Anda di halaman 1dari 25

KONSEP AKHLAK, ETIKA, MORAL DALAM ISLAM

MAKALAH
Disusun dan diajukan Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Agama


Dosen Pengampu : Abdul Gafur, S.S., M.Pd.I.

Oleh:
1. Intan Nursita Dewi NIM.06131182328003
2. Aulia Utami NIM.06131282328035
3. Zahra Safira NIM.06131182328005
4. Adinda Zalfa Sabita NIM.06131182328008
5. Devi Ramazahna NIM.06131182328007
6. Widya Cahya Damayanti NIM.06131282328022

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN


GURU SEKOLAH DASAR
INDRALAYA
2023
Kata Pengantar

Puja dan puji kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah “Konsep Akhlak, Etika, Moral dalam
Islam” ini tepat pada waktunya.
Dalam pembuatan makalah ini, kami memperoleh bantuan dari berbagai pihak,
diantaranya:
1. Bapak Abdul Gafur, S.S., M.Pd.I selaku dosen mata kuliah Agama.
2. Rekan-rekan kelompok 4 yang terlibat.
3. Dan semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu, kepada semua pihak
kami ucapkan dan haturkan rasa terima kasih.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan, oleh karena
itu kami mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca agar dapat dilakukan perbaikan di
masa yang akan datang.

Indralaya, 6 September 2023

Penyusun

Page | 2
Daftar Isi

Halaman Judul ............................................................................................................... i


Kata Pengantar .............................................................................................................. 2
Daftar Isi ....................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 4


A. Latar Belakang .............................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 4
C. Maksud dan Tujuan ....................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 6
A. Pengertian Akhlak, Etika, dan Moral ............................................................. 6
B. Perbedaan antara Akhlak, Etika, dan Moral ................................................... 7
C. Persamaan antara Akhlak, Etika, dan Moral .................................................. 9
D. Dalil-Dalil mengenai Akhlak, Etika, dan Moral ........................................... 11
E. Contoh Perilaku menerapkan Etika dalam Kehidupan.................................. 16
BAB III PENUTUP ................................................................................................... 24
A. Simpulan .................................................................................................... 24
B. Saran........................................................................................................... 24

Daftar Pustaka ............................................................................................................. 25

Page | 3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Akhlak, etika, dan moral adalah tiga konsep yang berkaitan erat. Akhlak
merujuk pada tindakan atau perilaku individu yang berdasarkan pada nilai-nilai dan
prinsip-prinsip yang dianggap baik atau buruk. Etika adalah studi tentang prinsip-
prinsip yang mengatur perilaku manusia, sedangkan moral adalah pandangan pribadi
tentang apa yang benar dan salah.
Nilai-nilai moral dapat berasal dari berbagai sumber, seperti agama, budaya,
keluarga, dan pengalaman pribadi. Ini memengaruhi bagaimana seseorang
memandang tindakan yang etis atau tidak etis. Bagi banyak orang, agama memainkan
peran penting dalam membentuk moral mereka. Misalnya, dalam Islam, lima pilar
Islam dan aturan-aturan yang terkandung dalam Al-Quran membentuk dasar moral
bagi umat Muslim.
Etika juga berperan dalam dunia profesional. Misalnya, seorang dokter
memiliki kode etik yang mengatur bagaimana dia harus merawat pasien dengan baik
dan adil. Dalam bisnis, etika bisnis adalah landasan bagi tindakan perusahaan. Ini
mencakup integritas, transparansi, dan kejujuran dalam semua transaksi bisnis.
Sehari-hari, kita dihadapkan pada banyak pilihan moral, seperti apakah kita harus
berbohong atau berkata jujur dalam situasi tertentu.
Kesadaran diri adalah kunci dalam mengembangkan moral yang baik. Ini
melibatkan introspeksi untuk memahami nilai-nilai pribadi dan bagaimana mereka
memengaruhi tindakan kita. Terkadang, individu dapat menghadapi konflik moral di
mana mereka harus memilih antara nilai-nilai yang berlawanan. Ini dapat sangat
menantang dan memerlukan pemikiran etis yang cermat. Perkembangan teknologi dan
globalisasi telah menghadirkan tantangan baru dalam bidang etika dan moral, seperti
isu privasi online dan perdagangan global. Diskusi terbuka dan berkelanjutan tentang
masalah etis adalah kunci dalam mengembangkan pemahaman yang lebih baik
tentang akhlak, etika, dan moral dalam masyarakat modern.

B. Rumusan Masalah

Page | 4
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apa pengertian akhlak, etika, dan moral?
2. Apa perbedaan antara akhlak, etika, dan moral?
3. Apa persamaan akhlak, etika, dan moral?
4. Apa saja dalil-dalil mengenai akhlak, etika, dan moral?
5. Bagaimana contoh perilaku menerapkan etika dalam kehidupan?

C. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk menyediakan
pemahaman yang lebih baik tentang konsep-konsep ini, mendorong refleksi, dan
mempertimbangkan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari serta dalam konteks
profesional atau bisnis. Makalah ini juga dapat berfungsi sebagai pedoman praktis
untuk pengambilan keputusan etis, merangsang diskusi, dan mengembangkan
keterampilan analitis pembaca, sambil mungkin juga berkontribusi pada penelitian
dan kajian akademis jika relevan dalam konteksnya.

Page | 5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlak, Etika, dan Moral

Akhlak, etika, dan moral adalah konsep penting dalam kehidupan manusia.
Mereka membantu kita memahami bagaimana seharusnya berperilaku dan membuat
keputusan yang baik.

1. Akhlak adalah istilah yang sering digunakan untuk merujuk pada perilaku atau
karakter seseorang. Ini mencakup bagaimana seseorang berinteraksi dengan orang
lain, apakah mereka jujur, bersikap baik, atau tidak.
2. Etika adalah cabang filsafat yang mempertimbangkan apa yang benar dan salah
dalam konteks moral. Ini adalah studi tentang prinsip-prinsip yang membimbing
perilaku manusia.
3. Moral mengacu pada aturan-aturan internal yang memandu tindakan individu. Ini
sering kali didasarkan pada nilai-nilai, keyakinan, atau norma sosial yang dianut
oleh individu atau masyarakat.

Misalnya, jika seseorang memiliki moral yang kuat, mereka mungkin akan
selalu jujur meskipun tidak ada yang memantau mereka.
Etika dan moral seringkali saling terkait, tetapi ada perbedaan. Etika lebih
bersifat abstrak dan filosofis, sementara moral lebih konkret dan terkait dengan
perilaku sehari-hari. Etika membantu kita memahami dasar-dasar moral yang
mendasari tindakan kita. Contohnya adalah "tidak membunuh" sebagai prinsip etis
yang mendorong kita untuk menghargai kehidupan.
Akhlak dapat dianggap sebagai implementasi praktis dari etika dan moral
dalam kehidupan sehari-hari. Ini mencakup tindakan-tindakan seperti membantu
sesama, menjaga janji, dan menjauhi perilaku yang merugikan orang lain. Salah satu
aspek penting dari akhlak adalah empati, yaitu kemampuan untuk merasakan dan
memahami perasaan orang lain. Ini membantu kita bersikap lebih baik terhadap orang
lain.

Page | 6
Etika bisnis, sebagai contoh, melibatkan pertimbangan moral dalam
pengambilan keputusan di dunia bisnis. Ini termasuk masalah seperti keadilan dalam
gaji karyawan dan tanggung jawab sosial perusahaan. Moral juga dapat bervariasi dari
satu budaya ke budaya lainnya. Hal yang dianggap baik dalam suatu budaya tidak
selalu sama dengan budaya lain.
Pentingnya akhlak, etika, dan moral terletak pada kontribusinya untuk
membangun masyarakat yang lebih baik. Mereka membantu menjaga perdamaian,
keadilan, dan hubungan yang sehat antarindividu. Bagi banyak orang, nilai-nilai
agama juga memainkan peran besar dalam membentuk akhlak, etika, dan moral
mereka.
Akhlak, etika, dan moral tidak statis; mereka bisa berkembang seiring waktu
seiring dengan pengalaman dan pemahaman kita tentang dunia.
Dalam kehidupan sehari-hari, penting untuk selalu mempertimbangkan
akhlak, etika, dan moral kita saat membuat keputusan, baik dalam konteks pribadi
maupun profesional, karena ini akan membantu kita menjadi individu yang lebih baik
dan membantu membangun masyarakat yang lebih baik pula.

B. Perbedaan antara Akhlak, Etika, dan Moral

Dalam Islam, Nabi Muhammad SAW sebagai penutup para nabi diutus oleh
Allah SWT untuk menyempurnakan akhlak.

1. Akhlak tolok ukurnya adalah Alquran dan As-Sunnah,


2. Etika tolok ukurnya adalah pikiran atau akal,
3. Moral tolok ukurnya adalah norma yang hidup dalam masyarakat.

Akhlak adalah istilah yang sering digunakan untuk merujuk pada perilaku
individu atau karakter seseorang. Ini berkaitan dengan bagaimana seseorang
berperilaku dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya adalah ketika seseorang
dianggap memiliki akhlak yang baik jika mereka jujur, bijaksana, dan baik hati.
Akhlak bersifat konkret dan dapat diidentifikasi dalam tindakan sehari-hari.
Etika adalah studi tentang apa yang dianggap benar atau salah dalam konteks
moral. Ini adalah disiplin filsafat yang mencari prinsip-prinsip yang membimbing

Page | 7
perilaku manusia. Misalnya, etika dapat membahas apakah tindakan seperti
menggantung nyawa seseorang adalah tindakan yang benar atau salah. Etika bersifat
lebih abstrak dan mendalam dibandingkan dengan akhlak.
Moral merujuk pada aturan-aturan internal yang memandu tindakan individu.
Moral individu atau kelompok seringkali didasarkan pada nilai-nilai, keyakinan, atau
norma sosial yang diadopsi oleh mereka. Misalnya, moral seseorang mungkin
melarang pencurian, dan ini akan memandu mereka untuk tidak mencuri. Moral lebih
personal dan berakar dalam kepercayaan dan nilai-nilai individu.
Akhlak seringkali lebih terkait dengan perilaku sehari-hari dan bagaimana
seseorang bersikap terhadap orang lain. Etika, di sisi lain, lebih berfokus pada
pemikiran dan pertimbangan yang mendasari tindakan, terutama dalam konteks yang
lebih luas, seperti dalam bidang bisnis, medis, atau hukum. Moral adalah aturan
internal yang secara pribadi memandu seseorang dalam mengambil keputusan sehari-
hari.
Akhlak bersifat konkret dan lebih mudah diamati dalam tindakan nyata
seseorang. Etika adalah tentang penalaran dan pemikiran lebih mendalam mengenai
moralitas. Moral adalah aturan internal yang mencakup nilai-nilai, keyakinan, atau
norma yang lebih personal.
Etika dan moral dapat bervariasi dari satu budaya ke budaya lainnya. Nilai-
nilai etis dapat berbeda antara budaya, sementara moral bisa sangat dipengaruhi oleh
nilai-nilai pribadi dan budaya individu.
Etika membantu individu atau kelompok dalam pengambilan keputusan
dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip moral yang lebih luas, sementara moral
lebih bersifat pribadi dan mungkin tidak selalu mencerminkan pandangan etis yang
sama.
Bagi banyak orang, nilai-nilai agama memainkan peran besar dalam
membentuk akhlak, etika, dan moral mereka. Nilai-nilai agama dapat menjadi
panduan moral yang kuat dalam kehidupan sehari-hari. Akhlak dapat lebih fleksibel
dan tergantung pada situasi, sementara etika dan moral seringkali memiliki aspek
yang lebih tetap dan konsisten dalam pandangan dunia individu.
Dapat kita simpulkan bahwa terdapat perbedaan akhlak, etika, dan moral,
tetapi saling terkait dalam membentuk pandangan dan perilaku individu dalam
kehidupan sehari-hari serta dalam pengambilan keputusan yang lebih besar dalam

Page | 8
masyarakat. Akhlak bersifat konkret, etika lebih abstrak, dan moral lebih personal.
Memahami perbedaan ini dapat membantu kita mengambil keputusan yang lebih baik
dan memahami lapisan-lapisan kompleks dalam perilaku manusia.

C. Persamaan antara Akhlak, Etika, dan Moral

Etika adalah konsep penilaian sifat kebenaran atau kebaikan dari tindakan
sosial berdasarkan kepada tradisi yang dimiliki oleh individu maupun kelompok.
Pembentukan etika melalui proses filsafat sehingga etika merupakan bagian
dari filsafat. Unsur utama yang membentuk etika adalah moral.
Adab sendiri merupakan norma atau aturan mengenai sopan santun yang
didasarkan atas aturan agama. Norma tentang adab ini digunakan dalam pergaulan
antarmanusia, antartetangga, dan antarkaum.
Istilah akhlak, etika, dan moral mempunyai persamaan dan perbedaan dalam
pemaknaannya. Dalam buku ‘Akhlak Tasawuf’ yang disusun oleh Prof. Dr. Rosihon
Anwar, M. Ag, disebutkan adanya persamaan ketiganya, yakni:
Ketiganya mengacu pada gambaran tentang perbuatan, tingkah laku, dan
perangai yang baik.

1. Merupakan prinsip atau aturan hidup manusia untuk mengukur martabat dan
harkat kemanusiaannya.
2. Merupakan potensi positif yang dimiliki oleh setiap orang.

Pembelajaran, penerapan, dan pembiasaan akhlak sejak dini akan


mempengaruhi karakter pada diri seseorang, yang sesuai dengan etika dan norma
yang berlaku dalam masyarakat.
Akhlak juga memberikan gambaran kepada manusia tentang sesuatu yang baik
dan buruk, serta sesuatu yang halal dan haram.
Adab ini adalah sebuah akhlak mulia, yang di dalamnya mengajarkan kesopanan,
kesantunan, bertingkah laku, bertutur kata sesuai dengan ajaran Allah SWT dan
Rasulullah SAW.
Salah satu persamaan utama antara akhlak, etika, dan moral adalah bahwa
semuanya berfungsi sebagai panduan perilaku manusia. Mereka memberikan

Page | 9
kerangka kerja untuk memahami apa yang benar dan salah dalam tindakan kita sehari-
hari.
Akhlak, etika, dan moral semuanya berakar pada prinsip-prinsip nilai. Mereka
membahas pertanyaan moral mengenai bagaimana kita harus bersikap terhadap diri
sendiri dan orang lain, berdasarkan apa yang kita anggap penting dan berharga.
Ketiganya menekankan pentingnya keadilan dalam tindakan manusia. Mereka
mendorong individu untuk bertindak secara adil terhadap semua orang tanpa memihak
atau mendiskriminasi.
Akhlak, etika, dan moral semua diletakkan dalam konteks sosial yang lebih
luas. Mereka mempertimbangkan bagaimana tindakan individu memengaruhi
masyarakat dan lingkungan di sekitarnya.
Semua tiga konsep ini membantu manusia mencari makna dalam kehidupan
mereka dengan memberikan pedoman tentang cara terbaik untuk berperilaku dan
menjalani kehidupan yang bermoral.
Akhlak, etika, dan moral mengajarkan penghormatan terhadap hak-hak
individu. Ini termasuk hak atas hidup, privasi, dan martabat yang harus dihormati oleh
semua orang.
Mereka semua mengakui bahwa terkadang mungkin ada konflik nilai di mana
dua nilai atau prinsip moral bertentangan. Ini bisa menjadi situasi yang rumit yang
memerlukan pertimbangan yang cermat. Ketiganya juga memiliki aspek subyektif.
Artinya, persepsi individu terhadap apa yang benar atau salah dapat berbeda,
tergantung pada latar belakang budaya, nilai pribadi, atau keyakinan agama.
Akhlak, etika, dan moral memerlukan pemikiran kritis. Mereka mendorong
individu untuk merenungkan tindakan mereka dan pertimbangan moral di baliknya.
Mereka semua mendorong pertimbangan konsekuensi tindakan. Ini berarti
memikirkan dampak tindakan kita pada diri sendiri dan orang lain.
Akhlak, etika, dan moral juga menekankan pentingnya empati. Mereka
mengajarkan kita untuk memahami perasaan dan perspektif orang lain.
Semua tiga konsep ini memiliki pandangan tentang apa yang dianggap baik.
Mereka mendorong individu untuk bertindak sesuai dengan apa yang dianggap baik
untuk diri mereka sendiri dan masyarakat.

Page | 10
Akhlak, etika, dan moral memiliki peran penting dalam membentuk
masyarakat yang lebih baik. Mereka membantu menjaga perdamaian, toleransi, dan
kohesi sosial.
Bagi banyak orang, nilai-nilai agama memainkan peran besar dalam
menentukan akhlak, etika, dan moral mereka. Nilai-nilai agama seringkali berakar
dalam konsep-konsep moral.
Akhlak, etika, dan moral tidak statis. Mereka dapat berkembang seiring waktu
seiring dengan perubahan budaya, ilmu pengetahuan, dan pandangan dunia manusia.
Semua tiga konsep ini juga dapat dipengaruhi oleh lingkungan sosial
seseorang. Nilai-nilai yang diajarkan dalam keluarga, sekolah, atau masyarakat dapat
membentuk pandangan moral individu.
Akhlak, etika, dan moral mengajarkan pentingnya refleksi diri. Mereka
mendorong individu untuk memeriksa dan memahami nilai-nilai mereka sendiri serta
tindakan mereka dalam konteks moral.

D. Dalil-Dalil mengenai Akhlak, Etika, dan Moral

Dalam Islam, terdapat etika yang selalu beriringan dengan adab dan juga
akhlak dalam penerapannya. Ini adalah beberapa hadis tentang etika dalam kehidupan
sehari-hari yang dapat menjadi pedoman untuk umat Islam, di antaranya:

1. Hadis tentang Etika dan Akhlak


Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda,

‫ضع ما أثقَ َل إن‬


ِ ‫ميزان في ُو‬
ِ َ ‫سن ُخلُق القيام ِة‬
‫يوم المؤم ِِن‬ َ ‫ِض للاَ وإن ح‬
ُ ‫الفاحش ي ُبغ‬
َ ‫البذي َء‬

Artinya: “Sesungguhnya perkara yang lebih berat di timbangan amal bagi seorang
mu’min adalah akhlak yang baik. Dan Allah tidak menyukai orang yang berbicara keji
dan kotor.” (HR At-Tirmidzi)

2. Hadis tentang Etika Makan dan Minum


Pertama, dilarang mencela makanan. Jika tidak menyukainya, maka hendaklah
ditinggalkan daripada dimakan tapi dicela. Dari Abu Hurairah RA:

Page | 11
‫اب َما‬
َ ‫ع‬َ ‫س ْو ُل‬ َ ُ‫علَ ْي ِه للا‬
ُ ‫صلى للاِ َر‬ َ ‫سل َم‬ َ ‫ت ََر َكه ُ ك َِر َهه ُ ِإ ْن َو أ َ َكلَهُ ُُا ْشت َ َهاه ِإ ِن قَط‬
َ ‫طعاَما َو‬

Artinya: “Rasulullah SAW tidak pernah mencela makanan, apabila beliau berselera,
(menyukai makanan yang telah dihidangkan) beliau memakannya, sedangkan kalau
tidak suka (tidak berselera), maka beliau meninggalkannya.”

Kedua, selalu membaca bismillah.

‫تَعَالَى للاِ اس َْم فَ ْليَذْكُ ِر أ َ َحدُكُ ْم أ َ َك َل إِذَا‬، ‫ِي فَإِذَا‬


َ ‫فَ ْليَقُ ْل أَو ِل ِه فِ ْي للاِ اس َْم َُيَذْكُر أ َ ْن نَس‬: ‫َوآخِ َرهُ أَولَهُ للاِ بِس ِْم‬

Artinya: “Apabila salah seorang di antara kalian hendak makan, maka ucapkanlah:
‘Bismillaah’, dan jika ia lupa untuk mengucapkan bismillaah di awal makan, maka
hendaklah ia mengucapkan: ‘Bismillaah awwaalahu wa aakhirahu’ (dengan menyebut
Nama Allah di awal dan akhirnya).” (HR Abu Dawud)

Ketiga, makan dari pinggir piring.

ُ‫ط ت َ ْن ِز ُل ْال َب َر َكة‬ َ ‫سطِ ِه ِم ْن ت َأْكُلُ ْوا َولَ َحافَت َ ْي ِه م ِْن فَكُلُ ْوا الط َع ِام َو‬
َ ‫س‬ َ ‫َو‬

Artinya: “Keberkahan itu turun di tengah-tengah makanan, maka makanlah dari


pinggir-piring dan janganlah memulai dari bagian tengahnya.” (HR Muslim, Abu
Dawud dan Ibnu Majah)

3. Hadis Tentang Etika Bertamu


َ ‫فَ ْلي ُِجبْ دُع‬
‫ِى َم ْن‬

Artinya: “Barangsiapa yang diundang maka datangilah!” (HR Abu Dawud dan
Ahmad)

‫ْـوة َ ت ََركَ َو َم ْن‬


َ ‫صى فَقَدْ الدع‬
َ ‫ع‬ َ ُ ‫َو َرسُ ْولَه‬
َ ‫للا‬

Page | 12
Artinya: “Barang siapa yang tidak memenuhi undangan maka ia telah bermaksiat
kepada Allah dan Rasul-Nya.” (HR Bukhari)

4. Hadis tentang Etika Buang Hajat


Pertama, buang hajat di tempat yang tertutup sebagai bentuk rasa malu yang
harus dimiliki oleh seorang muslim. Dari Jabir bin ‘Abdillah RA beliau berkata:

‫سو ِل َم َع خ ََرجْ نَا‬


ُ ‫َللا َر‬ َ َ‫سو ُل َو َكان‬
ِ -‫وسلم عليه للا صلى‬- ‫سفَر فِى‬ ِ -‫وسلم عليه للا صلى‬- َ‫ْال َب َرازَ َيأْتِى ل‬
ُ ‫َللا َر‬
َ ‫ي َُرى فَلَ يَتَغَي‬.
‫ب َحتى‬

Artinya: “Kami pernah keluar bersama Rasulullah SAW ketika safar, beliau tidak
menunaikan hajatnya di daerah terbuka, namun beliau pergi ke tempat yang jauh
sampai tidak nampak dan tidak terlihat.”

Kedua, membaca doa sebelum masuk ke dalam tempat buang hajat untuk
mendapatkan perlindungan dari gangguan jin yang tidak terlihat. Dari Anas bin Malik,
beliau mengatakan:

َ‫عوذ ُ ىُُِ ِإن الل ُهم « قَا َل ْال َخلَ َء دَ َخ َل ِإذَا – وسلم عليه للا صلى – الن ِبى َكان‬ ِ ُ‫ث ْال ُخب‬
ُ َ ‫ث مِنَ ِبكَ أ‬ ِ ِ‫َو ْال َخ َبائ‬

Artiya: “Rasulullah SAW ketika memasuki jamban, beliau ucapkan: Allahumma inni
a’udzu bika minal khubutsi wal khobaits (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari
setan laki-laki dan setan perempuan).”

5. Hadis tentang Etika Tidur


Pertama, tidak tidur sebelum melakukan sholat Isya. Dari Abu Barzah RA:

‫صلى الن ِبي أَن‬


َ ُ‫علَ ْي ِه للا‬ َ ) ِ‫بَ ْعدَهَا َو ْال َح ِديْثَ ا ْل ِعشَاء‬
َ ‫صلَةِ( قَ ْب َل الن ْو َم يَ ْك َرهُ َو‬
َ ‫سل َم‬

Artinya: “Bahwasanya Rasulullah SAW membenci tidur malam sebelum (shalat Isya’)
dan berbincang-bincang (yang tidak bermanfaat) setelahnya.” (HR Bukhari dan
Muslim)

Page | 13
Kedua, berwudhu sebelum tidur.

ْ ‫لِلصلَةِ ُوض ُْو َءكَ فَت ََوضأ ْ َم‬


‫ض َجعَكَ أَتَيْتَ إِذَا‬

Artinya: “Apabila engkau hendak mendatangi pembaringan (tidur), maka hendaklah


berwudhu’ terlebih dahulu sebagaimana wudhu’mu untuk melakukan shalat.” (HR
Bukhari dan Muslim)

Ketiga, membaca doa sebelum tidur. Dari ‘Aisyah RA, beliau berkata:

َ‫ب عُوذ ُ َُأ قُ ْل ( َو ) أ َ َحد َللا ُ ه َُو قُ ْل ( فِي ِه َما فَقَ َرأ َ فِي ِه َما نَفَثَ ثُم كَف ْي ِه َج َم َع لَ ْيلَة كُل ف َِرا ِش ِه إِلَى أ َ َوى إِذَا َكان‬ ِ ‫ق بِ َر‬ ِ َ‫) ْالفَل‬
‫ب أَعُوذ ُ قُ ْل ( َو‬
ِ ‫اس ِب َر‬ ِ ‫س ُح ثُم ) الن‬ َ ‫ع َما ِب ِه َما يَ ْم‬ َ َ ‫س ِدهِ م ِْن ا ْست‬
َ ‫طا‬ َ ‫س ِدهِ م ِْن أ َ ْقبَ َل َو َما َو َو ْج ِه ِه َرأْ ِس ِه‬
َ ‫علَى ِب ِه َما يَ ْبدَأ ُ َج‬ َ ‫َج‬
‫َمرات ثَلَثَ ذَلِكَ َي ْف َع ُل‬

Artinya: “Nabi SAW ketika berada di tempat tidur di setiap malam, beliau
mengumpulkan kedua telapak tangannya lalu kedua telapak tangan tersebut ditiup dan
dibacakan ’Qul huwallahu ahad’ (surat Al Ikhlash), ’Qul a’udzu birobbil falaq’ (surat

Al Falaq) dan ’Qul a’udzu birobbin naas’ (surat An Naas).

Kemudian beliau mengusapkan kedua telapak tangan tadi pada anggota tubuh
yang mampu dijangkau dimulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan. Beliau
melakukan yang demikian sebanyak tiga kali.” (HR Bukhari)
Islam begitu mendorong umatnya untuk memiliki adab yang mulia, serta
memperhatikan adab dan etika kesopanan saat melakukan kegiatan sehari-hari,
terutama yang berhubungan dengan orang lain.
Dan sebaliknya, Islam melarang umatnya memiliki akhlak rendahan dan
buruk. Rasulullah SAW bersabda:

‫أ َ ْخ َلقا أ َ َحا ِسنَكُ ْم ال ِقيَا َم ِة يَ ْو َم َم ْجلِسا مِنِي َوأ َ ْق َربِكُ ْم إِلَي أ َ َحبِكُ ْم م ِْن إِن‬

Artinya: “Sesungguhnya yang paling aku cintai di antara kalian dan paling dekat
tempat duduknya denganku pada hari kiamat adalah mereka yang paling bagus
akhlaknya di antara kalian.” (HR Tirmidzi)
Page | 14
Bahkan dengan akhlak mulia, seseorang bisa menyamai kedudukan (derajat)
orang yang rajin berpuasa dan rajin salat. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

‫ْال َقائ ِِم الصائ ِِم دَ َر َجةَ ُخلُ ِق ِه بِ ُحس ِْن لَيُد ِْركُ ْال ُمؤْ مِنَ إِن‬

Artinya: “Sesungguhnya seorang mukmin bisa meraih derajat orang yang rajin
berpuasa dan salat dengan sebab akhlaknya yang luhur.” (HR Ahmad dan Abu
Dawud)

Semakin kokoh ‘aqidah dan keimanan seseorang, seharusnya semakin baik


pula akhlaknya. Dengan bertambahnya ilmu ‘aqidah dan imannya, bertambah luhur
pula akhlaknya.
Hal ini sebagaimana yang diisyaratkan dalam sabda rasulullah SAW:

‫سنُ ُه ْم إِي َمانا ال ُمؤْ ِمنِينَ أ َ ْك َم ُل‬


َ ‫ُخلُقا أ َ ْح‬

Artinya: “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik
akhlaknya.” (HR Tirmidzi)

Jika kaum muslimin berhias dengan akhlak mulia serta menunaikan hak-hak
saudaranya yang menjadi kewajibannya, maka hal itu merupakan pintu gerbang utama
masuknya manusia ke dalam agama ini.
Hal ini sebagaimana yang terjadi pada zaman para sahabat nabi, ketika
manusia berbondong-bondong masuk Islam disebabkan keindahan akhlak dan
keluhurannya dalam bermuamalah dan interaksi dengan sesama manusia.
Selain itu, tujuan utama kita berhias dengan akhlak mulia adalah sebagai
bentuk ketaatan kepada Allah SWT dan mengharapkan pahala dari-Nya. Allah SWT
berfirman:

ْ ُ‫َللا ل َِو ْج ِه ن‬
‫ط ِع ُمكُ ْم ِإن َما‬ ِ ‫شُكُورا َو َل َجزَ اء ِم ْنكُ ْم نُ ِريد ُ َل‬

(Innamā nuṭ'imukum liwaj-hillāhi lā nurīdu mingkum jazā`aw wa lā syukụrā)

Page | 15
Artinya: “Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk
mengharapkan keridhaan Allah. Kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak
pula (ucapan) terima kasih.” (QS Al-Insaan: 9)

E. Contoh Perilaku menerapkan Etika dalam Kehidupan


1. Etika Berbeda Pendapat
- Ikhlas dan mencari yang hak serta melepaskan diri dari nafsu di saat berbeda
pendapat.
- Juga menghindari sikap show (ingin tampil) dan membela diri dan nafsu.
- Mengembalikan perkara yang diperselisihkan kepada Kitab Al-Qur’an dan
Sunnah.
- Sebisa mungkin berusaha untuk tidak memperuncing perselisihan, yaitu denga
cara menafsirkan pendapat yang keluar dari lawan atau yang dinisbatkan
kepadanya dengan tafsiran yang baik.
- Berusaha sebisa mungkin untuk tidak mudah menyalahkan orang lain, kecuali
sesudah penelitian yang dalam dan difikirkan secara matang.
- Sedapat mungkin menghindari permasalahan-permasalahan khilafiyah dan
fitnah.
- Berpegang teguh dengan etika berdialog dan menghindari perdebatan, bantah
membantah dan kasar menghadapi lawan.

2. Etika Bergaul dengan Orang Lain


- Hormati perasaan orang lain, tidak mencoba menghina atau menilai mereka
cacat.
- Jaga dan perhatikanlah kondisi orang, kenalilah karakter dan akhlaq mereka,
lalu pergaulilah mereka, masing-masing menurut apa yang sepantasnya.
- Mendudukkan orang lain pada kedudukannya dan masing-masing dari mereka
diberi hak dan dihargai.
- Perhatikanlah mereka, kenalilah keadaan dan kondisi mereka, dan tanyakanlah
keadaan mereka.
- Bermuka manis dan senyumlah bila anda bertemu orang lain. Berbicaralah
kepada mereka sesuai dengan kemampuan akal mereka.

Page | 16
Berbaik sangkalah kepada orang lain dan jangan memata-matai mereka.
- Mema`afkan kekeliruan mereka dan jangan mencari-cari
kesalahankesalahannya dan tahanlah rasa benci terhadap mereka.
- Dengarkanlah pembicaraan mereka dan hindarilah perdebatan dan bantah
membantah dengan mereka.

3. Etika Buang Hajat


- Segera membuang hajat.
- Apabila seseorang merasa akan buang air maka hendaknya bersegera
melakukannya, karena hal tersebut berguna bagi agamanya dan bagi kesehatan
jasmani.
- Menjauh dari pandangan manusia di saat buang air (hajat).
- Menghindari tiga tempat terlarang, yaitu aliran air, jalan-jalan manusia dan
tempat berteduh mereka..
- Tidak mengangkat pakaian sehingga sudah dekat ke tanah, yang demikian itu
supaya aurat tidak kelihatan.
- Tidak membawa sesuatu yang mengandung penyebutan Allah kecuali karena
terpaksa.
- Dilarang menghadap atau membelakangi kiblat. Adapun jika di dalam ruang
(WC) atau adanya pelindung/ penghalang yang membatasi antara si pembuang
hajat dengan kiblat, maka boleh menghadap ke arah kiblat.
- Dilarang kencing di air yang tergenang (tidak mengalir).
- Makruh mencuci kotoran dengan tangan kanan.
- Dianjurkan kencing dalam keadaan duduk, tetapi boleh jika sambil berdiri.
- Sekalipun demikian seseorang dibolehkan kencing sambil berdiri dengan
syarat badan dan pakaiannya aman dari percikan air kencingnya dan aman dari
pandangan orang lain kepadanya.
- Makruh berbicara di saat buang hajat kecuali darurat.
- Makruh bersuci (istijmar) dengan mengunakan tulang dan kotoran hewan.
- Disunnatkan masuk ke WC dengan mendahulukan kaki kiri dan keluar dengan
kaki kanan berbarengan dengan dzikirnya masing-masing.
- Mencuci kedua tangan sesudah menunaikan hajat.

Page | 17
4. Etika Di Jalan
- Berjalan dengan sikap wajar dan tawadlu, tidak berlagak sombong di saat
berjalan atau mengangkat kepala karena sombong atau mengalihkan wajah
dari orang lain karena takabbur.
- Memelihara pandangan mata, baik bagi laki-laki maupun perempuan.
- Tidak mengganggu, yaitu tidak membuang kotoran, sisa makanan di jalan-
jalan manusia, dan tidak buang air besar atau kecil di situ atau di tempat yang
dijadikan tempat mereka bernaung.
- Menjawab salam orang yang dikenal ataupun yang tidak dikenal.
- Beramar ma`ruf dan nahi munkar. Ini juga wajib dilakukan oleh setiap
muslim, masing-masing sesuai kemampuannya.
- Menunjukkan orang yang tersesat (salah jalan), memberikan bantuan kepada
orang yang membutuhkan dan menegur orang yang berbuat keliru serta
membela orang yang teraniaya.
- Perempuan hendaknya berjalan di pinggir jalan.

5. Etika Jenazah dan Ta’ziah


- Segera merawat janazah dan mengebumikannya untuk meringankan beban
keluarganya dan sebagai rasa belas kasih terhadap mereka.
- Tidak menangis dengan suara keras, tidak meratapinya dan tidak
merobekrobek baju.
- Disunatkan mengantar janazah hingga dikubur.
- Memohonkan ampun untuk janazah setelah dikuburkan.
- Disunatkan menghibur keluarga yang berduka dan memberikan makanan
untuk mereka.
- Disunnatkan berta`ziah kepada keluarga korban dan menyarankan mereka
untuk tetap sabar, dan mengatakan kepada mereka: “Sesungguhnya milik
Allahlah apa yang telah Dia ambil dan milik-Nya jualah apa yang Dia berikan;
dan segala sesuatu disisi-Nya sudah ditetapkan ajalnya.

6. Etika Makan dan Minum


- Berupaya untuk mencari makanan yang halal.

Page | 18
- Hendaklah makan dan minum yang kamu lakukan diniatkan agar bisa dapat
beribadah kepada Allah, agar kamu mendapat pahala dari makan dan
minummu itu.
- Hendaknya mencuci tangan sebelum makan jika tangan kamu kotor, dan
begitu juga setelah makan untuk menghilangkan bekas makanan yang ada di
tanganmu.
- Hendaklah kamu puas dan rela dengan makanan dan minuman yang ada, dan
jangan sekali-kali mencelanya.
- Hendaknya jangan makan sambil bersandar atau dalam keadaan menyungkur.
- Tidak makan dan minum dengan menggunakan bejana terbuat dari emas dan
perak.
- Hendaknya memulai makanan dan minuman dengan membaca Bismillah dan
diakhiri dengan Alhamdulillah.
- Hendaknya makan dengan tangan kanan dan dimulai dari yang ada di
depanmu.
- Disunnatkan makan dengan tiga jari dan menjilati jari-jari itu sesudahnya.
- Disunnatkan mengambil makanan yang terjatuh dan membuang bagian yang
kotor darinya lalu memakannya.
- Tidak meniup makan yang masih panas atau bernafas di saat minum.
- Tidak berlebih-lebihan di dalam makan dan minum.
- Hendaknya pemilik makanan (tuan rumah) tidak melihat ke muka orang-orang
yang sedang makan, namun seharusnya ia menundukkan pandangan matanya,
karena hal tersebut dapat menyakiti perasaan mereka dan membuat mereka
menjadi malu.
- Hendaknya kamu tidak memulai makan atau minum sedangkan di dalam
majlis ada orang yang lebih berhak memulai, baik kerena ia lebih tua atau
mempunyai kedudukan, karena hal tersebut bertentangan dengan etika.
- Jangan sekali-kali kamu melakukan perbuatan yang orang lain bisa merasa
jijik, seperti mengirapkan tangan di bejana, atau kamu mendekatkan kepalamu
kepada tempat makanan di saat makan, atau berbicara dengan nada-nada yang
mengandung makna kotor dan menjijik-kan.

Page | 19
- Jangan minum langsung dari bibir bejana, berdasarkan hadits Ibnu Abbas
beliau berkata, “Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam melarang minum dari
bibir bejana wadah air.” (HR. Al Bukhari)
- Disunnatkan minum sambil duduk, kecuali jika udzur, karena di dalam hadits
Anas disebutkan “Bahwa sesungguhnya Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam
melarang minum sambil berdiri”. (HR. Muslim).

7. Etika Pergaulan Menurut Islam


Pergaulan adalah satu cara seseorang untuk bersosialisasi dengan
lingkungannya. Bergaul dengan orang lain menjadi satu kebutuhan yang sangat
mendasar, bahkan bisa dikatakan wajib bagi setiap manusia yang “masih hidup” di
dunia ini. Tiga kunci utama dalam pergaulan, antara lain :
1) Ta’aruf
Ta’aruf atau saling mengenal menjadi suatu yang wajib ketika kita
akan melangkah keluar untuk bersosialisasi dengan orang lain. Dengan
ta’aruf kita dapat membedakan sifat, kesukuan, agama, kegemaran, karakter,
dan semua ciri khas pada diri seseorang.
2) Tafahum
Memahami, setelah kita mengenal seseorang pastikan kita tahu juga
semua yang ia sukai dan yang ia benci. Dengan memahami kita dapat
memilih dan memilah siapa yang harus menjadi teman bergaul kita dan
siapa yang harus kita jauhi.
3) Ta’awun
Sikap ta’awun (saling menolong). Islam sangat menganjurkan kepada
ummatnya untuk saling menolong dalam kebaikan dan takwa. Rasullullah
SAW telah mengatakan bahwa “Bukan termasuk umatnya orang yang tidak
peduli dengan urusan umat Islam yang lain”.
Al-Ma`idah ayat ke-2 :
Tolong menolonglah kalian di atas kebaikan dan ketaqwaan, dan
janganlah kalian tolong menolong dalam dosa dan permusuhan. Bertaqwa
(takut)lah kalian kepada Allah, karena sesungguhnya Allah Maha Keras
adzab-Nya.”

Page | 20
Ta’aruf, tafahum , dan ta’awun tidak akan ada artinya jika dasarnya
bukan ikhlas karena Allah.

8. Etika Berbicara
- Hendaknya pembicaran selalu di dalam kebaikan.
- Hendaknya pembicaran dengan suara yang dapat didengar, tidak terlalu keras
dan tidak pula terlalu rendah, ungkapannya jelas dapat difahami oleh semua
orang dan tidak dibuat-buat atau dipaksa-paksakan.
- Jangan membicarakan sesuatu yang tidak berguna bagimu.
- Janganlah kamu membicarakan semua apa yang kamu dengar. Abu Hurairah
Radhiallaahu ‘anhu di dalam hadisnya menuturkan : Rasulullah Shallallaahu
‘alaihi wa sallam telah bersabda: “Cukuplah menjadi suatu dosa bagi
seseorang yaitu apabila ia membicarakan semua apa yang telah ia
dengar”.(HR. Muslim)
- Menghindari perdebatan dan saling membantah, sekali-pun kamu berada di
fihak yang benar dan menjauhi perkataan dusta sekalipun bercanda. Rasulullah
Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Aku adalah penjamin sebuah istana
di taman surga bagi siapa saja yang menghindari bertikaian (perdebatan)
sekalipun ia benar; dan (penjamin) istana di tengah-tengah surga bagi siapa
saja yang meninggalkan dusta sekalipun bercanda”. (HR. Abu Daud dan
dinilai hasan oleh Al-Albani).
- Tenang dalam berbicara dan tidak tergesa-gesa. Aisyah Radhiallaahu ‘anha.
telah menuturkan: “Sesungguhnya Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam apabila
membicarakan suatu pembicaraan, sekiranya ada orang yang menghitungnya,
niscaya ia dapat menghitungnya”. (Mutta-faq’alaih).
- Menghindari perkataan jorok (keji). Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Seorang mu’min itu pencela atau pengutuk atau keji
pembicaraannya”. (HR. Al-Bukhari di dalam Al-Adab Mufrad, dan
dishahihkan oleh Al-Albani).
- Menghindari sikap memaksakan diri dan banyak bicara di dalam berbicara. Di
dalam hadits Jabir Radhiallaahu ‘anhu disebutkan: “Dan sesungguhnya
manusia yang paling aku benci dan yang paling jauh dariku di hari Kiamat
kelak adalah orang yang banyak bicara, orang yang berpura-pura fasih dan

Page | 21
orang-orang yang mutafaihiqun”. Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulllah,
apa arti mutafaihiqun? Nabi menjawab: “Orang-orang yang sombong”. (HR.
At-Turmudzi, dinilai hasan oleh Al-Albani).
- Menghindari perbuatan menggunjing (ghibah) dan mengadu domba. Allah
Subhaanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya: “Dan janganlah sebagian kamu
menggunjing sebagian yang lain”.(Al-Hujurat: 12).
- Mendengarkan pembicaraan orang lain dengan baik dan tidak memotongnya,
juga tidak menampakkan bahwa kamu mengetahui apa yang dibicarakannya,
tidak menganggap rendah pendapatnya atau mendustakannya.
- Jangan memonopoli dalam berbicara, tetapi berikanlah kesempatan kepada
orang lain untuk berbicara.
- Menghindari perkataan kasar, keras dan ucapan yang menyakitkan perasaan
dan tidak mencari-cari kesalahan pembicaraan orang lain dan kekeliruannya,
karena hal tersebut dapat mengundang kebencian, permusuhan dan
pertentangan.
- Menghindari sikap mengejek, memperolok-olok dan memandang rendah
orang yang berbicara. Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokan
kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokan) lebih baik
dari mereka (yang mengolok-olokan), dan jangan pula wanita-wanita
(mengolokolokan) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang
diperolokolokan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokan)”. (Al-
Hujurat: 11).

9. Etika Berkomunikasi Lewat Telepon


- Ceklah dengan baik nomor telepon yang akan anda hubungi sebelum anda
menelpon agar anda tidak mengganggu orang yang sedang tidur atau
mengganggu orang yang sedang sakit atau merisaukan orang lain.
- Pilihlah waktu yang tepat untuk berhubungan via telepon, karena manusia
mempunyai kesibukan dan keperluan, dan mereka juga mempunyai waktu
tidur dan istirahat, waktu makan dan bekerja.

Page | 22
- Jangan memperpanjang pembicaraan tanpa alasan, karena khawatir orang
yang sedang dihubungi itu sedang mempunyai pekerjaan penting atau
mempunyai janji dengan orang lain.

Page | 23
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Dalam makalah ini, kita telah membahas betapa pentingnya akhlak, etika, dan
moral dalam kehidupan sehari-hari. Akhlak mengacu pada perilaku individu, etika
membantu kita memahami prinsip-prinsip yang membimbing tindakan kita, dan moral
adalah aturan internal yang memandu keputusan kita. Semua ini saling terkait dan
berperan penting dalam membentuk individu yang baik dan masyarakat yang lebih
baik. Oleh karena itu, kita harus selalu memperhatikan nilai-nilai ini dalam setiap
tindakan kita, karena mereka merupakan landasan penting dalam menjaga keadilan,
empati, dan kebaikan di dunia ini.

B. Saran
Saran untuk makalah ini adalah untuk terus mendorong pemahaman dan
refleksi lebih lanjut tentang akhlak, etika, dan moral dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, penting untuk mengintegrasikan nilai-nilai ini dalam pengambilan
keputusan, baik dalam lingkungan pribadi maupun profesional. Selalu menjadi
individu yang jujur, empatik, dan bertanggung jawab adalah langkah-langkah konkret
menuju masyarakat yang lebih baik. Selain itu, penelitian lebih lanjut tentang
bagaimana nilai-nilai ini berubah seiring waktu dan budaya akan membantu kita lebih
memahami peran mereka dalam evolusi sosial dan budaya manusia.

Page | 24
Daftar Pustaka

“5 Hadis tentang Etika dan Keutamaannya, Masya Allah!”. orami.co.id. 25 Februari 2022. 1
September 2023. https://www.orami.co.id/magazine/hadis-tentang-etika
“Pengertian Akhlak, Moral, Etika”. satriodatuak.com. 29 Mei 2021. 1 September 2023.
http://satriodatuak.com/pengertian-akhlak-moral-etika/
“Etika, Moral dan Akhlak”. slideshare.net. 11 Oktober 2014. 2 September 2023.
https://www.slideshare.net/lithasupandi/etikamoraldan-akhlak
“Perbedaan Etika, Moral dan Akhlak”. pasjabar.com. 12 Mei 2023. 2 September 2023.
https://pasjabar.com/2023/05/12/perbedaan-etika-moral-dan-akhlak/

Page | 25

Anda mungkin juga menyukai