Anda di halaman 1dari 25

TUGAS MAKALAH MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

KELAS PANCASILA 72

PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA

Disusun oleh:
Kelompok X
1. Aji Wulan Rahayu 190810301159
2. Bila Eprilita Intriani 190810301120
3. Kameliatul Riskiyah 190210401049
4. Pri Ariyanto 190803104057

MATA KULIAH WAJIB UMUM


LEMBAGA PENGEMBANGAN, PEMBELAJARAN, DAN
PENJAMINAN MUTU
PUSAT PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN
IDEOLOGI KEBANGSAAN
UNIVERSITAS JEMBER
2020

i
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Pancasila Sebagai Sistem
Etika ini selesai tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah pendidikan pancasila. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang pancasila bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Adzkiyak selaku dosen yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Jember, 7 Maret 2020

Penulis

ii
Daftar Isi

Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………...vi
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………….….vi
1.3 Tujuan & Manfaat……………………………………………………………..…vi
Bab 2 Tinjauan………………………………………………………………………….…vii
Bab 3 Isi Pembahasan
A. Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai
Sistem Etika…………………………………………………………………....…1
B. Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Pancasila sebagai Sistem Etika……...…….2
C. Rangkuman tentang Pengertian dan Pentignya Pancasila sebagai Sistem Etika.....3
Bab 4 Penutup………………………………………………………………………………5
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………7

iii
Pengantar

Etika Pancasila adalah cabang filsafat yang dijabarkan dari sila-sila Pancasila untuk
mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia. Oleh
karena itu, dalam etika Pancasila terkandung nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Kelima nilai tersebut membentuk perilaku manusia
Indonesia dalam semua aspek kehidupannya. Sila ketuhanan mengandung dimensi moral
berupa nilai spritualitas yang mendekatkan diri manusia kepada Sang Pencipta, ketaatan
kepada nilai agama yang dianutnya. Sila kemanusiaan mengandung dimensi humanus,
artinya menjadikan manusia menjadi lebih manusiawi, yaitu upaya meningkatkan kualitas
kemanusiaan dalam pergaulan antarsesama.
Pada zaman Orde Lama, Pancasila sebagai sitem etika masih berbentuk sebagai
Philosofische Grondslag atau Weltanschauung, artinya nilai-nilai Pancasila belum
ditegaskan di dalam sistem etika, tetapi nilai-nilai moral telah terdapat pandangan hidup
masyarakat. Pada zaman Orde Baru, Pancasila sebagai sitem etika disosialisasikan melalui
penataran P-4 dan diinstitusionalkan dalam wadah BP-7. Ada banyak butir Pancasila yang
dijabarkan dari kelima sila Pancasila sebagai hasil temuan dari para peneliti BP-7.
Pada era reformasi, pancasila sebagai sistem etika tenggelam dalam hiruk-pikuk
perebutan kekuasaan yang menjurus kepada pelanggaran etika politik. Salah satu bentuk
pelanggaran etika politik adalah abuse of power. Baik oleh penyelenggara negara di
legislatif, eksekutif, maupun yudikatif. Penyalahguaan kekuasaan atau kewenangan inilah
yang menciptakan korupsi di berbagai kalangan penyalahgunaan negara.
Etika merupakan  hal yang sangat diperlukan dalam menjalankan kehidupan
berbangsa dan bernegara, karena dengan memiliki etika maka kita mampu menjalankan
kehidupan bernegara dengan baik sebagai masyarakat yang mempunyai perilaku yang
baik, kebiasaan hidup yang baik ini dianut dan diwariskan dari satu generasi ke generasi
yang lain. Dalam artian ini, etika sama maknanya dengan moral.
Nilai-nilai Pancasila, meskipun merupakan kristalisasi nilai yang hidup dalam
realita sosial, keagamaan, maupun adat kebudayaan bangsa Indonesia, namun sebenarnya
juga nilai-nilai yang bersifat universal dapat diterima oleh siapa pun dan kapan pun. Etika
Pancasila berbicara tentang nilai-nilai yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia.
Etika juga merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran
dan pandangan-pandangan moral. Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang
bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu, atau bagaimana kita

iv
harus mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan berbagai ajaran moral
(Suseno, 1987).
Etika dibagi menjadi dua kelompok yaitu etika umum dan etika khusus. Etika
umum mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan manusia,
sedangkan etika khusus membahas prinsip-prinsip itu dalam hubungannya dengan berbagai
aspek kehidupan manusia (Suseno, 1987).
Di dalam etika Pancasila terkandung nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, dan keadilan. Kelima nilai tersebut membentuk perilaku manusia Indonesia
dalam semua aspek kehidupannya. Pentingnya pancasia sebagai sistem etika bagi bangsa
Indonesia ialah menjadi rambu normatif untuk mengatur perilaku kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia. Dengan demikian, pelanggaran
dalam kehidupan bernegara, seperti korupsi (penyalahgunaan kekuasaan) dapat
diminimalkan.

v
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia tidak lepas dari peran
penting Pancasila sebagai sebuah ideologi bangsa. Sebuah pedoman luhur yang dicetuskan
oleh para pendiri bangsa dan merupakan pandangan visioner bagaimana sebuah ideologi
tersebut bisa mengarahkan cita-cita bangsa. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
merupakan satu kesatuan antara untaian sila dengan sila lainnya. Setiap sila mengandung
makna dan nilai tersendiri. Salah satu fungsi dari Pancasila adalah sebagai sistem etika,
dimana etika itu sendiri merupakan gabungan dari tiga unsur, yaitu nilai, norma, dan
moral. Ketiga unsur tersebut saling berhubungan satu sama lain.
Cakupan etika sangat lah luas, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila seharusnya
diaplikasikan ke dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai wujud etika
sesungguhnya. Pancasila sebagai sistem etika adalah poin-poin yang terkandung di dalam
pancasila yang mencerminkan etika yang ada pada diri bangsa Indonesia. Pembentukan
etika ini berdasarkan hati nurani dan tingkah laku, tidak ada paksaan dalam hal ini.
Pancasila memegang peranan dalam perwujudan sebuah sistem etika yang baik di negara
ini. Namun, kini pada kenyataannya tingkah laku masyarakat Indonesia dalam prakteknya
tidak lagi mewujudkan bagaimana bentuk pancasila dan tidak lagi memperlihatkan nilai
etika yang baik berdasarkan Pancasila itu sendiri. Jangankan untuk mengaplikasikan nilai
Pancasila, masih banyak bangsa Indonesia lupa atau tertukar dengan sila-sila Pancasila

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa arti dan pentingnya pancasila sebagai sistem Pancasila?
2. Bagaimana argumen mengenai tantangan Pancasila sebagai sistem etika?
3. Bagaimana tantangan Pancasila sebagai sistem etika?
4. Bagaimana esensi dan urgensi Pancasila sebagai sistem etika?

1.3 Tujuan & Manfaat


1. Agar mahasiswa lebih memahami tentang materi Pancasila sebagai sistem etika
2. Untuk mendorong semangat mahasiswa agar memiliki etika yang sesuai dengan
sila dalam Pancasila
3. Untuk menambah wawasan mahasiswa tentang Pancasila sebagai sistem etika
4. Untuk memberi gambaran secara tertulis tentang Pancasila sebagai sistem etika

vi
BAB 2 TINJAUAN

Etika merupakan hal yang sangat diperlukan dalam menjalankan kehidupan berbangsa
dan bernegara, karena dengan memiliki etika maka kita mampu menjalankan kehidupan
bernegara dengan baik sebagai masyarakat yang mempunyai perilaku yang baik, kebiasaan
hidup yang baik ini dianut dan diwariskan dari satu generasi ke generasi yang lain. Dalam
arti ini, etika sama maknanya dengan moral.
Nilai-nilai Pancasila merupakan kristalisasi nilai yang hidup dalam realita sosial,
keagamaan, maupun adat kebudayaan bangsa Indonesia, namun sebenarnya juga nilai-nilai
yang bersifat universal dapat diterima oleh siapapun dan kapanpun. Etika Pancasila
berbicara tentang nilai-nilai yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia.
Etika juga merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan
pandangan-pandangan moral. Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana
dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu, atau bagaimana kita harus
mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan berbagai moral (Suseno,
1987).
Etika dibagi menjadi dua kelompok yaitu etika umum dan etika khusus. Etika umum
mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan manusia, sedangkan
etika khusus membahas prinsip-prinsip itu dalam hubungannya dengan berbagai aspek
kehidupan manusia (Suseno,1987).
Pancasila sebagai dasar filsafat negara serta sebagai filsafat hidup bangsa Indonesia
pada hakikatnya merupakan suatu nilai-nilai yang bersifat sistematis. Oleh karena itu,
sebagai suatu dasar filsafat maka sila-sila Pancasila merupakan suatu kesatuan bulat,
hierarkis dan sistematis. Pancasila memberikan dasar-dasar yang bersifat fundamental dan
universal bagi manusia baik dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Di dalam etika Pancasila terkandung nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, dan keadilan. Kelima nilai tersebut membentuk perilaku manusia Indonesia
dalam semua aspek kehidupannya. Pentingnya Pancasila sebagai sistem etika bagi bangsa
Indonesia ialah menjadi rambu normatif untuk mengatur perilaku kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia. Dengan demikian, pelanggaran
dalam kehidupan bernegara, seperti korupsi (penyalahgunaan kekuasaan) dapat
diminimalkan.

vii
BAB 3 ISI PEMBAHASAN

A. Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai


Sistem Etika
1. Argumen tentang Dinamika Pancasila sebagai Sistem Etika
Beberapa argumen tentang dinamika Pancasila sebagai sistem etika dalam
penyelenggaraan pemerintah di Indonesia dapat diuraikan sebagai berikut. Pertama,
pada zaman Orde Lama, pemilu diselenggarakan dengan semangat demokrasi yang
diikuti banyak partai politik, tetapi dimenangkan empat partai politik, yaitu Partai
Nasional Indonesia (PNI), Partai Muslimin Indonesia (PARMUSI), Partai Nahdhatul
Ulama (PNU), dan Partai Komunis Indonesia (PKI). Tidak dapat dikatakan bahwa
pemerintahan di zaman Orde Lama mengikuti sistem etika Pancasila, bahkan ada
tudingan dari pihak Orde Baru bahwa pemilihan umum pada zaman Orde Lama
dianggap terlalu liberal karena pemerintahan Soekarno menganut sistem demokrasi
terpimpin yang cenderung otoriter.
Kedua, pada zaman Orde Baru sistem etika Pancasila diletakkan dalam bentuk
penataran P-4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila). Pada zaman Orde
Baru itu pula muncul konsep manusia Indonesia seutuhnya dengan nilai-nilai
Pancasila. Manusia Indonesia seutuhnya dalam pandangan Orde Baru, artinya manusia
sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang secara kodrati bersifat
monodualistik, yaitu makhluk rohani sekaligus makhluk jasmani, dan makhluk
individu sekaligus makhluk sosial. Manusia Indonesia seutuhnya adalah makhluk
mono-pluralis yang terdiri atas susunan kodrat: jiwa dan raga; kedudukan kodrat:
makhluk Tuhan dan makhluk berdiri sendiri; sifat kodrat: makhluk sosial dan makhluk
individual. Keenam unsur manusia tersebut saling melengkapi satu sama lain dan
merupakan satu kesatuan yang bulat. Manusia Indonesia menjadi pusat persoalan,
pokok dan pelaku utama dalam budaya Pancasila. (Notonagoro dalam Asdi, 2003: 17-
18).
Ketiga, sistem etika Pancasila pada era reformasi tenggelam dalam euforia
demokrasi. Namun seiring dengan perjalanan waktu, disadari bahwa demokrasi tanpa
dilandasi sistem etika politik akan menjurus pada penyalahgunaan kekuasaan, serta
menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.

1
2. Argumen tentang Tantangan Pancasila sebagai Sistem Etika
Hal-hal berikut ini dapat menggambarkan beberapa bentuk tantangan terhadap
sistem etika Pancasila; pertama, tantangan terhadap sistem etika Pancasila pada zaman
Orde Lama berupa sikap otoriter dalam pemerintahan sebagaimana yang tercermin
dalam penyelenggaraan negara yang menerapkan sistem demokrasi terpimpin. Hal
tersebut tidak sesuai dengan sistem etika Pancasila yang lebih menonjolkan semangat
musyawarah untuk mufakat.
Kedua, tantangan terhadap sistem etika Pancasila pada zaman Orde Baru terkait
dengan masalah KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) yang merugikan
penyelenggaraan negara. Hal tersebut tidak sesuai dengan keadilan sosial karena
nepotisme, kolusi, dan korupsi hanya menguntungkan segelintir orang atau kelompok
tertentu. Ketiga, tantangan terhadap sistem etika Pancasila pada era Reformasi berupa
euforia kebebasan berpolitik sehingga mengabaikan norma-norma moral. Misalnya,
munculnya anarkisme yang memaksakan kehendak dengan mengatasnamakan
kebebasan berdemokrasi.

B. Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Pancasila sebagai Sistem Etika


1. Esensi Pancasila sebagai Sistem Etika
Hakikat Pancasila sebagai sistem etika terletak pada hal-hal berikut; pertama,
hakikat sila ketuhanan terletak pada keyakinan bangsa Indonesia bahwa Tuhan sebagai
penjamin prinsip-prinsip moral. Artinya, setiap perilaku warga negara harus didasarkan
atas nilai-nilai moral yang bersumber pada norma agama. Setiap prinsip moral yang
berlandaskan pada norma agama, maka prinsip tersebut memiliki kekuatan (force)
untuk dilaksanakan oleh pengikut-pengikutnya.
Kedua, hakikat sila kemanusiaan terletak pada actus humanus, yaitu tindakan
manusia yang mengandung implikasi dan konsekuensi moral yang dibedakan dengan
actus homini, yaitu tindakan manusia yang biasa. Tindakan kemanusiaan yang
mengandung implikasi moral diungkapkan dengan cara dan sikap yang adil dan
beradab sehingga menjamin tata pergaulan antar manusia dan antar makhluk yang
bersendikan nilai-nilai kemanusiaan yang tertinggi, yaitu kebijakan dan kearifan.
Ketiga, hakikat sila persatuan terletak pada kesediaan untuk hidup bersama sebagai
warga bangsa yang mementingkan masalah bangsa di atas kepentingan individu atau
kelompok. Sitem etika yang berlandaskan pada semangat kebersamaan, solidaritas

2
sosial akan mekahirkan kekuatan untuk menghadapi penetrasi nilai yang bersifat
memecah belah bangsa.
Keempat, hakikat sila kerakyatan yang terletak pada prinsip musyawarah untuk
mufakat. Artinya, menghargai diri sendiri sama halnya dengan menghargai orang lain.
Kelima, hakikat sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan
perwujudan dari sistem etika yang tidak menekankan pada kewajiban semata
(deontologis) atau menekankan pada tujuan belaka (teleologis), tetapi lebih
menonjolkan keutamaan (virtue ethics) yang terkandung dalam nilai keadilan itu
sendiri.

2. Urgensi Pancasila sebagai Sistem Etika


Hal-hal penting yang sangat urgen bagi pengembangan Pancasila sebagai sistem
etika meliputi hal-hal berikut; pertama, meletakkan sila-sila Pancasila sebagai sistem
etika berarti menempatkan Pancasila sebagai sumber moral dan inspirasi bagi penentu
sikap, tindakan, dan keputusan yang diambil setiap warga negara. Kedua, Pancasila
sebagai sistem etika memberi guidance bagi setiap warga negara sehingga memiliki
orientasi yang jelas dalam tata pergaulan baik lokal, nasional, regional, maupun
internasional.
Ketiga, Pancasila sebagai sistem etika dapat menjadi dasar analisis bagi berbagai
kebijakan yang dibuat oleh penyelenggara negara sehingga tidak keluar dari semangat
negara kebangsaan yang berjiwa Pancasialis. Keempat, Pancasila sebagai sistem etika
dapat menjadi filter untuk menyaring pluralitas nilai yang berkembang dalam
kehidupan masyarakat sebagai dampak globalisasi yang memengaruhi pemikiran warga
negara.

C. Rangkuman tentang Pengertian dan Pentignya Pancasila sebagai Sistem Etika


Pancasila sebagai sistem etika adalah cabang filsafat yang dijabarkan dari sila-sila
Pancasila untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
di Indonesia. Oleh karena itu, di dalam etika Pancasila terkandung nilai-nilai
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Kelima nilai tersebut
membentuk perilaku manusia Indonesia dalam semua aspek kehidupannya.
Pentingnya pancasila sebagai sistem etika bagi bangsa Indonesia ialah menjadi
rambu normatif untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

3
bernegara di Indonesia. Dengan demikian, pelanggaran dalam kehidupan bernegara,
seperti korupsi (penyalahgunaan kekuasaan) dapat diminimalkan.

4
BAB 4 PENUTUP

Sebagai sumber dari segala sumber hukum, Pancasila merupakan satu-satunya


sumber nilai yang berlaku di Indonesia. Dari satu sumber tersebut diharapkan dapat
mengalir dan memancarkan nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan
keadilan. Pancasila sangat diperlukan sebagai sistem etika untuk memberikan pedoman
dan arahan agar setiap tindakan yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia berpedoman
pada sikap moral yang berlandasan Pancasila. Setiap tindakan yang dilakukan oleh
masyarakat Indonesia sebagai cerminan dari pelaksanaan Pancasila sebagai sistem etika
dapat diamalkan dengan melaksanakan setiap pengalaman disetiap butir sila Pancasila. Sila
pertama yaitu “Ketuhanan Yang Maha Esa”, pengamalan sila pertama ini dapat
diwujudkan dengan saling menghormati dan menghargai satu sama lain walaupun berbeda
agama. Karena di Indonesia ini terdapat enam agama yang diakui, yaitu Islam, Kristen,
Katholik, Hindu, Budha, dan Konghuchu. Selain itu, berdasarkan Pasal 29 UUD 1945 ayat
(1) negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa. Ayat (2) negara menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan untuk
beribadat menurut agamanya dan kepercayaan itu. Jadi, setiap warga negara wajib
memeluk salah satu agama dan diberikan kebebasan untuk beribadah sesuai agamanya.
Sila kedua yaitu “Kemanusiaan Yang Adil dan Beradap”, prinsip pokok dalam nilai
kemanusiaan Pancasila adalah keadilan dan keadaban. Keadilan mensyaratkan
keseimbangan, antara lahir dan batin, jasmani dan rohani, individu dan sosial, makhluk
bebas mandiri dan makhluk Tuhan yang terikat hukum-hukum Tuhan. Keadaban
mengindikasikan keunggulan manusia dibanding dengan makhluk lain seperti hewan,
tumbuhan, dan benda tak hidup. Contohnya seperti tolong menolong, penghargaan,
penghormatan, dan kerja sama. Sila ketiga yaitu “Persatuan Indonesia”, dapat memperkuat
persatuan dan kesatuan. Sikap egois dan menang sendiri merupakan perbuatan yang tidak
baik, demikian pula sikap yang memecah belah persatuan. Nilai persatuan menghasilkan
nilai cinta tanah air dan pengorbanan.
Sila keempat yaitu “Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan”, nilai hikmat atau kebijaksanaan dan permusyawaratan.
Kata hikmat atau kebijaksanaan berorientasi pada tindakan yang mengandung nilai
kebaikan tertinggi. Atas nama mencari kebaikan, pandangan minoritas belum tentu kalah
dibandingkan dengan pandangan mayoritas. Nilai menghargai perbedaan, kesetaraan, dan
menyelesaikan masalah dengan mengedepankan jalan musyawarah mencapai mufakat. Sila

5
kelima yaitu “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”. Sila kedua disebutkan kata
adil, maka kata tersebut dilihat dalam konteks manusia selaku individu. Adapun nilai
keadilan pada sila kelima lebih diarahkan pada konteks sosial. Suatu perbutan dikatakan
baik apabila sesuai dengan prinsip keadilan masyarakat banyak.sikap adil terhadap sesama,
menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain.
Dari nilai keadilan juga menghasilkan nilai kepedulian, kesejajaran ekonomi, dan
kemajuan bersama.
Sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa kehadiran Pancasila dalam membangun
etika bangsa ini sangat berandil besar. Dengan menjiwai butir-butir Pancasila masyarakat
dapat bersikap sesuai etika baik yang berlaku dalam masyarakat, bangsa dan negara.
Dalam melaksanakan kehidupan, tentunya kita akan mengalami banyak tantangan.
Tantangan yang dibuat untuk dimenangkan, begitu pula tantangan Pancasila sebagai sistem
etika. Jika kita sudah menerapkan etika di setiap butir Pancasila, maka tantangan Pancasila
sebagai sistem etika dapat terselesaikan.
Kemajuan- kemajuan yang membawa progres untuk sebuah bangsa tidaklah tanpa
dampak buruk. Kemajuan inilah yang dapat menjadi tantangan Pancasila sebagai sistem
etika. Banyak kemajuan yang malah menjerumuskan generasi penerus bangsa ke hal yang
negatif. Hal ini disebabkan karena generasi muda tidak menyaring kemajuan itu, mereka
hanya mengikuti tren model yang berkembang diluar tanpa memikirkan dampaknya baik
untuk diri sendiri maupun orang sekitar. Contohnya kemajuan teknologi : kondisi dimana
anak-anak dibawah umur sudah diperbolehkan menggunakan telepon genggam tanpa
pengawasan orang tua, yang mana mereka dapat mengakses situs yang mengandung
konten pornografi, kemajuan tren model pakaian , banyak anak muda Indonesia mengikuti
kemajuan model pakaian luar negeri yang mana anak bangku sekolah berani memakai
pakaian yang terbuka yang belum sewajarnya. Hal ini dapat menimbulkan kejahatan
seksual yang merugikan anak tersebut. Kemajuan itu dapat merusak etika generasi muda
bangsa Indonesia yang seharusnya menjadi penerus bangsa yang memiliki dedikasi tinggi.
Dengan demikian marilah kita sebagai generasi muda bangsa Indonesia memilah dan
memilih mana perilaku yang patut kita contoh dengan adanya kemajuan teknologi yang
memberikan dampak positif dan negative. Kita harus berusaha mengamalkan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dimana Pancasila sebagai sistem etika
bagi bangsa Indonesia.

6
DAFTAR PUSTAKA

Mukholif, S. (n.d.). Pancasila Sebagai Sistem Etika . Retrieved from Academia Edu:
https://www.academia.edu/13000228/Pancasila_Sebagai_Sistem_Etika ( Diakses
pada 4 Maret 2020)

Nyokim215kim. (n.d.). 4 Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Pancasila. Retrieved from


Coursehero: https://www.coursehero.com/file/p4adllmb/4-Mendeskripsikan-
Esensi-dan-Urgensi-Pancasila-sebagai-Sistem-Etika-a-Esensi/ ( Diakses pada 18
April 2020)

Nyokim215kim. (n.d.). Membangun Argumen Tentang Dinamika dan Tantangan.


Retrieved from Coursehero:
https://www.coursehero.com/file/p5mq52s/Membangun-Argumen-tentang-
Dinamika-dan-Tantangan-Pancasila-sebagai-Sistem-Etika/ ( Diakses pada 18 April
2020)

Septianto, H. (n.d.). Pancasila Sebagai Sistem Etika . Retrieved from SlidePrayer:


https://slideplayer.info/slide/2726818/ ( Diakses pada 7 Maret 2020)

7
RESUME KELOMPOK 10
PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA

Pancasila menjadi sistem etika


Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita
mengikuti suatu ajaran moral tertentu, atau bagaimana kita harus mengambil sikap yang
bertanggung jawab berhadapan dengan berbagai moral (Suseno, 1987). Etika dibagi
menjadi dua kelompok yaitu etika umum dan etika khusus. Etika umum
mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan manusia, sedangkan
etika khusus membahas prinsip-prinsip itu dalam hubungannya dengan berbagai aspek
kehidupan manusia (Suseno,1987). Di dalam etika Pancasila terkandung nilai-nilai
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Pentingnya pancasila
sebagai sistem etika bagi bangsa Indonesia ialah menjadi rambu normatif untuk
mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia.
 Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai Sistem
Etika
1. Argumen tentang Dinamika Pancasila sebagai Sistem Etika
 Pada zaman Orde Lama, pemilu diselenggarakan dengan semangat demokrasi
yang diikuti banyak partai politik, tetapi dimenangkan empat partai politik, yaitu
Partai Nasional Indonesia (PNI), Partai Muslimin Indonesia (PARMUSI), Partai
Nahdhatul Ulama (PNU), dan Partai Komunis Indonesia (PKI). Tidak dapat
dikatakan bahwa pemerintahan di zaman Orde Lama mengikuti sistem etika
Pancasila, bahkan ada tudingan dari pihak Orde Baru bahwa pemilihan umum
pada zaman Orde Lama dianggap terlalu liberal karena pemerintahan Soekarno
menganut sistem demokrasi terpimpin yang cenderung otoriter.
 Pada zaman Orde Baru sistem etika Pancasila diletakkan dalam bentuk penataran
P-4. Pada zaman Orde Baru itu pula muncul konsep manusia Indonesia
seutuhnya dengan nilai-nilai Pancasila. Manusia Indonesia seutuhnya dalam
pandangan Orde Baru, artinya manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang
Maha Esa yang secara kodrati bersifat monodualistik, yaitu makhluk rohani
sekaligus makhluk jasmani, dan makhluk individu sekaligus makhluk sosial.
 Sistem etika Pancasila pada era reformasi tenggelam dalam euforia demokrasi.
Namun seiring dengan perjalanan waktu, disadari bahwa demokrasi tanpa
8
dilandasi sistem etika politik akan menjurus pada penyalahgunaan kekuasaan,
serta machiavelisme (menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan).

2. Argumen tentang Tantangan Pancasila sebagai Sistem Etika


 Tantangan terhadap sistem etika Pancasila pada zaman Orde Lama berupa sikap
otoriter dalam pemerintahan sebagaimana yang tercermin dalam
penyelenggaraan negara yang menerapkan sistem demokrasi terpimpin. Hal
tersebut tidak sesuai dengan sistem etika Pancasila yang lebih menonjolkan
semangat musyawarah untuk mufakat.
 Tantangan terhadap sistem etika Pancasila pada zaman Orde Baru terkait dengan
masalah KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) yang merugikan
penyelenggaraan negara.
 Tantangan terhadap sistem etika Pancasila pada era Reformasi berupa euforia
kebebasan berpolitik sehingga mengabaikan norma-norma moral.

 Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Pancasila sebagai Sistem Etika


1. Esensi Pancasila sebagai Sistem Etika
 Pertama, hakikat sila ketuhanan terletak pada keyakinan bangsa Indonesia bahwa
Tuhan sebagai penjamin prinsip-prinsip moral. Artinya, setiap perilaku warga
negara harus didasarkan atas nilai-nilai moral yang bersumber pada norma agama.
 Kedua, hakikat sila kemanusiaan terletak pada actus humanus, yaitu tindakan
manusia yang mengandung implikasi dan konsekuensi moral yang dibedakan
dengan actus homini, yaitu tindakan manusia yang biasa.
 Ketiga, hakikat sila kemanusiaan terletak pada actus humanus, yaitu tindakan
manusia yang mengandung implikasi dan konsekuensi moral yang dibedakan
dengan actus homini, yaitu tindakan manusia yang biasa.
 Keempat, hakikat sila kerakyatan yang terletak pada prinsip musyawarah untuk
mufakat.
 Kelima, hakikat sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan
perwujudan dari sistem etika yang tidak menekankan pada kewajiban semata
(deontologis) atau menekankan pada tujuan belaka (teleologis), tetapi lebih
menonjolkan keutamaan (virtue ethics) yang terkandung dalam nilai keadilan itu
sendiri.

9
2. Urgensi Pancasila sebagai Sistem Etika
 Pertama,meletakkan sila-sila Pancasila sebagai sistem etika berarti menempatkan
Pancasila sebagai sumber moral dan inspirasi bagi penentu sikap, tindakan, dan
keputusan yang diambil setiap warga negara.
 Kedua, Pancasila sebagai sistem etika memberi guidance bagi setiap warga negara
sehingga memiliki orientasi yang jelas dalam tata pergaulan baik lokal, nasional,
regional, maupun internasional.
 Ketiga, Pancasila sebagai sistem etika dapat menjadi dasar analisis bagi berbagai
kebijakan yang dibuat oleh penyelenggara negara sehingga tidak keluar dari
semangat negara kebangsaan yang berjiwa Pancasila.
 Keempat, Pancasila sebagai sistem etika dapat menjadi filter untuk menyaring
pluralitas nilai yang berkembang dalam kehidupan masyarakat sebagai dampak
globalisasi yang memengaruhi pemikiran warga negara.

10
POWER POINT

Slide 1

Slide 2

11
Slide 3

Slide 4

Slide 5

12
Slide 6

Slide 7

13
Slide 8

Slide 9
14
Slide 10

Slide 11

15
Slide 12

Slide 13

16
Slide 14

Slide 15

17
Slide 16

18

Anda mungkin juga menyukai