Anda di halaman 1dari 17

Tugas Pendidikan Agama Islam

Makalah Tentang Etika, Moral, dan Akhlak

Disusun Oleh :

Tri Selsa

1914201303

Dosen Pembimbing :

Ali Asmul, M.Pd

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

STIKes PERINTIS PADANG

TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. yang telah memberi taufik dan
hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Etika, Moral, dan Akhlak” tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabiyullah Shallallahu ‘Alaihi wa


Sallam, para sahabat dan sahabiyah yang senantiasa istiqamah dalam menjalankan syariah-
Nya. Dan semoga kita juga dimasukkan Allah SWT. dalam golongan ini, Amin.

Tak lupa pula kami mengucapkan  terima kasih kepada Dosen atas bimbingan yang
diberikan sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan, dorongan dan bimbingan juga kami ucapkan terima kasih.

Dalam penyusunan makalah ini saya menyadari masih banyak kesalahan yang
dilakukan. Oleh karena itu, kami meminta saran dan kritik yang membangun sehingga
kedepannya saya bisa menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapa bermanfaat untuk
menambah pengetahuan pembaca dan kita semua.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................

DAFTAR ISI........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................

A.Latar Belakang....................................................................................................

B.Rumusan Masalah..............................................................................................

C.Tujuan Penulisan..............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................

1.Konsep Etika, Moral dan Akhlak....................................................................

2.Etika..............................................................................................................

3.Moral............................................................................................................

4.Akhlak.........................................................................................................

5.Perbedaan Etika, Moral dan Akhlak...............................................................

6.Hubungan Tasawuf dengan Akhlak...................................................................

7.Indikator Manusia Berakhlak.............................................................................

8.Pengaruh Era Globalisasi dan Modernisasi terhadap Etika, Moral, dan Akhlak Generasi
Muda...................................................................................................................

1.Sikap Positif.......................................................................................

2.Sikap Negatif.....................................................................................

9.Cara Membentuk Manusia Berakhlak.............................................................

10.Kondisi Akhlak Remaja saat ini dan Permasalahan yang Ditimbulkan......................

BAB III PENUTUP...............................................................................................

A.Kesimpulan...............................................................................................................
B.Saran....................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Islam adalah agama yang sangat memperhatikan binaan etika, moral, dan akhlak
mulia secara komprehensif baik segi materi, metode, pendekatan dan pelaksanaannya. Ajaran
Islam tentang iman, islam, dan ihsan misalnya, dinilai belum sempurna jika tidak
menimbulkan dampak pembinaan akhlak dan karakter mulia.

Di era global yang semakin maju ini, perilaku seorang muslim semakin beraneka
ragam. Umat muslim cenderung mengikuti pola hidup yang mewah dan bergaya, yang tidak
mencerminkan bahwa mereka umat muslim yang pada hakikat nya tidak boleh berlebih-
lebihan. Bahkan lupa dengan adanya etika, moral dan akhlak yang seharusnya dijunjung
tinggi sebagai umat Nabi Muhammad SAW. Karena pada kenyataannya manusia sekarang
kurang pengetahuan tentang etika, moral, dan akhlak.

Selama ini pelajaran etika, moral, dan akhlak sudah diperkenalkan sejak kita berada di
Sekolah Dasar, bahkan pengenalan ertika, moral, dan akhlak sudah di ajarkan dalam lingkup
keluarga. Namun ternyata pelajaran etika, moral dan akhlak itu hanya dibiarkan saja tanpa di
aplikasikan ke dalam perilaku kehidupan sehari-hari, sehingga pelajaran yang telah
disampaikan menjadi sia-sia dan tidak berguna.

Sebagai generasi penerus bangsa Indonesia, sangatlah tidak terpuji jika kita para
generasi penerus bangsa tidak memiliki etika, moral dan akhlak. Oleh karena itu kami
menyusun makalah ini agar setidaknya dapat menjadi acuan dalam perbaikan etika, moral,
dan akhlak masyarakat.

B.Rumusan Masalah

1.Apakah pengertian dari etika, moral dan akhlak ?

2.Apakah hubungan tasawuf dengan akhlak ?

3.Apakah indikator manusia berakhlak ?


4.Bagaimanakah pengaruh era globalisasi dan modernisasi bagi etika, moral dan akhlak
manusia?

5.Bagaimana cara membentuk manusia berakhlak ?

C.Tujuan Penulisan

Untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Pendidikan Agama Islam.


BAB II

PEMBAHASAN

1.Konsep Etika, Moral dan Akhlak

Secara substansial etika, moral, dan akhlak memang sama, yakni ajaran tentang
kebaikan dan keburukan, menyangkut perikehidupan manusia dalam hubungannya dengan
Tuhan, sesama manusia dan alam dalam arti luas. Yang membedakan satu dengan yang
lainnya adalah ukuran kebaikan dan keburukan itu sendiri.

2.Etika

Dari segi etimologi (ilmu asal usul kata), etika berasal dari bahasa Yunani, ethos yang
berarti watak kesusilaaan atau adat. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, etika diartikan
ilmu pengetahuan tentang asas asas akhlak (moral). Dari pengertian kebahasaan ini terlihat
bahwa etika berhubungan dengan upaya menentukan tingkah laku manusia.

Adapun arti etika dari segi istilah telah dikemukakan para ahli dengan ungkapan yang
berbeda-beda sesuai dengan sudut pandangnya. Ahmad Amin misalnya, mengartikan etika
adalah ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya
dilakukan oleh manusia, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam
perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat.

Etika berhubungan dengan 4 hal sebagai berikut. Pertama dilihat dari segi obyek
pembahasannya, etika berupaya membahas perbuatan yang dilakukan oleh manusia. Kedua
dilihat dari segi sumbernya, etika bersumber pada akal pikiran atau filsafat.  Sebagai hasil
pemikiran maka etika tidak bersifat mutlak, absolut dan tidak pula universal. Ketiga, dilihat
dari segi fungsinya, etika berfungsi sebagai penilai, penentu dan penetap terhadap suatu
perbuatan yang dilakukan oleh manusia, yaitu apakah perbuatan tersebut akan dinilai baik,
buruk, mulia, terhormat, hina dan sebagainya. Keempat dilihat dari segi sifatnya, etika
bersifat relatif yakni dapat berubah-ubah sesuai dengan tuntutan zaman.

Dengan ciri-cirinya yang demikian, maka etika lebih merupakan ilmu pengetahuan
yang berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan yang dilakukan untuk dikatakan baik
atau buruk. Dengan kata lain etika adalah aturan atau pola tingkah laku yang dihasilkan oleh
akal manusia. 

3.Moral

Arti moral dari segi bahasa Latin, mores yaitu jamak dari kata mos yang berarti adat
kebiasaan. Selanjutnya moral dalam arti istilah adalah suatu istilah yang digunakan untuk
menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak pendapat atau perbuatan yang secara
layak dapat dikatakan benar, salah, baik atau buruk.

Selanjutnya pengertian moral dijumpai pula dalam The Advanced Leaner’s


Dictionary of Current English.  Dalam buku ini dikemukakan beberapa pengertian moral
sebagai berikut.

1.Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan benar dan salah,baik dan buruk;

2.Kemampuan untuk memahami perbedaan antara benar dan salah;

3.Ajaran atau gambaran tingkah laku yang baik.

Berdasarkan kutipan tersebut di atas,dapat dipahami bahwa moral adalah dapat


dipahami bahwa moral adalah istilah yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap
aktivitas manusia dengan nilai (ketentuan) baik atau buruk, benar atau salah. Jika dalam
kehidupan sehari-hari dikatakan bahwa orang tersebut tingkah lakunya baik.

4.Akhlak

Akhlak berasal dari bahasa arab, khuluq, yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah
laku atau tabiat. Akhlak ialah hal ihwal yang melekat pada jiwa (sanubari). Dari situ timbul
perbuatan-perbuatan secara mudah tanpa dipikir panjang dan diteliti terlebih dahulu
(spontanitas). Apabila hal ihwal atau tingkah laku itu menimbulkan perbuatan-perbuatan baik
dan terpuji, menurut pikiran dan syariah, maka tingkah laku itu disebut akhlak yang baik.
Apabila menimbulkan perbuatan perbuatan yang buruk, maka tingkah laku disebut akhlak
yang buruk. Akhlak terpuji dan baik tidak akan terbentuk begitu saja, landasan dalam islam
adalah Al-Quran dan hadist, yakni kitab Allah dan sunnah Rasul-Nya. Kedua landasan itu
dapat dijadikan cermin dan ukuran akhlak seorang muslim. Ukuran itu ialah iman dan takwa.
Betapa penting kedudukan akhlak dan Islam. Al-Qur’an memuat ayat-ayat yang
secara spesifik berbicara masalah akhlak,malah setiap ayat yang berbicara hukum sekalipun,
dapat dipastikan bahwa ujung ayat tersebut selalu dikaitkan dengan akhlak atau ajaran moral.
Ayat-ayat yang pangkalnya menjelaskan ketentuan hukum,biasanya ujung ayat mengutarakan
masalah akhlak. Sebagai contoh terdapat dalam Q.S Al-Baqarah ayat 183 Allah berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa” (QS. Al Baqarah: 183)

Bertaqwa artinya menjauhi perbuatan perbuatan buruk dan melakukan perbuatan perbuatan
baik.

5.Perbedaan Etika , Moral, dan Akhlak

Dalam etika, untuk menentukan nilai perbuatan manusia baik atau buruk
menggunakan tolak ukur akar pikiran atau rasio, sedangkan dalam moral menggunakan tolak
ukur norma-norma yang tumbuh dan berkembang serta berlangsung dalam masyarakat ( adat
istiadat), dan dalam akhlak menggunakan ukuran Al-Qur’an dan hadist.

Akhlak yang berdasarkan Al-Qur’an dan hadist, maka akhlak bersifat mutlak, absolut,
dan tidak dapat diubah. Sementara etika dan moral berdasar pada sesuatu yang berasal dari
manusia, maka lebih bersifat terbatas dan dapat berubah sesuai tuntutan zaman.

Jika pengertian etika dan moral dihubungkan satu dengan lainnya, kita dapat
mengatakan bahwa antara etika dan moral memiliki objek yang sama, yaitu sama-sama
membahas tentang perbuatan manusia selanjutnya ditentukan posisinya apakah baik atau
buruk.

6.Hubungan Tasawuf dengan Akhlak

Tasawuf adalah proses pendekatan diri kepada Tuhan (Allah) dengan cara
mensucikan hati. Hati yang suci tidak hanya bisa dekat dengan Tuhan tetapi juga dapat
melihat Tuhan (al-Ma’rifah). Dalam tasawuf disebutkan bahwa Tuhan Yang Maha Suci tidak
dapat didekati kecuali oleh hati yang suci.
Jika ilmu akhlak menjelaskan mana nilai yang baik dan mana yang buruk juga
bagaimana mengubah akhlak buruk agar menjadi baik secara zahiriah yakni dengan cara-cara
yang nampak seperti keilmuan, keteladanan, pembiasaan, dan lain-lain maka ilmu tasawuf
menerangkan bagaimana cara menyucikan hati , agar setelah hatinya suci yang muncul dari
perilakunya adalah akhlak al-karimah. Perbaikan akhlak, menurut ilmu tasawuf, harus
berawal dari penyucian hati. Yaitu  dengan ijtinab al-manhiyyat, adaa al-wajibat,adaa al-
naafilat dan Riyadhah.

Dalam kacamata akhlak, tidaklah cukup iman seseorang hanya dalam bentuk
pengakuan, apalagi kalau hanya dalam bentuk pengetahuan. Yang “kaffah” adalah iman,ilmu
dan amal. Amal itulah yang dimaksud akhlak . Tujuan yang hendak dicapai dengan ilmu
akhlak adalah kesejahteraan hidup manusia di dunia dan kebahagian hidup di akhirat.

Dari satu segi akhlak adalah buah dari tasawuf (proses pendekatan diri kepada
Tuhan), dan istiqamah dalam hati pun bagian dari bahasan ilmu tasawuf.

7.Indikator Manusia Berakhlak

Indikator manusia berakhlak (husn al-khuluq) kata al-Ghazali, adalah tertanamnya


iman dalam hati dan teraplikasikannya takwa dalam perilaku. Sebaliknya, manusia yang tidak
berakhlak (su’al-khulug) adalah manusia yang ada nifaq (kemunafikan) di dalam hatinya.
Nifak adalah sikap mendua terhadap Allah. Tidak ada kesesuaian antara hati dan perbuatan.

Taat akan perintah Allah dan tidak mengikuti keinginan hawa nafsu dapat
menyilaukan hati. Sebaliknya, melakukan dosa dan maksiat dapat menghitamkan hati.
Barang siapa melakukan dosa kemudian menghapusnya dengan kebaikan tidak akan gelap
hatinya, hanya saja cahaya itu berkurang.

Dengan mengutip beberapa ayat dan hadis, selanjutnya al-Ghazali mengemukakan


tanda-tanda manusia beriman:

1.Manusia beriman adalah manusia yang khusyu’ dalam salatnya.

2.Berpaling dari hal-hal yang tidak berguna (tidak ada faidahnya).

3.Selalu kembali kepada Allah.


4.Mengabdi hanya kepada Allah.

5.Selalu memuji dan mengagungkan Allah.

6.Bergetar hatinya jika nama Allah disebut.

7.Tidak menyakiti orang lain baik dengan sikap maupun perbuatannya.

8.Tidak banyak bicara dan bersikap tenang dalam menghadapi segala persoalan,dan lain-lain.

Ahli tasawuf mengemukakan bahwa indikator manusia berakhlak, antara lain adalah
memiliki budaya malu dalam interaksi dengan sesamanya, tidak menyakiti orang lain, banyak
kebaikannya, benar dan jujur dalam ucapannya, tidak banyak bicara tapi banyak berbuat,
penyabar, tenang hatinya selalu bersama Allah, bijaksana, hati-hati dalam bertindak,
disenangi teman dan lawan, tidak pendendam, tidak suka mengadu domba, sedikit makan dan
tidur, tidak pelit dan hasad, cinta karena Allah dan benci karena Allah.

Kalau akhlak dipahami sebagai pandangan hidup, manusia berakhlak adalah manusia
yang menjaga keseimbangan antara hak dan kewajibannya dalam hubungannya dengan
Allah, sesama makhluk dan alam semesta.

8.Pengaruh Era Globalisasi dan Modernisasi terhadap Etika, Moral, dan Akhlak
Generasi Muda

Modernisasi merupakan suatu proses transformasi dari suatu perubahan ke arah yang
lebih maju atau meningkat di berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat. Sedangkan,
globalisasi yang berasal dari kata global atau globe artinya bola dunia atau mendunia. Jadi,
globalisasi berarti suatu proses masuk ke lingkungan dunia. Modernisasi dan globalisasi
dapat memperngaruhi sikap pemuda-pemudi dalam bentuk positif maupun negatif.
Penjelasannya adalah sebagai berikut :

1.Sikap Positif

a. Penerimaan secara terbuka (open minded), lebih dinamis, dan tidak


terbelenggu hal-hal lama yang bersikap kolot.

b. Pola fikir pemuda-pemudi bangsa ini lebih cerdas dan tidak sulit mendapatkan
pendidikan karena hampir semua wilayah sudah di samaratakan terhadap dunia
pendidikan.
c. Mempermudah mayarakat dalam segala aspek dan bidang tertentu.

d. Membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.

e. Tidak lagi terikat oleh budaya atau aturan-aturan tertentu(bisa terbuka).

f. Mengembangkan sikap antisipatif dan selektifkepekaan (antisipatif) dalam


menilai hal-hal yang akan atau sedang terjadi.

2.Sikap Negatif

a. Tertutup, was-was, dan tidak perduli (apatis).

b. Mudah terjadinya konflik antar kelompok ataupun individu.

c. Masyarakat ada sebagian menerima ada juga sebagian yang menolak terhadap
globalisasi.

d. Masyarakat awam kurang memahami arti strategis modernisasi dan


globalisasi.

e. Kurang selektif dalam menyikapi perubahan modernisasidengan menerima


setiap bentuk hal-hal baru tanpa adanya seleksi/filter.

f. Mudah terjadi penyimpangan dan lain sebagainya tentunya masih banyak hal-
hal negatif lain yang tanpa kita sadari itu akan membawa kerugian bagi bangsa ini
ataupun kemajuan yang bernilai positif untuk bangsa ini.

9.Cara Membentuk Manusia Berakhlak

Pertama, memantapkan pendidikan akidah akhlak baik di rumah, di sekolah, maupun


di masyarakat.

Kedua, mengintegrasi antara pendidikan dan pengajaran. Sesungguhnya pada setiap


pengajaran terdapat nilai edukatif, misalkan pengajaran matematika mendidik manusia agar
berpikir sistematis dan logis, objektif, jujur, ulet, dan tekun. Begitu juga fisika mendidik
manusia agar syukur nikmat yang terdapat pada penciptaan-Nya.

Ketiga, adanya tanggung jawab bersama. Pendidikan akidah akhlak bukan hanya tanggung
jawab guru agama saja tapi tanggung jawab semua pendidik, orang tua, dan semua elemen
masyarakat, tanpa terkecuali pengambil kebijakan di pemerintahan.
Keempat, pendidikan harus menggunakan semua kesempatan, berbagai sarana
termasuk teknologi modern, dan dengan teknologi itu pula dapat dijadikan sarana
pembentukan akhlak.

10.Kondisi Akhlak Remaja Saat Ini Dan Permasalahan Yang Ditimbulkan

Berikut ini adalah beberapa fakta mengenai penurunan akhlak masyarakat yang
diadapat dari berbagai masyarakat :

1. 15-20 % dari remaja usia sekolah di Indonesia sudah melakukan hubungan seksual di luar
nikah.
2. 15 juta remaja perempuan usia 15-19 tahun melahirkan setiap tahunnya.
3. Hingga Juni 2009 telah tercatat 6.332 kasus AIDS dan 4.527 kasus HIV positif di
Indonesia, dengan 78,8 % dari kasus-kasus baru yang terlaporkan berasal dari usia 15-29
tahun.
4. Diperkirakan terdapat sekitar 270.000 pekerja seks perempuan yang ada di Indonesia, di
mana lebih dari 60 % adalah berusia 24 tahun atau kurang, dan 30 % berusia 15 tahun
atau kurang.
5. Setiap tahun ada sekitar 2,3 juta kasus aborsi di Indonesia di mana 20% diantaranya
adalah aborsi yang dilakukan oleh remaja.
6. Berdasarkan data kepolisian, setiap tahun pengguna narkoba selalu naik. Korban paling
banyak berasal dari kelompok remaja, sekitar 14 ribu orang atau 19% dari keseluruhan
pengguna.
7. Jumlah kasus kriminal yang dilakukan anak-anak dan remaja tercatat 1.150 sementara
pada 2008 hanya 713 kasus. Ini berarti ada peningkatan 437 kasus. Jenis kasus kejahatan
itu antara lain pencurian, narkoba, pembunuhan dan pemerkosaan.
8. Sejak Januari hingga Oktober 2009, Kriminalitas yang dilakukan oleh remaja meningkat
35% dibandingkan tahun sebelumnya, Pelakunya rata-rata berusia 13 hingga 17 tahun.

Kemorosotan akhlak di atas disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

1. Salah pergaulan, apabila kita salah memilih pergaulan kita juga bisa ikut-ikutan untuk
melakukan hal yang tidak baik.
2. Orang tua yang kurang perhatian, apabila orang tua kurang memperhatikan anaknya, bisa-
bisa anaknya merasa tidak nyaman berada di rumah dan selalu keluar rumah. Hal ini bisa
menyebabkan remaja terkena pergaulan bebas.
3. Ingin mengikuti tren, bisa saja awalnya para remaja merokok karena ingin terlihat keren,
padahal hal itu sama sekali tidak benar. Lalu kalu sudah mencoba merokok dia juga akan
mencoba hal-hal yang lainnya seperti narkoba dan seks bebas.
4. Himpitan ekonomi yang membuat para remaja stress dan butuh tempat pelarian.
5. Kurangnya pendidikan Agama dan moral.
6. Faktor-faktor diatas sebagian besar dipengaruhi oleh perkembangan teknologi. Dengan
berkembang pesatnya teknologi pada zaman sekarang , arus informasi menjadi lebih
transparan. Kemampuan masyarakat yang tidak dapat menyaring informasi ini dapat
mengganggu akhlak. Pesatnya perkembangan teknologi dapat membuat masyarakat
melupakan tujuan utama manusia diciptakan, yaitu untuk beribadah.

Untuk mengatasi masalah ini,kami memberikan beberapa solusi berdasarkan


permasalahan yang ada di atas sebagai berikut.

1. Untuk meghindari salah pergaulan, kita harus pandai memilah dan memilih teman dekat.
Karena pergaulan akan sangat berpengaruh terhadap etika, moral, dan akhlak.
2. Peran orang tua sangat penting dalam pembentukan karakter seseorang, terutama dalam
mengenalkan pendidikan agama sejak dini. Perhatian dari orang tua juga sangat penting.
Karena pada banyak kasus, kurangnya perhatian orang tua dapat menyebabkan dampak
buruk pada sikap anak.
3. Memperluas wawasan dan pengetahuan akan sangat berguna untuk menyaring pengaruh
buruk dari lingkungan, misalnya kebiasaan merokok. Dewasa ini, orang-orang
menganggap bahwa merokok meningkatkan kepercayaan diri dalam pergaulan. Padahal
jika dilihat dari sisi kesehatan, merokok dapat menyebabkan banyak penyakit, baik pada
perokok aktif maupun pasif. Sehingga kebiasaan ini tidak hanya akan mempengaruhi
dirinya sendiri, melainkan juga orang-orang di sekelilingnya.
4. Meningkatkan iman dan takwa dengan cara bersyukur, bersabar, dan beramal sholeh.
BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Etika menurut filsafat dapat disebut sebagai ilmu yang menyelidiki mana yang baik
dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat
diketahui oleh akal pikiran.

Moral adalah penetuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan. Istilah moral
biasanya dipergunakan untuk menentukan batas-batas suatu perbuatan, kelakuan, sifat dan
perangkai dinyatakan benar, salah, baik, buruk, layak atau tidak layak, patut maupun tidak
patut.

Akhlak adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia karena akhlak
mencakup segala pengertian tingkah laku, tabi’at, perangai, karakter manusia yang baik
maupun yang buruk dalam hubungannya dengan Khaliq atau dengan sesama makhluk.

Ketiga hal tersebut (etika, moral dan akhlak) merupakan hal yang paling penting
dalam pembentukan akhlakul karimah seorang manusia. Dan manusia yang paling baik budi
pekertinya adalah Rasulullah S.A.W. Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu seorang sahabat yang
mulia menyatakan: “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah manusia yang paling
baik budi pekertinya.” (HR.Bukhari dan Muslim).

Dalam kehidupan modern yang ditandai oleh berbagai tantangan dan cobaan yang
bersifat mendasar, tampaknya perlu diatasi dengan cara yang mendasar pula, yaitu dengan
kembali kepada ajaran Al-Qur’an dan Al-Hadist, khususnya yang berkaitan dengan akhlak
tasawuf.
B.SARAN

Kami sebagai penyusun makalah ini mengharapkan, agar generasi muda penerus
bangsa memiliki etika, moral, dan akhlak yang baik sesuai dengan ajaran Islam dalam
kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

Ghazali, Rafi’ah. 2016.  Pendidikan Agama Islam Di Perguruan Tinggi


Umum.  Banjarmasin : Aswaja Pressindo.

Nata, Abuddin. 1996. Akhlak Tasawuf.  Jakarta : RajaGrafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai