Disusun Oleh:
Kelompok 12
1. Yulia (20220101058)
2. Cecep Nurcahaya (20220101072)
A. KESIMPULAN................................................................................... 12
B. SARAN ................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. Yang sudah melimpahkan rahmat,
taufik, dan hidayah-nya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“ PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA” ini dengan tepat waktu. Penulisan
makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila,
selain itu makalah ini dapat digunakan sebagai wahana untuk menambah pengetahuan,
sebagai teman belajar, dan sebagai referensi baca.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Sahrona Harahap M.Pd, Selaku dosen
mata kuliah Pendidikan Pancasila yang telah memberikan tugas ini, sehingga dapat
menambah wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Tak lupa juga kami
ucapkan terimakasih kepadaa rekan-rekan mahasiswa yang telah mendukung sehingga
dapat terselesaikannya makalah ini. Penulis harap, dengan membaca makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua, baik di kalangan masyarakat luas, dalam hal ini
dapat menambah wawasan kita mengenai Pasar Monopoli.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih jauh dari kata
kesempurnaan baik dari segi isi, bentuk, maupun penerapannya. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhir kata semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat terutama bagi mahasiswa dan calon pendidik khususnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila memiliki peran-peran yang sangat penting bagi masyarakat
berbangsa dan bernegara di indonesia. Peran pancasila sebagai dasar negara,
pancasila sebagai sistem etika tujuannya untuk mengembangkan dimensi moral
pada setiap individu sehingga dapat mewujudkan sikap yang baik dalam berbangsa,
bernegara, dan bermasyarakat. Etika pancasila adalah cabang yang terkandung
dalam sila pancasila digunakan untuk mengatur kehidupan masyarakatberbangsa,
dan bernegara di Indonesia dalam etika pancasila dikemukakan nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.
Pancasila sebagai sistem etika di samping merupakan way of life bangsa
Indonesia juga merupakan struktur pemikiran yang disusun untuk memberikan
tuntunan atau panduan kepada setiap warga negara Indonesia dalam bersikap dan
bertingkah laku. Pancasila sebagai sistem etika, dimaksusdkan untuk
mengembangkan dimensi moralitas dalam diri setiap individu sehingga memiliki
kemampuan menampilkan sikap spiritualis dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Pancasila sebagai sistem etika merupakan moral guidance yang dapat
diaktualisasikan kedalam tindakan konkrit, yang melibatkan berbagai aspek
kehidupan. Oleh karena itu, sila-sila pancasila perlu diaktualisasikan lebih lanjut ke
dalam putusan tindakan sehingga mampu mencerminkan pribadi yang saleh, utuh,
dan berwawasan moral akademis.
B. Rumusan Masalah
a. Apa itu Etika?
b. Apa Nilai norma dan moral dalam pancasila
c. Apa saja macam-macam dari Etika?
d. Kapan ketetapan etika dalam MPR terjadi?
C. Tujuan
a. Untuk Mengetahui Pancasila Sebagai Sistem Etika
b. Untuk Mengetahui Nilai, Norma dan Moral dalam Pancasila
c. Untuk Mengetahui Macam-Macam Etika
d. Untuk Mengetahui Etika dalam Keteatapan MPR RI
BAB II
PEMBAHASAN
Pancasila sebagai sistem etika merupakan way of life bangsa Indonesia, juga
merupakan struktur pemikiran yang disusun untuk memberikan tuntunan atau
panduan kepada setiap warga negara Indonesia dalam bersikap dan bertingkah laku.
2) Pengertian Nilai,Norma dan Moral
1) Nilai
Nilai pada dasarnya merupakan kajian filsafat, yang disebut aksiologi, yang
dalam bahasa Inggris disebut “value” biasa diartikan sebagai harga, penghargaan,
atau taksiran. Menurut (Bambang Daroeso:986), nilai dapat dimaknai sebagai suatu
kualitas atau penghargaan terhadap sesuatu, yang dapat menjadi dasar penentu
tingkah laku seseorang. Pengertian nilai bersifat subjektif artinya bahwa nilai dari
suatu objek tergantung pada subjek yang menilainya. Suatu objek akan dinilai
secara berbeda oleh berbagai orang, sehingga nilai tidak ada ukuran pastinya
tergantung oleh subjek yang menilainya. Berbeda halnya dengan pendapat Plato
dan Aristoles, menurut mereka nilai itu bersifat objektif. Artinya, nilai suatu objek
melekat pada objeknya dan tidak tergantung pada subjek yang menilainya. Hakikat
nilai lebih utama dari pada pemahaman psikologis seseorang yang melihatnya.
Melihat perbedaan pemaknaan tersebut, maka nilai diklasifikasikan menjadi dua,
yaitu:
Nilai Instrumental, yaitu nilai yang dianggap baik karena bernilai untuk sesuatu
yang lain. Nilai ini dikategorikan sebagai nilai yang bersifat relatif dan subjektif
Nilai instrinsik, yaitu nilai yang dianggap baik, tidak untuk sesuatu yang lain
melainkan didalam dan dirinya sendiri. Nilai ini lebih tinggi daripada nilai
instrumental. Kualitas nilai secara aksiologis, dibagi menjadi ke dalam nilai baik
dan buruk yang dipelajari oleh etika, dan nilai indah dan tidak indah yang
dipelajari oleh estetika. Nilai kemudian berkembang menjadi beraneka ragam,
tergantung pada kategori penggolongannya. Seperti nilai kemanusiaan, nilai
sosial, nilai budaya, nilai ekonomis, nilai praktis, nilai teorits, dll.
a) Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur jasmani
manusia
b) Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk
mengadakan kegiatan atau aktivitas
c) Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia,
meliputi;
Nilai kebenaran atau kenyataan-kenyataan yang bersumber pada unsur
akal manusia (rasio, budi, cipta);
Nilai keindahan yang bersumber pada rasa manusia (perasaan, estetis);
Nilai kebaikan atau moral yang bersumber pada kehendak atau kemauan
manusia (karsa, etis); dan
Nilai relegius yang merupakan nilai Ketuhanan, nilai kerohanian yang
tertinggi dan mutlak. (Nilai dan Norma, Nilai Kemanusiaan Nilai Sosial
2) Norma
Norma memiliki arti ukuran, garis pengarah, aturan, kaidah pertimbangan
dan penilaian. Norma dimaknai sebagai nilai yang menjadi milik bersama dalam
suatu masyarakat yang telah tertanam menjadi kesepakatan bersama. klasifikasi
norma seperti norma sopan santun, norma hukum, norma kesusilaan (moral), dan
norma agama. Menurut Durkheim dan Weber, norma merupakan sesuatu yang
fundamental bagi semua kelompok sosial dalam masyarakat baik yang bersifat
mekanik maupun organik atau tradisional maupun rasional.jika dilihat dari
perspektif sosiologi, norma merupakan “rules” yang diharapkan diikuti oleh
masyarakat. Norma-norma ini pada umumnya tidak dinyatakan secara eksplisit
seperti dalam kitab undang-undang. Biasanya diteruskan melalui proses sosialisasi
tentang bagaimana orang harus berperilaku secara wajar. Di dalam norma, ada tiga
elemen yang termuat yakni; Nilai (value), memuat ide-ide yang penting bagi dan
oleh masyarakat; penghargaan (rewards), dan sanksi (punishment), bersifat konkrit
kerena langsung menentukan perilaku manusia ( Ruman, 2009).
Norma adalah untuk memberikan petunjuk kepada manusia bagaimana
seseorang harus bertindak dalam masyarakat serta perbuatan-perbuatan mana yang
harus dijadikannnya, dan perbuatan-perbuatan mana yang yang harus dihindari
(kansil,1989:81). Norma-norma itu dapat dipertahankan melalui sanksi-sanksi yaitu
dapat berupa ancaman hukuman bagi siapa saja yang melanggarnya. Tetapi dalam
kehidupan masyarakat yang terikat oleh peraturan hidup yang disebut norma, tanpa
atau dikenakan sanksi atas pelanggaran, bila seseorang melanggar suatu norma,
maka akan dikenakan sanksi sesuai dengan tingkat dan sifatnya suatu pelanggaran
yang terjadi.
Norma dalam pergaulan hidup terdapat empat kaidah yaitu:
a) Norma Kepercayaan /Keagamaan
Dasar norma ini adalah kitab suci. Tujuannya yaitu agar manusia mempunyai
keimanan, yang akan mendapatkan sanksi baik di dunia maupun diakhirat.
o Jangan berbuat kejahatan
o Berbuatlah kebaikan
b) Norma Kesusilaan
Berhubungan dengan manusia sebagai pribadi. Pendukung dari norma yang
dimaksud adalah hati nurani manusia. Hati nurani sangat berperan dalam
perilaku lahiran manusia. Pelanggaran terhadap norma ini adalah penyelesaian,
karena tidak ada kekuasaan dari luar diri manusia yang mengancam. Tujuannya
adalah penyempurnaan manusia sebagai manusia. Contoh: Setiap manusia harus
meneggakan kejujuran.
c) Norma Kesopanan
Norma sopan santun didasarkan atas kebiasaan, kesopanan, kepantasan atau
kepautan yang berlaku dalam masyarakat. Tujuannya untuk kesempurnaan
manusia sebagai masyarakat yaitu:
o Kedamaian
o Ketertiban
o Keamanan
Moral berasal dari kata “mores” yang berarti cara hidup atau adat, yang
tertuju pada tindakan atau perbuatan yang sedang dinilai, dan bisa juga dimaknai
sebagai sistem ajaran tentang nilai baik buruk. Menurut Gilligan dalam
“Implications for Moral Theory” mengatakan bahwa moral memiliki keterkaitan
dengan kepedulian seseorang terhadap orang lain, tidak hanya terkait tingkah laku
tetapi lebih luas lagi yaitu mengarahkan seseorang untuk dapat berbuat baik kepada
oranglain. Moral melibatkan emosi, kognisi dan tindakan yang saling berkaitan.
(Gilligan,2009) Moralitas bersifat universal, dimana seharusnya menjadi spirit dan
mempunyai kekuatan yang amat besar sebagai landasan tindakan manusia.
Kekuatan moral dibutuhkan untuk mengendalikan akal dan nafsu sehingga
kehidupan manusia menjadi lebih bermakna. Oleh karena itu ssensi pembeda antara
manusia dan makhluk lain adalah pada aspek moralnya. Moralitas merupakan
kemauan untuk menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai atau prinsip-prinsip
moral. Nilai-nilai moral tersebut, yaitu:
a. Seruan untuk berbuat baik kepada orang lain, memelihara ketertiban dan
keamanan, memelihara kebersihan dan memelihara hak orang lain.
b. Larangan mencuri, berzina, membunuh, meminum-minumanan keras dan
berjudi.
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Perlunya Pancasila sebagai sistem etika dala kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara bertujuan untuk:
a. Memberikan landasan etik moral bagi seluruh komponen bangsa dan
menjalankan kehidupan kebangsaan dalam berbagai aspek.
b. Menentukan pokok-pokok etika kehidupan berbangsa,bernegara dan
bermasyarakat.
c. Menjadi kerangka acuan dalam mengevaluasi pelaksanaan nilai-nilai etika
dan moral dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan bernegara.
B. Saran
Menyadari bahwa kami masih jauh dari kata sempurna, untuk kedepannya
kami sebagai penulis akan berusaha untuk membuat makalah dengan baik lagi.
Demikianlah makalah ini kami buat,semoga dapat bermanfaat dan menambah
pengetahuan pembaca sekalian. Kami mohon maaf jika ada banyak kesalahan baik
dalam ejaan maupun penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, kurang
dimegerti dan lugas. Dan kami mengharapkan saran dan kritik dari pembaca
sekalian demi kesempurnaannya makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Aristoteles (284-322), Sya’roni, Mokh. 2016, Etika Keilmuan: Sebuah kajian filsafat
ilmu.” Jurnal Theologia”
Wilfridus. J.S Poerwadarminta, 1994, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka
Notonegoro, 1974, Pancasila Dasar Filsafat Negara, Cetakan ke-4, Panijuruan Tudjuh.
Jakarta.
C.S.T Kansil,1989, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka
Katt Soft Louis, O, 1992, Pengantar Filsafat Alih Bahasa Soejono Soemargono,Tiara
Wacana, Yogyakarta.
Sri Rahayu Wilujeng, Filsafat,2011, Etika dan Ilmu: Upaya memahami Hakikat Ilmu
dalam Konteks Keindonesiaan
Ruslan Rosady, 2002, Etika Kehumasan Konsep dan Aplikasi, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.