PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Skandal kecurangan dalam pelaporan keuangan diawal abad ke-21 telah membuka mata
dunia tentang betapa besarnya kerugian yang diderita para investor yang selama ini
mengandalkan keputasan yang diambil berdasarkan informasi dalam laporan keuangan auditan.
Hal ini mendorong profesi pengauditan untuk meninjau ulang berbagai standard dan ketentuan
yang dipandang sudah tidak memadai. Sebenarnya kecurangan semacam itu sudah sering terjadi
jauh sebelumnya.
Pada pembahasan kali ini akan dibahas tanggung jawab auditor untuk menilai resiko
kecurangan dan mendeteksi kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan dan
menggambarkan daerah-daerah yang rentan terhadap kecurangan. Akan diuraikan pula
pengendalian untuk mencegah kecurangan, serta prosedur audit untuk mendeteksi kecurangan.
2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan kecurangan dan apa perbedaan antara kecurangan
pelaporan keuangan dengan penyalahgunaan aset ?
2. Apa yang dimaksud dengan “segitiga kecurangan” ?
3. Apa saja yang menjadi tanggung jawab auditor ?
4. Mana saja yang termasuk area-area kecurangan spesifik ?
1) Insentif/Tekanan : Manajemen dan karyawan lain mendapat insentif atau tekanan untuk
melakukan kecurangan.
2) Peluang : Keadaan yang memberi peluang atau kesempatan bagi manajemen atau
karyawan untuk melakukan kecurangan.
3) Perilaku/Pembenaran : Suatu perilaku atau karakter atau seperangkat nilai etis yang ada
yang mengijinkan manajemen atau karyawan untk melakukan tindakan yang tidak jujur
atau mereka berada dalam lingkungan yang cukup memberi tekanan yang menyebabkan
mereka membenarkan tindakan yang tidak jujur.
Dokumentasi
Akun – akun pendapatan dan piutang usaha yang bersangkutan serta kas sangat rentan
dengan pencurian dan manipulasi. Karena penjualan seringkali dilakukan secara tunai
atau segera bisa dikonversi ke kas.
Persediaan rentan terhadap manipulasi oleh manajemen karena merupakan salah satu akun
yang terbesar, hal ini dikarenakan manajemen ingin mencapai suatu tujuan tertentu.
Pelaporan kurang saji utang usaha mengakibatkan pembelian dan harga pokok menjadi lebih
rendah dan laba bersih menjadi lebih tinggi.
Aset tetap
Kecurangan yang mungkin dilakukan untuk meningkatkan nilai aset tetap adalah dengan
memasukan beban reparasi dan beban operasi lainya saat kapitalisasi aset tetap. Beberapa aset
yang portable bisa jadi dicuri, untuk mengurangi kemungkinan ini bisa dengan melindungi
secara fisik atau memberikan label permanen dan memeriksanya secara periodik.
Beban gaji
Perusahaan bisa melaporkan persediaan dan laba dengan jumlah yang lebih tinggi dengan cara
menambahkan beban gaji pada persediaan.
Dua area kecurangan yang sering dijumpai adalah dengan menciptakan karyawan fiktif dan
menggelembungkan jam kerja, dua hal ini dapat dicegah dengan memisahkan bagian
sumberdaya manusia dengan fungsi penggajian serta menggunakan mesin pencatat jam kerja
atau pemberian persetujuan atas jam kerja.
BAB III
kecurangan adalah semua ketidakjujran yang disengaja untuk merampas milik atau hak
orang atau pihak lain. Dalam konteks pengeditan laporan keuangan, kecurangan
didefinisikan sebagai pelaporan keuangan yang disengaja mengandung kesalahan
penyajian.
Tiga kondisi yang menyebabkan terjadinya pelaporan keuangan yang mengandung
kecurangn dan dan perilaku tidak semestinya terhadap aset yaitu : Insentif /tekanan,
Peluang, Perilaku/pembenaran.
Standar audit (SA 240) memberi pedoman bagi auditor untuk menilai resiko kecurangan.
Auditor harus menjaga tingkat skeptisisme profesional ketika ia mempertimbangkan
sejumlah informasi, termasuk faktor-faktor resiko kecurangan, untuk mengidentifikasi
dan merespon resiko kecurangan.
Risiko kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan teridentifikasi,
auditor pertama-tama harus mendiskusikan temuan tersebut dengan manajemen dan
meminta pandangan manajemen tentang potensi kecurangan dan adanya rancangan
pengendalian untuk mencegah dan mendeteksi kesalahan penyajian material.
Auditor harus mengealuasi apakah prosedur analitis yang dilaksanakan berdekatan
dengan akhir audit, ketika membentuk kesimpulan secara keseluruhan.
Tergantung bidang usaha klien, sejumlah akun tertentu rentan terhadap manipulasi dan
kecurangan, tanda – tanda akan adanya kecurangan dapat diidentifikasi dengan teknik
serta senantiasa memperhatikan adanya tanda kecurangan ini.
Al. Haryono Jusup, 2014, “Auditing Edisi II (Pengauditan Berbasis ISA), Yogyakarta, Bagian
Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.