Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH ETIKA KEGURUAN

Dosen Pengampu :

Ni Nyoman Tri Wahyuni,S.Pd.H., M.Pd

Oleh :

Nama :

Nim :

No.Absen :

Kelas : B1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas berkat
beserta Asung Kerta Wara Nugraha-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Etika
Profesi Guru ini.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Sebagai penulis, saya berharap
pembaca bisa memberikan kritik agar tulisan selanjutnya jauh lebih baik. Di sisi lain, saya
berharap pembaca menemukan pengetahuan baru dari makalah ini. Walaupun tulisan ini tidak
sepenuhnya bagus, saya berharap ada manfaat yang bisa diperoleh oleh pembaca. Demikian
sepatah dua patah kata dari saya. Terima kasih.

Denpasar , 18 Oktober 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………. i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………....... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………... 1
1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………………. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Etika, Profesi, dan Guru………………………………….. 2
2.2 TujuanKode Etik Profesi Keguruan…………………………………… 4
2.3 Kode Etik Profesi Keguruan…………………………………………. 5
2.4 Kode Etik Guru pada Peraturan Perundang-Undangan……………… 5
2.5 Rumus Kode Etik Guru Indonesia…………………………………… 5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………… 6
3.2 Saran…………………………………………………………………. 6
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………… 6
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Etika dan profesi dewasa ini menjadi perbincangan yang penting bagi semua kalangan. Bukan
hanya etika profesi untuk guru saja, tetapi semua kalangan pun akan melakukan etika dan profesi
sebagai seorang pekerja dan sebagainya. Etika profesi sebagai seorang guru khususnya. Dalam
makalah kami, kami akan menjabarkan tentang pengertian dari etika profesi dan konsep dasar
etika profesi sebagai seorang pendidik ataupun guru.
Bila kita membicarakan tentang konsep dasar, maka bila dihubungkan dengan etika profesi,
maka memiliki arti bahwa mengapa muncul pertanyaan mengapa muncul etika dalam berprofesi
dan harus seperti apa etika yang baik dalam berprofesi ini. Sebelum menjawab pertanyaan ini,
kita perlu memahami apa arti dari etika dan profesi itu sendiri dan selanjutnya konsep dasar etika
profesi guru.Profesi adalah suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya memerlukan
atau menuntut keahlian, menggunakan teknik-teknik, serta dedikasi yang tinggi. Ciri-ciri atau
kriteria suatu profesi ialah adanya kode etik yang dijadikan sebagai satu pedoman perilaku
anggota berserta sanksi yang jelas dan tegas terhadap pelanggar kode etik tersebut.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Apa pengertian Etika, Profesi, dan Guru?
1.2.2. Bagaimana Konsep dari Etika Profesi Keguruan?
1.2.3. Apa Konsep Dasar Etika Menurut Para Ahli?
1.2.4. Apa Peran Etika Dalam Profesi ?

1.3. Tujuan Penulisan


1.3.1. Mengetahui pengertian Etika, Profesi, dan Guru
1.3.2. Mengetahui Konsep dari Etika Profesi Keguruan
1.3.3. Mengetahui Kode Etik profesi keguruan
1.3.4. Mengetahui Peran Etika Dalam Profesi
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Etika, Profesi, dan Guru
1. Etika
a. Pengertian
Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti, karakter, watak,
kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan
konsep yang dimiliki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan
yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik.
Etika (ethic) bermakna sekumpulan azas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, tata cara
(adat, sopan santun) nilai mengenai benar dan salah tentang hak dan kewajiban yang dianut oleh
suatu golongan atau masyarakat.
Etika, pada hakikatnya merupakan dasar pertimbangan dalam pembuatan keputusan tentang
moral manusia dalam interaksi dengan lingkungannya. Secara umum etika dapat diartikan
sebagai suatu disiplin filosofis yang sangat diperlukan dalam interaksi sesama manusia dalam
memilih dan memutuskan pola-pola perilaku yang sebaik-baiknya berdasarkan timbangan
moral-moral yang berlaku. Dengan adanya etika, manusia dapat memilih dan memutuskan
perilaku yang paling baik sesuai dengan norma-norma moral yang berlaku. Dengan demikian
akan terciptanya suatu pola-pola hubungan antar manusia yang baik dan harmonis, seperti saling
menghormati, saling menghargai, tolong menolong, dsb. Sebagai acuan pilihan perilaku, etika
bersumber pada norma-norma moral yang berlaku. Sumber yang paling mendasar adalah agama
sebagai sumber keyakinan yang paling asasi, filsafat hidup (di negara kita adalah Pancasila),
budaya masyarakat, disiplin keilmuan dan profesi. Dalam dunia pekerjaan, etika sangat
diperlukan sebagai landasan perilaku kerja para guru dan tenaga kependidikan lainnya. Dengan
etika kerja itu, maka suasana dan kualitas kerja dapat diwujudkan sehingga menghasilkan
kualitas pribadi dan kinerja yang efektif, efisien, dan produktif.
Menurut KBBI : Etika dirumuskan dalam 3 arti yaitu tentang apa yang baik dan apa yang buruk,
nilai yang berkenaan dengan akhlak, dan nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu
golongan atau masyarakat.
Menurut Sumaryono (1995) : Etika berkembang menjadi studi tentang manusia berdasarkan
kesepakatan menurut ruang dan waktu yang berbeda, yang menggambarkan perangai manusia
dalam kehidupan manusia pada umumnya. Selain itu etika juga berkembang menjadi studi
tentang kebenaran dan ketidakbenaran berdasarkan kodrat manusia yang diwujudkan melalui
kehendak manusia.
b. Macam-Macam Etika
Ada dua macam etika yang harus kita pahami bersama dalam menentukan baik dan buruknya
prilaku manusia :
1) Etika Deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap
dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang
bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang
prilaku atau sikap yang mau diambil.
2) Etika Normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola prilaku
ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai.
Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka
tindakan yang akan diputuskan.
Etika secara umum dapat dibagi menjadi :
a) Etika Umum, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia bertindak
secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika dan prinsip-prinsip
moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam
menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat di analogkan dengan ilmu
pengetahuan, yang membahas mengenai pengertian umum dan teori-teori.
b) Etika Khusus, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan
yang khusus. Penerapan ini bisa berwujud : Bagaimana saya mengambil keputusan dan
bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang saya lakukan, yang didasari oleh
cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar. Namun, penerapan itu dapat juga berwujud :
Bagaimana saya menilai perilaku saya dan orang lain dalam bidang kegiatan dan kehidupan
khusus yang dilatarbelakangi oleh kondisi yang memungkinkan manusia bertindak etis : cara
bagaimana manusia mengambil suatu keputusan atau tidanakn, dan teori serta prinsip moral
dasar yang ada dibaliknya. Etika Khusus dibagi lagi menjadi dua bagian :
a) Etika individual, yaitu menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri.
b) Etika sosial, yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku manusia sebagai
anggota umat manusia.
Perlu diperhatikan bahwa etika individual dan etika sosial tidak dapat dipisahkan satu sama lain
dengan tajam, karena kewajiban manusia terhadap diri sendiri dan sebagai anggota umat
manusia saling berkaitan. Etika sosial menyangkut hubungan manusia dengan manusia baik
secara langsung maupun secara kelembagaan (keluarga, masyarakat, negara), sikap kritis
terhadap pandangan-pandangan dunia dan idiologi-idiologi maupun tanggung jawab umat
manusia terhadap lingkungan hidup.

2. Profesi
Secara etimologi, istilah profesi berasal dari bahasa Inggris yaitu profession atau bahasa latin,
profecus, yang artinya mengakui, adanya pengakuan, menyatakan mampu, atau ahli dalam
melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan secara terminologi, profesi berarti suatu pekerjaan yang
mempersyaratkan pendidikan tinggi bagi pelakunya yang ditekankan pada pekerjaan mental;
yaitu adanya persyaratan pengetahuan teoritis sebagai instrumen untuk melakukan perbuatan
praktis, bukan pekerjaan manual (Danin, 2002). Jadi suatu profesi harus memiliki tiga pilar
pokok, yaitu pengetahuan, keahlian, dan persiapan akademik.
Profesi adalah suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya memerlukan atau menuntut
keahlian (expertise), menggunakan teknik-teknik ilmiah, serta dedikasi yang tinggi. Keahlian
diperoleh dari lembaga pendidikan yang khusus diperuntukkan untuk itu dengan kurikulum yang
dapat dipertanggung jawabkan.
Menurut Webstar (1989), Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang ingin ditekuni oleh
seseorang. Profesi juga diartikan sebagai suatu pekerjaan tertentu yang mensyaratkan
pengetahuan dan keterampilan khusus yang didapat dari pendidikan akademis yang intensif.
Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa profesi merupakan pekerjaan yang
tidak sembarang orang bisa melakukannya dan dari pengertian tersebut dapat dilihat syarat-
syarat suatu pekerjaan dapat dikatakan profesi, yakni :
· Adanya ilmu pengetahuan yang mendasari teknik dan prosedur kerja yang diperoleh
melalui pendidikan dan latihan khusus.
· Adanya kode etik profesi.
· Adanya pengakuan Formal Legalistik dari masyarakat dan pemerintah.
· Adanya organisasi yang memayungi pelaku profesi serta melindungi masyarakat dari
layanan yang tidak semestinya.
Pekerjaan tidak sama dengan profesi. Istilah yang mudah dimengerti oleh masyarakat awam
adalah: sebuah profesi sudah pasti menjadi sebuah pekerjaan, namun sebuah pekerjaan belum
tentu menjadi sebuah profesi. Profesi memiliki mekanisme serta aturan yang harus dipenuhi
sebagai suatu ketentuan, sedangkan kebalikannya, pekerjaan tidak memiliki aturan yang rumit
seperti itu. Hal inilah yang harus diluruskan di masyarakat, karena hampir semua orang
menganggap bahwa pekerjaan dan profesi adalah sama.

3. Guru
Kata guru menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia berbunyi: Guru adalah orang yang kerjanya
mengajar seperti guru agama, guru bantu, guru besar, maha guru, guru kepala dan guru mengaji.
Pengertian guru seperti disebutkan pada defenisi menurut kamus di atas, sebenarnya merupakan
pengertian yang global. Namun untuk lebih mengkhususkan pengertian kita tentang guru secara
rinci, berikut disajikan defenisinya. Guru adalah :
a) Seorang anggota masyarakat yang berkompeten dan memperoleh kepercayaan untuk
melaksanakan tugas pengajaran transfer nilai kepada murid.
b) Suatu jabatan profesional melaksanakan atas dasar kode etik profesi.
c) Suatu kedudukan fungsional melaksanakan tugas atau tanggung jawab sebagai pengajar,
pemimpin dan orang tua.

B. Etika Profesi Keguruan


Etika profesi keguruan adalah aplikasi etika yang mengatur perilaku keguruan. Norma
moralitas merupakan landasan yang menjadi acuan profesi dalam perilakunya. Dasar
perilakunya tidak hanya hukum-hukum pendidikan dan prosedur kependidikan saja yang
mnedorong perilaku guru itu, tetapi nilai moral dan etika juga menjadi acuan penting yang
harus dijadikan landasan kebijaksanaannya.
Etika deskriptif adalah objek yang dinilai sikap dan perilaku manusia dalam mengejar tujuan
yang ingin dicapai dan bernilai sebagaimana adanya. Nilai dan pola perilaku manusia seperti
apa adanya sesuai dengan tingkatan kebudayaan yang berlaku dimasyarakat.
Etika normatif adalah sikap dan perilaku sesuai norma dan moralitas yang ideal dan mesti
dilakukan oleh manusia atau masyarakat. Ada tuntutan yang menjadi acuan bagi semua pihak
dalam menjalankan fungsi dan peran kehidupan dengan sesama dan lingkungan.
Dalam dunia pekerjaan, etika sangat diperlukan sebagai landasan perilaku kerja para guru dan
tenaga kependidikan lainnya. Dengan etika kerja itu, maka suasana dan kualitas kerja dapat
diwujudkan sehingga menghasilkan kualitas pribadi dan kinerja yang efektif, efisien, dan
produktif.
Etika kerja lazimnya dirumuskan atas kesepakatan para pendukung pekerjaan itu dengan
mengacu pada sumber-sumber dasar nilai dan moral. Rumusan etika kerja yang disepakati
bersama itu disebut kode etik. Kode etik akan menjadi rujukan untuk mewujudkan perilaku
etika dalam melakukan tugas-tugas pekerjaan. Dengan kode etik itu pula perilaku etika para
pekerja akan dikontrol, dinilai, diperbaiki, dan dikembangkan. Semua anggota harus
menghormati, menghayati, dan mengamalkan isi dari semua kode etik yang telah disepakati
bersama. Dengan demikian akan terciptanya suasana yang harmonis dan semua anggota akan
merasakan adanya perlindungan dan rasa aman dalam melakukan tugas-tugasnya.
Dalam mengembangkan etika profesi harus mengacu pada prinsip-prinsip etika profesi.
Secara umum, prinsip etika profesi mencakup hal-hal berikut:
1. Tanggung jawab. Etika profesi harus mampu bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
profesi itu dan terhadap hasilnya. Selain itu, juga bertanggung jawab terhadap dampak dari
profesi itu untuk kehidupan ornag lain atau masyarakat pada umumnya.
2. Keadilan. Prinsip keadilan mengandung arti bahwa etika profesi dapat menjamin hak
siapa saja.
3. Otonomi. Prinsip ini mengandung arti bahwa setiap kaum profesional memiliki dan
diberi hak kebebasan dalam menjalankan profesinya. Tetapi dibatasi oleh tanggung jawab dan
komitmen profesional dan tidak mengganggu kepentingan umum.
4. Integritas moral yang tinggi. Komitemen pribadi yang tinggi menjadi keluhuran sebuah
profesi.

C.Konsep Dasar Etika Profesi Menurut Para Ahli


Konsep etika profesi menurut beberapa tokoh, antara lain :
1. Menurut Wahyuningsih, 2006: Etika adalah penerapan dari proses dan teori filsafat
moral pada situasi nyata. Etika berpusat pada prinsip dasar dan konsep bahwa manusia dalam
berfikir dan tindakannya didasari nilai-nilai.
2. Menurut Sofyan, dkk (Peny): Etika adalah suatu cabang ilmu filsafat. Maka di dalam
literatur, dinamakan juga filsafat moral, yaitu suatu sistem prinsip-prinsip tentang moral,
tentang baik atau buruk. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa etika adalah disiplin yang
mempelajari tentang baik atau buruk sikap tindakan manusia.
3. Menurut Bertens, 2004: Etika berarti ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu
tentang adat kebiasaan.
4. Menurut Pelatihan Keterampilan Manajerial SPMK, 2003: Etika merupakan aplikasi
atau penerapan teori tentang filosofi moral ke dalam situasi nyata dan berfokus pada prinsip-
prinsip dan konsep yang membimbing manusia berfikir dan bertindak dalam kehidupannya
yang dilandasi oleh nilai-nilai yang dianutnya.
5. Menurut Martin,1993: etika didefinisikan sebagai "the discipline which can act as the
performance index or reference for our control system". Etika adalah refleksi dari apa yang
disebut dengan self control", karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk
kepentingan kelompok sosial (profesi) itu sendiri.
6. Menurut Drs. O.P. Simorangkir : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam
berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
7. Menurut Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang
tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat
ditentukan oleh akal.
8. Menurut Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara
mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.
9. Menurut K. Bertens dirumuskan sebagai berikut:
Kata etika dapat digunakan dalam arti nilai dan norma moral yang menjadi pegangan bagi
seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
Etika berati kumpulan asas atau moral, yang dimaksud di sini adalah kode etik. Etika
mempunyai arti ilmu tentang apa yang baik atau buruk (Soepardan, 2007).

D. Peranan Etika dalam Profesi :


1) Nilai-nilai etika itu tidak hanya milik satu atau dua orang, atau segolongan orang saja.
Tetapi milik setiap kelompok masyarakat bahkan kelompok yang paling kecil, yaitu keluarga
sampai pada suatu bangsa. Dengan nilai-nilai etika tersebut, suatu kelompok diharapkan akan
mempunyai tata nilai untuk mengatur kehidupan bersama.
2) Salah satu golongan masyarakat yang mempunyai nilai-nilai yang menjadi landasan
dalam pergaulan, baik dengan kelompok atau masyarakat pada umumya maupun dengan
sesama anggotanya, yaitu masyarakat profesional. Golongan ini sering menjadi pusat
perhatian karena adanya tata nilai yang mengatur dan tertuang secara tertulis (yaitu kode etik
profesi) dan diharapkan menjadi pegangan para anggotanya.
3) Sorotan masyarakat menjadi semakin tajam manakala perilaku-perilaku sebagian para
anggota profesi yang tidak didasarkan pada nilai-nilai pergaulan yang telah disepakati
bersama (tertuang dalam kode etik profesi) sehingga terjadi kemerosotan etik pada
masyarakat profesi tersebut. Sebagai contohnya adalah pada profesi hukum dikenal adanya
mafia peradilan, demikian juga pada profesi hukum dengan pendirian klinik super spesialis di
daerah mewah sehingga masyarakat miskin tidak mungkin menjamahnya.

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Sebagai profesional, guru harus selalu meningkatkan pengetahuan. Sebagai jabatan yang
harus dapat menjawab tantangan perkembangan masyarakat, jabatan guru harus selalu
dikembangkan. Dalam bersikap guru harus selalu mengadakan pembaruan sesuai dengan
tuntutan tugasnya. Peran guru bukan hanya sebagai pendidik tetapi juga sebagai
motivator,inovator dan juga fasilitator. Guru diharapakan bersikap bijaksana dalam hal apapun
terutama dalam hal etika,sikap guru akan menjadi panutan bagi siswa.
Guru sebagai pendidik profesional mempunyai citra yang baik di masyarakat apabila beliau
menunjukkan kepada masyarakat bahwa ia layak menjadi tauladan bagi siswa-siswanya. Dan
guru itu harus mempunyai etika dalam pembelajarannya di sekolah maupun dilingkungan
masyarakat. Etika itu disasarkan kepada peraturan perundang-undangan,organisasi profesi,teman
sejawat,anak didik,tempat kerja, serta terhadap pemimpin.

3.2. Saran
Penulis memberikan saran yang ditujukan untuk :
1. Masyarakat, terutama bagi para guru indonesia agar lebih memperhatikan kode etik
kepegawaian, sehingga tidak ada lagi terdengar kasus-kasus yang terkait dengan pendidikan di
Indonesia.
2. Para calon guru di harapkan mempelajari dan memahami tentang profesi keguruan
terutama tentang kode etik guru, sehingga kedepannya diharapkan kualitas pendidikan menjadi
lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA
Agung, Iskandar. 2012. Menghasilkan Guru Kompetensi dan Profesional. Jakarta: Bee Media
IndonesiaBulnadi, Satudipura. 1986. Kompetensi Guru dan Kode Etik. Bandung: Angkasa.
Denim, Sudarman. 2010. Profesionalisasi Implementasi Kurikulum KTSP dan Sukses dalam
Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajawali pers Barawi dan Mohammad Arifin, Etika dan Profesi
Kependidikan, Ar-Ruzz Media, Jogjakarta.2012
Hamzah B. Uno, Profesi Kepedidikan, Bumi Aksara, Jakarta.2008
Nanang Priatna dan Tito Sukamto, Pengembangan Profesi Guru, Remaja
Rosdakarya, Bandung.2013
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta.2001
Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, Rineka Cipta, Jakarta.1998

Anda mungkin juga menyukai