Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muchammad Ridlo Marzuqi

Nim : 2062131
Kelas : Akuntansi A3 2020

Resume Materi

Risiko Kecurangan Dalam Pelaporan Keuangan

Kecurangan adalah salah saji laporan keuangan yang disengaja. Kecurangan pelaporan keuangan
terdiri dari 2 kategori yaitu :

1. Pelaporan Keuangan Yang Curang : salah saji atau pengabaian jumlah atau
pengungkapan yang disengaja dengan maksud menipu para pemakai laporan keuangan.
Kebanyakan dalam kasusnya, pelaporan keuangan yang curang melibatkan upaya
melebih sajikan laba atau dengan melebih sajikan asset dan laba atau dengan
mengabaikan kewajiban, beban perusahaan juga merendah sajikan laba.
2. Penyalahgunaan Aset : kecurangan yang melibatkan pencurian asset entitas. Istilah
penyalah gunaan atau misapropriasi asset biasanya digunakan untuk mengacu pada
pencurian yang melibatkan pegawai dan orang lain pada organisasi.
 Kondisi – kondisi Penyebab Kecurangan
Terdapat 3 kondisi kecurangan yang berasal dari pelaporan keuangan yang curang dan
penayalahgunaan aset diuraikan dalam SAS 99 (AU 316) :
1. Insentif (Tekanan).
2. Kesempatan..
3. Sikap (Rasionalisasi).
 Factor Risiko Untuk Pelaporan Keuangan yang Curang
a. Insentif (Tekanan). Insentif yang umum bagi perusahaan untuk memanipulasi laporan
keuangan adalah menurunnya prospek keuangan perusahaan. Dalam beberapa kasus,
manajemen akan memanipulasi laba hanya demi menjaga reputasinya.
b. Kesempatan. Perputaran personil akuntans atau kelemahan lain dalam informasi dapat
menciptakan kesempatan terjadinya salah saji. Banyak kasus pelaporan keuangan yang
curang disebabkan oleh tidak efektifnya pengawasan komite audit dan dewan atas
pelaporan keuangan.
c. Sikap/Rasionalisasi. Sikap manajemen puncak terhadap pelaporan keuangan merupakan
factor risiko yang sangat penting dalam menilai kemungkinan laporan keuangan yang
curang. Karakter manajemn atau serangkaian nilai-nilai etis mungkin mempermudah
analisis merasionalisasi tndakan yang curang.
 Factor Risiko untuk Penyalahgunaan Aset
a. Insentif. Tekanan keuangan menjadi pendorong atau intensif yang umum bagi
pegawai yang menyalahgunakan aset. Dalam kasus lainnya, pengawai yang tidak
puas mungkin mencuri karena merasa berhak atau bentuk serangan terhadap atasan
mereka.
b. Kesempatan. Pengendalian internal yang lemah akan menciptakan kesempatan untuk
mencuri. Pemisahan tugas yang tidak memadai merupakan lampu hijau bagi pegawai
untuk mencuri.
c. Sikap/Rasionalisasi. Sikap manajemen terhadap pengendalian dan perilaku etis dapat
membuat pegawai serta manajer merasionalisasi pencurian aset.
 Menilaia Risiko Kecurangan

Standar auditing memberikan pedoman bagi auditor dalam menilai risiko kecurangan yakni :

1. Skeptisme Profesional. Dalam melaksanakan skeptisme professional, auditor


tidak mengasumsikan bahwa manajemen tidak jujur juga tidak mengasumsikan
kejujuran absolut.
2. Pikirn Yang Selalu Mempertanyakan. Selama tahap perencanaan audit untuk
setiap audit , tim yang menerima penugasan harus membahsa perlunya
mempertahankan pikiran yang selalu mempertanyakan selama audit berlangsung
untuk mengidentifikasi risiko.
3. Evaluasi Kritis atas Bukti Audit. Auditor harus mengevaluasi alasan terjadinya
salah saji, menentukan apakah tidak disengaja atau termasuk kecurangan, serta
mempertimbangkan apakah mungkin sudah terjadi salah saji lainnya.
 Sumber Informasi Untuk Menilai Risiko Kecurangan
Dalam melakukan penialain risiko kecurangan, auditor haruslah memiliki sumber
informasi untuk memasitkan bahwa benar tidaknya ada sebuah kecurangan yang terjadi,
sehingga untuk mendapatkan sumber informasi didapatkan dari :
a. Komunikasi di antara Tim Audit.
b. Pengajuan Pertanyaan Kepada Manajemen
c. Factor-Faktor Lain
d. Prosedur Analitis
e. Informasi Lain
 Mengawasi Tata Kelola Korporasi Untuk Mengurangi Risiko Kecurangan
Pedoman yang dikembangkan oleh AICPA mengidentifikasi 3 unsur untuk mencegah,
menghalangi dan mendeteksi kecurangan :
1. Budaya jujur dan etika yang tinggi
2. Tanggung jawab manajemen untuk mengevaluasi risiko kecurangan
3. Pengawasan oleh komite audit
 Merespon Risiko Kecurangan
Apabila risiko salah saji materil akibat kecurangan sudah teridentifikasi., auditor harus
membahas temuan tersebut dengan manajemen dan meminta pandangan manajemen
mengenai hal tersebut. Kemudian auditor mempertimbangkan apakah program serta
pengendalian anti kecurangan seperti apa yang dapat mengurangi risiko salah saji materil.
Respon auditor terhadap risiko kecurangan meliputi :
1. Mengubah pelaksanaan audit secara keseluruhan.
2. Merancang dan melaksanakan prosedur untuk menangani risiko kecurangan
3. Merancang dan melaksanakan prosedur untuk menangani pengabaian pengendalian
oleh manajemen.
 Bidang-Bidang Risiko Kecurangan Yang Spesifik
Adanya pengetahuan tentang tanda-tanda peringatan serta teknik pendeteksian
kecurangan lainnya akan meningkatakan kemungkinan auditor dapat mengidentifikasi
salah saji akibat kecurangan, berikut ini bidang-bidang risiko kecurangan yang spesifik
antara lain :
1. Risiko Kecurangan dalam Pendapatn Usaha.
2. Risiko Kecurangan Persediaan.
3. Risiko Kecurangan dalam Pembelian dan Utang Usaha
4. Bidang-Bidang Risiko Lainnya.

Anda mungkin juga menyukai