Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Skandal kecurangan dalam pelaporan keuangan diawal abad ke-21 telah membuka mata
dunia tentang betapa besarnya kerugian yang diderita para investor yang selama ini
mengandalkan keputasan yang diambil berdasarkan informasi dalam laporan keuangan auditan.
Hal ini mendorong profesi pengauditan untuk meninjau ulang berbagai standard dan ketentuan
yang dipandang sudah tidak memadai. Sebenarnya kecurangan semacam itu sudah sering terjadi
jauh sebelumnya.
Pada pembahasan kali ini akan dibahas tanggung jawab auditor untuk menilai resiko
kecurangan dan mendeteksi kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan dan
menggambarkan daerah-daerah yang rentan terhadap kecurangan. Akan diuraikan pula
pengendalian untuk mencegah kecurangan, serta prosedur audit untuk mendeteksi kecurangan.

2. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan kecurangan dan apa perbedaan antara kecurangan
pelaporan keuangan dengan penyalahgunaan aset ?
2. Apa yang dimaksud dengan “segitiga kecurangan” ?
3. Apa saja yang menjadi tanggung jawab auditor ?
4. Mana saja yang termasuk area-area kecurangan spesifik ?

3. TUJUAN PERUMUSAN MASALAH

1. Untuk dapat merumuskan kecurangan dan membedakan antara kecurangan pelaporan


keuangan dengan penyalahgunaan aset.
2. Untuk dapat menjelaskan arti “segitiga kecurangan” dan mengidentifikasi kondisi-
kondisi kecurangan.
3. Untuk memahami tanggung jawab auditor untuk menilai resiko kecurangan dan
mendeteksi kesalahan-penyajian material yang disebabkan kecurangan.
4. Untuk mengenal area-area kecurangan spesifik dan mengembangkan prosedur-
prosedur untuk mendeteksi kecurangan.

SIM – Pengantar Sistem Informasi Manajemen Page 1


BAB II
PEMBAHASAN

I. JENIS – JENIS KECURANGAN


Dalam arti luas, kecurangan adalah semua ketidakjujran yang disengaja untuk merampas
milik atau hak orang atau pihak lain. Dalam konteks pengeditan laporan keuangan,
kecurangan didefinisikan sebagai pelaporan keuangan yang disengaja mengandung kesalahan
penyajian. Sebagaimana telah disinggung pada BAB 4 ketika membahas tanggung jawab
auditor dalam mendeteksi kesalahan penyajian material, ada dua jenis kecurangan yang
utama, yaitu: pelaporan keuangan yang mengandung kecurangan dan perlakuan tidak
semestinya terhadap asset.

 Pelaporan Keuangan Yang Mengandung Kurangan


Pelaporan Keuangan Yang Mengandung Kecurangan adalah suatu kesalahan
penyajian atau penghilangan suatu jumlah atau pengungkapan secara disengaja dengan
tujuan untuk menipu pengguna laporan keuangan. Dalam banyak kasus, kebanyakan
berupa laporan kesalahan penyajian jumlah secara sengaja, dibandingkan dengan
kesalahan dalam pengungkapan. Sebagai contoh WorldCom mengkapitalisasi sebagai
aset tetap dalam jumlah milyaran dollar, yang seharusnya dilaporkan sebagai beban.
Pada entitas privat, hal semacam ini dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi
pajak penghasilan. Entitas bisa juga secara sengaja melaporkan laba dengan jumlah lebih
rendah ketika laba tinggi sebagai cadangan laba atau “cookie jar reserves” yang bisa
digunakan unytuk menaikan laba pada periode yang akan datang. Praktik semacam itu
sering disebut sebagai peralatan laba dan manajemen laba. Manajemen Laba adalah
tindakan yang dilakukan sengaja oleh manajemen untuk memenuhi tujuan laba. Peralatan
Laba adalah suatu bentuk manajemen laba yang dilakukan dengan cara menggeser
periode pendapatan dn beban untuk mengurangi terjadinya fluktuasi dalam laba.

 Perlakuan Tidak Semestinya Terhadap Aset


Perlakuan tidak semestinyan terhadap aset adalah kecurangan yang menyangkut
pencurian aset entitas. Dalam banyak kasus, tapi tidak selalu, jumlah yang terlibat
tidaklah material terhadap laporan keuangan. Namun demikian, pencurian aset entitas
seringkali memprihatinkan manajemen walaupun jumlahnya kecil tidak material, karena
pencurian yang berjumlah kecil bisa dengan mudah berkembang menjadi besar sepanjang
waktu.
Istilah perlakuan tidak semestinya terhadap aset pada umunya digunakan untuk
pencarian yang melibatkan pegawai dan pihak internal lain dalam entitas. Menurut

SIM – Pengantar Sistem Informasi Manajemen Page 2


perkiraan Association of Certified Examiners, di Amerika Serikat rata-rata perusahaan
menderita rugi 5 persen dari pendapatanya sebagai akibat kecurangan, meskipun juga dari
kecurangan ini melibatkan pihak eksternal, seperti misalnya pencurian oleh konsumen
atau penipuan oleh pemasok.
Perilaku tidak semestinya terhadap aset biasanya dilakukan pada tingkat hirarki
organisasi yang lebih rendah. Karena manajemen memiliki otoritas dan pengendalian
yang lebih besar terhadap aset entitas, penggelapan yang melibatkan manajemen puncak
bisa mencakup jumlah yang signifikan. Salah satu cotoh ekstrim adalah mantan CEO
Tyco International mendapat sanksi dari SEC karena pencurian aset yang dilakukanya
sebesar lebih dari 100 juta dollar

II. KONDISI – KONDISI PENYEBAB KECURANGAN


Menurut standar audit, ada tiga kondisi yang menyebabkan terjadinya pelaporan keuangan
yang mengandung kecurangn dan dan perilaku tidak semestinya terhadap aset.

1) Insentif/Tekanan : Manajemen dan karyawan lain mendapat insentif atau tekanan untuk
melakukan kecurangan.
2) Peluang : Keadaan yang memberi peluang atau kesempatan bagi manajemen atau
karyawan untuk melakukan kecurangan.
3) Perilaku/Pembenaran : Suatu perilaku atau karakter atau seperangkat nilai etis yang ada
yang mengijinkan manajemen atau karyawan untk melakukan tindakan yang tidak jujur
atau mereka berada dalam lingkungan yang cukup memberi tekanan yang menyebabkan
mereka membenarkan tindakan yang tidak jujur.

SIM – Pengantar Sistem Informasi Manajemen Page 3


Tabel diatas memberi contoh faktor-faktor resiko audit untuk setiap kondisi penyebab
kecurangan untuk pelaporan keuangan yang mengandung kecurangan. Dalam segitiga
kecurangan, pelaporan keuangan yang mengandung kecurangan dan perilaku tidak semestinya
terhadap aset sama-sama dipengaruhi oleh ketiga kondisi diatas akan tetapi faktor resikonya
berbeda.

Faktor-Faktor Risiko Untuk Pelaporan Keuangan Yang Mengandung Kecurangan

Tiga Kondisi Kecurangan


Insentif / Tekanan Peluang Perilaku / Pembenaran
Manajemen atau karyawan Keadaan menciptakan suatu Suatu perilaku, karakter, atau
yang lain memiliki insentif peluang bagi manajemen atau ada perangkat nilai etis yang
atau tekanan untuk karyawan untuk memungkinkan manajemen
memperlakukan aset tidak memperlakukan aset tidak atau karyawan dengan
semestinya semestisnya sengaja melakukan perbuatan
tidak jujur, atau mereka
berada dalam lingkungan
yang memberi cukup tekanan
yang menyebabkan mereka
membenarkan tindakan tidak
jujur

III. MENILAI RESIKO KECURANGAN


Standar audit (SA 240) memberi pedoman bagi auditor untuk menilai resiko kecurangan.
Auditor harus menjaga tingkat skeptisisme profesional ketika ia mempertimbangkan sejumlah
informasi, termasuk faktor-faktor resiko kecurangan, untuk mengidentifikasi dan merespon
resiko kecurangan.
 Skeptisisme Profesional
Berdasarkan SA 200, auditor harus mempertahankan skeptisisme profesional sepanjang
audit, menyadari kemungkinan bahwa kesalahan penyajian material yang diakibatkan
oleh kecurangan dapat terjadi, walaupun pengalaman masa lalu auditor menunjukkan
adanya kejujuran dan integritas manajemen entitas dan pihak yang bertanggung jawab
atas tata kelola.
Untuk mempertahankan skeptisisme profesional diperlukan pengajuan pertanyaan secara
berkelanjutan tentang apakah informasi dan bukti audit yang telah diperoleh memberi
petunjuk bahwa kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan ungkin
terjadi. Hal tersebut meliputi mempertimbangkan keandalan informasi yang akan

SIM – Pengantar Sistem Informasi Manajemen Page 4


digunakan sebagai bukti audit dan pengendalian atas penyiapan dan pemeliharaannya,
jika relevan.
 Sumber Informasi Untuk Menilai Resiko Kecurangan
Ada lima sumber informasi untuk menilai resiko kecurangan yaitu :
a) Pembahasan diantara tim perikatan (tim audit)
Mendiskusikan kerentanan adanya kesalahan penyajian material yang diakibatkan
oleh kecurangan dalam laporan keuangan entitas dengan tim perikatan :
- Memberikan kesempatan bagi anggota tim perikatan yang lebih
berpengalaman untuk berbagi wawasan mereka tentang bagaimana dan diarea
mana laporan keuangan mungkin rentan terjadi kesalahan penyajian material
yang diakibatkan oleh kecurangan.
- Memungkinkan auditor untuk mempertimbangkan respon yang tepat terhadap
kerentanan tersebut dan untuk menentukan anggota tim perikatan yang akan
melaksanakan prosedur audit tertentu.
- Memperkenankan auditor untuk menentukan bagaimana hasil prosedur audit
akan dibagi diantara tim perikatan dan bagaimana merespon dugaan
kecurangan yang mungkin menjadi perhatian auditor.
b) Meminta keterangan dari manajemen
Standar audit (SA 240.17) mewajibkan auditor untuk meminta keterangan secara
khusus tentang kecurangan pada setiap audit, yang meliputi :
- Penilaian manajemen tentang resiko bahwa kemungkinan terjadi kesalahan
penyajian material dalam laporan keuanganyang diakibatkan oleh kecurangan,
termasuk sifat, saat, luas dan frekuensi dari penilaian resiko tersebut.
- Proses yang dilakukan oleh manajemen untuk entitas.
- Komunikasi manajemen, jika ada, kepada pihak yang bertanggung jawab atas
tata kelola tentang proses untuk mengidentifikasi dan merespon resiko
kecurangan dalam entitas.
- Komunikasi manajemen, jika ada, kepada karyawan tentang pandangan
manajemen terhadap praktik bisnis dan perilaku etika.
c) Meminta keterangan dari pihak – pihak lain dalam entitas
Beberapa contoh pihak-pihak lain dalam entitas yang dapat dimintai keterangan
secara langsung oleh auditor mengenai keberadaan atau adanya dugaan
kecurangan mencakup :
- Personel operasi yang tidak terlibat secara langsung dalam proses pelaporan
keuangan.
- Karyawan dengan tingkat wewenang yang berbeda.

SIM – Pengantar Sistem Informasi Manajemen Page 5


- Karyawan yang terlibat dalam inisiasi, pemrosesan atau pencatatan transaksi
yang rumit atau tidak biasa dan pihak yang mengawasi atau memantau
karyawan tersebut.
- Penasihat hukum internal entitas
- Direktur etika dan pihak yang setara
- Pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam menghadapi dugaan kecurangan
d) Meminta keterangan dari auditor internal
SA 315 dan SA 610 menetapkan ketentuan dan menyediakan panduan dalam
mengaudit entitas-entitas yang memiliki fungsi audit internal. Dalam
melaksanakan ketentuan tersebut, dalam konteks kecurangan, auditor dapat
meminta keterangan tentang aktivitas spesifik audit internal yang mencakup,
sebagai contoh :
- Prosedur yang dilakukan, jika ada, oleh auditor internal sepanjang tahun untuk
mendeteksi kecurangan.
- Apakah manajemen telah merespon secara memuaskan atas temuan-temuan
dari prosedur tersebut.
e) Informasi lain
Auditor harus mempertimbangkan apakah informasi lain yang diperoleh auditor
mengindikasikan adanya resiko kesalahan penyajian material yang diakibat oleh
kecurangan.

IV. MERESPON RESIKO KECURANGAN


Apabila risiko kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan
teridentifikasi, auditor pertama-tama harus mendiskusikan temuan tersebut dengan
manajemen dan meminta pandangan manajemen tentang potensi kecurangan dan adanya
rancangan pengendalian untuk mencegah dan mendeteksi kesalahan penyajian material.
Respons auditor terhadap risiko keuangan meliputi hal-hal berikut :
1) Menentukan respons keseluruhan
2) Merancang dan melaksanakan prosedur audit yang responsif terhadap penilaian risiko
kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan
3) Merancang dan melaksanakan prosedur audit yang responsif terhadap risiko yang
terkait dengan pengabaian pengendalian oleh manajemen
 Menentukan Respons Keseluruhan
Dalam menentukan respons keseluruhan untuk menanggapi hasil penilaian risiko
kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan pada tingkat laporan
keuangan, auditor dapat memilih di antara respons-respons berikut :

SIM – Pengantar Sistem Informasi Manajemen Page 6


a) Apabila risiko kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan
meningkat, auditor harus menguasai dan mengawasi personel dengan
mempertimbangkan pengetahuan, keahlian dan kemempuan individual mereka
untuk diberi tanggungjawab perikatan signifikan dan penilaian auditor atas risiko
kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan untuk perikatan
tersebut.
b) Pelaku kecurangan seringkali individu yang mengerti tentang prosedur audit. Oleh
karena itu standar audit mengharuskan auditor untuk memasukkan unsur tidak
dapat diprediksi dalam pemilihan sifat, saat, dan luas prosedur audit yang akan
dilakukan merupakan hal penting karena individu individu dalam entitas yang
terbiasa dengan prosedur audit yang umumnya dilakukan dalam suatu perikatan
mungkin lebih dapat menyembunyikan pelaporan keuangan yang mengandung
kecurangan. Sebagai contoh, hal ini dapat diperoleh dari :
 Melaksanakan prosedur substantif terhadap saldo akun dan sersi-asersi yang tidak
terpilih untuk dilakukan pengujian berdasarkan materialitas atau resiko.
 Melakukan perubahan waktu pelaksanaan prosedur audit dari yang diperkirakan.
 Menggunakan metoda sampling yang berbeda.
 Melakukan prosedur audit di lokasi yang berbeda atau pada lokasi yang tidak
diberitahukan sebelumnya.

 Merancang Dan Melaksanakan Prosedur Audit Yang Responsi Terhadap Penilaian


Risiko Kesalahan Penyajian Material Yang Diakibatkan Oleh Kecurangan Pada
Tingkat Asersi
Respons auditor terhadap hasil penilaian risiko terhadap kesalahan [enyajian material yang
diakibatkan oleh kecurangan pda tingkar asersi mencakup perubahan sifat, saat, dan luas
prosedur dalam beberapa cara di bawah ini :
- Sifat prosedur audit yang dilakukan mungkin membutuhkan perubahan dalam
memperoleh bukti audit yang lebih dapat diandalkan dan relean atau untuk
memperoleh informasi tambahan yang dapat menguatkan.
- Waktu pelaksanaan prosedur substantif mungkin perlu dimodifikasi.
- Luasnya prosedur yang diterapkan mencerminkan penilaian risiko kesalahan
penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan.
Auditor dapat mengidentifikasi kesalahan penyajian material karena kecurangan yang
berdampak pada beberapa akun dan asersi, hal ini mencakup penilaian aset, estimasi yang
terkait dengan transaksi spesifik seperti akuisisi, restrukturisasi, atau pelepasan segmen
bisnis), dan kewajiban akrual lainnya (seperti pensiun dan kewajiban imbalan pasca kerja
lainnya, atau liabilitas pemulihan lingkungan). Risiko ini juga dapat berkaitan dengan
perubahan signifikan dalam asumsi yang berkaitan dengan estimasi yang sudah ada.

SIM – Pengantar Sistem Informasi Manajemen Page 7


 Merancang Dan Melaksanakan Prosedur Audit Yang Responsif Terhadap Risiko
Yang Terkait Dengan Pengabaian Pengendalian Oleh Manajemen
Risiko manajemen melakukan pengabaian pengendalian ada hampir pada setiap audit.
Manajemen berada pada posisi yang unik untuk melakukan kecurangan karena
kemampuan manajemen untuk memanipulasi catatan akuntansi dan menyusun laporan
keuangan yang mengandung kecurangan melalui pengabaian pengendalaian yang
seharusnya berjalan secara efektif.
Ada tiga prosedur yang harus dilakukan pada setiap audit seperti diuraikan dibawah ini.
1) Menguji ketepatan entri jurnal yang tercatat dalam buku besar dan penyesuaian lain
yang dibuat dalam penyusunan laporan keuangan.
Dalam merancang dan melaksanakan prosedur audit untuk pengujian tersebut auditor
harus :
a) Mewawancarai individu yang terlibat dalam proses pelaporan keuangan
mengenai aktiitas yang tidak semestinya atau tidak biasa yang terkait dengan
pemrosesan entri jurnal dan penyesuaian lain.
b) Memilih entri jurnal dan penyesuaian lain yang dibuat pda akhir periode
pelaporan.
c) Mempertimbangkan apakah perlu dilakukan pengujian terhadap entri jurnal
dan penyesuaian lain sepanjang periode laporan keuangan.
Ketika melakukan pengidentifikasian dan pemilihan entri jurnal dan penyesuaian laiin
untuk menguji dan menentukan metode yang tepat atas pengujian pendukung yang
mendaasar entri yang dipilih, hal-hal berikut ini relevan :
o Penilaian risiko kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh
kecurangan.
o Pengendalian yang telah di implementasikan terhadap entri jurnal dan
penyesuaian lainnya.
o Proses pelaporan keuangan entitas dan sifat bukti yang dapat diperoleh
o Karakteristik entri jurnal dan penyesuaian lainnya yang mengandung
kecurangan
o Sifat dan kopleksitaas akun
o Entri jurnal atau penyesuaian yang launnya yang diproses di luar
kegiatan bisnis normal.
2) Menelaah estimasi akuntansi untuk menemukan hal bias dan mengevaluasi apakah
kondisi yang menyebabkan dal bias tersebut, merupakan kesalahan penyajian material
yang diakibatkan kecurangan
Dalam melaksanakan penelaahan tersebut auditor harus :
a) Mengevaluasi apakah pertimbangan dan keputusan yang dibuat oleh
manajemen dalam memasukkan estimasi akuntansi tersebut dalam laporan

SIM – Pengantar Sistem Informasi Manajemen Page 8


keuangan, meskipun jika estimasi tersebut dalam laporan keuangan, meskipun
jika estimasi akuntansi tersbut masuk akal secara indibidu, mengindikasikan
suatu hal bias yang mungkin terjadi pada manajemen entitas yang mungkin
merupakan kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan.
Jika demikian, auditor harus mengealuasi kembali estimasi akuntansi secara
keseluruhan.
b) Melakukan penelaahan retrospektif atas pertimbangan dan asumsi manajemen
yan terkait dengan estimasi akuntansi siginfikan yang tercermin dalam laporan
keuangan tahun lalu.
3) Mengealuasi dasar bisnis untuk transaksi signifikan yang tidak biasa
Indikator yang dapat menunjukkan adanya transaksi signifikan diluar kegiatan normal
entitas, atau yang nampaknya tidak biasa, yang mungkin telah dilakukan dengan
tujuan untuk melakukan pelaporan keuangan mengandung kecurangan atau untuk
meneymbunyikan penyalahgunaan aset, mencakup :
 Bentuk transaksi yang terlihat kompleks
 Manajemen belum mendiskusikan sifat dari dan perlakuan untuk transaksi
tersebut dengan pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola entitas, dan tidak
terdapat pendokumentasian yang memadai.
 Manajemen lebih menekankan pada kebutuhan perlakuan akuntansi tertentu
daripada substansi ekonomi yang mendasari transaksi tersebut
 Transaksi yang melibatkan pihak berelasi yang tidak dikonsolidasi, termasuk
entitas bertujuan khusus, belum ditelaah atau disetujui secara tepat oleh pihak
yang bertanggungjawab atas tata kelola entitas
 Transaksi yang melibatkan pihak berelasi yang tidak teridentifikasi
sebelumnya atau pihak yang tidak memiliki substansi atau kekuatan keuangan
untuk mendukung transaksi tersebut tanpa bantuan dari entitas yang sedang
diaudit.

V. MEMUTAHIRKAN PROSES PENILAIAN RESIKO


Auditor harus mengealuasi apakah prosedur analitis yang dilaksanakan berdekatan
dengan akhir audit, ketika membentuk kesimpulan secara keseluruhan tentang apakah laporan
keuangan konsisten dengan pemahaman auditor ata entitas, mengindikasina risiko kesalahan
penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan yang tidaj disadari sebelumnya
penentuan kecenderungan tertentu dan keterkaitannya dapat mengindikasikan kesalahan
penyajian meterial yang diakibatkan oleh kecurangan ,memerlukan pertimbangan profesional.
Hubungan yang tidak biasa terkait dengan pendapatan dan penhasilan khususnya pada akhir
tahun dalah relevan. Hal ini dapat mencakup, sebagai contoh penghasilan dalam jumleh besar

SIM – Pengantar Sistem Informasi Manajemen Page 9


yang tidak biasa yang dilaporkan dalam beberapa atau pendapatan yang tidak konsisten
dengan kecenderungan arus kas operasi.
 Auditor Tidak Dapat Melanjutkan Perikatan
Jika sebagai akibat kesalahan penyajian yang diakibatkan oleh kecurangan aau
dugaan kecurangan, auditor menghadapi keadaan luar biasa yang menyebabkan
kemampuan auditor untuk melanjutkan pelaksanaan audit dipertanyakan, maka auditor
harus :
a) Menentukan tanggungjawab profesional dan hukum yang dapat berlaku dalam
kondisi tersebut, termasuk apakah ada ketentuan bagi auditor untuk melapor
kepada individu yang membuat perjanjia audit atau, dalam beberapa kasus,
kepada badan pengatur.
b) Mempertimbangkan apakah sudah tepat menarik diri dari perikatan, jika
penarikan diri dimungkinkan oleh perundang-undangan yang berlaku, dan
c) Jika auditor menarik diri dari perikatan, auditor harus :
i. Membahas dengan tingkat manajemen yang tepat dn pihak yang
bertanggungjawab atas tata kelola tentang penarikan diri auditor dari
perikatan dan alasannya; dan
ii. Menentukan apakah ada ketentuan profesional atau kelompok individu yang
membuat perjanjian audit atau, dalam beberapa kasus, kepada badan
pengatur tentang penarikan diri auditor dari perikatan dan alasannya.
Dikarenakan beragamnya kondisi yang dapat timbul, tidak mungkin untuk
menjelaskan secara pasti kapan waktu yang tepat untuk menarik diri dari perikatan.
Faktor yang mempengaruhi kesimpulan auditor mencakup implikasi dari keterlibatan
anggota manajemen atau yang bertanggungjawab atas tata kelola (yang dapat
mempengaruhi keandalan representasi manajemen) dan dampak keberlanjutan hubungan
entitas bagi auditor.
 Representasi Tertulis
Dikarenakan sifat kecurangan dan kesulitan yang dihadapi oleh auditor dalam mendeteksi
kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan yang berasal dari kecurangan,
adalah penting bagi auditor untuk mendapatkan representasi tertulis dari manajemen dan,
jika relean, pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola, yang menyatakan bahwa
mereka telah mengungkapkan kepada auditor hal-hal sebagai berikut :
a) Hasil penilaian manajemen tentang risiko bahwa terdapat kesalahan penyajian
material dalam laporan keuangan yang diakibatkan oleh kecurangan, dan
b) Pengetahuan mereka tentang kecurangan yang aktual, diduga, atau dicurigai, yang
memengaruhi entitas.

SIM – Pengantar Sistem Informasi Manajemen Page 10


 Komunikasi Kepada Manajemen Dan Pihak Yang Bertanggungjawab Atas Tata
Kelola
Komunikasi kepada manajemen
Jika auditor telah mengidentifikasi adanya kecurangan atau telah memperoleh
informasi yang mengindikasikan kemungkinan adanya kecurangan, maka auditor harus
mengomunikasikan dengan segera hal tersebut kepada tingkat manajemen yang tepat,
dengan tujuan untuk menginformasikan kepada pihak yang memiliki tanggungjawab
utama untuk mencegah dan mendeteksi kecurangan tentang hal-hal yang ingin
disampaikan tersebut tidak berdampak (sebagai contoh, pencurian kecil yang dilakukan
oleh seorang karyawan tingkat rendah dalam organisasi entitas). Penentuan atas tingkatan
manajemen yang tepat merupakan pertimbangan profesional dan dipengaruhi oleh faktor-
faktor seperti kemungkinan kolusi serta sifat dan besaran kecurangan yang diduga. Pada
umumnya tingkatan manajemen yang tepat paling tidak adalah satu tingkat diatas indiidu
yang tampak nya terlibat dalam kecurangan yang diduga.

Komunikasi dengan pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola


Kecuali semua pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola terlibat dalam
pengelolaan entitas, dalam hal auditor telah mengidentifikasi atau menduga adanya
kecurangan yang melibatkan ;
a) Manajemen
b) Karyawan yang memiliki peran penting dalam pengendalian internal; atau
c) Karyawan lainnya yang bisa membuat kecurangan mungkin berdampak material
terhadap laporan keuangan.
Dalam kondisi luarbiasa, yaitu ketika auditor memiliki keraguan ats integritas atau
kejujuran manajemen atau pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola, auditor dapat
menganggap tepat untuk meminta advis hukum untuk membantunya dalam menentukan
tindakan yang tepat.

Komunikasi kepada badan pengatur dan penegak hukum


Jika auditor telah mengidentifikasi atau menduga adanya suatu kecurangan, maka
auditor harus menentukan apakah ada tanggungjawab auditor untuk melaporkan kejadian
atau dugaan tersebut kepada pihak di luar entitas. Meskipun tugas profesional auditor
untuk menjaga kerahasiaan informasi klien mungkin menghalangi pelaporan tersebut,
tanggungjawab hukum auditor dapat mengabaikan tugas menjaga kerahasiaan tersebut
dalam beberapa kondisi.

 Dokumentasi

SIM – Pengantar Sistem Informasi Manajemen Page 11


Standar audit SA 240. Para 44-47 mengatur tentang dokumentasi yang harus dilakukan
auditor sehubungan dengan kecurangan.
a) Berkaitan dengan pemahaman auditor atas entitas dan lingkungannya.
b) Berkaitan dengan respons auditor atas risiko
c) Berkaitan dengan pengomunikasian kecurangan

VI. AREA RESIKO KECURANGAN SPESIFIK


Tergantung bidang usaha klien, sejumlah akun tertentu rentan terhadap manipulasi dan
kecurangan, tanda – tanda akan adanya kecurangan dapat diidentifikasi dengan teknik serta
senantiasa memperhatikan adanya tanda kecurangan ini.

 Resiko Kecurangan Pendapatan Piutang Usaha

Akun – akun pendapatan dan piutang usaha yang bersangkutan serta kas sangat rentan
dengan pencurian dan manipulasi. Karena penjualan seringkali dilakukan secara tunai
atau segera bisa dikonversi ke kas.

 Pelaporan keuangan mengandung kecurangan untuk pendapatan


Standar audit secara khusus mewajibkan auditor untuk mengidentifikasi pengakuan
pendapatan sebagai resiko dari kebanyakan audit.
Sejumlah alasan membuat pendapatan menjadi rentan manipulasi karena pendapatan
hampir selalu merupakan akun terbesar dalam laporan laba rugi sehingga
presentasenya akan mempengaruhi kondisi laba perusahaan.

Tiga tipe utama manipulasi pendapatan :


a. Pendapatan fiktif
Bentuk kecurangan pendapatan yang paling banyak dijumpai adalah menciptakan
pendapatan fiktif yang bisa jadi melibatkan banyak pihak, contohnya kasus penerbitan
polis asuransi fiktif pada Equity Founding Corp. America (1964-1973).
b. Pengakuan pendapatan prematur
Merupakan pengakuan pendapatan sebelum saat pengakuan sebagaimana ditentukan
dalam standar akuntasi, hal ini dilakukan perusahaan untuk memenuhi tujuan
pencapaian laba atau memenuhi quota penjualan.
Bentuk paling sederhana dari pengakuan pendapatan prematur adalah penjualan yang
seharusnya diakui tahun depan dicatat pada tahun ini. Selain itu ada “bill and hold”
yakni pengakuan pendapatan sebelum suatu barang dikirimkan ke pelanggan – namun
bill and hold ini bisa jadi dianggap sah apabila telah sesuai dengan kesepakatan antara
perusahaan dengan pelanggan.
c. Manipulasi penyesuaian pendapatan
Perusuhaan bisa menyembunyikan retur penjualan dari auditor sehingga menaikan
penjualan bersih dan laba. Apabila barang yang dikembalikan dihitung dalam
persediaan fisik, maka pengembalian tersebut akan menaikan laba perusahaan.

 Tanda peringatan untuk kecurangan pendapatan

SIM – Pengantar Sistem Informasi Manajemen Page 12


Dua peringatan potensial yang menunjukan adanya potensi kecurangan :
a. Prosedur analitis
Prosedur analitis akan memberi peringatan tentang adanya kecurangan terutama
analisis presentase laba kotor dan kecepatan perputaran piutang usaha. Pendapatan
fiktif akan menaikan presentase laba kotor dan pengakuan pendapatan prematur
juga akan menaikan laba kotor apabila harga pokok penjualan yang bersangkutan
tidak diakui. Pendapatan fiktif juga menurunkan percepatan perputaran piutang
usaha, karena pendapatan fiktif juga akan dimasukan dalam piutang tak tertagih.
b. Ketidakcocokan dokumen
Transaksi fiktif seringkali tidak memiliki kelengkapan dokumen dengan tingkat
keabsahan yang sama dengan transaksi yang sah, misalnya adalah perjanjian
dengan nilai jutaan dolar hanya didukung dengan satu atau dua lembar kontrak
yang tidak dilengkapi dengan dokumen pendukung yang detail.

 Penggelapan penerimaan menyangkut pendapatan


Contoh tipikal dari penggelapan kas adalah dengan tidak mencatat penjualan atau
penyesuaian piutang usaha untuk menyembunyikan pencurian.
a. Tidak mencatat penjualan
Salah satu kecurangan yang paling sulit ditemukan adalah apabila penjualan tidak
dicatat dan penerimaan kas dari penjualan tersebut kemudian dicuri.
Kecurangan semacam ini akan lebih mudah dideteksi apabila barang dijual kepada
konsumen secara kredit.
b. Pencurian penerimaan kas setelah penjualan dicatat
Akan lebih sulit untuk menyembunyikan pencurian penerimaan kas setelah
penjualan dicatat. Salah satu dari tiga cara berikut akan dilakukan agar bagian
penagihan tidak mengetahui bahwa ada pembayaran pelanggan yang dicuri :
- Mencatat suatu returatau penguranngan harga penjualan,
- Menghapus akun pada pelanggan,
- Menerapkan pembayaran dari pembayaran yang satu ke akun pelanggan
yang lain (lapping),

 Tanda peringatan penggelapan pendapatan dan penerapan kas


Pencurian penjualan dan penerimaan kas relatif sedikit dan bisa dideteksi oleh
pengendalian internal yang dirancang untuk menimimumkan kesempatan kecurangan.

 Resiko Kecurangan Persediaan

Persediaan rentan terhadap manipulasi oleh manajemen karena merupakan salah satu akun
yang terbesar, hal ini dikarenakan manajemen ingin mencapai suatu tujuan tertentu.

 Resiko pelaporan keuangan mengandung kecurangan untuk persediaan


Standar audit mewajibkan auditor untuk memeriksa keberadaan fisik suatu persediaan yang
dalam pelaksanaanya pengujian audit dilakukan atas dasar sampel, dan tidak pada persediaan
di semua lokasi hal ini karena persediaan telah menjadi pusat dari sejumlah kasus besar
pelaporan keuangan yang mengandung kecurangan.
Dalam beberapa kasus yang melibatkan persediaan fiktif, auditor memberi informasi dimuka
kepada klien tentang lokasi persediaan yang akan diuji sehingga mudah bagi klien untuk
memindahkan barang ke lokasi yang akan diuji.
 Tanda peringatan untuk kecurangan persediaan
a. Prosedur analitis

SIM – Pengantar Sistem Informasi Manajemen Page 13


Perbandingan presentase laba kotor dengan kecepatan perputaran persediaan seringkali
membantu mengungkap kecurangan persediaan. Persediaan fiktif membuat harga pokok
menjadi rendah dan meningkatkan laba kotor namun membuat kecepatan perputaran menjadi
rendah.

 Resiko kecurangan pembelian dan utang usaha

Pelaporan kurang saji utang usaha mengakibatkan pembelian dan harga pokok menjadi lebih
rendah dan laba bersih menjadi lebih tinggi.

 Resiko pelaporan keuangan yang mengandung kecurangan untuk utang usaha


Resiko ini terjadi apabila klien dengan sengaja tidak mencatat utang usaha hingga periode
berikutnya atau dengan mencatat pengurangan fiktif atas utang usaha.
Semua pembelian yang diterima sebelum akhir tahun harus dicatat sebagai liabilitas. Apabila
perusahaan tidak mencatat laporan penerimaan barang dengan nomor urut maka auditor dapat
menggunakan bukti analitis dengan memperhatikan perubahan rasio yang tidak biasa yang
bisa menjadi petunjuk bahwa utang usaha dilaporkan lebih rendah.
Auditor hendaknya memeriksa dengan cermat terkait kesepakatan perusahaan dengan supplier
(pemasok) apabila jumlahnya material dan memastikan bahwa laporan keuangan
mencerminkan substansi dari kesepakatan tersebut.
 Kecurangan dalam siklus pembelian dan pembayaran
Kecurangan yang umum terjadi dalam bidang pemvbelian adalah melakukan pembayaran
kepada pemasok fiktif dan menyetorkan kas ke akun fiktif, pencegahan atas hal ini adalah
pembayaran hanya dilakukan kepada pemasok yang telah disetujui perusahaan dan dokumen
telah diperiksa dengan teliti oleh petugas yang ditunjuk. Untuk menghindari penggunaan
dokumen pembayaran berganda, maka perusahaan dapat menggunakan tanda cap apabila
sebuah tagihan telah dibayarkan.

Area lain resiko kecurangan

 Aset tetap
Kecurangan yang mungkin dilakukan untuk meningkatkan nilai aset tetap adalah dengan
memasukan beban reparasi dan beban operasi lainya saat kapitalisasi aset tetap. Beberapa aset
yang portable bisa jadi dicuri, untuk mengurangi kemungkinan ini bisa dengan melindungi
secara fisik atau memberikan label permanen dan memeriksanya secara periodik.
 Beban gaji
Perusahaan bisa melaporkan persediaan dan laba dengan jumlah yang lebih tinggi dengan cara
menambahkan beban gaji pada persediaan.
Dua area kecurangan yang sering dijumpai adalah dengan menciptakan karyawan fiktif dan
menggelembungkan jam kerja, dua hal ini dapat dicegah dengan memisahkan bagian
sumberdaya manusia dengan fungsi penggajian serta menggunakan mesin pencatat jam kerja
atau pemberian persetujuan atas jam kerja.

BAB III

SIM – Pengantar Sistem Informasi Manajemen Page 14


KESIMPULAN

 kecurangan adalah semua ketidakjujran yang disengaja untuk merampas milik atau hak
orang atau pihak lain. Dalam konteks pengeditan laporan keuangan, kecurangan
didefinisikan sebagai pelaporan keuangan yang disengaja mengandung kesalahan
penyajian.
 Tiga kondisi yang menyebabkan terjadinya pelaporan keuangan yang mengandung
kecurangn dan dan perilaku tidak semestinya terhadap aset yaitu : Insentif /tekanan,
Peluang, Perilaku/pembenaran.
 Standar audit (SA 240) memberi pedoman bagi auditor untuk menilai resiko kecurangan.
Auditor harus menjaga tingkat skeptisisme profesional ketika ia mempertimbangkan
sejumlah informasi, termasuk faktor-faktor resiko kecurangan, untuk mengidentifikasi
dan merespon resiko kecurangan.
 Risiko kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan teridentifikasi,
auditor pertama-tama harus mendiskusikan temuan tersebut dengan manajemen dan
meminta pandangan manajemen tentang potensi kecurangan dan adanya rancangan
pengendalian untuk mencegah dan mendeteksi kesalahan penyajian material.
 Auditor harus mengealuasi apakah prosedur analitis yang dilaksanakan berdekatan
dengan akhir audit, ketika membentuk kesimpulan secara keseluruhan.
 Tergantung bidang usaha klien, sejumlah akun tertentu rentan terhadap manipulasi dan
kecurangan, tanda – tanda akan adanya kecurangan dapat diidentifikasi dengan teknik
serta senantiasa memperhatikan adanya tanda kecurangan ini.

SIM – Pengantar Sistem Informasi Manajemen Page 15


DAFTAR PUSTAKA

Al. Haryono Jusup, 2014, “Auditing Edisi II (Pengauditan Berbasis ISA), Yogyakarta, Bagian
Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.

SIM – Pengantar Sistem Informasi Manajemen Page 16

Anda mungkin juga menyukai