Anda di halaman 1dari 9

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA

Makalah

Disusun untuk memenuhi tugas mata perkuliah


ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

Oleh :

Muhammad Ibadurrochman NIM. 2023190340010

Mochamad Rizki Ramadhan NIM. 2023190340010

Dosen Pengampu:

Miftakhul choir, M.Pd, M.Pd.I

PROGRAM STUDI ILMU AL QUR’AN DAN TAFSIR


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-AKBAR SURABAYA

SURABAYA
2023
KATA PENGANTAR

Bismillahi alhamdulillah wa syukurillah,, tiada kalimat yang pantas penulis


ucapkan kecuali bersyukur kepada sang pencipta Alam Semesta ini atas selesai
nya tugas makalah penulis yang berjudul MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK
BUDAYA

Oleh karena itu izinkan penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada:

Bapak Miftakhul Choir, M.Pd, M.Pd.I

Sebagai dosen yang membimbing mata perkuliahan BAHASA INDONESIA


yang telah memberikan dukungan,semangat dan saran kepada penulis.

Penulis sadar bahwasanya makalah penulis yang telah disusun ini masih
belum sempurna. Oleh karna itu penulis memohon dengan sangat rendah hati
kepada pembaca untuk mengkritik dan saran supaya penulis bisa mengevaluasi dan
menyempurnakan makalah ini

Sidoarjo, 10 Oktober 2023

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk yang luar biasa komplek dan sempurna yang
diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sehingga sudah menjadi kodratnya jika
kedudukan manusia secara pribadi di anugrahi oleh Tuhan, dengan berbagai
kemampuan dan bakat alami yang melekat pada dirinya sesuai dengan sifat
aslinya. Selanjutnya manusia di bedakan oleh tuhan dari berbagai panca indra,
kemampuan berpikir, dan sebagainya. Namun, manusia juga dikaruniai dengan
berbagai keistimewaan tertentu oleh Tuhan Yang Maha Esa. Berangkat dari
realitas tersebut manusia kerap dikaitkan dengan hadirnya sosial budaya. Melalui
bab ini akan dikaji lebih mendalam tentang hakikat manusia sebagai makhluk
budaya.

Berbicara tentang hakikat manusia sebagai makhluk budaya maka penting


bagi kita untuk mencermati kajian tentang filsafat manusia secara singkat dan
mendasar. Mengenai siapakah sebenarnya manusia itu.

B. Rumusan Masalah

1. Apa hakikat manusia sebagai mahkluk budaya ?

2. Bagaimana apresiasi terhadap manusia dan kebudayaan?

C. Tujuan
1. Menjelaskan hakikat manusia sebagai makhluk budaya

2. Menjelaskan apresiasi terhadap manusia dan kebudayaan


BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Manusia Sebagai Makhluk Budaya

Salah satu makhluk yang hidup di bumi ini antara lain adalah manusia.
Manusia merupakam makhluk yang paling sempurna diciptakan tuhan , hal ini
sebagaimana juga dijelaskan oleh Al-Qur’an.
Secara umum, terdapat empat makhluk yang diciptakan di bumi yaitu: alam,
hewan, manusia, tumbuhan. Masing-masing memiliki perbedaan sifat, seperti alam
yang hanya memiliki satu sifat yakni berupa wujud, tumbuhan ada dua sifat yakni
wujud, dan hidup, manusia memiliki sifat wujud, hidup, dibekali nafsu, serta akal.
Dari beberapa sifat yang disebutkan, manusia merupakan makhluk yang di
berikan ke unggulan yaitu akal budi. Akal dan budi merupakan hal yang berbeda,
Akal didefinisikan sebagai kemampuan berpikir manusia, sedangkan budi
bersumber dari akal.
Dengan kata lain, manusia mempunyai budaya dan peradaban. Implikasinya
dalam dalam kehidupan adalah masyarakat seharusnya mengerti bahwa manusia
adalah makhluk yang indah yang memiliki budaya dan peradaban. Dengan
demikian mereka harus mampu memperlakukan dirinya dan bersikap sesuai
dengan budaya dan adabnya. Dengan kata lain, masyarakat harus mampu
mengembangkan budaya dan peradaban manusia ke arah yang baik, karena budaya
dan peradaban manusia slalu berkembang, manusia sendiri memiliki derajad yang
paling tinggi di bandingkan dengan makhluk yang lainya hal ini berarti bahwa
manusia seharusnya mampu menjaga kehormatanya dan menolak hal-hal yang
merendahkan nilai-niulai kemanusiaanya. (Prayitno, 2004:8).
Manusia sebagai makhluk yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, selayaknya didasari dengan hakikat yang melekat pada dirinya. Hal ini
menunjukan bahwa masyarakat harus memiliki keimanan kepada Tuhan agar
masyarakat mampu membuat hidup bahagia, tidak hanya di dunia melaikan juga di
akhirat, antara manusa dan peradaban sangat erat hubunganya karena keduanya
saling mendukung dalam menciptakansuatu kehidupan sesuai kodratnya.
Peradaban timbul karena manusia yang menciptakanya. Masyarakat yang beradap
di artikan sebagai masyarakat yang mempuntyai sopan santun dan budi pekerti
yang baik.
Manusioa itu menurut Asy’arie, (1992:62-84), terdiri dari empat unsur yang
saling terkait, yaitu:

1). Jasad/Fisik, yaitu: badan kasar manusia yang nampak pada luarnya, dapat
diraba dan di foto.

2). Hayat/Intelektual, yaitu: mengandung unsur hidup, yang ditandai dengan


gerak .

3). Ruh/Spritual, yaitu: bimbingan dan pimpinan tuhan, daya yang kerja secara
spritual dan memahami kebenaran.
4). Nafs/Emosi, yaitu: kesadaran tentang diri sendiri.

Berdasarkan empat unsur tersebut menunjukan bahwa manusia merupakan


perpaduan antara makhluk material (jasad/raga) dan makhluk spritual (jiwa).
Dinamika manusia ini tidak tinggal diam karena manusia slalu aktif, serta slalu
berupaya untuk berkembang sesuai dengan kebutahan hidupnya. Artinya manusia
merupakan makhluk yang dinamis (slalu berkembang), bukan makhluk yang statis
(tetap/tidak pernah berkembang), manusia juga memiliki kedudukan yang sesuai
dengan kodrat, harkat, martabat, hak, dan kewajibanya.
Selanjutnya manusia dibedakan oleh Tuhan dari berbagai segi seperti,
pancaindra, kemampuan berpikir dan sebagainya. Namun manusia juga di karuniai
dengan berbagai keistimewaan dan kesempurnaan tertentu oleh Tuhan Yang Maha
Esa di bandikan dengan makhluk-makhluk yang lainya, kesempurnaan tersebut
terletak pada adab dan budayanya. Manusia dikatakan beradab atau berbudaya
karena dilengkapi oleh penciptanya dengan akal, nurani, dan kehendak yang
terdapat pada diri/jiwa manusia.
B. Apresiasi Terhadap Manusia Dan kebudayaan

1. Manusia dan Kemanusiaan Kemanusiaan merupakan prinsip atau nilai


yang berisi keharusan/tuntutan untuk berkesusaian dengan hakikat dari
manusia. Hakikat manusia bisa dipandang secara segmental atau dalam arti
persial. Misalkan manusia dikatakan sebagai homo economicus, homo faber,
homo socius, homo homini lupus, zoon politicon dan sebagainya. Prinsip
kemanusiaan mengandung arti adanya penghargaan dan penghormatan
terhadap harkat dan martabat yang luhur. Semua manusia adalah luhur,
karena itu manusia tidak harus dibedakan perlakuannya hanya karena
perbedaan suku, ras, keyakinan, status sosial ekonomi, asal usul dan
sebagainya. Dengan demikian, sudah sewajarnya antar sesama manusia tidak
saling menindas, tetapi saling menghargai dan saling menghormati dengan
pijakan prinsip kemanusiaan.1
2. Manusia Sebagai Kebudayaan Dalam bahas Inggris, kebudayaan
disebut culture, yang berasal dari kata latin colere, yaitu mengolah atau
mengerjakan. Dalam bahasa Belanda, culture bisa diartikan sebagai mengolah
tanah atau bertani. Dengan demikian bisa kata budaya ada hubungan nya
dengan kemampuan manusia dalam mengelola sumber-sumber kehidupan,
dalam hal pertanian. Definisi kebudayaan telah banyak di kemukakan oleh
banyak ahli. Beberapa contoh sebagai berikut:
a. Herskovits memandang kebudaaan sebagai sesuatu yang turun
temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut
sebagai superorganik
b. Andreas Eppink menyatakan bahwa kebudayaan megandung
keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan. Serta keseluruhan
struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, ditambah lagi dengan segala
pernyataan intelektualdan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
c. Edward B. Taylor mengemukakan bahwa kebudayaan merupakan
keseluruhan yang kompleks, yang didalam nya terkandung pengetahuan,

1
Herimanto, Winarno, Ilmu Sosial & Budaya Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), hlm. 22-23
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-
kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
d. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi mengatakan kebudayaan
adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
e. Koentjaraningrat berpendapat bahwa kebudayaan adalah
keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar
beserta dari hasil budi pekertinya. 2
Dari beberapa definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai
kebudayaan sebagai sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau
gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam
kehidupansehari-hari,kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan
kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai
makhluk yang berbudaya, berupa perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi
sosial, religi, seni dan lain-lainyang kesemuanya ditujukan untuk membantu
manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

2
]Ibid, hlm. 24
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas, maka kami dapat mengambil
beberapa kesimpulan yaitu, Manusia sebagai makhluk yang berbudaya
adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk
menciptakan kebudayaan baik dengan alam maupun manusia lainnya.
Untuk itu manusia dapat dikatakan sebagai pencipta kebudayaan dan
makhluk berbudaya. Budaya sendiri merupakan suatu cara hidup yang
berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang yang
diwariskan dari generasi ke generasi dan budaya yang dihasilkan
manusia bergantung dari paham/ideologi yang diyakini manusia
pendukung budaya tersebut.

B. SARAN-SARAN
Semoga dengan tersusunnya makalah ini bisa bermanfaat
dan memberikan gambaran dan menambah wawasan kita
tentang hakikat manusia sebagai makhluk budaya dan
bagaimana apresiasi terhadap manusia dan kebudayaan.
DAFTAR PUSTAKA

Rusmin Tumanggor, Dkk, (2010),Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Jakarta:


Kencana

Elly M. Setiadi, Dkk, (2007), Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Jakarta:
Kencana

Herimanto, Winarno, (2013),Ilmu Sosial & Budaya Dasar, Jakarta: Bumi


Aksa

Anda mungkin juga menyukai