Oleh:
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah swt. yang telah
memberikan hidayah dan pertolongan-Nya sehingga kami dapat merampungkan
makalah yang berjudul “Mafhum dan Manthuq” ini. Shalawat teriring salam
senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad saw. semoga kita bisa
menjadi umatnya yang mendapat syafaat di hari kiamat nanti, aamiin.
Selain untuk memenuhi tugas harian mata kuliah Ulumul Quran, penyusun
makalah ini merupakan satu tujuan kami dalam rangka menggali informasi dan
memperdalam wawasan seta pemahaman yang berkaitan dengan Mafhum dan
Manthuq yang mana itu merupakan keilmuan dalam islam.
penyusun
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan................................................................................................ 14
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian manthuq dan macam-macamnya?
1
2. Apa pengertian mafhum dan macam-macamnya?
3. Apa pengertian mafhum muwafaqah dan bentuk-bentuknya?
4. Apa pengertian mafhum mukholafah dan jenis-jenisnya?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian manthuq dan macam-macamnya
2. Untuk mengetahui pengertian mafhum dan macam-macamnya
3. Untuk mengetahui pengertian mafhummu wafaqah dan bentuk-bentuknya
4. Untuk mengetahui pengertian mafhum mukholafah dan jenis-jenisnya
BAB II
PEMBAHASAN
5 Rosihon, Loc.Cit
6 Syaikh Manna’ Al-Qaththan , Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an , ( Pustaka Al –
Kautsar, Jakarta, 2012), h.312
7 Al-Quran, 2 (Al-Baqarah): 196
8 Al-Quran, 2 (Al-Baqarah): 175
makna yang segera dipahami ketika diucapkan tetapi disertai
kemungkinan makna lain yang lemah (marjuh).9 Jadi, zahir itu sama
dengan nash dalam hal penunjukkannya kepada makna yang
berdasarkan pada ucapan. Namun dari segi lain ia berbeda dengannya
karena nash hanya menunjukkan satu makna secara tegas dan tidak
mengandung kemungkinan menerima makna lain, sedang zahir di
samping menunjukkan satu makna ketika diucapkanjuga disertai
kemungkinan menerima makna lain meskipun lemah. Misalnya
firman Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat 173:
ٍ َ… فَ َم ِن اضْ طُ َّر َغ ْي َر ب
… اغ َوالَ عَا ٍد
Artinya : “… tetapi barang siapa dalam keadaan terpaksa
(memakannya) sedangkan ia tidak menginginkan dan melewati
batas …”10
Lafaz “bag” digunakan untuk makna ”al-Jahil” (bodoh,tidak
tahu) dan ”az-Zalim” (melampaui batas, zalim), tetapi kemungkinan
arti yang kedua lebih jelas dan lebih umum digunakan. Contoh lain
dalam QS. Al-Baqarah ayat 222 :
ْ َ… َوالَ تَ ْق َربُوْ ه َُّن َحتَّى ي
… َطهُرْ ن
Artinya : “…dan janganlah kamu mendekati mereka sebelum
suci …”11
Lafaz “yathhurna” mempunyai kemungkinan arti “suci dengan
terhentinya haid” dan arti “suci dengan mandi janabah dan wudu”,
tetapi dari kedua arti tersebut, kemungkinan arti yang kedua lebih
jelas dan lebih umum digunakan. Kemungkinan arti yang pertama 6
dari contoh-contoh di atas disebut marjuh (tidak diunggulkan),
sementara kemungkinan arti kedua yang kedua
disebut rajih (diunggulkan).
2) Mu’awwal,
21 Al-Quran, 4 (An-Nisa’): 10
22 Rosihan, Loc.Cit
23 Al-Quran, 62 (Al-Jumu’ah): 9
24 Rahmat syafe’i, Ilmu Ushul Fiqih, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2010) h.220
satu sifatnya. Dalam mafhum sifat terdapat tiga bagian, yaitu mushtaq,
hal (keterangan keadaan) dan ‘adad (bilangan).25
Mafhum sifat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
1) Mustaq dalam ayat.
Contohnya dalam QS. Al-Hujurat ayat 6:
ِ ُاسق بِنَبَإ ٍ فَتَبَيَّنُوا أَ ْن ت
صيبُوا قَوْ ًما ِب َجهَالَ ٍة فَتُصْ بِحُوا َعلَى َما ِ َيَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا إِ ْن َجا َء ُك ْم ف
َفَ َع ْلتُ ْم نَا ِد ِمين
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang-orang
fasiq membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar
kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa
mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas
perbuatanmu itu.” 26
Dapat dipahami dari ungkapan kata ‘fasiq’ ialah orang yang tidak
wajib ditelliti beritanya. Ini berarti bahwa berita yang disampaikan
oleh seseorang yang adil wajib diterima.
2) Hal (keterangan keadaan)
Seperti fiman Allah, QS. Al-Maidah ayat 95:
َص ْي َد َوأَ ْنتُ ْم ُح ُرم َو َم ْن قَتَلَهُ ِم ْن ُك ْم ُمتَ َع ِّمدًا فَ َج َزاء ِم ْث ُل َما قَتَ َل ِمن
َّ يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ال تَ ْقتُلُوا ال
صيَا ًما
ِ ك َ ِالنَّ َع ِم يَحْ ُك ُم بِ ِه َذ َوا َع ْد ٍل ِم ْن ُك ْم هَ ْديًا بَالِ َغ ْال َك ْعبَ ِة أَوْ َكفَّا َرة طَ َعا ُم َم َسا ِكينَ أَوْ َع ْد ُل َذل
َزيز ُذو ا ْنتِقَ ٍام َّ َّللاُ ِم ْنهُ َو
ِ َّللاُ ع َّ ق َوبَا َل أَ ْم ِر ِه َعفَا
َّ َّللاُ َع َّما َسلَفَ َو َم ْن عَا َد فَيَ ْنتَقِ ُم َ لِيَ ُذو
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu membunuh
binatang buruan, ketika kamu sedang ihram. Barangsiapa diantara
kamu membunuhnya dengan sengaja, maka dendanya ialah
mengganti dengan binatang ternak seimbang dengan buruan yang
dibunuhnya, menurut putusan dua orang yang adil diantara kamu
sebagai had-yad yang dibawa sampai ke Ka’bah atau (dendanya)
membayar kaffarat dengan memberi makanan orang-orang miskin
atau berpuasa seimbang dengan makanan yang dikeluarkan itu,
supaya dia merasakan akibat buruk dari perbuatannya. Allah telah
b. Mafhum Illiat
Mafhum illat adalah menghubungksn hukum sesuatu karena illat-nya
atau sebabnya. Mengharamkan minuman keras karena memabukkan.29
c. Mafhum ghayah
Mafhum ghayah (pemahaman dengan batas akhir) adalah lafal
yang menunjukkan hukum sampai pada ghayah (batasan,
hinggaan), hingga lafal ghayah ini ada kalanya dengan “illa” dan
dengan “hatta’. Seperti dalam firman Allah SWT dalam surat al-
Maidah ayat 6:
27 Al-Quran. 5 (Al-Maidah): 95
30 Al-Quran, 5 (Al-Maidah): 6
31 Al-Quran, 4 (An-Nisa): 23
32 Syafi’i karim, Op.Cit., h.184
33 Al-Quran, 1 (Al-Fatihah): 5
34 Al-Quran, 65 (At-Thalaq): 6
Mafhum mukhalafahnya adalah istri-istri tertalak itu tidak sedang hamil,
tidak wajib diberi nafkah.35
35Abdul Wahab Khalaf, Kaidah Hukum Islam, (Jakarta: Pustaka Amani, 2003) h. 222
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Manthuq adalah petunjuk makna yang bersifat tekstual, yaitu petunjuk yang
telah jelas pada seluruh atau sebagian artinya berdasarkan tuturan lafadz itu
sendiri. Mantuq terbagi atas dua bagian, yaitu :
a. Lafaz yang tidak memiliki kemungkinan lebih dari satu arti.
b. Lafaz yang memiliki kemungkinan lebih dari satu arti. Terbagi menjadi
dua bagian, yaitu Zahir dan Mu’awwal.
2. Mafhum adalah pemahaman terhadap makna yang tidak terdapat dalam suatu
lafadz. Mafhum juga terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
a. Mafhum Muwafaqah.
b. Mafhum Mukholafah
3. Mafhum muwafaqah adalah suatu petunjuk kalimat yang menunjukkan bahwa
hukum yang tertulis pada kalimat itu berlaku pada masalah yang tidak tertulis,
karena ada persamaan dalam maknanya.Mafhum muwafaqahterbagi atas dua
bagian, yaitu :
a. Fatwa al-Khitab
b. Lahnu al-Khitab
4. Mafhum Mukhalafah merupakan pemahaman yang diberikan kepada
lafazmafhum itu tidak selaras dengan yang dimiliki oleh lafaz mantuq, dengan
kata lain makna yang berbeda hukumnya dengan mantuq.Mafhum
Mukhalafahterbagi menjadi beberapa bagian yaitu:
a. Mafhum al-washfhi
b. Mafhum illat
c. Mafhum ghayah
d. Mafhum laqaa,
e. Mafhum hasr
f. Mafhum syarat
DAFTAR PUSTAKA
Khalaf Abdul Wahab. 2003. Kaidah Hukum Islam, Jakarta: Pustaka Amani.
15