Anda di halaman 1dari 12

Makalah Manusia dan Pandangan Hidup

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah mahluk hidup ciptaan Tuhan yang paling tinggi derajatnya.Dikarenakan manusia
memiliki akal, pikiran dan rasa.Ketiga kekayaan manusia inilah yang membuat manusia disebut sebagai
Khalifah di bumi ini. Tuntutan hidup manusia lebih daripada tuntutan hidup makhluk lainnya yang
membuat manusia harus berpikir lebih maju untuk memenuhi kebutuhan atau hajat hidupnya di dunia,
baik yang bersifat jasmani maupun rohani. Dari proses ini maka lahirlah apa yang disebut kebudayaan
dan pandangan terhadap hidup.

Jadi pandangan terhadap hidup ini adalah segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi
manusia.Pandangan hidup dapat menjadi pegangan, bimbingan dan tuntutan seseorang ataupun
masyarakat dalam menempuh kehidupan.Oleh karena itu, dalam kehidupan dunia dan akhirat
pandangan hidup seseoranglah yang menentukan akhir hidup mereka sendiri. Selain itu Pandangan
hidup juga tidak langsung muncul dalam masyarakat, melainkan melalui berbagai proses dalam
kehidupan. Dalam perkembangan seorang manusia itulah proses dalam menemukan jati diri atau
pandangan hidupnya.Mulai dari masa kanak-kanak hingga dewasa.

Dalam penemuan pandangan hidup tersebut, tidak lepas juga dengan pendidikan.Manusia mengetahui
tentang hakikat hidup dan sebagainya adalah berasal dari pendidikan.Oleh karena itu jika kita
membahas tentang pandangan hidup, tidak boleh lepas dari pendidikan.Karena dengan pendidikan
manusia dapat berpikir lebih kedepan mulai dari kehidupan baik lahir maupun batin.

Berdasarkan uraian di atas maka dikemukakan judul dari makalah ini ialah “ Pentingnya Pandangan
Hidup Bagi seorang Anak”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, kami merangkum beberapa rumusan masalah yang diangkat, antara lain :

1. Mengapa perlu adanya pandangan hidup pada anak ?

2. Bagaimana cara menanamkan pandangan hidup pada anak ?

3. Apa dampak negatif bagi anak yang tidak mempunyai pandangan hidup
C. Tujuan Penulisan

Penulisan makalah mengenai pentingnya pandangan hidup bagi anak mempunyai tujuan antar lain :

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD)

2. Memberi pengetahuan dasar kepada para mahasiswa mengenai masalah manusia dan pandangan
hidup

3. Mahasiwa dapat mengetahui pentingnya pandangan hidup bagi anak

4. Mahasiswa dapat menyebutkan manfaat pandangan hidup bagi anak

5. Memberikan pandangn pada mahasiswa IKIP sebagai calon guru agar ikut berperan dalam
menanamkan pandangan hidup pada anak.

D. Manfaat Makalah

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai referensi tambahan dalam pembelajaran

2. Sebagai pembanding dalam penyusunan makalah selanjutnya


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Pandangan Hidup

1. Menurut Koentjaraningrat dalam buku Ilmu Budaya Dasar yang disusun oleh Eddy Subandrijo
(2000: 90) Pandangan hidup (World View) adalah nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat yang
dipilih secara selekif oleh individu dan golongan di dalam masyarakat.

2. Menurut Manuel Kaisiepo dalam buku Ilmu Budaya Dasar yang disusun oleh Eddy Subandrijo
(2000: 90) Pandangan hidup mencerminkan citra diri seseorang karena pandangan hidup itu
mencerminkan cita-cita atau aspirasinya.

3. Menurut Lenski dalam buku Ilmu Budaya Dasar yang disusun oleh Eddy Subandrijo (2000: 90)
Pandangan hidup merupakan bagian dari ideologi.

Pandangan hidup pada dasarnya memiliki unsur-unsur:

a. Cita-cita adalah sesuatu yang ingin digapai oleh manusia melalui usaha.

b. Usaha adalah hal-hal yang diupayakan sebaik mungkin untuk menggapai cita-cita yang harus
dilandasi oleh keyakinan.

c. Keyakinan diukur dengan daya pikir akal, jasmani, dan sikap maupun rasa kepada Tuhan.

Hal ini yang mencirikan bahwa unsur-unsur pandangan hidup diatas saling berkaitan.

Dari definisi-definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pandangan hidup adalah pendapat atau
pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia yang mana
mencerminkan diri seseorang.Pandangan hidup tersebut dapat digunakan dalam menjalani
hidup.Pandangan hidup itu juga bisa diimplementasikan sebagai hasil-hasil pemikiran manusia
berdasarkan pengalaman, fakta, dan sikap meyakini sesuatu yang diringkas sebagai pegangan, pedoman,
petunjuk atau arahan.

B. Pengertian Anak

1. Menurut Dr. As’aril Muhajirin, M. Ag dalam buku berjudul Ilmu Pendidikan Perspektif Kontekstual
(2011: 113) pengertian anak dalam islam diistilahkan dari akar kata al-walad, al-ibn, al-tifl, al-syabi, dan
al-ghulam. Dalam pengertiannya yang identik dengan al-walad, ia berarti keturunan yang kedua dari
seseorang, atau segala sesuatu yang dilahirkan,juga bias berarti manusia yang masih kecil. Menurut
pengertian ini,keturunan pertama adalah orang tua. Kemudian setiap orang tua yang mempunyai
keturunan, keturunan itu yang disebut sebagai anak.
2. Menurut Prof.Drs. Koesparmono Irsan,SH,MH,MBA dalam buku berjudul Hukum dan Hak Asasi
Manusia(2009:63) mengatakan bahwa anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan YME , yang
senantiasa harus kita jaga karena dalam dirinya melekat harkat,martabat dan hak-hak sebagai manusia
yang harus dijunjung tinggi.

3. Berdasarkan Undang-Undang Pasal 1(2) 4/1979 di dalam buku berjudul Sosiologi Keluarga yang
disusun oleh Prof.Dr. Soerjono Soekanto (2004:130) memaparkan bahwa anak adalah seseorang yang
belum mencapai usia 21 tahun dan belum pernah menikah.

Dari definisi- definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa anak adalah pribadi yang membutuhkan
kasih sayang, perhatian dan perlindungan dari pribadi yang dituakan olehnya, baik dari orangtua, guru
ataupun masyarakat.Selain itu anak- anak mulai berkembang tidak hanya dari jasmaninya melainkan
juga psikologinya dimana anak-anak sudah berkembang semakin luas.Selain itu juga anak-anak mulai
diberi pengertian tentang berbagai hal mulai dari agama, norma, hak dan kewajiban. Anak juga
mengalami perkembangan seperti mulai mengambil keputusan tentang apa yang akan dia lakukan
kedepannya.

C. Pengertian Keluarga

1. Dalam buku berjudul Psikologi Perkembangan yang disusun oleh Drs. Agus Sujanto yang dikutip
oleh Drs.Sudarsono dalam buku berjudul Kenakalan Remaja(2008:125) menjelaskan bahwa keluarga
merupakan lingkungan yang terdekat untuk membesarkan,mendewasakan dan di dalamnya anak
mendapatkan pendidikan yang pertama kali. Keluarga merupakan kelompok masyarakat terkecil,akan
tetapi merupakan lingkungan paling kuat dalam membesarkan anak dan terutama bagi anak yang belum
sekolah.

2. Menurut Soerjono Soekamto dalam buku berjudul Sosiologi keluarga tentang Ikhwal
Keluarga,Remaja dan anak (2004:1) mengatakan bahwa keluarga merupakan kelompok social kecil yang
terdiri dari suami,istri beserta anak-anaknya yang belum menikah. Keluarga lazimnya juga disebut
rumah tangga,yang merupakan unit terkecil dalam masyarakat sebagai wadah dan proses pergaulan
hidup

3. Menurut Subino Hadisubroto dalam bukunya yang berjudul Pentingnya Pendidikan,dalam


“Keluarga dalam Hakikat Tujuan Pendidikan Nasional” keluarga(2007:23) adalah tempat untuk berbagi
rasa dan pikiran, menjadi tempat mencurahkan suka dan duka,tidak menjadi tempat bergantung bagi
anak-anak akan tetapi sebagai tempat berlatih mandiri, tidak menjadi tempat menuntut hak,menjadikan
tempat menumbuhkan kehidupan religius, dan akhirnya menjadi tempat yang aman karena aturan main
antaranggota ditegakkan.

Dari definisi-definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan pengertian dari keluarga adalah kelompok sosial
terkecil dalam masyarakat, tetapi memiliki peran yang sangat besar dalam pembentukan karakter
seseorang.
D. Pengertian Pendidikan

1. Istilah pendidikan yang terdapat dalam buku Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis, ditulis oleh M.
Ngalim Purwanto (2007: 3) salah satunya Pedagogikatau ilmu pendidikan ialah ilmu pengetahuan yang
menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik. Pedagogik berasal dari kata
Yunani Paedagogia yang berarti “pergaulan dengan anak-anak”.Paedagogos ialah seorang pelayan atau
bujang pada zaman Yunani kuno yang pekerjaanya mengatur dan menjemput anak-anak ke dan dari
sekolah.

2. Arti pendidikan dalam buku. Pemikiran kependidikan ( 2009 : 25 ) ialah crow and crow ( dalam
subingh, 1979 ) : “ the function of education must be recongnelzed to be guidance of a lerning, at all
stages of his want, needs, and potentialities that will insure for him a personally satisfying and socially
desirable pattern of living. Dari pengertian ini dapat dipahami bahwa pendidikan tidak dipandang hanya
sebagai usaha mewujudkan keiginan, kebutuhan dan kemampuan individu sehingga tercapai pola hidup
pribadi dan social yang memuaskan. Dikemukakan pula bahwa pendidikan mengandung tujuan yang
ingin dicapai yaitu individu yang berkembang

kemampuannya sehingga bermanfaat untuk kepentingan hidupnya, atau sebagai warga masyarakat
mapun sebagai warga Negara. Untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan perlu melakukan usaha yang
disengaja dan terencana.Kegiatan tersebut hendaknya dapat diberikan dalam lingkungan keluarga,
sekolah dan masyarakat.

3. Menurut Aristoteles dalam buku berjudul Pedoman Pendidikan dan Pengajarannya yang disusun
oleh Drs.Abu Bakar Muhammad(1981:16), pendidikan adalah menyiapkan akal untuk pengajaran,
sebagaimana disiapkan tanah tempat persemaian benih. Dia mengatakan bahwa di dalam diri manusia
itu ada dua kekuatan,yaitu pemikiran kemanusiaannya dan syahwat hewaniyah. Pendidikan itu adalah
alat (media) yang dapat membantu kekuatan pertama untuk mengalahkan kekuatan yang kedua.

Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat,
Bangsa dan Negara.

E. Pengertian Masyarakat

1. Menurut J.L.Gillin dan J.P.Gillin dalam buku Sosiologi dan Perubahan Masyarakat yang di susun
oleh Drs. Abdul Syani(1995:46) menamakan masyarakat sebagai kelompok manusia yang terbesar dan
mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama.

2. Dalam buku berjudul Individu dan Masjarakat yang disusun oleh Dr A. Lysen(1967:14) mengatakan
bahwa masyarakat kira-kira sama artinya dengan “lingkungan sosial”, pergaulan hidup manusia dan
seperti kata masyarakat lebih diartikan , apabila kita memandangnya di dalam hubungan dengan
individu
3. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia yang disusun oleh W.J.S
Poerwadarminta(2007:751)Masyarakat adalah pergaulan hidup manusia (sehimpunan orang yang hidup
bersama di suatu tempat dengan ikatan-ikatan aturan yang tentu)

Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat merupakan sekumpulan orang
dengan berbagai ragam kualitas diri dari yang tidak berpendidikan sampai yang berpendidikan
tinggi.Baik buruknya kualitas masyarakat ditentukan oleh kualitas pendidikan anggotanya, sehingga
semakin baik pendidikan anggotanya, semakin baik pula kualitas masyarakat secara keseluruhan.
BAB III

JAWABAN RUMUSAN MASALAH

A. Sebab Anak Harus Memiliki Pandangan Hidup

Berdasarkan rumusan masalah yang pertanyaannya berbunyi ”Mengapa perlu adanya pandangan hidup
pada anak ?” maka jawabannya adalah sebagai berikut :

Seperti yang dikemukakan oleh Manuel Kaisiepo (1982) dalam buku Ilmu Budaya Dasar yang disusun
oleh Eddy Subandrijo (2000: 90) Pandangan Hidup merupakan bagian hidup manusia.Tidak ada seorang
pun yang hidup tanpa pandangan hidup meskipun tingkatannya berbeda-beda.Pandangan hidup
mencerminkan citra diri seseorang karena pandangan hidup itu mencerminkan cita-cita dan
aspirasinya.Hal ini membuktikan anak harus memiliki pandangan hidup karena sangat mempengaruhi
dalam pencapaian cita-citanya.

B. Cara Menanamkan Pandangan Hidup Pada Anak

Berdasarkan rumusan masalah yang pertanyaannya berbunyi ”Bagaimana cara menanamkan


pandangan hidup pada anak ?” maka jawabannya adalah sebagai berikut :

Cara menanamkan pandangan hidup pada anak dapat kita bagi menjadi tiga berdasarkan lingkungan
dimana anak belajar berdasarkan buku yang berjudul Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis yang disusun
oleh Drs.M.Ngalim Purwanto MP salah satunya adalah lingkungan Keluarga (2007:193) Dalam buku yang
berjudul Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis yang disusun oleh Drs.M.Ngalim Purwanto MP(2007:79)
Comenius (1592-1670), seorang ahli didaktik yang terbesar, dalam buku Didaktica Magna disamping
mengemukakan asas-asas didaktiknya yang sampai sekarang masih dipertahankan kebenarannya,juga
menekankan betapa pentingnya pendidikan keluarga itu bagi anak-anak yang sedang berkembang.
Dalam uraiaannya tentang tingkatan-tingkatan sekolah yang dilalui oleh anak sampai mencapai tingkat
kedewasaanya,ia menegaskan bahwa tingkatan permulaan bagi pendidikan anak-anak dilakukan di
dalam keluarga yang disebut scola-materna(sekolah ibu). Di dalamnya diutarakan bagaimana orang-
orang tua harus mendidik anak-anaknya dengan bijaksana,untuk memuliakan Tuhan dan untuk
keselamatan jiwa anak-anaknya.

C. Dampak Negatif Bagi Anak yang Tidak Mempunyai Pandangan Hidup

Berdasarkan rumusan masalah yang pertanyaannya berbunyi ” Apa dampak negatif bagi anak yang
tidak mempunyai pandangan hidup?” maka jawabannya adalah sebagai berikut :

Dalam buku berjudul Kenakalan Remaja yang ditulis oleh Dr.Kartini Kartono menjelaskan tentang
Juvenile delinquency atau perilaku jahat/dusta,atau kejahatan/kenakalan anak-anak muda; merupakan
gejala sakit(patologis) secara sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh kurangnya orang
tua dan orang dewasa dalam menanamkan moralitas dan keyakinan pada anak-anak muda.(1986:9)
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Mengapa perlu adanya pandangan hidup pada anak

Dalam buku berjudul Sosiologi Keluarga yang ditulis oleh Prof. Dr. Soerjono Soekanto, S.H.(2004:49)
pendidikan keluarga adalah sangat penting, oleh karna ana merupakan generasi yang akan
menggantikan kita semua kelak pada suatu waktu. Mereka harus disiapkan untuk dapat menanggulangi
masalah-masalah yang kelak akan dihadapi, dengan pola yang mungkin berbeda dengan kebiasaan yang
ada dewasa ini. Dengan begitu kita sebagai oang tua penting untuk menanamkan pandangan hidup pada
seorang anak untuk kelangsungan kehidupan yang lebih baik.

B. Macam-Macam Pandangan Hidup

Dalam buku berjudul Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis bahwa macam-macam pandangan hidup yang
disusun oleh Drs.M.Ngalim Purwanto (2007:23) berdasarkan sumbernya,dapat digolongkan ke dalam
tiga kelompok,yaitu :

1. Pandangan hidup berupa agama (pandangan hidup muslim). Pandangan hidup ini memiliki
kebenaran mutlak. Sebagai contoh, pandangan hidup muslim(orang islam) bersumber dari Al-Qur’an
dan Sunah(sikap, perkataan dan perbuatan Nabi Muhammad saw)

2. Pandangan hidup berupa ideologi merupakan abstraksi dari nilai-nilai budaya suatu Negara atau
bangsa. Misalnya ideologi Pancasila dapat merupakan sumber pandangan hidup, sebagaimana halnya P4

3. Pandangan hidup berupa hasil perenungan seseorang sehingga dapat merupakan ajaran atau etika
untuk hidup, misalnya aliran-aliran kepercayan.
BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab terdahulu, maka pada bagian ini akan
dikemukakan beberapa pokok sebagai berikut :

1. Pendidikan pandangan hidup yang dimiliki seorang anak dapat membantu kembang tumbuh
anak dalam proses pembelajaran tentang dirinya sendiri dan dunia sekitarnya.

2. Seorang anak yang memiliki pandangan hidup atau prinsip hidup akan menjalankan kebajikan
dalam kehidupannya.

3. Setiap manusia pasti memiliki pandangan hidup untuk mencapai kehidupan yang sejahtera, baik
sebagai pedoman dalam hidupnya, pegangan ataupun petunjuk hidupnya.

B. Saran

Melalui kesempatan ini ada beberapa saran yang akan kami sampaikan, saran tersebut sebagai berikut:

1. Tanamkan pandangan hidup atau prinsip hidup pada anak sejak dini agar mereka kelak menjadi
manusia yang bijak dan berwatak mulia.

2. Baiknya seorang manusia memegang teguh pandangan hidup yang dimilikinya agar dalam
kehidupannya selalu melakukan kebajikan.
DAFTAR PUSTAKA

Latif, Abdul. 2007. Pendidikan Berbasis Nilai Kemasyarakatan. Bandung: PT Refika Aditama

Syani, Abdul. 1995. Sosiologi dan Perubahan Masyarakat. Bandar Lampung: PT Dunia Pustaka Jaya

Muhammad, Abu Bakar. 1981. Pedoman Pendidikan dan Pengajaran. Surabaya: Usaha Nasional

A. Lyzen. 1967. Individu dan Masjarakat. Bandung: Sumur Bandung

Sujanto, Agus. 1981. Psikologi Perkembangan, edisi kedua. Jakarta: Radar Jaya Offset
1. Pertanyaan : Bagaimana sikap kalian dalam mengarahkan pandangan hidup seorang anak yang
lugu agar menjadi orang yang sukses ?

Jawaban :Anak-anak kecil biasanya mencari pandangan hidup dengan bertanya baik kepada orang
dewasa maupun teman sebaya. Pertanyaan-pertanyaan itu sering kali muncul dari eksploitasi fisik
mereka terhadap dunia sekitar mereka, yang pada gilirannya membawa mereka ke pengalaman yang
konstruktif dan pendalaman pemahaman. Setelah itu mereka mengembangkan gagasan-gagasan
tentang dirinya dan berusaha memasuki peran orang lain dengan cara meniru. (Anak-anak mencari arti
diri, Violet Madge. 1991: 39)

Dari sinilah sebagai orang tua, kita harus memberikan contoh yang baik dalam berbuat.Memberikan
nasihat pada anak-anak jika anak melakukan kesalahan dan mengarahkan anak pada hal-hal yang baik.
Berdasarkan pengalaman-pengalaman seorang anak, pandangan hidup itu akan timbul dan akan
menghantarkan seorang anak menjadi apa yang mereka cita-citakan sejak kecil. Pandangan hidup juga
akan mengarahkan seoraang anak menjadi orang sukses.

2. Pertanyaan : Bagaimana mengembangkan pandangan hidup pada anak yang berkebutuhan


khusus ?

Jawaban: Menurut Marion J. Ericson dalam buku Psikologi Belajar dan Mengajar yang ditulis oleh Dr.
Oemar Hamalik (2010: 18) mengemukakan bahwa penyelenggaraan pendidikan anak-anak yang
berkebutuhan khusus atau terbelakang mental dapat melalui pendidikan sekolah umum. Berdasarkan
penilitian tersebut dapat dibuktikan bahwa:

a. Anak-anak berkebutuhan khusus dapat dididik bersama anak normal dengan memberikan rencana-
rencana khusus dengan tingkat kemampuan dan pola berpikir dan perkembangannya.

b. Anak-anak berkebutuhan khusus memiliki potensi, social ekonomi dan personal yang kompeten,
yang dapat dilatih dalam batas-batas terntentu.

c. Mereka mampu belajar, tetapi tidak dapat sebanyak dan secepat anak-anak normal.

d. Anak-anak ini mampu mencapai kemandirian dalam bidang ekonomi yang lebih besar dan kompeten.

Pandangan hidup bagi seorang anak berkebutuhan khusus tidak harus ditekankan melainkan lebih
mengajarkan kepada mereka tentang hal-hal yang benar dan salah.

3. Pertanyaan : Mengapa pandangan hidup kepada seorang anak itu penting?

Jawaban: Pandangan hidup ternyata sangat penting, baik untuk kehidupan sekarang maupun kehidupan
di akhirat, dan sudah sepantasnya setiap manusia memilikinya. Maka pilihan pandangan hidup harus
benar-benar berdasarkan pilihan akal, bukan sekedar ikut-ikutan saja. (Ilmu Budaya Dasar, Drs. Djoko
Widagdho. 2003:143)

Dengan demikian perlunya peranan orang tua menanamkan pandangan hidup pada seorang anak.
Karena sebagai orang tua pasti menginginkan anak mereka di masa depan mempunyai kualitas yang
lebih tinggi dari orang tuanya, atau sejajar dengan orang tuanya. Oleh karena itu, orang tua perlu
mempersiapkan anak itu sejak dini agar menjadi manusia unggul dengan menanamkan pandangan
hidup kepada mereka.

4. Pertanyaan : Sebutkan contoh pendidikan nonformal di lingkungan masyarakat ?

Pertanyaan : Menurut Coombs dan Ahmed dalam buku Pendidikan Nonformal yang ditulis oleh Dr. H.
Mustofa Kamil (2009: 11) menjelaskan bahwa pendidikan nonformal adalah setiap kegiatan pendidikan
yang terorganisir dan sistematis yang di adakan di luar kerangka system formal guna memberikan materi
pembelajaran khusus bagi sebagian kelompok masyarakat,baik orang dewasa maupun anak-anak.
Contohnya.Sanggar tari, bimbel-bimbel dan kegiatan ekstrakulikuler lainnya.

5. Pertanyaan : Apakah emosi seorang anak dapat mempengaruhi pandangan hidup seseorang?

Jawaban :Ya. Makin besar anak, makin besar pula kemampuanya untuk belajar sehingga
perkembangan emosinya makin rumit. Perkembangan emosi melalui proses kematangan hanya terjadi
pada saat usia satu tahun, setelah itu perkembangan selanjutnya lebih baik banyak ditentukan oleh
proses belajar.

Pendapat nativitik mengatakan bahwa emosi pada dasarnya merupakan bawaan sejak lahir, sedangkan
pendapat empiristik mengatakan bahwa emosi dibentuk oleh pengalaman dan proses belajar. (Psikologi
Umum, Drs. H. Ahmad Fauzi. 2004: 54-57). Dari pengalaman dan proses belajar tersebut akan ditemui
perasaan-perasaan atau emosi-emosi yang kemudian dapat merubah pandangan hidup seseorang.

6. Pertanyaan : Apakah lingkungan sekitar dapat merubah pandangan hidup yang ditanamkan
seorang keluarga?

Jawaban : Ya. Kehadiran individu dalam suatu lingkungan masyarakat biasanya ditandai oleh perilaku
individu yang berusaha menempatkan dirinya di hadapan individu-individu lainnya yang telah
mempunyai pola-pola perilaku yang sesuai dengan norma-norma dan kebudayaan di lingkungan yang ia
tempati. Disini individu akan berusaha mengambil jarak dan memproses dirinya untuk membentuk
perilakunya yang selaras dengan keadaan dan kebiasaan yang ada. (Ilmu Sosial Dasar, Drs. H.M. Arifin
Noor. 2007:75)

Kebiasaan dalam lingkungan tersebut perlahan-lahan akan merubah pandangan hidup seseorang yang
sudah ditanamkan dalam sebuah keluarga.

Anda mungkin juga menyukai