Dosen pembimbing
Awaluddin, S.Sos, M.Pd
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 8
Putri (211110019)
2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
hidayah-nya kami dapat menyelesaikan dengan kerja sama yang baik dan kompak. Makalah ini
berjudul “ Pancasila Sebagai Sistem Etika” dengan baik.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada bapak Awaluddin, S.Sos, M.Pd selaku
Dosen pembimbing yang telah memberika tugas ini kepada kami dengan kami bisa mengetahui
dan mengerti arti Pancasila sebagai Sitem Etika. Tak lupa kepada semua pihak yang
bersangkutan, kami ucapkan terima kasih karena telah membantu dalam menyelesaikan makalah
ini dengan baik.
Makalah ini jauh dari kata sempurna dari itu kritik dan saran yang brsifat membangun
dari pihak pembaca dan penulis diperlukan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca untuk
menambah pengetahuan.
Tim Penyusun
Kelompok 8
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................................................1
1.1 Latar belakang penulisan makalah..................................................................................................1
1.2 Tujuan penulisan...............................................................................................................................1
1.3 Manfaat penulisan.............................................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...........................................................................................................................................3
2.1 Konsep dan Urgensi Pancasila sebagai Sistem Etika.....................................................................3
2.2 Alasan Diperlukannya Pancasila sebagai Sistem Etika.................................................................4
2.3 Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila sebagai Sistem Etika..............4
BAB III..........................................................................................................................................................5
PENUTUP.....................................................................................................................................................5
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................................5
3.2 Saran...................................................................................................................................................5
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pancasila adalah suatu kesatuan yang majemuk tunggal, setiap sila tidak dapat berdiri
sendiri terlepas dari sila lainnya, diantara sila satu dan lainnya tidak saling bertentangan. Inti dan
isi Pancasila adalah manusia monopluralis yang memiliki un
sur-unsur susunan kodrat (jasmani –rohani), sifat kodrat (individu-makhluk sosial), kedudukan
kodrat sebagai pribadi berdiri sendiri, yaitu makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Pancasila
merupakan penjelmaan hakekat manusia monopluralis sebagai kesatuan
Pancasila memegang peranan besar dalam membentuk pola pikir bangsa Indonesia
sehingga bangsa Indonesia dapat dihargai sebagai salah satu bangsa yang beradab
didunia .Kecenderungan menganggap acuh dan sepele akan kehadiran pancasila diharapkan
dapat ditinggalkan dan di tinggalkan, karena pancasila wajib diamalkan oleh warga Negara
Indonesia. Alasan lain karena bangsa yang besar adalah bangsa yang beradab. Pembentukan
etika bukan hal yang susah dan gampang untuk dilakukan, karena etika berasal dari tingkah laku,
perkataan, perbuatan, serta hati nurani kita masing-masing.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Etika berkaitan dengan masalah nilai karena etika pada pokoknya membicarakan
masalah- masalah yang berkaitan dengan predikat nilai “susila” dan “tidak susila”, ”baik” dan
“buruk”.
Etika merupakan cabang falsafah dan sekaligus merupakan suatu cabang dari ilmu-ilmu
kemnausiaan. Sebagai cabang falsafah, etika membahas sistem-sistem pemikiran yang mendasar
tentang ajaran dan pandangan moral. Dan sebagai cabang ilmu, etika membahas bagaimana dan
mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu.
Etika sebagai ilmu dibagi 2, yaitu etika umum dan etika khusus.
1. Etika umum
Membahas prinsip-prinsip umum yang berlaku bagi setiap tindakan manusia. Dalam
falsafah Barat dan Timur, seperti di Cina dan seperti dalam Islam, aliran-aliran pemikiran
etika beranekaragam. Tetapi pada prinsipnya etika umum membicarakan asas-asas dari
tindakan dan perbuatan manusia, serta sistem nilai apa yang terkandung di dalamnya.
2. Etika khusus
a. Etika Individual membahas kewajiban manusia terhadap dirinya sendiri dan dengan
kepercayaan agama yang dianutnya srta panggilan nuraninya, kewajibannya dan
tanggung jawabnya terhadap Tuhannya.
b. Etika social di lain hal membahas kewajiban serta norma-norma social yang
seharusnya dipatuhi dalam hubungan sesama manusia, bangsa dan Negara.
·
Pentingnya Pancasila Sebagai Sistem Etika
·
Pentingnya Pancasila sebagai sistem etika bagi bangsa Indonesia ialah menjadi rambu
normatif untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di
Indonesia. Dengan demikian, pelanggaran dalam kehidupan bernegara seperti korupsi dapat
diminimalkan.
2
3. Hakikat Sila Persatuan, terletak pada kesediaan untuk hidup bersama sebagai warga untuk hidup
bersama sebagai warga bangsa yang mementingkan Negara diatas kepentingan individu.
4. Hakikat Sila Kerakyatann, terletak pada prinsip musyawarah untuk mufakat.
5. Hakikat Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, perwujudan dari keutamaan yang
terkandung dalam sila ini.
2.3 Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila sebagai Sistem Etika
1.Sumber Historis
Pada zaman Orla, pancasila sebagai sitem etika masih berbentuk sebagai Philosofische
Grondslag atau weltanschauung. Artinya, nilai-nilai pancasila belum ditegaskan ke dalam sistem
etika, tetapi nilai-nilai moral telah terdapat pandangan hidup masyarakat. Pada era Orba,
pancasila sebagi sistem etika disosialisasikan melalui penataran P³tentang butir-butir sila-sila
pancasila. Pada era reformasi, pancasila sebagai sistem etika tenggelam dalam perebutan
kekuasaan yang menjurus pelanggaran etika politik. Contoh : abuse of power, baik oleh
penyelenggara di legislatif, eksekutif dan yudikatif. Penyalahgunaan kekuasaan atau kewenangan
inilah yang menciptakan korupsi.
2.Sumber sosiologis
3
Sumber sosiologis pancasila sebagai sistem etika dapat ditemukan dalam kehidupan
masyarakatetnik di Indonesia. Contoh di Minangkabau orang bermusyawarah memakai prinsip
“bulat air oleh pembuluh, bulat kata oleh mufakat sumber sosiologis dilihat dari sumber
sosiologis, Pancasila sebagai sistem etika dapat ditemukan dalam kehidupan masyarakat
berbagai etnik di Indonesia. Misalnya, orang Minangkabau dalam hal bermusyawarah memakai
prinsip “bulat air oleh pembuluh, bulat kata oleh mufakat”.
3.Sumber Politis
Sumber politis Pancasila sebagai sistem etika terdapat dalam norma-norma dasar sebagai
sumber penyusunan berbagai peraturan perundsng-undangan. Pancasila sebagai sebagai sistem
etika merupakan norma tertinggi yang sifatnya bastrak, sedangkan perundang-undangan
merupakan norma yang ada di bawahnya bersifst konkrit.
4
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pentingnya Pancasila sebagai sistem etika bagi bangsa Indonesia ialah menjadi
rambu normatif untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara di Indonesia. Dengan demikian, pelanggaran dalam kehidupan bernegara
seperti korupsi dapat diminimalkan.
3.2 Saran
Hubungan nilai dengan norma adalah nilali mendasari terbentuknya pola perilaku.
Pola perilaku akan bisa terwujud sesuai dengan kaidah-kaidah atau ketentuan-ketentuan
yang mendorong dan mengarahkan untuk mewujudkan pola perilaku itu menjadi
perbuatan atau tindakan konkret. Dalam bersosialisasi kita juga hrus menerapkan aturan
pancasila sebagai sistem etika, dengan norma-norma dan ketntuan yang telah ada.
5
6