DISUSUN OLEH
1. Muhammad Khalqi
2. Nofpri Rivaldo
3. M. Oktavi Zikra
4. Rahman Syarif
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah kepada kita semua sebagai makhluk-Nya, sehingga dengan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul Etika dan
Profesionalitas Akuntan dalam memenuhi Semiar Akuntansi Keuangan topik
pertam yang dibimbing oleh Ibu Dr Annisaa Rahman, SE. Ak. M.Si. Tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk lebih mendalam mengetahui Etika dan
Profesionalitas bagi seorang akuntan
3. Tujuan
a) Memahami lebih jelas Konsep dasar etika dalam profesi akuntan
b) Mengetahui kebutuhan khusu akan perilaku etis dalam profesi akuntan
c) Mengetahui lebih jauh mengenai kode perilaku profesi akuntan
d) Mengetahui terkait independensi seorang akuntan
BAB II Pembahasan
1. Konsep Dasar Etika
Etika (Ethics) secara garis besar dapat didefinisikan sebagai rangkaian
prinsisp atau nilai moral. Setiap orang memiliki rangkaian nilai seperti ini,
meskipun kita memperlihatkan atau tidak memperlihatkan secara eksplisit.
Para ahli filsafat, organisasi keagaman, serta kelompom lainnya telah
mendefinisikan serangkaian prinsip dan nilai moral ini dengan berbagai
cara. Contoh serangkaian pronsip atau nilai moral yang telah ditentukan
adalah UU dan peraturan, Doktrin Gereja, Kode etik bisnis bagi kelompok
profesi seperti akuntan publik, serta kode perilaku dalam organisasi.
Perilaku etis sangat diperlukan oleh masyarakat agar dapat berfungsi secara
teratur. Kita dapat berargumentasi bahwa etika adalah perekat yang dapat
mengikat anggota masyarakat. Bayangkan, misalnya, apa yang akan terjadi
jika kita tidak memiliki kepercataan akan kejujudan dari orang-orang yang
berintegritas dengan kita.
Ada dua alasan utama mengapa seseorang bertindak tidak etis : Standar
etika seseorangan berbeda dengan standar etika yang berlaku di masyarakat
secara keseluruhan, atau orang itu memilih untuk bertindak mementingkat
diri sendiri. Seringkali, kedua alasan itu muncul bersamaan
Berikut ini adalah enam nilai inti etis mengenai perilaku etis menurut
Josephson Institute:
Namun selain itu dalam konsep dasar etika, ada sesuatu fenomena
seseorang yang harus berada dalam situasi yang menentukan sesuatu
yang harus dilakukan berdasarkan etika yang ada. Hal tersebut disebut
sebagai Dilema Etika (ethical dilemma) adalah situasi yang dihadapi
oleh seseorang dimana ia harus mengambil keputusan tentang perilaku
yang tepat. Contoh sederhana dari dilema etika ini adalah penemuan
cincin berlian, di mana seseorang harus menentukan apakah akan
berusaha mencari pemilik cincin tersebut atau akan menyimpannya.
a. Tanggung Jawab
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional,
anggota harus melatih kepekaan profesionalnya dan penilaian moral
dalam semua aktivitas mereka.
b. Kepentingan Umum
Anggota harus menerima kewajiban untuk bertindak dengan cara
yang melayani kepentingan publik, menghormati kepercayaan
publik, dan menunjukkan komitmen terhadap profesionalisme.
c. Integritas
Untuk menjaga dan memperluas kepercayaan publik, anggota harus
melaksanakan semua tanggung jawab professional dengan rasa
integritas tertinggi.
d. Objektivitas dan Independensi.
Seorang anggota harus menjaga objektivitas dan bebas dari konflik
kepentingan dalam melaksanakan tanggung jawab profesionalnya.
Seorang anggota yang berpraktik publik harus independen dalam
fakta dan penampilan ketika memberikan layanan audit dan
pengesahan lainnya.
e. Kehati-hatian
Seorang anggota harus mematuhi standar teknis dan etika
profesinya, dan berusaha terus menerus untuk melakukannya
meningkatkan kompetensi dan mutu pelayanan, serta melaksanakan
tanggung jawab profesional sesuai kemampuan terbaik anggota.
f. Ruang lingkup dan Sifat Layanan
Seorang anggota yang menjalankan praktik publik harus
memperhatikan prinsip-prinsip Kode Etik Profesional dalam
menentukan ruang lingkup dan sifat layanan yang akan diberikan.
4. Independensi
Independensi terkait dengan prinsip objektivitas dan integritas.
Independensi terdiri atas:
2. Saran
Kepada Mahasiswa