Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“Pancasila Sebagai Sistem Etika”

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila

Dosen pengampu:

Pipin Ulandari, S.Kom

Disusun oleh:

Eva Dewi Kartika Sari

Farokhatul Ulya Salsabila

SEKOLAH TINGGI ILMU KOMPUTER DARUL MUTA’ALLIMIN

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

SUGIHWARAS PATIANROWO

NGANJUK

2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat danhidayahNya sehingga kelompok saya dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudulPancasila sebagai Sistem Etika tepat pada waktunya.Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas dari dosenpengampu
mata kuliah Pendidikan Pancasila. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untukmenambah wawasan tentang Pancasila sebagai Sistem EtikaSaya ucapkan
terima kasih kepada Bapak Dr. Ahmad Samawi, MHum selaku dosenpengampu mata
kuliah Pendidikan Pancasila yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapatmenambah pengetahuan pada bidang Pendidikan Pancasila. Saya ucapkan
terima kasih jugakepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kita dapatmenyelesaikan tugas ini.Kami menyadari
bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.Maka dari itu,
kami meminta kritik dan saran diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.Dan kami
berharap semoga para pembaca dapat menambah pengetahuan dari maklah yangkami
buat.

Malang, 13 November 2021

Penyusun

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................II
DAFTAR ISI...............................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................4
1.1 Latar Belakang................................................................................................4
1.1 Rumusan Masalah...........................................................................................5
1.2 Tujuan.............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................6
2.1 Pengertian Etika, Nilai, Norma, dan Moral...................................................6
2.1.1 Pengertian Etika.......................................................................................6
2.1.2 Pengertian Nilai.......................................................................................7
1.1.3 Pengertian Norma..................................................................................10
2.1.4 Pengertian Moral...................................................................................11
2.2 Pancasila Sebagai sistem Etika.....................................................................11
2.3 Hubungan Nilai, Norma dan Moral..............................................................13
2.4 Aplikasi Nilai, Norma dan Moral dalam Kehidupan Sehari-hari.................14
BAB III PENUTUP.....................................................................................................16
3.1 Kesimpulan...................................................................................................16
3.2 Saran.............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................17

III
4

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di zaman yang serba modern ini, nilai, etika, norma,dan moral
seringkali diabaikan oleh rakyat Indonesia, terutama oleh anak muda.
Sehingga mengakibatkan hilangnya karakter bangsa Indonesia yang
sesungguhnya. Menanggapi itu semua, perlu diperkenalkannya pancasila
sebagai nilai etika. Karena pada dasarnya pancasila merupakan suatu nilai
yang didalamnya terkandung pemikiran – pemikiran yang bersifat kritis,
mendasar, rasional, sistematis dan komperhensif (menyeluruh). Seperti yang
kita ketahui, sebagai suatu nilai, Pancasila memberikan dasar-dasar yang
bersifat fundamental dan universal bagi manusia baik dalam hidup
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Berkenaan Pancasila sebagai Sistem Etika, kita menyadari bahwa
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan satu kesatuan antara
untaian sila dengan sila lainnya. Setiap sila mengandung makna dan nilai
tersendiri.
Masalah etika merupakan masalah yang makin mendapat perhatian di
dunia, bahwa cita-cita Pancasila untuk membangun Indonesia dari berbagai
aspek. Selain sebagai sebuah ideologi. Pancasila juga memperhatikan nilai,
norma, etika, moral bangsa Indonesia.
Etika tidak lah cukup didefinisikan atau digeneralisir dari masalah
keramahan dan kesantunan saja. Masih banyak lagi permasalahan yang
berkaitan dengan etika. Cakupan etika sangat lah luas. Pancasila sebagai
sistem etika, maka nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila diaplikasikan
ke dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai wujud etika
sesungguhnya.
Dengan demikian dapat dipahami, bahwa Pancasila memiliki peranan
penting bagi bangsa ini dalam pembangunan bangsa dan pembangunan jiwa
bangsa ini.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan etika, nilai, norma dan moral?
1.2.2 Bagaimana hakekat Pancasila sebagai sistem etika?
1.2.3 Bagaimana hubungan antara nilai, norma dan moral?
1.2.4 Bagaimana aplikasi nilai, norma dan moral dalam kehidupan sehari-
hari?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui arti etika, nilai, norma dan moral.
1.3.2 Mengetahui hakekat Pancasila sebagai sistem etika.
1.3.3 Mengetahui hubungan antara nilai, norma, dan moral.
1.2.5 Mengetahui aplikasi nilai, norma dan moral dalam kehidupan sehari-
hari.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Etika, Nilai, Norma, dan Moral


2.1.1 Pengertian Etika
Secara etimologis, etika berasal dari bahasa Yunani
yaitu”ethos” yang artinya watak kesusilaan atau adat. Etika merupakan
suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan
pandangan-pandangan moral. Etika adalah ilmu yang membahas
tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran tertentu
atau bagaimana kita bersikap dan bertanggung jawab dengan berbagai
ajaran moral.
Etika termasuk ke dalam kelompok filsafat praktis dan dibagi
menjadi dua kelompok yaitu etika umum dan etika khusus. Etika
umum mempertanyakan prinsip-prinp yang berlaku bagi setiap
tindakan manusia. Pemikiran etika beragam, tetapi pada prinsipnya
membicarakan asas-asas dari tindakan dan perbuatan manusia, serta
system nilai apa yang terkandung di dalamnya. Sedangkan etika
khusus membahas prinsip-prinsip tersebut diatas dalam hubungannya
dengan berbagai aspek kehidupan manusia, baik sebaga individu
maupun makhluk sosial. Etika khusus dibagi menjadi dua macam,
yaitu etika individual dan etika sosial. Etika individual membahas
kewajiban manusia terhadap dirinya sendiri dan dengan kepercayaan
agama yang dianutnnya serta kewajiban dan tanggung jawabnya
terhadap Tuhannya. Sedangkan etika sosial membahas norma-norma
sosial yang harus dipatuhi dalam hubungannya dengan manusia,
masyarakat, bangsa dan negara.
Etika berkaitan dengan berbagai masalah. Dalam kajian etika
dikenal tiga teori/aliran besar, yaitu:

6
a. Etika Deontologi
Etika deontologi memandang bahwa tindakan dinilai baik
atau rkan buruk berdasarkan apakahtindakan itu sesuai atau tidak
dengan kewajiban. Etika deontologi tidak mempersoalkan akibat
dari tindakan tersebut, baik atau buruk.
b. Etika Teleologi
Panangan etika teleology berkebalikan dengan etika
deontology, yaitu bahwa baik buruk suatu tindakan dilihat
berdasarkan tujuan atau akibat dari perbuatan itu. Etika teologi
digolongkan menjadi dua, yaitu egoisme etis dan utilitaranisme.
Egoisme etis memandang bahwa tindakan yang baik adalah
tindakan yang berakibat baik untuk pelakunya. Utilitarianisme
menilai bahwa baik buruknnya suatu perbuatan tergantung
bagaimana akibatnya terhadap banyak orang.
c. Etika Keutamaan
Etika ini tidak mempersoalkan akibat suatu tindakan, tidak
juga mendasarkan pada penilaian moral pada kewajiban terhadap
hokum moral universal, tetapi pada pengembangan karakter moral
pada diri setiap orang. Karakter moral ini dibangun dengan cara
meneladani perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan oleh para
tokoh besar.

2.1.2 Pengertian Nilai


Nilai (value) adalah kemampuan lainnya yang dipercayai yang
ada pada suatu benda untuk memuaskan manusia. Sifat dari suat benda
yang menyebabkan menariik minat seseorang atau kelompok. Jadi,
pada hakikatnya nilai itu adalah sifat dan kualitas yang melekat pada
suatu obyeknya. Dengan demikian, maka nilai itu adalah suatu
kenyataan yang tersembunyi dibalik kenyataan-kenyataan lain.

7
Di dalam nilai terkandung cita-cita, harapan, dan dambaan-
dambaan serta keharusan. Maka apabila kita berbicara tetang nilai
sebenarnya kita berbicara tentang hal yang ideal, tentang hal yang
merupakan cita-cita, harapan, dambaan dan keharusan. Nilai bukan
hanya sesuatu yang berwujud maerial saja, akan tetapi juga sesuatu
yang berwujud nonmaterial atau immaterial.

Max Sceler mengemukakan bahwa nilai-nilai yang ada, tidak


sama luhurnya dengan sama tingginya. Menurut tingggi rendahnya,
nilai-nilai dapat dikelompokan kedalam empat tingkatan sebagai
berikut:

1. Nilai-nilai kenikmatan: dalam tingkat ini terdapat deretan nilai-


nilai yang mengenakan dan tidak menegakan, yang menyebabkan
orang senang atau menderita tidak enak.
2. Nilai-nilai kehidupan: dalam tingkat ini terdapat nilai-nilai yang
penting bagi kehidupan misalnya kesehatan, kesegaran jasmani
dan kesejahteraan umum.
3. Nilai-nilai kejiwaan: dalam tingkat ini terdapat nilai-nilai kejiwaan
yang sama sekali tidak tergantung dari keadaan jasmani maupun
lingkungan.
4. Nilai-nilai kerohanian: dalam tingkat ini terdapat modalitas nilai
dari yang suci dan tidak suci.

Walter G.Evert menggolongkan nilai-nilai kedalam delapan


keolompok yaitu:

1. Nilai ekonomis: ditujukan oleh harga pasar dan meliputi semua


benda yang dapat dibeli.
2. Nilai kejasmanian: membantu pada kesehatan, efisiensi dan
keindahan dari kehidupan badan.

8
3. Nilai hibburan: nilai-nilai permainan dan waktu senggang yang
dapat menyumbangkan pada pengayaan kehidupan.
4. Nilai sosial: berasal mula dari keutuhan kepribadian dan social
yang diinginkan.
5. Nilai watak: keseluruhan dari keutuhan kepribadian dan social
yang diinginkan.
6. Nilai estetis: nilai-nilai keindahan dalam alam dan karya seni.
7. Nilai inteektual: nilai-nilai pengetahuan dan pengajaran kebenaran.
8. Nilai keagamaan

Nototnegoro membagi nilai kedalam tiga macam yaitu:


1. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang bergna bagi kehidupan
jasmani atau material ragawi manusia.
2. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk
dapat mengadakan kegiatan atau aktivitas.
3. Nilai kerokhanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani
manusia. Nilai iini dapat dibedakan menjadi:
a) Nilai kebenaran, yang bersumber pada akal (ratio, budi, cipta)
manusia.
b) Nilai keindahan atau nilai estetis, yang bersumber pada unsur
perasaan (esthetis, govel, rasa) manusia.
c) Nilai kebaikan atau nilai moral, yang bersumber pada unsure
kehendak (will,wolle,karsa) manusia.
d) Nilai religius, merupakan nilai kerokhanian tertinggi dan
mutlak. Nilai religious ini bersumber pada kepercayaan atau
keyakinan manusia.Notonegoro berpendapat bahwa Pancasila
tergolong nilai-nilai kerokhanian, tetapi nilai-nilai kerokhanian
mengakui adanya nilai material dan nilai vital.
Kaitannya dengan derivasi atau penjabarannya, nilai dapat
dikelompokan ke dalam tiga macam, yaitu:

9
a) Nilai dasar, yaitu nilai yang bersifat tetap tidak berubah sepanjang
masa, abstrak, umum, tidak terikat dengan waktu dan tempat. Dalam
sistem ketatanegaraan nilai dasar tercantum dalam hukum dasar
tertulis, pembukaan dan Batang Tubuh yang memuat kaidah yang
hakiki antara lain cita-cita, tujuan nasional, tatanan dasar dan ciri
khasnya. Nilai dasar juga disebut sebagai sumber norma yang
dijabarkan atau direalisasikan dalam suatu kehidupan yang bersifat
praksis.
b) Nilai instrumental, yaitu penjabaran dari nilai dasar, yang merupakan
arahan kinerja untuk waktu dan kondisi, mempunyai sifat dinamis
konstekstual dan mengikuti perkembangan zaman. Nilai di tuangkan
dalam bentuk norma. Nilai ini tercantum dalam seluruh dokumen
kenegaraan yang menindak lanjuti UUD, misal UU dan peraturan
pelaksanaan termasuk konvensi. Kongkritnya diperlukan strategi dan
kebijaksanaan. Nilai instrumental merupakan suatu eksplitasi dari nilai
dasar.
c) Nilai praksis, merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai
instrumental dalam suatu kehidupan yang nyata. Sehingga nilai praksis
merupakan perwujudan dari nilai instrumental. Nilai prakis dalam
wujud penarapannya nilai pancasila oleh organisasi kegiatan politik,
ormas, badan-badan ekonomi, pemimpin kemasyarakatan,
warganegara perseorangan. Dalam kenyataan sehari-hari nilai prakis
terkandung dalam cara bagaimana kita melaksanakan nilai-nilai
pancasila.

2.1.3 Pengertian Norma


Norma adalah perwuujudan martabat manusia sebagai makhluk
budaya, moral, religi dan social. Norma merupakan suat kesadaran dan
sikap luhur yang dikehendaki oleh tata nilai untuk dipatuhi. Oleh
karena itu norma dalam perwujudannya norma agama, nomrma

10
filsafat, norma kesusilaan, norma hokum dan norma sosial serta norma
hukum. Norma memiliki kekuatan untuk dipatuhi karena adnya sanksi.

Norma-norma yang terdapat dalam masyarakat antara lain:

1. Norma agama, adalah ketentuan hidup yang bersumber pada


agama.
2. Norma kesusilaan, adalah ketentuan hidup yang bersumber pada
hati nurani, moral, atau filsafat hidup.
3. Norma hukum, adalah ketentuan-ketentuan tertulis yang berlaku
dan bersumber pada UU suatu negara tertentu.
4. Norma sosial, adalah ketentuan hidupyang berlaku dalam
hubungan antara manusia dalam masyarakat.

2.1.4 Pengertian Moral


Moral berasal dari kata mos (mores) yang bersinonim dengan
kesusilaan, kelakuan. Moral adalah ajaran tentang hal yang abik dan buruk
yang menyangkut tingkah laku dan perbuatan manusia. Moral dalam
perwujudannya dapat berupa peraturan dan atau prinsip-prinsip yang
benar, baik, terpuji dan mulia. Moral dapat berupa kesetiaan, kepatuhan
terhadap nilai dan norma yang mengikat kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Moral pada hakikatnya berkaitan dengan
integritas manusia, dengan harkat dan martabat manusia. Ada 3(tiga)
macam Prinsip Dasar Moral, yaitu :
1. Prinsip sikap baik, bahwa manusia jangan sampai berbuat sesuatu
yang merugikan orang lain.
2. Prinsip keadilan, yaitu perlakuan yang sama dalam situasi yang
sama dan menghormati semua hak orang.
3. Prinsip hormat terhadap diri sendiri, agar manusia selalu
memperlakukan diri sendiri sebagi sesuatu yang sangat bernilai.

11
2.2 Pancasila Sebagai sistem Etika

Pancasila sebagai dasar negara Indonesia memegang peranan


penting dalam setiap aspek kehidupan masyarakat Indonesia.
Pancasila memegang banyak peranan penting, salah satunya adalah
Pancasila sebagai sistem etika. Pancasila memegang peranan besar
dalam membentuk pola pikir bangsa ini sehingga bangsa ini dapat
dihargai sebagai salah satu bangsa yang beradab di dunia.
Pembentukan etika bukanlah hal yang mudah karena berasal dari
tingkah laku dan hati nurani.
Etika Pancasila adalah etika yang mendasarkan penilaian
baik dan buruk pada nilai-nilai Pancasila, yaitu nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuaan, kerakyatan dan keadilan. Suatu perbuatan
dikatakan baik bukan hanya apabila tidak bertentangan dengan nilai-
nilai tersebut, namun juga sesuai dan mempertinggi nilai-nilai
Pancasila tersebut. Nilai-nilai Pancasila meskipun merupakan
kristalisasi nilai yang hidup dalam realitas sosial, keagamaan,
maupun adat kebudayaan bangsa Indonesia, namun sebenarnya
nilai-nilai Pancasila juga bersifat universal dapat diterima oleh
siapapun dan kapanpun.
Etika Pancasila berbicara tentang nilai-nilai yang sangat
mendasar dalam kehidupan manusia. Nilai yang pertama adalah
ketuhanan. Nilai ini bisa dikatakan sebagai nilai yang tertinggi
karena menyangkut nila yang bersifat mutlak. Suatu perbuatan
dikatakan baik apabila idak bertentanngan dengan nilai, kaidah dan
hukum Tuhan.
Nilai yang kedua adalah kemanusiaan. Suatu perbuatan
dikatakan baik apabila sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan.
Prinsip pokok dalam nilai kemanusiaan Pancasila adalah keadilan
dan keadaban. Keadilan mensyaratkan keseimbangan, anatara lahir
dan batin, jasmasni dan rohani, individu dan social, makhluk bebas
mandiri dan makhluk Tuhan yang terikat hokum-hukum Tuhan.

12
Keadaban mengindikasikan keunggulan manusia disbanding dengan
makhluk lain.
Nilai yang ketiga adalah persatuan. Suatu perbuatan
dikatakan baik apabila dapat memperkuat persatuan dan kesatuan.
Nilai yang keempat adalah kerakyatan. Dalam kaitannya dengan
kerakyatan, terkandung nilai lain yang sangat penting yaitu nilai
hikmat/kebijaksanaan dan permusyawaratan. Kata
hikmat/kebijaksanaan berorientasi pada tindakan yang mengandung
nilai kebaikan tertinggi. Perbuatan belum tentu baik apabila
disetujui/bermanfaat untuk orang banyak, namun perbuatan itu baik
jika atas dasar musyawarah yang didasarkan pada konsep
hikmah/kebijaksanaan.Nilai yang kelima adalah keadilan. Nilai
keadilan pada sila kelima lebih diarahkan pada konteks social. Suatu
perbuatan dikatakan baik apabila sesuai dengan prinsip keadilan
masyarakat banyak.
Sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila,
maka Pancasila dapat menjadi system etika yang sangat kuat, nilai-
nilai yang ada tidak hanya bersifat mendasar, namun juga realistis
dan aplikatif. Nilai-nilai tersebut merupakan nilai yang bersifat
abstrak umum dan universal, yaitu nilai yang melingkkupi realitas
kemanusiaan dimanapun, kapanpun dan merupakan dasar bagi
setiap tindakan dan munculnya nilai-nilai yang lain. Misalnya, nilai
ketuhanan akan menghasilkan nilai spiritualitas, ketaatan, dan
toleransi. Nilai kemanusiaan menghasilkan nilai kesusilaan, tolong
menolong, penghargaan, penghormtan, kerjasama, dan lain-lain.
Nilai persatuan menghasilkan nilai cinnta tanah air, pengorbanan
dan lai-lain. Nilai keadilan menghasilkan nilai kepedulian,
kesejahteraan ekonomi, kemajuan bersama dan lain-lain.

13
2.3 Hubungan Nilai, Norma dan Moral

Nilai, norma dan moral langsung maupun tidak langsung


memiliki hubungan yang cukup erat, karena masing-masing akan
menentukan etika bangsa ini.agar suatu nilai bisa menjadi lebih
berguna dalam menentukan sikap dan tingkah laku manusia, maka
perlu ditingkatkan lagi dan diformulasikan menjadi lebih objektif
sehingga memudahkan manusia untuk menjabarkannya dalam
tingkah laku secara konkrit. Maka wujud yang lebih konkrit dari
nilai tersebut adalah suatu norma.
Selanjutnya nilai dan norma saling berkaitan dengan moral
dan etika. Istilah moral mengandung integritas dan martabat pribadi
manusia. Makna moral yang terkandung falam kepribadian
seseorang itu tercermin dari sikap dan tingkah lakunnya.. oleh
karena itu, norma dijadikan sebagai penuntun sikap dan tingkah laku
manusia.
Hubungan antara moral dan etika memiliki hubungan yang
sangat erat dan kadangkala kedua hal tersebut disamakan begitu
saja. Namun sesunggunhnya kedua hal tersebut memiliki perbedaan.
Moral merupakan suatu ajaran-ajaran, patokan-patokan, kumpulan
peraturan baik lisan maupun tertulis tentang bagaimana manusia
harus hidup dan bertindak agar menjadi manusia yang baik.
Sedangkan etika adalah suatu cabang ilm filsafat yaitu suatu
pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-
pandangan moral tersebut.

2.4 Aplikasi Nilai, Norma dan Moral dalam Kehidupan Sehari-hari


Dalam kehidupan sehari-hari kita akan selalu berhadapan
dengan nilai dan juga moral. Bagi manusia, nilai berfungsi sebagai
landasan, alasan, atau motivasi dalam segala tingkah laku dan
perbuatannya. Nilai mencerminkan kualitas pilihan tindakan dan
pandangan hidup seseorang dalam masyarakat.

14
Nilai, norma dan moral penting untuk digunakan sebagai
panduan ataupun dasar dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.
Contoh dari penggunaan nilai, norma dan moral yaitu ketika kita
dihadapkan pada situasi dimana pada saat kita jalan, kita
menemukan dompet yang berisi sejumlah uang dan kartu
identitasnya. Disinilah moral kita akan terlihat. Bila moral kita baik
pasti kita akan memberikan dompet itu kepada pihak yang berwajib
atau pun mengembalikannya langsung kepada pemiliknya.
Berikut adalah beberapa norma yang berlaku dalam
kehidupan masyarakat di Indonesia.
Norma sopan santun, adalah norma yang mengatur tata
pergaulan sesame manusia di dalam masyarakat. Contohnya, hormat
terhadap orang tua dan guru, berbicara dengan bahasa yang sopan
kepada semua orang,
Norma agama, adalah norma yang mengatur kehidupan
manusia yang berasal dari peraturan kitab suci melalui wahyu yang
diturunkan nabi berdasarkan agama dan kepercayaannya masing-
masing. Contohnya, membayar zakat tepat pada waktunya bagi
agama Islam, menjalankan perintah Tuhan Yang Maha Esa serta
menjauhi segala sesuatu yang dilarang oleh agama yang dianutnya.
Norma hukum, adalah norma yang mengatur kehidupan
social kemasyarakatan yang berasal dari undang-undang yang
berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk menciptakan
kondisi negara yang damai, tertib, aman, sejahtera, makmur dan
sebagainya. Contohnya, tidak melanggar rambu-rambu lalu lintas
walaupun tidak ada polentas, menghormati pengadilan dan peradilan
di Indonesia, taat membayar pajak serta menghindari KKN.

15
16

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Dalam kehidupan sehari-hari, etika, nilai dan moral saling


berkaitan. Etika merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar
tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral. Nilai adalah
kemampuan lainnya yang dipercayai yang ada pada suatu benda
untuk memuaskan manusia. Norma adalah perwuujudan martabat
manusia sebagai makhluk budaya, moral, religi dan social. Moral
adalah ajaran tentang hal yang abik dan buruk yang menyangkut tingkah
laku dan perbuatan manusia. Etika Pancasila adalah etika yang
mendasarkan penilaian baik dan buruk pada nilai-nilai Pancasila,
yaitu nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuaan, kerakyatan dan
keadilan. Suatu perbuatan dikatakan baik bukan hanya apabila tidak
bertentangan dengan nilai-nilai tersebut, namun juga sesuai dan
mempertinggi nilai-nilai Pancasila tersebut. Pancasila sebagai
system etika memegang peranan besar dalam membentuk pola pikir
bangsa ini sehingga bangsa ini dapat dihargai sebagai salah satu
bangsa yang beradab di dunia.

3.2 Saran

Apabila di dalam penulis makalah ini masih terdapat


kekurangan dan kesalahan mohon dimaafkan, penulis sangat
mengharapkan kritik dan sarannya dari dosen maupun teman-teman
demi perbaikan makalah ini dan kami ucapkan terima kasih.
17

DAFTAR PUSTAKA

-. (2018, Desember 04). Pancasila Sebagai Sistem Etika. (superadmin, Ed.) Retrieved
Desember 2023, from Karya Tulis Ilmiah:
https://karyatulisilmiah.com/pancasila-sebagai-sistem-etika/

Aryanti Dwi Astuti Damayanti dan Safari Hasan, S. (2019). Pancasila Sebagai Sistem
Etika. Academia, 12. Retrieved Desember 2023, from
https://www.academia.edu/38141119/PANCASILA_SEBAGAI_SISTEM_ET
IKA_pdf

Munir, A. (2019). Buku Ajar Pendidikan Pancasila. (K. L. Illia Seldon, Ed.) Jember:
repository. Retrieved Desember 2023, from
https://repository.unej.ac.id/jspui/bitstream/123456789/109069/1/FASILKOM
_KATARINA%20LEBA_BUKU%20TEKS_PENDIDIKAN
%20PANCASILA_removed.pdf

N, S. (2020, Juni). Penerapan Pancasila Sebagai Sistem Etika Bangsa Indonesia.


Jurnal Prajaiswara, 1, 9. Retrieved Desember 2023, from
https://www.researchgate.net/publication/358772893_Penerapan_Pancasila_S
ebagai_Sistem_Etika_Bangsa_Indonesia

RISTEKDIKTI. (2016). Pendidikan Pancasila. Jakarta: kemdikbud. Retrieved


Desember 2023, from
https://lmsspada.kemdikbud.go.id/pluginfile.php/555361/mod_resource/
content/2/Pertemuan%2012_Pengertian%20dan%20Urgensi%20Pancasila
%20sebagai%20Sistem%20Etika.pdf

Anda mungkin juga menyukai