Anda di halaman 1dari 23

Understanding

Fraud Risk
Dr. Elvira Luthan, M.Si, Ak, CA

Fifteenth Canadian Edition


Alvin A. Arens I Randal J. Elder I Mark S. Beasley I Chris E. Hogan I Joanne C. Jones
Kelompok 12

Intan Maharani 2210532048


Dhiya Afina Fauza 2210533071
Learning Objectives
1. Melakukan penilaian risiko kecurangan awal.
2. Menjelaskan segitiga kecurangan dan identifikasi kondisi-kondisi
terjadinya kecurangan
3. Mengembangkan tanggapan terhadap risiko kecurangan yang
teridentifikasi.
4. Mengenali area-area risiko kecurangan yang spesifik dan
mengembangkan prosedur untuk mendeteksi kecurangan.
01 Mempertimbangkan Risiko Kecurangan

Ketika auditor melakukan prosedur penilaian risiko untuk menilai risiko


salah saji material akibat kecurangan atau kesalahan, risiko tidak terdeteksinya salah
saji material karena kecurangan (fraud) lebih tinggi daripada risiko tidak terdeteksinya
salah saji yang disebabkan oleh kesalahan (error).

Risiko auditor harus dilakukan secara terus menerus selama audit,


mengingat bahwa auditor dapat memperoleh pengetahuan dan informasi dari
pelaksanaan prosedur audit yang mengindikasikan adanya kemungkinan kecurangan.
01 Diskusi di antara Tim Audit

Pertanyaan kepada manajemen, penanggung jawab tata kelola dan lainnya


02
03 Mengevaluasi hubungan yang tidak biasa atau tidak terduga yang terdeteksi

04 Penggunaan Alat dan Teknik Otomatis


Kondisi-Kondisi terjadinya Kecurangan
02
Tiga kondisi kecurangan yang
harus diperhatikan auditor yang
timbul dari pelaporan keuangan
dan penyelewengan aset.
1. Insentif/Tekanan
2. Peluang
3. Sikap Rasionalisasi
A. Kecurangan Pelaporan Keuangan
Kecurangan dalam pelaporan keuangan merupakan salah saji atau
penghapusan terhadap jumlah ataupun pengungkapan yang sering
disengaja dengan tujuan untuk mengelabui dan menipu para
pengguna laporan keuangan. Contohnya WorldCom diberitakan
telah mengkapitalisasi miliaran dolar sebagai aset tetap, yang
seharusnya dibebankan. Pengabaian jumlah kurang lazim
dilakukan, tetapi perusahaan dapat saja melebihsajikan laba dengan
mengabaikan utang usaha dan kewajiban lainnya.
B. Penyalahgunaan Aset
Penyalahgunaan Aset atau Missappropriation Asset merupakan
kecurangan yang melibatkan pecurian aset milik entitas. Nilai
aktiva yang dicuri biasanya tidak material tapi terakumulasi
selama beberapa waktu. Pencurian aktiva dapat dilakukan oleh
pegawai rendah dan tidak menutup kemungkinan dilakukan
oleh manajemen itu sendiri.
Faktor Risiko Kecurangan
Kecurangan pelaporan
keuangan
Penyalahgunaan aset

Penurunan prospek keuangan Karyawan yang memiliki kebutuhan


Perusahaan. Penurunan pendapatan dalam keuangan yang lebih dari
dapat mengancam kemampuan yang dihasilkan sehingga dapat
Insentif/Tekanan perusahaan untuk memperoleh mencuri untuk memenuhi kebutuhan
pembiayaan dan melanjutkan keuangan pribadi atau kebutuhan
kelangsungan usahanya. pribadi mereka

risiko kecurangan pelaporan Peluang lebih besar di perusahaan


keuangan lebih besar untuk dengan uang tunai yang mudah
perusahaan dalam industri yang diakses atau dengan inventaris atau
Peluang melibatkan penilaian dan estimasi berharga lainnya, terutama jika aset
yang signifikan. tersebut berukuran kecil atau mudah
dipindahkan.
Faktor Risiko Kecurangan
Kecurangan pelaporan
keuangan
Penyalahgunaan aset
manajemen menipu pelanggan
Sikap ini biasanya disebut dengan menagih harga barang
sebagai "tone at the top” dan ini secara berlebihan atau
relevan dengan risiko kecurangan menggunakan taktik penjualan,
karena tone at the top yang buruk karyawan mungkin merasa
Sikap/Rasionalisasi meningkatkan risiko kecurangan bahwa mereka dapat diterima
dan menghasilkan lingkungan untuk berperilaku sama dengan
pengendalian internal yang menipu laporan pengeluaran atau
buruk. waktu.
03 Tanggapan Risiko untuk Risiko Kecurangan

A. Tanggapan Keseluruhan terhadap Risiko Keuangan


Jika risiko salah saji akibat kecurangan meningkat, personel yang lebih berpengalaman
dapat ditugaskan untuk melakukan audit Penekanan yang lebih besar juga harus diberikan
pada pentingnya peningkatan skeptisisme profesional, seperti kepekaan yang lebih besar
dalam pemilihan dan luasnya dokumentasi yang diperiksa untuk mendukung transaksi dan
lebih banyak pembuktian dari manajemen penjelasan tentang hal-hal yang tidak biasa yang
mempengaruhi laporan keuangan.
B. Tanggapan terhadap Risiko Keuangan pada Tingkat
Asersi
Ketika auditor mengidentifikasi risiko kecurangan pada tingkat
asersi, auditor merancang prosedur audit yang tepat untuk
menanggapi risiko kecurangan tertentu yang terkait dengan akun
yang diaudit dan jenis risiko kecurangan yang teridentifikasi.
Tanggapan auditor terhadap risiko kecurangan pada tingkat
asersi mungkin melibatkan perubahan sifat waktu, dan luasnya
prosedur audit. Auditor juga harus mempertimbangkan prinsip
akuntansi yang dipilih asersi. Jadi, perhatian yang cermat harus
ditujukan pada prinsip” akuntansi yang melibatkan pengukuran
yang subjektif atau transaksi yang kompleks. Karena menduga
ada risiko kecurangan dalam pengakuan pendapatan, auditor juga
harus mengevaluasi kebijakan pengakuan pendapatan perusahaan
itu.
C. Tanggapan untuk Mengatasi Pengabaian
Kontrol oleh Manajemen
Karena manajemen berada dalam posisi yang unik untuk melakukan
kecurangan dengan mengesampingkan pengendalian yang yang beroperasi
secara efektif, auditor harus melakukan prosedur dalam setiap audit untuk
mengatasi risiko pengesampingan oleh manajemen. Tiga prosedur yang harus
dilakukan dalam setiap audit:
 Memeriksa entri jurnal dan penyesuaian lainnya untuk bukti kemungkinan
salahsaji akibat kecurangan
 Meninjau estimasi akuntansi untuk bias
 Mengevaluasi desar pemikiran bisnis untuk transaksi tidak lazim yang
signifikan.
Bidang-Bidang Risiko Kecurangan yang
spesifik 04
Risiko Kecurangan Bidang Risiko
Persediaan Kecurangan Lainnya

01 02 03 04

Risiko kecurangan atas Risiko Kecurangan


pendapatan dan piutang dalam Pembelian dan
usaha Utang Usaha
1. Risiko kecurangan atas pendapatan dan piutang usaha
a. Risiko kecurangan pelaporan keuangan atas pendapatan
Alasan yang terpenting adalah bahwa pendapatan hampir selalu merupakan akun
terbesar dalam laporan laba-rugi, sehingga satu salah saji yang hanya merupakan
persentase yang kecil dari pendapatan bisa berdampak besar terhadap laba. Alasan
lainnya mengapa pendapatan rentan terhadap manipulasi adalah sulitnya menentukan
waktu yang tepat untuk mengakui pendapatan dalam banyak situasi. Tiga jenis utama
manipulasi pendapatan adalah:
 Pendapatan fiktif
 Pengakuan pendapatan premature
 Manipulasi penyesuaian pendapatan
b. tanda-tanda peringatan kecurangan pendapatan

Ada banyak tanda peringatan atau gejala yang mengindikasikan kecurangan


pendapatan. Di antaranya yaitu:
1. Prosedur analitis
2. Perbedaan documenter

c. Penyalahgunaan penerimaan yang melihatkan pendapatan

Meskipun penyalahgunaan penerimaan kas jarang sematerial pelaporan pendapatan


yang curang, kecurangan semacam ini bisa berdampak buruk terhadap organisasi
karena aktiva langsung hilang.
d. Kelalaian mencatat penjualan
Salah satu kecurangan yang paling sukar dideteksi adalah apabila penjualan tidak dicatat dan kas
dari penjualan itu dicuri. Kecurangan seperti ini lebih mudah dideteksi jika barang dikirim secara
kredit kepada pelanggan. Hal yang jauh lebih sukar adalah memverifikasi bahwa semua penjualan
tunai sudah dicatat, terutama jika tidak ada dokumen pengiriman untuk memverifikasi
kelengkapan penjualan, dan tidak ada catatan piutang usaha pelanggan untuk mendukung
penjualan. Dalam kasus seperti ini, diperlukan bukti documenter lainnya untuk memverifikasi
bahwa semua penjualan sudah dicatat.

e. Pencurian penerimaan kas setelah penjualan dicatat

f. tanda” peringatan atas penyalahgunaan pendapatan dan penerimaan kas


2. Risiko Kecurangan Persediaan
Persediaan kerap kali merupakan akun terbesar dalam neraca banyak perusahaan,
dan auditor sering merasa sulit memverifikasi eksistensi dan penilaian persediaan.
Akibatnya, persediaan rentan terhadap manipulasi oleh manajer yang ingin
mencapai tujuan pelaporan keuangan tertentu.

a. Risiko kecurangan pelaporan keuangan untuk persediaan


Banyak perusahaan besar memiliki persediaan yang sangat beragam dan
berjumlah besar di banyak lokasi, sehingga relatif mudah bagi perusahaan
untuk menambahkan persediaan fiktif pada catatan akuntansi.
b. Tanda” peringatan kecurangan persediaan
Prosedur analitis, terutama persentase marjin kotor dan perputaran persediaan, sering
kali membantu membongkar kecurangan persediaan. Persediaan fiktif akan
mengurangsajikan harga pokok penjualan dan melebihsajikan persentase marjin kotor.
3. Risiko kecurangan dalam pembelian dan utang
usaha
a. Risiko kecurangan pelaporan keuangan untuk utang usaha
Perusahaan mungkin melakukan upaya yang disengaja untuk mengurang sajikan
utang usaha dan melebihkan sajian laba. Hal ini dapat dicapai dengan tidak
mencatat utang usaha, sampai periode berikutnya, atau dengan mencatat
penurunan fiktif utang usaha. Perusahaan kerap kali mengadakan perjanjian yang
rumit dengan pemasok yang menyebabkan utang usaha dikurangi untuk kredit
periklanan dan penyisihan lainnya. Perjanjian tersebut sering kali tidak
didokumentasikan sebaik transaksi akuisisi
b. Penyalahgunaan dalam siklus
akuisisi dan pembayaran

Kecurangan yang paling umum dalam siklus


akuisisi adalah pelaku melakukan pembayaran
kepada vendor fiktif dan menyimpan uang itu
dalam rekening fiktif. Kecurangan ini dapat
dicegah dengan menetapkan bahwa
pembayaran hanya akan dilakukan kepada
vendor yang sudah disetujui dan dengan
meneliti secara cermat dokumentasi yang
mendukung akuisisi itu oleh personil yang
berwenang sebelum pembayaran dilakukan.
4. Bidang-Bidang Risiko Kecurangan Lainnya
a. Aset tetap
Aset tetap merupakan akun neraca yang besar bagi banyak perusahaan, sering kali
didasarkan pada penilaian yang ditetapkan secara subjektif. Akibatnya, aset tetap
dapat menjadi sasaran manipulasi, terutama bagi perusahaan yang tidak memiliki
piutang atau persediaan yang material
b. Beban Penggajian
Penggajian jarang menjadi bidang risiko yang signifikan bagi
pelaporan keuangan yang curang. Akan tetapi, perusahaan
mungkin saja melebihsajikan persediaan dan laba bersih dengan
mencatat biaya tenaga kerja berlebih dalam persediaan. Dua
bidang kecurangan yang paling umum adalah penciptaan
pegawai fiktif dan lebih saji jumlah jam kerja. Keberadaan
pegawai fiktif biasanya dapat dicegah dengan memisahkan
fungsi sumber daya manusia dan fungsi penggajian. Lebih saji
jumlah jam kerja biasanya dicegah dengan menggunakan mesin
time clock yang mencetak jam datang dan pulang pegawai, atau
dengan persetujuan jam kerja.
Thanks!

Do you have any


questions?

Anda mungkin juga menyukai