DAN HUKUM
Disusun Oleh :
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan Makalah Ilmu Sosial Budaya Dasar ini dengan baik dan
mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan tugas ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini, baik
dari materi maupun teknik penyajiannya, pengingat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman kami. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan untuk memperbaiki dan menyempurnakan kekurangan dan kesalahan
tersebut dikemudian hari.
Akhir kata kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca dan dapat memberikan kontribusi yang positif serta bermakna dalam
proses perkuliahan Ilmu Sosial Budaya Dasar.
ii
DAFTAR ISI
COVER ........................................................................................................ i
A. Kesimpulan ...................................................................................... 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia, nilai, moral, dan hukum merupakan sesuatu yang tidak dapat
dipisahkan. Masalah-masalah serius yang dihadapi bangsa Indonesia berkaitan
dengan nilai, moral, dan hukum antara lain mengenai kejujuran, keadilan, menjilat,
dan perbuatan negatif lainnya sehingga perlu dikedepankan pendidikan agama dan
moral karena dengan adanya panutan, nilai, bimbingan, dan moral dalam diri
manusia akan sangat menentukan kepribadian individu atau jati diri manusia,
lingkungan sosial dan kehidupan setiap insan. Pendidikan nilai yang mengarah
kepada pembentukan moral yang sesuai dengan norma kebenaran menjadi sesuatu
yang esensial bagi pengembangan manusia yang utuh dalam konteks sosial.
Pendidikan moral tidak hanya terbatas pada lingkungan akademis, tetapi dapat
dilakukan oleh siapa saja dan dimana saja. Secara umum ada tiga lingkungan yang
sangat kondusif untuk melaksanakan pendidikan moral yaitu lingkungan keluarga,
lingkungan pendidikan dan lingkungan masyarakat.
B. Rumusan masalah
1. Pengertian dari manusia, nilai, moral dan hokum
2. Hakikat fungsi perwujudan nilai moral dan hokum
3. Keadilan, ketertiban, dan kesejahteraan
4. Problematika nilai, moral, hokum dalam masyarakat dan Negara
C. Tujuan
1. Membahas mengenai manusia, nilai, moral dan hukum
2. Mengetahui Hakikat fungsi dari perwujudan nilai moral dan hukum
3. Mempelajari tentang keadilan, ketertiban, dan kesejahteraan
4. Membahas tentang problematika nilai, moral dalam masyarakat dan
Negara
1
BAB II
PEMBAHASAN
MANUSIA, NILAI, MORAL DAN HUKUM
Norma sosial adalah kebiasaan umum yang menjadi patokan perilaku dalam
suatu kelompok masyarakat dan batasan wilayah tertentu. Norma akan
berkembang seiring dengan kesepakatan-kesepakatan sosial masyarakatnya,
sering juga disebut dengan peraturan sosial. Norma menyangkut perilaku-
perilaku yang pantas dilakukan dalam menjalani interaksi sosialnya.
Keberadaan norma dalam masyarakat bersifat memaksa individu atau suatu
kelompok agar bertindak sesuai dengan aturan sosial yang telah terbentuk.
2
1. Nilai
Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas dan
berguna bagi manusia dan berkaitan dengan cita-cita harapan, keyakinan, dan
hal-hal lain yang bersifat batiniah sebagai pedoman manusia bertingkah laku.
Dengan demikian, nilai dapat diartikan sebagai sifat kualitas dari sesuatu yang
bermanfaat bagi kehidupan manusia baik lahir maupun batin. Bagi manusia
nilai di jadikan sebagai landasan, alasan atau motivasi dalam bersikap dan
bertingkah laku, baik disadari maupun tidak.
Sesuatu itu dianggap bernilai apabila sesuatu itu memiliki sifat sebagai berikut:
1. Menyenangkan
2. Berguna
3. Memuaskan
4. Menguntungkan
5. Menarik
6. Keyakinan
Ada dua pendapat mengenai nilai. Pendapat pertama mengatakan bahwa nilai
itu objektif, sedangkan pendapat kedua nilai itu subjektif, menurut aliran
idealisme, nilai itu objektif, ada pada sesuatu. Tidak ada yang diciptakan
didunia tanpa ada suatu nilai yang melekat didalamnya. Dengan demikian,
segala sesuatu ada nilainya dan bernilai bagi masyarakat. Hanya saja manusia
tidak atau belum tau nilai apa dari objek tersebut. Aliran ini disebut juga aliran
objektivisme.
Pendapat lain mengatakan bahwa nilai suatu objek terletak pada subjek yang
menilainya. Misalnya, air sangat menjadi bernilai dari pada emas bagi orang
3
kehauasan ditengah padang pasir, tananh memiliki nilai bagi seorang petani.
Jadi, nilai itu subjektif. Aliran ini disebut aliran subjektifisme.
Ada pendapat lain yang menyatakan adanya nilai yang ditentukan oleh subjek
yang menilai dan objek yang dinilai. Sebelum ada subjek yang menilai maka
barang atau onjek itu tidak bernilai. Inilah ajaran yang berusaha
menggabungkan antara aliran subjektifisme dan objektifisme.
4
- Nilai kebaikan moral yang bersumber pada kehendak atau karsa
manusia. Contoh: etika makan, etika berbicara, etika duduk dan
lain-lain.
- Nilai religius yang bersumber pada kepercayaan manusia dengan
disertai penghayatan melalui akal budi dan nurani.
Proses terbentuknya nilai, etika, moral, norma, dan hukum dalam masyarakat
dan negara merupakan proses yang berjalan melalui suatu kebiasaan untuk
berbuat baik, suatu disposisi batin yang tertanam karena dilatihkan, suatu
kesiapsediaan untuk bertindak secara baik, dan kualitas jiwa yang baik dalam
membantu kita untuk hidup secara benar. Salah satu cara mekanisme yang
dapat membentuk jati diri yang berkualitas adalah keutamaan moral yang
mencakup nilai, moral, dan etika.
5
2. Moral
Moral berasal dari bahasa latin mores yang berarti adat kebiasaan. Kata morse
ini mempunyai sinonim mos, moris, manner more atau manners, morals.
Dalam bahasa indonesia kata moral berarti akhlak atau kesusilaan yang
mengandung makna tata tertib batin atau tata tertib hati nurani yang menjadi
pembimbing tingkah laku batin dalam hidup.
Kata moral ini dalam bahasa yunani sama dengan ethos yang menjadi etika.
Makna moral yang terkandung dalam kepribadian seseorang itu tercermin dari
sikap dan tingkah lakunya. Bisa dikatakan manusia yang bermoral adalah
manusia yang sikap dan tingkah lakunya sesuai dengan nilai-nilai dan norma-
norma yang berlaku dalam masyarakat.
Dalam hubungannya dengan nilai, moral adalah bagian dari nilai, yaitu nilai
moral. Nilai moral berkaitan dengan prilaku manusia tentang hal baik buruk.
Moral juga bisa dikatakan sebagai perbuatan, tingkah laku, ucapan seseorang
dalam berinteraksi dengan manusia. Apabila yang dilakukan seseorang itu
sesuai dengan nilai rasa yang berlaku dimasyarakat tersebut dan dapat diterima
serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai
mempunyai moral yang baik, baegitu juga sebaliknya. Jadi disimpulkan moral
adalah tata aturan norma-norma yang bersifat abstrak yang mengatur
kehidupan manusia untuk melakukan perbuatan tertentu dan sebagai
pengendali yang mengatur manusia untuk menjadi manusia yang baik.
6
2. Moral normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap
dan pola perilaku ideal yang seharusnya dimiliki manusia. Moral
normatif memberikan penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar
dan kerangka tindakan yang akan diputuskan.
Hukum merupakan dari norma, yaitu norma hukum. Norma hukum adalah
peraturan yang timbul dari hukum yang berlaku. Norma hukum diatur untuk
kepentingan manusia dalam masyarat agar memperoleh kehidupan yang tertib.
Norma hukum dibutuhkan karena 2 hal, yaitu:
1. Karena bentuk sanksi dari norma agama, kesusilaan dan kesopanan
belum cukup memuaskan dan efektif untuk melindungi ketertiban
masyarakat.
2. Masih banyak perilaku lain yang belum diatur dalam norma agama,
kesusilaan dan kesopanan, misalnya perilaku dijalan raya.
7
Ada beberapa pendapat para pakar mengenai pengertian hukum, yaitu:
1. Utrecht berpendapat bahwa hukum adalah himpunan perintah dan
larangan untuk mencapai ketertiban dalam masyarakat dan oleh
karenanya masyarakat harus mematuhinya.
2. Simorangkir berpendapat bahwa hukum adalah peraturan yang bersifat
memaksa dan sebagai pedoman tingkah laku manusia dalam msyarakat
yang dibuat oleh lembaga berwenang serta bagi siapa saja yang
melanggarnya akan mendapat hukuman.
8
Hukum bertujuan untuk menjamu kepastian hukum dalam masyarakat,
memberikan faedah bagi warga negara dan menciptakan keadilan ketertiban
bagi warga negara. Norma terbagi atas 4 yaitu:
1. Norma agama, sanksi yang diberikan tidak secara langsung namun pada
hari akhir nanti.
2. Norma kesusilaan, sanksi yang diberikan berupa tekanan batin sang
pelaku.
3. Norma kesopanan, sanksi yang diberikan yaitu dikucilkan oleh
masyarakat.
4. Norma hukum, sanksi yang diberikan berupa kurungan.
Hubungan manusia dan hukum ada dalam setiap sikap dan perilaku termasuk
tutur kta senantiasa diawasi dan dikontrol oleh hukum yang berlaku.
Kehidupan manusia sehari-hari berjalan sesuai dengan hukum yang berlaku.
Manusia yang sadar hukum akan selalu bersikap dan bertindak sesuai dengan
hukum yang berlaku. Manusia tersebut tidak akan main hakim sendiri dalam
menyelesaikan suatu masalah.
9
Ciri-ciri keadilan adalah :
1. Tidak memihak
2. Sama hak
3. Sah menurut hokum
4. Layak dan wajar
5. Benar secara moral
Macam-macam Keadilan :
1. Keadilan Legal (keadilan moral)
Dalam suatu komunitas yang adil, setiap orang menjalankan pekerjaan
menurut sifat dasar yang paling cocok baginya (the man behind the gun).
Rasa keadilan akan terwujud bila setiap individu melakukan fungsinya
sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, keadilan tidak akan terjadi
bila ada intervensi pada pihak lain dalam melaksanakan tugas
kemasyarakatan dan hal ini dapat memicu pertentangan, konflik dan
ketidakserasian.
2. Keadilan Distributive
Keadilan akan terlaksana bila hal yang sama diperlukan secara sama dan
hal yang tidak sama diperlakukan secara tidak sama diperlakukan secara
tidak sama (justice is done when equals are treated equally). Contoh :
gaji pegawai lulusan smu dan sarjana harus dibedakan.
10
C. PROBLEMATIKA NILAI, MORAL, DAN HUKUM DALAM
MASYARAKAT DAN NEGARA
Tujuan hukum mengatur pergaulan hidup secara damai, ditinjau dari aspek
lahiriah yaitu untuk mencapai ketertiban atau kedamaian, dan jika di tinjau dari
aspek batiniah yaitu untuk mencapai ketenangan atau ketentraman. Statu
contoh adalah masalah perkawinan. Semua orang tahu bahwa tujuan dari
perkawinan adalah untuk menciptakan keluarga sakinah mawadah warahmah,
akan tetapi kenyataan-kenyataan yang ada banyak problem yang terjadi dalam
keluarga, misalnya: terjadi kekerasan dalam rumah tangga, seorang suami
tidak bertanggung jawab pada anak dan istri dan lain sebagainya. Dengan nilai
dari perkawinan tidak terwujud sebagaimana yang kita dambakan. Secara
hukum suatu perkawinan itu dapat diakui oleh negara apanila dilakukan
dihadapan catatan sipil (untuk penduduk non Islam) dan tercatat di Kantor
Urusan Agama (KUA, untuk penduduk Islam), namun kenyataannya masih
banyak istilah kawin sirih (kawin di bawah tangan), bahkan ada juga yang
dikenal dengan “kawin kontrak”. Problema yang demikian harus diperhatikan
dan perlu dipikirkan secara arif dan bijaksana baik oleh kalangan masyarakat
awam maupun oleh pemerintah, karena sifat perkawinan yang demikian ini
sangat merugikan bagi kaum perempuan dan nasib anak-anak. Karena dengan
perkawinan sirih dan perkawinan sirih dan perkawinan kontrak ini, dengan
begitu mudah kaum laki-laki untuk meninggalkannya, bahkan ingin terlepas
dari tanggung jawabnya.
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Manusia, nilai, moral dan hukum adalah suatu hal yang saling berkaitan
dan saling menunjang. Sebagai warga negara kita perlu mempelajari,
menghayati dan melaksanakan dengan ikhlas mengenai nilai, moral dan
hukum agar terjadi keselarasan dan harmoni kehidupan.
Manusia adalah individu yg terdiri dari jasad dan roh dan makhluk yang
paling sempurna, paling tertinggi derajatnya, dan menjadi khalifah di
permukaan bumi.
Nilai adalah sesuatu yang baik yang selalu diinginkan, dicita-citakan dan
dianggap pentong oleh seluruh manusia sebagai anggota masyarakat. Nilai
adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna
bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna
bagi kehidupan manusia.
12