Makalah
Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Bimbingan Dan Konseling
Pada Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Oleh
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyusun makalah ini untuk menyelesaikan tugas pada mata kuliah
Ibtidaiyah (PGMI) dengan judul makalah “Etika dan Moral Peserta Didik”.
Shalawat serta salam tak lupa pula senantiasa terlimpahkan kepada Nabi
Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah
yang telah membimbing penulis dari awal sampai akhir penulisan makalah ini,
semoga beliau mendapat pahala dari Allah swt. Begitupun makalah ini telah
penulis susun dengan sebaik mungkin. Akhir kata, penulis berharap mudah-
mudahan makalah ini dapat diterima dan memberikan manfaat serta pengajaran
bagi pembacanya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .........................................................................................
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................4
A. Kesimpulan.............................................................................................11
B. Saran........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUA
N
Di sekolah, siswa setiap hari bertemu dengan guru dan teman-teman kelas.
Masing-masing dari mereka memiliki karakter dan latar belakang yang berbeda.
Setiap lingkungan sekolah dan setiap guru yang mengajar mempunyai ciri dan
situasi yang berbeda. Namun, apapun situasi di sekolah semua siswa harus
Menghormati dan bersikap sopan terhadap guru merupakan salah satu hal
terpenting ketika siswa berada di lingkungan sekolah. Karena guru adalah orang
yang mendidik dan mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan, baik secara formal
maupun non-formal. Lewat guru juga, siswa bisa menjadi lebih berwawasan luas.
Melalui seorang guru juga, tugas para orang tua dalam mengantarkan putra
–putrinya mencapai masa depan yang lebih cerah terbantu. Oleh karena itu, siswa
sudah sepatutnya menghormati dan menjaga sikap agar guru tidak kecewa terlebih
sampai sakit hati. Guru adalah orang tua kedua setelah orang tua kandung. Saat
berbicara dengan guru, gunakanlah bahasa yang santun dan sopan. Hormatilah
para guru dimanapun berada, baik di sekolah, di asrama maupun di luar sekolah,
Ucapkanlah salam seraya menyapa dengan hormat saat berpapasan dengan para
para siswa. Tentunya ini akan membangun kepribadian para siswa di masa depan,
1
ketika mereka sudah selesai mengenyam Pendidikan di sekolah kemudian mereka
mengendalikan emosi dan menujukkan perilaku yang baik khususnya etika dan
moral.Etika dan moral tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari karena
keduanya menunjukkan perlilaku yang akan dipandang baik, buruk, salah ataupun
Moralis di Inggris berpendapat bahwa moral yang baik ataupun buruk akan
sangat ditentukan oleh kemampuan intlek atau akal budi. Jadi moral yang
ditunjukkan oleh siswa akan sangat dipengaruhi kedewasaan dan akal budinya
etika dan moral setiap hari sudah diterapkan kepada siswa dalam pembelajaran di
sekolah.
mengenal dan membantu satu sama lainnya. Agar tingkah laku siswa di sekolah
tata krama dan sopan santun. Karena tata krama dan sopan santun adalah
cerminan pribadi seseorang, termasuk ketika berada di asrama, etika harus selalu
dijaga.
B. Rumusan Masalah
2
2. Bagaimana perkembangan moral dan etika peserta didik?
C. Tujuan Penulisan
3
BAB II
PEMBAHASA
N
1. Pengertian Etika
Secara etimologis kata etika berasal dari bahasa Yunani Kuno berarti
etos yang berarti: kebiasaan, watak, perasaan, sikap dan cara berpikir.
kebiasaan.1
Etika adalah refleksi dari kontrol diri karena segala sesuatunya dibuat
2
dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok itu sendiri. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan
apa yang buruk dan tentang hak dan moralitas (akhlak), kumpulan asas atau
nilai yang berkenaan dengan akhlak, nilai mengai benar dan salah, yang ada di
Istilah etika telah diungkapkan oleh para ahli dengan ekspresi yang
berbeda. (Dalam Ahmad Amin) Etika, adalah ilmu yang mendefinisikan apa
yang baik dan buruk, menjelaskan apa yang harus dilakukan orang,
menyatakan apa yang harus dilakukan orang dalam tindakan mereka dan
etika ini merupakan bagian dari akhlak, karena akhlak bukanlah sekedar
1
Novan Ardy Wiyani, (2015), Etika Profesi Keguruan, Yogyakarta: Gava Media, hal. 1
2
Heri Gunawan, (2014), Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, Bandung: Alfabeta,
Bandung, hal. 15-16
4
menyangkut perilaku manusia yang bersifat perbuatan lahiriah saja, akan
tetapi mencakup hal-hal yang lebih luas, yaitu meliputi bidang akidah,
3
ibadah, dan syari’ah. Sebagai penguat kata etika ini, (Dalam Ki Hajar
dalamnya dibahas tentang baik dan buruk dalam kehidupan manusia, yakni
tentang gerak-gerik pikiran dan rasa yang dituntut dan ditanggapi sesuai
berkembang, namun pengertian etika ini tidak akan jauh dari masalah
perilaku atau tingkah laku manusia yang bisa memperbaiki baik atau buruk.
Adapun Istilah yang mirip dengan etika, yakni moral, budi pekerti, akhlak
etika adalah ilmu yang membahas tentang baik dan buruknya perilaku
2. Pengertian Moral
Dari segi bahasa, moral berasal dari bahasa latin “mos” (jamak: mores)
yang berarti kebiasaan, ada. Kata “mos” (mores) dalam bahasa latin sama
artinya dengan etos dalam bahasa yunani. Di dalam kamus bahasa Indonesia,
kata moral diartikan sebagai ajaran tentang baik, buruk yang diterima umum
3
Suharwadi K. Lubis, Etika Profesi Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 1994), hlm. 1.
4
Nur Hidayat, (2013), Akhlak Tasawuf, Yogyakarta: Ombak Dua, hal. 9
5
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hal. 971
5
Adapun pengertian moral yang paling umum adalah tindakan manusia
yang sesuai dengan ide-ide yang diterima umum, yaitu berkaitan dengan
makna yang baik dan wajar. Dengan kata lain, pengertian moral adalah suatu
umum, meliputi kesatuan sosial atau lingkungan tertentu. Kata moral selalu
batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat, yang layak dapat dikatakan
benar, salah, baik, buruk. Hal ini sejalan dengan yang diktakan
yang menunjukan bahwa perbuatan itu benar atau salah, baik atau buruk.
yang menjadi acuan moral adalah sistem nilai yang hidup dan diberlakukan
dalam masyarakat.6
Dan tolak ukur dalam moral yakni adat istiadat yang berkembang dari
masyarakat.7 Contoh dari moral kita bisa lihat dalam Jahja (2011) 8 seperti (a)
memelihara kebersihan dan memelihara hak orang lain; (b) larangan mencuri,
dikatakan bermoral, apabila tingkah laku ini sesuai dengan nilai-nilai moral
6
Mas’ud, Akhlak Tasawuf: Membangun Keseimbangan Antara Lahir dan Batin, (Surabaya:
Pena Salsabila, 2018), hal. 11
7
Ibid, Mas’ ud, hl. 14
8
Jahja. Y, Psikologi Perkembangan. (Jakarta: Kencana, 2011), hal. 50
6
B. Perkembangan Etika Peserta Didik
Pada tahap ini, peserta didik belum memiliki pemahaman yang mendalam
yang diberikan oleh orang tua atau guru. Mereka juga cenderung egois dan
tahap: (1) tahap orientasi terhadap kepatuhan dan hukuman pada tahap ini
kekuasaan yang tidak bisa diganggu gugat. Anak harus menurut, atau
pada tahap ini anak tidak lagi secara mutlak tergantung pada aturan yang
berada di luar dirinya yang ditentukan orang lain yang memiliki otoritas.
Anak mulai sadar bahwa setiap kejadian mempunyai beberapa segi yang
(hedonisme).
Pada tingkatan ini anak mematuhi aturan yang dibuat bersama agar
diterima dalam kelompoknya. Tingkat ini juga terdiri dari dua tahap: (1)
tahap orientasi mengenai anak yang baik. Pada tahap ini anak mulai
9
Gunarsa, S.D, Dasar dan Teori Perkembangan Anak., (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1985),
hal.52
7
memperlihatkan orientasi perbuatan yang dapat dinilai baik atau tidak baik
oleh orang lain atau masyarakat. Sesuatu dikatakan baik dan benar apabila
sikap dan perilakunya dapat diterima oleh orang lain atau masyarakat. (2)
tahap mempertahankan norma sosial dan otoritas. Pada tahap ini anak
menunjukkan perbuatan baik dan benar bukan hanya agar dapat diterima
ikut mempertahankan aturan dan norma/ nilai sosial yang ada sebagai
ada.
Pada tingkat ini anak mematuhi aturan untuk menghindari hukuman kata
hatinya. Tingkat ini juga terdiri dari dua tahap: (1) tahap orientasi terhadap
perjanjian antara dirinya dengan lingkungan sosial. Pada tahap ini ada
universal. Pada tahap ini selain ada norma pribadi yang bersifat subyektif
ada juga norma etik (baik/ buruk, benar/ salah) yang bersifat universal
moralitas.
Piaget menunjukkan bahwa etika bukan hasil sosialisasi atau pelajaran yang
8
mata. Tetapi juga terjadi sebagai akibat dari aktivitas spontan yang dipelajari dan
1. Tahap moralitas heteronom terjadi pada usia awal pada anak yaitu usia 4
heteronom, selalu dihadapkan terhadap perintah atau ajaran orang tua atau
orang dewasa lain yang memberi pengetahuan kepada mereka tentang hal
yang salah dan hal yang benar. Pada tahap ini, seorang anak akan berpikir
bahwa melanggar aturan maka selalu akan dikenakan hukuman dan setiap
orang yang jahat atau berbuat salah pada akhirnya akan dikenakan
hukuman. Selain itu, Piaget (dalam Slavin, 2011) menegaskan bahwa anak
Tahap moralitas otonom terjadi pada anak usia diatas 6 tahun atau pada
hati. Sehingga dengan hal ini moralitas otonom disebut pula sebagai
10
Slavin, Robert E, Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik, (Jakarta: Samosir, 2011) hal. 47
9
moralitas kerja sama. Moralitas tersebut muncul ketika dunia sosial anak
menciptakan gagasan baru pada anak tersebut tentang aturan dan karena
menimbang perilaku benar dan baik dengan menimbang akibat dari perilaku itu,
bukan dari maksud pelaku. Misalnya, anak yang berada pada tahap ini akan
mengatakan bahwa memecahkan lima piring secara tidak sengaja akan lebih jelek
daripada memecahkan satu piring dengan sengaja. Namun, bagi anak yang
berpikir moral otonomus, yang lebih baik itu adalah yang memecahkan lima
piring karena hal itu dilakukan secara tidak sengaja. Dengan demikian, bagi anak
yang berpikir moral otonomus, maksud atau niat pelaku yang ada di balik
aturan itu ditentukan oleh para pemegang otoritas yang memiliki kekuatan
sehingga tidak dapat diubah. Mereka berpendapat bahwa aturan-aturan itu selalu
sama dan tidak dapat diubah. Sebaliknya, kelompok anak yang berpikir otonomus
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Etika adalah ilmu yang mempelajari tentang nilai moral dan norma yang
menjadi pedoman bagi suatu individu atau kelompok dalam mengatur tindakan
atau perilaku. Etika juga diartikan sebagai kumpulan nilai moral dan asas (kode
segi usia, identifikasi karakter dari segi gender dan identifikasi karakter dari segi
latar belakang.
Moral adalah seperangkat nilai, norma, dan sikap yang menjadi pedoman
dalam berperilaku dan bertindak bagi individu atau kelompok. Moral juga dapat
diartikan sebagai seperangkat nilai dan norma yang diterapkan oleh individu
B. Saran
Adapun yang dapat kami sampaikan bahwa Pembelajaran etika dan moral
Kesadaran dan penerapan nilai-nilai etika dan moral ini akan membantu peserta
didik menjadi individu yang lebih baik dan bermanfaat bagi masyarakat.
Demikian makalah yang dapat kami buat. Dengan harapan makalah yang
kami buat bisa dapat dipahami dengan baik dan semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi semuanya. Tentu makalah ini jauh dari kata sempurna maka
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar dapat
11
DAFTAR PUSTAKA
Novan Ardy, Wiyani. (2015). Etika Profesi Keguruan, Yogyakarta: Gava Media.
Bandung: Alfabeta.
12