tindakan
yang tidak jujur, atau dapat dikatakan bahwa merekaberada dalam
lingkungan yang dapat memberikan tekanan yang cukup besar yang
menyebabkan mereka membenarkan diri mereka untuk melakukan
tindakan yang tidak jujur tersebut.
Faktor Risiko untuk Pelaporan
Keuangan yang Curang
1. Insentif/Tekanan
Insentif yang umum bagi sebuah perusahaan untuk melakukan
manipulasi laporan keuangan adalah adanya suatu penurunan dalam
prospek keuangan dalam perusahaan
2. Kesempatan
Meskipun laporan keuangan dari seluruh perusahaan kemungkinan
dapat terjadi manipulasi, risiko akan menjadi lebih besar dalam
perusahaan yang bergerak dalam industri yang melibatkan penilaian
atau pertimbangan subjektif dan juga estimasi yang cukup signifikan
jauh lebih besar.
3. Sikap/Rasionalisasi
Sikap dari manajemen puncak dalam laporan
keuangan merupakan faktor risiko yang
penting dalam menilai kemungkinan adanya
suatu kecurangan dalam laporan keuangan
perusahaan
Faktor Risiko untuk Penyalahgunaan
Aset
1. Insentif/Tekanan
Tekanan keuangan merupakan insentif atau dorongan yang sifatnya umum bagi pegawai yg
melakukan penyalahgunakan aset. Contohnya seperti pegawai yang mempunyai utang
yang sangat banyak, mereka yang memilik masalah kecanduan narkotika dan juga
perjudian,dll.
2. Kesempatan
Kesempatan dalam melakukan pencurian ada pada seluruh perusahaan. Kelemahandalam
hal pengendalian internal dapat menciptakan kesempatan terjadinya tindakan
pencurian.Pemisahan tugas yang kurang memadai hampir dapat dipastikan menjadi suatu
lisensi bagi parapegawai guna melakukan tindakan pencurian
3. Sikap/Rasionalisasi
Sikap manajemen dalam pengendalian dan juga kode etik ataupun perilaku etis dapat
menyebabkan parapegawai dan juga manajer membenarkan pencurian aset perusahaan.
11.3 Memahami tanggung jawab auditor untuk
menilai resiko kecurangan dan mendeteksi
salah saji yang material akibat kecurangan
Menilai Risiko Kecurangan
a. Skeptisme Profesional
Standar auditing menyatakan bahwa, dalam
melakukan skeptisisme profesional, seorang auditor
“tidak mengasumsikan bahwa manajemen tidak jujur
namun juga tidak mengansumsikan kejujuran
absolut”. Selain itu, melalui prosedur evaluasi atas
penerimaan dan juga kelanjutan klien, auditor
menolak sebagian besar dari calon klien yang
dianggap tidak mempunyai kejujuran dan integritas.
1. Pikiran yang Selalu Mempertanyakan

Standar auditing menekankan untuk melakukan


pertimbangan atas kecenderungan klien dalam
melakukan kecurangan, tanpa
mempertimbangkan bagaimana keyakinan
auditor tentang suatu kemungkinan terjadinya
tindakan kecurangan serta kejujuran dan juga
intergritas manajemen.
2. Evaluasi kritis atas bukti audit
Dalam melakukan pengungkapan atas informasi
ataupun kondisi yang ditemukan ataupun kondisi
lainnya yang mengidentifikasikan atau mengindikasikan
adanya salah saji material yang disebabkan oleh
kecurangan kemungkinan telah terjadi, auditor
haruslahmelakukan penyelidikan masalah-masalah
yang ada secara mendalam, mendapatkan bukti-bukti
tambahan apabila diperlukan dan juga melakukan
konsultasi dengan anggota tim lainnya
Sumber Informasi untuk Melakukan
Penilaian atas Risiko Kecurangan
1. Komunikasi di antara Tim Audit
2. Pengajuan pertanyaan kepada Manajemen
3. Faktor-faktor risiko
4. Prosedur analitis
5. Informasi lain
Mendokumentasikan penilaian kecurangan
• Standar auditing mengharuskan auditor mendokumentasikan hal-hal berikut
ini yang berhubungan dengan pertimbangan auditor mengenai salah saji yang
material akibat kecurangan :

• Diskusi antara personil tim penugasan selama tahap perencanaan audit tentang
kerentanan laporan keuangan entitas terhadap kecurangan yang material.

• Prosedur yang ditempuh untuk memperoleh informasi yang diperlukan


untuk mengidentifikasi dan menilai risiko kecurangan yang material.

• Risiko khusus tentang kecurangan yang material yang sudah teridentifikasi, serta
uraian tentang respons auditor terhadap risiko tersebut.

• Alasan yang mendukung kesimpulan bahwa tidak ada risiko yang signifikan
atas pengakuan pendapatan yang tidak tepat secara material.
• Hasil dari prosedur yang ditempuh untuk menghadapi risiko pengabaian
pengendalian oleh manajemen.
• Kondisi dan hubungan analitis lainnya yang menunjukkan bahwa diperlukan
prosedur auditing tambahan atau respons lainnya, serta tindakan yang
diambil oleh auditor.
• Sifat komunikasi tentang kecurangan yang disampaikan kepada manajemen,
komite audit, atau pihak lainnya.
11.4 Mengidentifikasi tata kelola korporasi dan
faktor-faktor lingkungan pengendalian lainnya
yang mengurangi risiko kecurangan
MENGAWASI TATA KELOLA KORPORASI UNTUK
MENGURANGI RISIKO KECURANGAN
Dengan mengomunikasikan kebijakan
pendeteksian kecurangan dan hukuman,
manajemen dapat menghalangi karyawan untuk
melakukan kecurangan.
Pedoman yang dikembangkan oleh AICPA
mengidentifikasi tiga unsur untuk mencegah,
menghalangi, dan mendeteksi kecurangan, yakni:
1. Budaya jujur dan etika yang tinggi.
2. Tanggung jawab manajemen untuk
mengevaluasi risiko kecurangan.
3. Pengawasan oleh komite audit.
Budaya Jujur Dan Etika Yang Tinggi
Penciptaan budaya jujur dan etika yang tinggi
meliputi enam unsur:
1. Menetapkan Tone at the Top
2. Menciptakan Lingkungan Kerja yang Positif
3. Mempekerjakan dan Mempromosikan
Pegawai yang Tepat
4. Pelatihan
5. Konfirmasi
6. Disiplin
Tanggung Jawab Manajemen Untuk
Mengevaluasi Risiko Kecurangan
1. Mengidentifikasi dan Mengukur
Risiko Kecurangan
2. Mengurangi Risiko Kecurangan
3. Memantau Program dan Pengendalian
Pencegahan Kecurangan
Pengawasan Oleh Komite Audit
Komite audit mengemban tanggung jawab utama mengawasi pelaporan
keuangan serta proses pengendalian internal organisasi. Dalam memenuhi
tanggung jawab ini, komite audit memperhitungkan potensi diabaikannya
pengendalian internal oleh manajemen serta mengawasi proses penilaian
risiko kecurangan oleh manajemen, dan program serta pengendalian
antikecurangan. Komite audit juga membantu menciptakan “tone at
the top” yang efektif tentang pentingnya kejujuran dan perilaku etis
dengan mendukung toleransi nol manajemen terhadap kecurangan.
11.5 Mengembangkan respons terhadap
risiko kecurangan yang teridentifikasi
MERESPONS RISIKO KECURANGAN
Respon auditor terhadap risiko kecurangan
meliputi hal-hal berikut :
1. Mengubah pelaksanaan prosedur audit
secalah keseluruhan.
2. Merancang dan melaksanakan prosedur audit
untuk merancang risiko kecurangan
3. Merancang dan melaksanakan prosedur
untuk menangani pengabaian pengendalian
oleh manajemen
Memutakhirkan Proses Penilaian
Risiko
Adapun beberapa hal yang harus diwaspadai oleh
auditor dalam melakukan proses audit antara lain:
• Perbedaan dalam catatan akuntansi
• Bukti audit yang bertentangan atau hilang
• Hubungan yang serba salah atau tidak biasa antara
auditor dan manajemen
• Hasil dari prosedur substantif atau prosedur analitis
pada tahap review akhir yang mengindikasikan risiko
kecurangan yang sebelumnya tidak diketahui
• Jawaban yang tidak jelas atau tidak masuk akal atas
pertanyaan yang diajukan selama audit atau yang
menghasilkan bukti yang tidak konsisten dengan
informasi lainnya
11.6 Mengenali bidang-bidang risiko kecurangan
khusus dan mengembangkan prosedur untuk
mendeteksi kecurangan
BIDANG-BIDANG RISIKO
KECURANGAN YANG SPESIFIK
A. Risiko Kecurangan dalam Pendapatan dan
Piutang Usaha
1. Risiko Pelaporan Keuangan Yang Curang Atas
Pendapatan
Dalam manipulasi pendapatan, ada tiga jenis
utama manipulasi pendapatan yaitu :
• Pendapatan fiktif
• Pengakuan pendapatan prematur
• Manipulasi atas penyesuaian pedapatan
Tanda-Tanda Peringatan Kecurangan
Pendapatan

1. Prosedur analitis
2. Perbedaan dokumenter
3. Penyalahgunaan penerimaan yang melibatkan
pendapatan
4. Kelalaian mencatat penjualan
5. Pencurian penerimaan kas setelah
penjualan dicatat
Tanda-tanda Peringatan atas
Penyalahgunaan Pendapatan dan
Penerimaan Kas
Pencurian penjualan dan penerimaan kas
terkait yang nilainya relatif kecil dapat dicegah
dan dideteksi dengan baik oleh pengendalian
internal yang dirancang untuk meminimalkan
kesempatan melakukan kecurangan.
B.Risiko Kecurangan Persediaan

1. Risiko pelaporan keuangan yang curang


untuk persediaan
2. Tanda-tanda peringatan kecurangan
persediaan
3. Prosedur analitis
Risiko Kecurangan dalam Pembelian
dan Utang Usaha

1. Risiko pelaporan keuangan yang curang


untuk utang usaha
2. Penyalahgunaan dalam siklus akuisis dan
pembayaran
Bidang-bidang risiko kecurangan
lainnya
1. Aset tetap
2. Beban penggajian
11.7 Memahami teknik-teknik wawancara dan
aktivitas lainnya setelah dicurigai ada
kecurangan
TANGGUNG JAWAB BILA DICURUGAI
ADA KECURANGAN
Merespons Salah Saji yang Mungkin Ditimbulkan oleh
Kecurangan
1. Penggunaan pengajuan pertanyaan
2. Kategori pengajuan pertanyaan
3. Mengevaluasi respons atas pengajuan pertanyaan
4. Teknik menyimak
5. Mengamati petunjuk perilaku
6. Tanggung jawab lain apabila dicuragai ada kecurangan
7. Analisis perangkat lunak audit
8. Pengujian substantif yang diperluas
9. Implikasi audit lainnya

Anda mungkin juga menyukai