Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN

MASALAH METODOLOGI DALAM PENGETAHUAN ISLAM

Oleh :

1.Ayu Nur Fadilla (NIM 1930209037)

2.Sobirin (NIM 1930309041)

Program Studi Pendidikan Fisika

Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

2020

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kami
kelancaran dalam menyelesaikan makalah mata kuliah Islam dan Ilmu Pengetahuan
yang berjudul “Masalah Metodologi Dalam Pendidikan Islam”dapat selesai dengan
waktu yang telah ditentukan.

Kami berharap agar makalah ini bisa bermanfaat untuk menambah


pengetahuan dan wawasan mahasiswa,serta kami berharap makalah sederhana ini
dapat dipahami dengan mudah dan dapat dipahami oleh siapapun.Tak lupa kami juga
berharap adanya saran dan kritikan yang membangun untuk tujuan terciptanya
makalah yang lebih baik lagi.

Palembang, Februari 2020

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 1
C. Tujuan...................................................................................................................... 1

II. PEMBAHASAN

A. Pengertian................................................................................................................ 2
1. ........................................................................................................................... 2
........................................................................................................................... 7

B.Contoh Soal...................................................................................................................... 7

III. PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................................................. 12
B. Saran........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 13

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pengetahuan berkembang dari rasa ingin tahu, yang merupakan ciri khas manusia
karena manusia adalah satu-satunya makhluk yang mengembangkan pengetahuan
secara sungguh-sungguh. Binatang juga mempunyai pengetahuan, namun
pengetahuan ini terbatas untuk kelangsungan hidupnya (survival). Manusia
mengembangkan pengetahuannya untuk mengatasi kebutuhan-kebutuhan
kelangsungan hidup ini dan berbagai problema yang menyelimuti kehidupan.
Manusia senantiasa penasaran terhadap cita-cita hidup ini. Yang hendak diraih adalah
pengetahuan yang benar, kebenaran hidup itu. Manusia merupaka makhluk yang
berakal budi yang selalu ingin mengejar kebenaran. Dengan akal budinya, manusia
mampu mengembangkan kemampuan yang spesifik manusiawi, yang menyangkut
daya cipta, rasa maupun karsa. Ketika orang menyaksikan sebuah pantai, sebut saja
Pantai Pasir Putih, orang akan terheran-heran dengan pasir putih.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini,yaitu :

1.Apa itu metodologi dalam ilmu pengetahuan Islam?

2.

1.3 Tujuan

1.Mampu memahami apa itu metodologi dalam ilmu pengetahuan Islam

2.

BAB II

PEMBAHASAN
A.Pengertian Ilmu Pengetahuan dan Metodologi

Ilmu Pengetahuan Ziman J. (dalam Qadir C.A.,1995:53) memberikan


definisi ilmu pengetahuan sebagai rangkaiyan konsep dan kerangka konseptual yang
saling berkaitan dan telah berkembang sebagai hasil percobaan dan pengamatan yang
bermanfaat untuk percobaan lebih lanjut. Pengertian percobaan disini adalah
pengkajian atau pengujian terhadap kerangka konseptual, ini dapat dilakukan dengan
penelitian (pengamatan data wawancara) atau dengan percobaan (eksperimen).1
Menurut Notoatmodjo (2003), ilmu pengetahuan merupakan hasil dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Secara garis
besar menurut Notoatmodjo (2005) domain tingkat ilmu pengetahuan (kognitif)
mempunyai enam tingkatan, meliputi: mengetahui, memahami, menggunakan,
menguraikan, menyimpulkan dan mengevaluasi. Ciri pokok dalam taraf pengetahuan
adalah ingatan tentang sesuatu yang diketahuinya baik melalui pengalaman, belajar,
ataupun informasi yang diterima dari orang lain.2 Ilmu engetahuan merupakan
pengetahuan yang diperoleh melalui pendekatan ilmiah, yakni melalui “penyelidikan
yang sistematik, terkontrol dan bersifat empiris atau sesuatu relasi fenomena alam
(Aceng Rahmat Dalam Sabarti Akhadiah Dan Wanda Dewi Listyasari, 2011: 15)
perbedaan ini terlihat pengertian ilmu pengetahuan (sains) sendiri, yaitu : 1. Ilmu
yang teratur (sistematik) dan dapat diuji kebenarannya; 2. Ilmu yang berdasarkan
kebenaran atau kenyataan semata, misalnya fisika, kimia, dan biologi (KBBI: 767).3
Sedangkan secara terminologi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengetahuan
adalah segala sesuatu yang diketahui, segala sesuatu yang diketahui berkenaan
dengan hal (mata pelajaran). Dalam penjelasan lain, pengetahuan merupakan hasil
proses dari usaha manusia untuk tahu.4 1Tabrani 2Soekidjo Notoatmodjo.
Metodologi Penelitian Kesehatan.
Metode sendiri bisa diartikan ilmu yang mempelajari tentang metode-metode.
Berasal dari bahasa yunani yaitu Methodos. Menurut bahasa (etimologi), metode
berasal dari bahasa yunani, yaitu meta (sepanjang), hodos (jalan). Jadi metode adalah
suatu ilmu tentang cara atau langkah-langkah yang ditempuh dalam suatu disiplin
tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut istilah “Metodologi” berasal dari bahasa yunani yakni methodos dan
logos, methodos berarti cara, kiat dan seluk beluk yang berkaitan dengan upaya
menyelesaikan sesuatu, sementara logos berarti ilmu pengetahuan, cakrawala dan
wawasan. Dengan demikian metodelogi adalah metode atau cara yang berlaku dalam
kajian atau penelitian.
Metodologi adalah masalah yang sangat penting dalam sejarah pertumbuhan
ilmu. Louay Safi mendefinisikan metodologi sebagai bidang penelitian ilmiah yang
berhubungan dengan pembahsan tentang metode-metode yang digunakan dalam
kajian fenomena alam dan manusia atau dengan kata lain metodologi adalah bidang
penelitian ilmiah yang membenarkan, mendeskripsikan dan menjelaskan aturan-
aturan, prosedur-prosedur sebagai metode ilmiah.
 Unsur – unsur Metodologi

Unsur – unsur metodologi sebagaiaman telah dirumuskan oleh Anton Bakker


dan Achmad Zubair dalm buku Metodeologi Penelitian Filsafat (1994), antara lain
sebagai berikut :
1.      Interpretasi
Artinya menafsirkan, membuat tafsiran, tetapi yang tidak bersifat subjektif
melainkan harus bertumpuh pada evidensi objektif untuk mencapai kebenaran yang
autentik. Pada dasarnya interpretasi berarti tercapainya pemahaman yang benar
mengenai ekspresi manusiawi yang dipelajari.
2.      Induksi dan Deduksi
Dikatakan oleh Beerling, setiap ilmu terdapat penggunaan metode induksi dan
deduksi, menurut pengertian siklus empiris.
3.      Koherensi Intern
Yaitu usaha untuk memahami secara benar guna memperoleh hakikat dengan
menunjukkan semua unsur structural di lihat dalam suatu sruktur yang konsisten,
sehingga benar-benar merupakan internal structure atau internal relation.
4.      Holistis
Yaitu tinjauan secara lebih dalam untuk mencapai kebenaran secara utuh, dimana
objek dilihat dari interaksi dengan seluruh kenyataannya.
5.      Kesinambungan Historis
Jika ditinjau dari perkembangannya, manusia itu adalah makhluk historis.
Manusia disebut demikian karena ia berkembangan dalam pengalaman dan fikiran.
Dalam perkembangan pribadi itu harus dapat dipahami melalui suatu proses
kesinambungan.
6.      Idealisasi
Proses untuk membuat ideal, artinya upaya dalam penelitian untuk memperoleh
hasil yang ideal atau sempurna.
7.      Komparasi
Usaha memperbandingkan sifat hakiki dalam objek penelitian sehingga dapat
menjadi lebih jelas dan lebih tajam. Komparasi dapat diadakan dengan objek lain
yang sangat dekat serupa dengan objek utama.
8.      Heuristika
Metode untuk mengatur jalan baru secara ilmiah untuk memecahkan masalah.
Heuristika benar-benar dapat mengatur terjadinya pembaharuan ilmiah dan sekurang-
kurangnya dapat memberikan kaidah yang mengacu.
9.      Analogikal
Filsafah meneliti arti, nilai dan maksud yang diekspresikan dalam fakta dan data.
Dengan demikian, akan dilihat analogi antara situasi atau kasus yang lebih terbatas
dengan yang lebih jelas.
10.  Deskripsi
Seluruh hasil penelitian harus dapat dideskresikan. Data yang dieksplesitkan
memungkinkan dapat dipahami secara mantap.
 Metodologi Ilmu Pengetahuan

Metodologi adalah pengkajian mengenai model atau bentuk metode- metode,


aturan-aturan yang harus dipakai dalam kegiatan ilmu pengetahuan. Jika
dibandingkan antara metode dengan metodologi, maka metodologi lebih bersifat
umum dan metode lebih bersifat khusus. Metode ilmiah yang digunakan mempunyai
latar belakang yaitu pengetahuan.
Dengan adanya latar belakang yang demikian itu, maka metode ilmiah juga
cenderung bermacam-macam, tergantung kepada watak bahan atau problem yang
diselidiki. Diantara beberapa jenis, metode observasi adalah yang paling sedikit
dipakai oleh jenis ilmu pengetahuan apapun. Dengan metode obeservasi, pengamatan
yang tepat dan objektif adalah mutlak dalam ilmu pengetahuan. Dengan metode
ilmiah akan diperoleh pengetahuan yang kebenarannya dapat diandalkan, sebab
metode ilmiah menuntut urutan kerja yang objektif, sistematik, dan rasional.
Metode ilmiah sendiri harus berdasarkan fakta, bebas dari prasangka,
mengembangkan analisa, menghasilkan solusi untuk menyelesaikan masalah, dan
menghasilkan keputusan yang objektif.
         Keunggulan metode ilmiah
Penerapan metode ilmiah di setiap penyelesaian masalah dapat melatih
kebiasaan berpikir yang sistematis, logis, dan analitis.
         Keterbatasan metode ilmiah
Adanya kelemahan panca indera maupun keterbatasan peralatan. Sulit untuk
memilih fakta yang benar-benar berkaitan dengan masalah yang akan dipecahkan.
Meskipun metode ilmiah memiliki keunggulan dan keterbatasan didalamnya,
para ilmuwan seharusnya bisa memilih mana yang harus diperhatikan dari
kekurangan metode ilmiah itu sendiri agar hasil bisa mencapai yang diinginkan dari
kekeliruan yang bisa saja terjadi didalamnya dapat diminimalisir. Metode ilmiah
menghasilkan ilmu yang berguna untuk meningkatkan kesejahteraan manusia.
 Susunan Ilmu Pengetahuan
Definisi ilmu bagaikan bangunan yang tersusun oleh batu bata. Unsur – unsur
dasarnya tidak dapat dipenuhi secara langsung dari alam sekitar tetapi melewati
observasi.
Definisi dilakukan melalui penjelasan istilah yang belum diketahui dengan
memakai istilah – istilah yang sudah diketahui. Istilah yang perlu didefinisikan
disebut definiendum, yang mendefinisikan definiens. Secara metodologis, definisi
memajukan bahas ilmiah. Atau dalam lingkup ilmu, definisi mengubah data observasi
menjadi data yang dapat dirumuskan secara lebih teoritis. Pengertian – pengertian
dalam ilmu. Dalam struktur struktur limas ilmu, ada lima asas yaitu observasi,
empiris, istilah terbuat, istilah timbrung, dan istilah teoritis.
 Langkah –langkah dalam Ilmu Pengetahuan

1.      Merumuskan Masalah


2.      Mengumpulkan data
3.      Merumuskan hipotesis
4.      Membuat analisis untuk mendapatkan kesimpulan
5.      Penarikan kesimpulan

f.        Objektivitas Ilmu Pengetahuan dan Sifat Dasar Kebenaran Ilmiah.

Secara bahasa objektivitas dapat dipahami sebagai sebuah sikap yang


menggambarkan adanya kejujuran, bebas dari pengaruh pendapat dan pertimbangan
pribadi atau golongan dan lain-lain, khususnya dalam upaya untuk mengambil sebuah
keputusan atau tindakan. Dalam konteks keilmuan objektivitas hanya dapat diakui
jika dan hanya jika melalui prosedur yang abash berdasarkan konsep metode ilmiah
maka penemuan tersebut bisa disebut objektif dan jika tidak maka disebut sesuatu
yang tidak objektif dan karenanya dianggap nisbi.
MASALAH METODODLOGI DALAM ILMU PENGETAHUAN

1. Setiap zaman tentu memiliki tantangan yang


tersendiri. Dalam perkembangan bangsa Indonesia
mulai dari orde lama menuju era orde baru dan
berlanjut ke era reformasi yang seakan memberikan
nuansa dan warna baru yang begitu mencolok bagi
bangsa ini, khususnya pada bidang pendidikan.
Namun apa yang terjadi? Justru pendidikan di
Indonesia mendapatkan problem baru, yakni lahirnya
“persimpangan” kebijakan dan “jalur-jalur masalah”
yang berjalan sampai saat sekarang ini. Pendidikan
yang merupakan lambang dari kejayaan serta
kemajuan suatu bangsa terkadang harus
termarginalkan terlebih lagi pendidikan Islam yang
merupakan bagian dari suatu lembaga yang berada di
bawah naungan kementerian agama dan tetap
terpisahkan dalam kerangka kementerian pendidikan
dan kebudayaan. Tulisan ini adalah bentuk dari
penelitian kualitatif library research dengan
pendekatan sosiologis yang melihat sejarah dan
perkembangan pendidikan Islam pada Perguruan
Tinggi Keagamaan Islam di Indonesia.
Kata Kunci: Kendala, Perbaikan, Pendidikan Islam,
Ideal
Pendahuluan
Kondisi ironis pendidikan Indonesia adalah
mengenai goal setting yang ingin dicapai melalui
sistem pendidikan. Gambaran riil adalah lahirnya tipe
mechanic student di mana setiap peserta didik sudah
diposisikan pada orientasi pasar sehingga pendidikan
bukan lagi berbasis keilmuan dan kebutuhan bakat
peserta didik. Selain itu, munculnya mitologi ruang
pendidikan yang dikukuhkan dengan ritual
pendidikan. Artinya, anak bangsa dihadapkan pada
ritual kompetisi, pemilihan sekolah favorit,
penyuguhan uang “persembahan”, pemakaian
seragam baru, pembelian “ramuan-ramuan” bukubuku
paket baru, dan segudang ritual lainnya.
Munculnya ambiguisitas kebijakan pemerintah yang
sebenarnya sebagai pengelola potensi anak bangsa,
namun pemerintah justru menjadi penjaga mitos
pendidikan. Pemerintah dengan sangat percaya diri
memilih posisi lebih berpihak kepada kalangan elite,
maka muncul adigium lelang pendidikan
(Baharuddin, 2007: 7).
Jika dilihat pada situasi dan kondisi
pendidikan Indonesia saat sekarang memang terlihat
jelas adanya gap yang terkait dengan masalahmasalah
pendidikan. Ditambah lagi tidak bebasnya
guru dalam berekspresi dalam proses pembelajaran
yang dilakukan di dalam kelas. Terkadang tindakan
yang baik menurut guru yang ingin dilakukan
terhadap siswa malah mengantarkan guru berurusan
dengan hukum karena dianggap melanggar Hak
Asasi Manusia (HAM). Dalam kekangan seperti ini
seakan-akan antara guru dan siswa mempunyai garis
pembatas yang tidak boleh dilanggar dan harus
dipatuhi dalam proses pembelajaran di sekolah.
Kendala pendidikan di Indonesia secara
umum, diidentifikasikan dalam empat krisis pokok,
yakni menyangkut masalah; kualitas, relevansi,
elitisme, dan manajemen. Berbagai indikator
kuantitatif dikemukakan berkenaan dengan keempat
masalah di atas, antara lain analisis komparatif yang
membandingkan situasi pendidikan antara negara di
kawasan Asia. Keempat masalah tersebut merupakan
masalah besar, mendasar dan multidimensional,

Irmansyah Effendi

Menurut Irmasyah Effendi, masalah adalah pelajaran ketika Anda sadar sebagai
kesadaran jiwa, Anda dapat melihat dengan mudah berbagai kelemahan dan masalah
dalam hidup Anda.

Hudojo

Menurut Hudojo, masalah merupakan pertanyaan kepada seseorang yang mana orang
itu tidak memiliki hukum yang dapat digunakan dengan segera untuk menemukan
jawatan dari pertanyaan tersebut.

Abdul Cholil

Menurut Abdul Cholil, masalah adalah bagian kecil dari kehidupan. Setiap manusia
pasti pernah memiliki dan menghadapi masalah baik yang berasal dari diri sendiri
maupun yang bersumber dari orang lain.

 Hukum mencari ilmu itu wajib, menjadi fardhu 'ain untuk setiap manusia
mempelajari ilmu sama ada ilmu agama ataupun ilmu duniawi. Ilmu-ilmu ini
bersifat praktis, artinya setiap hambaNya wajib memahami dan mempraktiskan
dengan niat karena Allah SWT. Di dalam hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu
Abdil Bari nabi juga telah disebut bahwa menuntut ilmu adalah wajib.

 Hadist menjelaskan bahwa tuntutan ilmu bukan hanya pada kaum lelaki, tetapi
kaum perempuan juga. Namun begitu ilmu yang dituntut perlulah sesuai dan
mengikut ketentuan Islam.

 Hadir ke majelis ilmu boleh menghidupkan hati yang telah mati. Pengertiannya,
dengan adanya ilmu di dada seseorang hamba itu dapat melakukan amal ibadah
kepada Allah SWT yang mana mampu menjadi cahata kepada hambaNya itu.
Tambahan lagi, Allah telah menjanjikan ganjaran yang besar kepada orang yang
menuntut ilmu dan mengamalkannua dengan niat karena Allah.

Salah satu masalah dalam ilmu pengetahuan islam yaitu banyaknya penyimpangan
yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang dialakukan oleh oknum-oknum
tertentu yan g mana memanfaatkan pengetahuannya dan mengembangakannnya
dengan pemikiran sendiri tanpa mendengar pendapat orang lain atau membaca
sumber yang benar.

Anda mungkin juga menyukai