Tugas ini disusun untuk memenuhi mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar oleh Dosen
Pembimbing :
Disusun Oleh:
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmad-Nya
kepada kami sehingga kami masih diberikan kesempatan,masih diberi kemudahan mencari ilmu
sehingga dapat menyusun,dan menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ISBD mengenai Manusia, Nilai, Moral, dan Hukum.
Kami sepenuhnya meyadari dalam penulisan ini masih banyak kekurangan dari segi
apapun, maka dari itu kami mohon saran yang membangun.
(Penyusun)
ii
Daftar Isi
Halaman
JUDUL MAKALAH.......................................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
A. Latar Belakang Masalah....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................1
C. Tujuan Makalah..................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................2
A. Pengertian Manusia............................................................................................................2
B. Pengertian Nilai..................................................................................................................3
C. Pengertian Moral................................................................................................................5
D. Pengertian Hukum..............................................................................................................6
E. Manusia, Nilai, Hukum dan Moral...................................................................................6
F. Hubungan Manusia dengan Moral...................................................................................9
G. Hubungan Manusia dengan Hukum...........................................................................13
BAB III PENUTUP......................................................................................................................15
A. Kesimpulan........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................16
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Dewasa ini masalah-masalah serius yang dihadapi bangsa Indonesia berkaitan dengan
nilai, moral, dan hukum antara lain mengenai kejujuran, keadilan, menjilat, dan perbuatan
negatif lainnya sehingga perlu dikedepankan pendidikan agama dan moral karena dengan
adanya panutan, nilai, bimbingan, dan moral dalam diri manusia akan sangat menentukan
kepribadian individu atau jati diri manusia, lingkungan sosial dan kehidupan setiap insan.
Pendidikan nilai yang mengarah kepada pembentukan moral yang sesuai dengan norma
kebenaran menjadi sesuatu yang esensial bagi pengembangan manusia yang utuh dalam
konteks sosial.
B. Rumusan Masalah
Makalah ini membahas sekelumit mengenai manusia, nilai, moral, dan hukum yang
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manusia
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin),
yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk ang berakal budi (mampu menguasai
makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta,
sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu. Dalam
organism).
ekstrim dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu lingkungan, baik lingkungan
vertikal (genetika dan tradisi), horizontal (geografik, fisik, dan sosial), maupun
kesejarahan. Takala seoang bayi lahir, ia merasakan perbedaan suhu dan kehilangan
energi, dan oleh kaena itu ia menangis, menuntut agar perbedaan itu berkurang dan
kehilangan itu tergantikan. Dari sana timbul anggapan dasar bahwa setiap manusia
keinginan untuk hidup. Untuk dapat hidup, ia membutuhkan sesuatu. Alat untuk
Manusia adalah makhluk yang tidak dapat dengan segera menyesuaikan diri
dengan lingkungannya. Pada masa bayi sepenuhnya manusia tergantung kepada individu
lain. Ia belajar berjalan, belajar makan, belajar berpakaian, belajar membaca, belajar
membuat sesuatu dan sebagainya, memerlukan bantuan orang lain yang lebih dewasa.
2
Malinowski(1949), salah satu tokoh ilmu Antropologi dari Polandia menyatakan
bahwa ketergantungan individu terhadap individu lain dalam kelompoknya dapat terlihat
dari usaha-usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan sosialnya
Rasa aman secara khusus tergantung kepada adanya system perlindungan dalam
aturan-aturan dan kontrol-kontrol social tentang apa yang boleh dan yang tidak boleh
dilakukan oleh setiap anggota kelompok. Selain itu ditentukan pula siapa yang berhak
B. Pengertian Nilai
Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna
bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi
kehidupan manusia.
1. Nilai itu suatu relitas abstrak dan ad dalam kehidupan manusia. Nilai yang bersifat
abstrak tidak dapat diindra. Hal yang dapat diamati hanyalah objek yang bernilai
itu. Misalnya orang yang memiliki kejujuran. Kejujuran adalah nilai, tetapi kita
2. Nilai memiliki sifat normative, artinya nilai mengandung harapan, cita-cita dan
suatu keharusan sehingga nilai memiliki sifat ideal das sollen. Nilai diwujudkan
dalam bentuk norma sebagai landasan manusia dalam bertindak. Misalnya nilai
keadilan. Semua orang berharap manusia dan mendapatkan dan berperilaku yang
3
3. Nilai berfungsi sebagai daya dorong dan manusia adalah pendukung nilai. Manusia
bertindak berdasar dan didorong oleh nilai yang diyakininya. Misalnya nilai
ketakwaan. Adanya nilai ini menjadikan semua orang terdorong untuk bisa
landasan atau motivasidalam segala tingkah laku atau perbuatannya. Jadi dapat
disimpulkan bahwa nilai yaitu sesuatu yang menjadi etika atau estetika yang menjadi
Manusia sebagai makhluk yang bernilai akan memaknai nilai dalam dua
memandang nilai itu ada meskipun tanpa ada yang menilainya,bahkan memandang
nilai telah ada sebelum adanya manusia sebagai penilai.Baik dan buruk,benar dan salah
bukan hadir karena hasil persepsi dan penafsiran manusia,tetapi ada sebagai sesuatu
nilai itu subjektif,artinya nilai sangat tergantung pada subjek yang menilainya.Jadi nilai
memang tidak akan ada dan tidak akan hadir tanpa hadirnya penilai.Oleh karena itu
C. Pengertian Moral
Moral berasal dari kata bahasa Latin mores yang berarti adat kebiasaan.Kata
4
Dalam bahasa Indonesia, kata moral berarti akhlak (bahasa Arab) atau kesusilaan
yang mengandung makna tata tertib batin atau tata tertib hati nurani yang menjadi
pembimbing tingkah laku batin dalam hidup.Kata moral ini dalam bahasa Yunani sama
dengan ethos yang menjadi etika. Secara etimologis , etika adalah ajaran tentang baik
buruk, yang diterima masyarakat umum tentang sikap, perbuatan, kewajiban, dan
sebagainya.
Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi
individu tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Moral dalam
zaman sekarang mempunyai nilai implisit karena banyak orang yang mempunyai moral
atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit. Moral itu sifat dasar yang
diajarkan di sekolah-sekolah dan manusia harus mempunyai moral jika ia ingin dihormati
oleh sesamanya. Moral adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara
dengan manusia. apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang
masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik, begitu juga
sebaliknya. Moral adalah produk dari budaya dan agama. Jadi moral adalah tata aturan
norma-norma yang bersifat abstrak yang mengatur kehidupan manusia untuk melakukan
perbuatan tertentu dan sebagai pengendali yang mengatur manusia untuk menjadi
D. Pengertian Hukum
Disamping adat-istiadat tadi, ada kaidah yang mengatur kehidupan manusia yaitu
hukum, yang biasanya dibuat dengan sengaja dan mempunyai sanksi yang jelas. Hukum
dibuat dengan tujuan untuk mengatur kehidupan masyarakat agar terjadi keserasian
5
diantara warga masyarakat dan sistem sosial yang dibangun oleh suatu masyarakat. Pada
masyarakat moderen hukum dibuat oleh lembaga – lembaga yang diberikan wewenang
oleh rakyat.
agar mengikuti pola perilaku yang disepakati oleh sistem sosial dan budaya yang berlaku
atau berkelakuan yang sama dan harus diikuti oleh semua anggota masyarakat tersebut.
masyarakat tadi. Pola perilaku berbeda dengan kebiasaan. Kebiasaan merupakan cara
bertindak seseorang yang kemudian diakui dan mungkin diikuti oleh orang lain. Pola
perilaku dan norma-norma yang dilakukan dan dilaksanakan pada khususnya apabila
Meskipun banyak pakar yang mengemukakan pengertian nilai, namun ada yang
telah disepakati dari semua pengertian itu bahwa nilai berhubungan dengan manusia, dan
selanjutnya nilai itu penting. Pengertian nilai yang telah dikemukakan oleh setiap pakar
pada dasarnya adalah upaya dalam memberikan pengertian secara holistik terhadap nilai,
akan tetapi setiap orang tertarik pada bagian bagian yang “relatif belum tersentuh” oleh
pemikir lain. Definisi yang mengarah pada pereduksian nilai oleh status benda, terlihat
pada pengertian nilai yang dikemukakan oleh John Dewney yakni, Value Is Object Of
Nilai dapat diartikan sebagai sifat atau kualitas dari sesuatu yang bermanfaat bagi
kehidupan manusia baik lahir maupun batin. Bagi manusia nilai dijadikan sebagai
landasan, alasan atau motivasi dalam bersikap dan bertingkah laku, baik disadari maupun
tidak.
6
Nilai itu penting bagi manusia. Apakah nilai itu dipandang dapat mendorong
manusia karena dianggap berada dalam diri manusia atau nilai itu menarik manusia
karena ada di luar manusia yaitu terdapat pada objek, sehingga nilai lebih dipandang
sebagai kegiatan menilai. Nilai itu harus jelas, harus semakin diyakini oleh individu dan
harus diaplikasikan dalam perbuatan. Menilai dapat diartikan menimbang yakni suatu
kegiatan manusia untuk menghubungkan sesuatu dengan sesuatu lainnya yang kemudian
dilanjutkan dengan memberikan keputusan. Keputusan itu menyatakan apakah sesuatu itu
bernilai positif (berguna, baik, indah) atau sebaliknya bernilai negatif. Hal ini
dihubungkan dengan unsur-unsur yang ada pada diri manusia yaitu jasmani, cipta, rasa,
Nilai menampilkan diri dalam aspek positif dan aspek negatif yang sesuai
Nilai (value) biasanya digunakan untuk menunjuk kata benda abstrak yang
1. Nilai material yaitu sesuatu yang berguna bagi unsur jasmani manusia.
2. Nilai vital yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat
4. Nilai kebenaran yang bersumber pada unsur akal atau rasio manusia
5. Nilai keindahan atau nilai estetis yang bersumber pada unsur perasaan
estetis manusia
7
6. Nilai kebaikan moral yang bersumber pada kehendak atau karsa manusia
Hal-hal yang mempunyai nilai tidak hanya sesuatu yang berwujud (benda material)
saja, bahkan sesuatu yang immaterial seringkali menjadi nilai yang sangat tinggi dan
Nilai juga berkaitan dengan cita-cita, keinginan, harapan, dan segala sesuatu
pertimbangan internal (batiniah) manusia. Dengan demikian nilai itu tidak konkret dan
pada dasarnya bersifat subyektif. Nilai yang abstrak dan subyektif ini perlu lebih
dikonkretkan serta dibentuk menjadi lebih objektif. Wujud yang lebih konkret dan objektif
dari nilai adalah norma / kaidah. Norma berasal dari bahasa latin yakni norma, yang berarti
penyikut atau siku-siku, suatu alat perkakas yang digunakan oleh tukang kayu.
Dari sinilah kita dapat mengartikan norma sebagai pedoman, ukuran, aturan atau
kebiasaan. Jadi norma ialah sesuatu yang dipakai untuk mengatur sesuatu yang lain atau
sebuah ukuran. Dengan norma ini orang dapat menilai kebaikan atau keburukan suatu
perbuatan.
2. Norma kesusilaan.
4. Norma hukum.
Dari norma-norma yang ada, norma hukum adalah norma yang paling kuat karena
dapat dipaksakan pelaksanaannya oleh penguasa (kekuasaan eksternal). Nilai dan norma
selanjutnya berkaitan dengan moral. Moral berasal dari bahasa latin yakni mores kata
jamak dari mos yang berarti adat kebiasaan. Sedangkan dalam bahasa Indonesia moral
8
diartikan dengan susila. Sedangkan moral adalah sesuai dengan ide-ide yang umum
diterima tentang tindakan manusia, mana yang baik dan mana yang wajar. Istilah moral
sangat ditentukan oleh moralitas yang dimilikinya. Makna moral yang terkandung dalam
kepribadian seseorang itu tercermin dari sikap dan tingkah lakunya. Bisa dikatakan
manusia yang bermoral adalah manusia yang sikap dan tingkah lakunya sesuai dengan
Moral memiliki arti yang hampir sama dengan etika. Etika berasal dari bahasa
kuno yang berarti ethos dalam bentuk tunggal ethos memiliki banyak arti yaitu tempat
tinggal biasa, padang rumput, kebiasaan, adat, watak sikap , dan cara berpikir. Dalam
bentuk jamak ethos (ta etha) yang artinya adat kebiasaan. Moral berasal dari bahasa Latin
yaitu mos (jamaknya mores) yang berarti adat, cara, dan tempat tinggal. Dengan demikian
secara etismologi kedua kata tersebut bermakna sama hanya asal usul bahasanya yang
berbeda dimana etika dari bahasa Yunani sementara moral dari bahasa Latin.
Moral yang pengertiaannya sama dengan etika dalam makna nilai-nilai dan
norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok dalam mengatur
tingkah lakunya. Dalam ilmu filsafat moral banyak unsur yang dikaji secara kritis,
lebih kepada sifat aplikatif yaitu berupa nasehat tentang hal-halyang baik.
Hati nurani merupakan penghayatan tentang baik atau buruk mengenai perilaku
manusia dan hati nurani ini selalu dihubungkan dengan kesadaran manusia dan selalu
9
terkait dalam dengan situasi kongkret. Dengan hati nurani manusia akan sanggup
mererfleksikan dirinya terutama dalam mengenai dirinya sendiri atau juga mengenal
orang.
Kebebasan adalah milik individu yang sangat hakiki dan manusiawi dan karena
manusia pada dasarnya adalah makhluk bebas. Tetapi didalam kebebasan itu juga
terbatas karena tidak boleh bersinggungan dengan kebebasan orang lain ketika
mereka melakukan interaksi. Jadi, manusia itu adalah makhluk bebas yang dibatasi
Nilai dan moral akan muncul ketika berada pada orang lain dan ia akan bergabung
dengan nilai lain seperti agama, hukum, dan budaya. Nilai moral terkait dalam
Antara hukum dan moral terdapat hubungan yang erat sekali. Ada pepatah Roma
yang mengatakan “quid leges sine moribus?” (apa artinya undang-undang jika tidak
disertai moralitas?). Dengan demikian hukum tidak akan berarti tanpa disertai
moralitas. Oleh karena itu kualitas hukum harus selalu diukur dengan norma moral,
membutuhkan hukum, sebab moral tanpa hukum hanya angan-angan saja kalau tidak
Meskipun hubungan hukum dan moral begitu erat, namun hukum dan moral tetap
berbeda, sebab dalam kenyataannya ‘mungkin’ ada hukum yang bertentangan dengan
moral atau ada undang-undang yang immoral, yang berarti terdapat ketidakcocokan
10
antara hukum dan moral. Untuk itu dalam konteks ketatanegaraan Indonesia dewasa
Kualitas hukum terletak pada bobot moral yang menjiwainya. Tanpa moralitas
hukum tampak kosong dan hampa (Dahlan Thaib,h.6). Namun demikian perbedaan
sistematis dalam kitab perundang-undangan. Oleh karena itu norma hukum lebih memiliki
kepastian dan objektif dibanding dengan norma moral. Sedangkan norma moral lebih
subjektif dan akibatnya lebih banyak ‘diganggu’ oleh diskusi yang yang mencari kejelasan
Meski moral dan hukum mengatur tingkah laku manusia, namun hukum membatasi
diri sebatas lahiriah saja, sedangkan moral menyangkut juga sikap batin seseorang.
Sanksi yang berkaitan dengan hukum berbeda dengan sanksi yang berkaitan dengan
moralitas. Hukum untuk sebagian besar dapat dipaksakan, pelanggar akan terkena
hukuman. Tapi norma etis tidak bisa dipaksakan, sebab paksaan hanya menyentuh bagian
luar, sedangkan perbuatan etis justru berasal dari dalam. Satu-satunya sanksi dibidang
Hukum didasarkan atas kehendak masyarakat dan akhirnya atas kehendak negara.
Meskipun hukum tidak langsung berasal dari negara seperti hukum adat, namun hukum itu
harus di akui oleh negara supaya berlaku sebagai hukum. Moralitas berdasarkan atas
norma-norma moral yang melebihi pada individu dan masyarakat. Dengan cara demokratis
atau dengan cara lain masyarakat dapat mengubah hukum, tapi masyarakat tidak dapat
mengubah atau membatalkan suatu norma moral. Moral menilai hukum dan tidak
sebaliknya.
11
Sedangkan Gunawan Setiardja membedakan hukum dan moral :
1. Dilihat dari dasarnya, hukum memiliki dasar yuridis, konsesus dan hukum
2. Dilihat dari otonominya hukum bersifat heteronom (datang dari luar diri
4. Dilihat dari sanksinya hukum bersifat yuridis. moral berbentuk sanksi kodrati,
6. Dilihat dari waktu dan tempat, hukum tergantung pada waktu dan tempat,
sedangkan moral secara objektif tidak tergantung pada tempat dan waktu
(1990,119).
mungkin menggambarkan hidup manusia tanpa atau di luar masyarakat. Maka manusia,
masyarakat, dan hukum merupakan pengertian yang tidak bisa dipisahkan. Untuk
antar-manusia dalam masyarakat. Kepastian ini bukan saja agar kehidupan masyarakat
menjadi teratur akan tetapi akan mempertegas lembaga-lembaga hukum mana yang
melaksanakannya. Hukum yang baik adalah hukum yang sesuai dengan hukum yang
hidup (the living law) dalam masyarakat, yang tentunya sesuai pula atau merupakan
Manusia dan hukum adalah dua identitas yang tidak bisa dipisahkan. Bahkan
dalam ilmu hukum, terdapat adagium yang terkenal yang berbunyi: “Ubi societas ibi jus”
12
(di mana ada masyarakat di situ ada hukumnya). Artinya bahwa dalam setiap
pembentukan suatu bangunan struktur sosial yang bernama masyarakat, maka selalu akan
dibutuhkan bahan yang bersifat sebagai “semen perekat” atas berbagai komponen
pembentuk dari masyarakat itu, dan yang berfungsi sebagai “semen perekat” tersebut
adalah hukum.
struktur tatanan (organisasi) di antara dirinya yang dikenal dengan istilah tatanan sosial
tatanan sosial masyarakat yang teratur ini, maka manusia membutuhkan pranata pengatur
yang terdiri dari dua hal: aturan (hukum) dan si pengatur (kekuasaan).
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia, nilai, moral dan hukum adalah suatu hal yang saling berkaitan dan
saling menunjang. Sebagai warga negara kita perlu mempelajari, menghayati dan
melaksanakan dengan ikhlas mengenai nilai, moral dan hukum agar terjadi keselarasan
Manusia adalah individu yg terdiri dari jasad dan roh dan makhluk yang paling
Nilai adalah sesuatu yang baik yang selalu diinginkan, dicita-citakan dan
dianggap pentong oleh seluruh manusia sebagai anggota masyarakat. Nilai adalah sesuatu
yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia. Sesuatu itu
bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan manusia.
14
Daftar Pustaka
Masyhury, Legy, El, 2013, Makalah Ilmu Sosial Budaya Dasar: Manusia, Nilai, Moral, dan
Hukum, http://ideku.info/ .
15