Etika merupakan cabang falsafah dan sekaligus merupakan cabang dari ilmu
kemanusiaan (humaniora). Etika sebagai cabang falsafah membahas sistem dan
pemikiran mendasar tentang ajaran dan pandangan moral. Etika sebagai cabang ilmu
membahas bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu. Etika
sosial meliputi cabang etika yang lebih khusus seperti etika keluarga, etika profesi,
etika bisnis, etika lingkungan, etika pendidikan, etika kedokteran, etika jurnalistik,
etika seksual dan etika politik.
Pancasila merupakan nilai dasar yang menjadi rambu-rambu bagi politik
hukum nasional. Nilai-nilai dasar itu kemudian melahirkan empat kaidah penuntun
hukum yang harus dijadikan pedoman dalam pembangunan hukum. Empat kaidah itu
meliputi, pertama hukum Indonesia harus bertujuan dan menjamin integrasi bangsa,
baik secara teritorial maupun ideologis.
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia sebagaimana dikemukakan oleh
Hans Kelsen merupakan Grundnorm ataupun menurut Teori Hans Nawiasky disebut
sebagai Staatsfundamentalnorm. Dalam hal ini menurut A. Hamid S. Attamimi
secara eksplisit bahwa Pancasila adalah norma fundamental negara
(Staatsfundamentalnorm) Republik Indonesia.
Pancasila memegang peranan dalam perwujudan sebuah sistem etika yang
baik di negara ini. Di setiap saat dan dimana saja kita berada kita diwajibkan untuk
beretika disetiap tingkah laku kita. Seperti tercantum di sila ke dua pada Pancasila,
yaitu “Kemanusian yang adil dan beradab” sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa
kehadiran pancasila dalam membangun etika bangsa ini sangat berandil besar.
Oleh karena itu, penulis akan menjelaskan kedudukan dan implementasi
Pancasila sebagai sistem etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di
Indonesia dalam bentuk makalah dengan judul “Pancasila Sebagai Sistem Etika”.
KATA PENGANTAR………………………………………………… 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………. 3
B. Rumusan Masalah..………………………………………….. 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Etika………..……………..………………….….... 5
B. Pengertian Nilai, Norma, Dan Moral..……………....…...…… 6
C. Hubungan Nilai, Norma, Dan Moral…………………….….... 8
D. Mengaplikasikan Nilai, Norma, Dan Moral Dalam Kehidupan
Sehari-hari..…….................................................................….. 9
A. Kesimpulan……………………………………......................... 12
DAFTAR PUSTAKA……………………………………........................... 13
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
PEMBAHASAN
A. Pengertian Etika
Istilah “etika” berasal dari bahasa Yunani, “Ethos” yang artinya tempat
tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, watak, perasaan, sikap,
dan cara berpikir. Secara etimologis, etika berarti ilmu tentang segala sesuatu yang
biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan. Dalam arti ini, etika berkaitan
dengan kebiasaan hidup yang baik, tata cara hidup yang baik, baik pada diri
seseorang maupun masyarakat. Kebiasaan hidup yang baik ini dianut dan diwariskan
dari satu generasi ke generasi yang lain. Dalam artian ini, etika sama maknanya
dengan moral. Etika dalam arti yang luas ialah ilmu yang membahas tentang kriteria
baik dan buruk (Berten. Etika pada umumnya dimengerti sebagai pemikiran filosofis
mengenai segala sesuatu yang dianggap baik atau buruk dalam perilaku manusia.
Keseluruhan perilaku manusia dengan norma dan prinsip-prinsip yang mengaturnya
itu kerapkali disebut moralitas atau etika.
Nilai adalah kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu benda untuk
memuaskan manusia. Sifat dari suatu benda yang menyebabkan menarik minat
seseorang atau kelompok. Nilai bersumber pada budi yang berfungsi mendorong dan
mengarahkan (motivator) sikap dan perilaku manusia. Nilai berperan sebagai
pedoman menentukan kehidupan setiap manusia. Nilai manusia berada dalam hati
nurani, kata hati dan pikiran sebagai suatu keyakinan dan kepercayaan.
Alport mengidentifikasikan nilai-nilai yang terdapat dalam kehidupan
masyarakat dalam enam macam, yaitu :
1. Nilai teori = Kegiatan untuk mengetahui identitas benda serta kejadian yang ada
disekitarnya, dengan diawali dari fenomena yang telah terjadi, kemudian dilakukan
sebuah pengamatan, Setelah itu lahirlah sebuah kesimpulan yang selanjutnya
dimodifikasi dalam bentuk ilmu pengetahuan. Contoh Kegiatan untuk mengetahui
satu kejadian misalnya gempa bumi, banjir, tsunami dan sebagainya akan
melahirkan nilai teori seperti ilmu pengetahuan bumi, geografi, geofisika, ekologi
dan sebagainya.
2. Nilai ekonomi = Kegiatan untuk menilai kegunaan benda-benda untuk memenuhi
kebutuhan manusia. Nilai ekonomi berkaitan dengan ketersediaan, kecukupan sarana
pemenuhan kebutuhan hidup, seperti ketersediaan makanan, minuman, pakaian,
rumah, sarana kesehatan dan sarana pendidikan untuk memenuhi kebutuhan dasar (
primer ).
3. Nilai kerokhanian = Yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.
Nilai rohaniah dapat dirinci lagi menjadi 4 jenis yaitu :
1. Nilai kebenaran yang bersumber pada unsur rasio ( pikiran )
2. Nilai keindahan yang bersumber pada unsur rasa.
3. Nilai moral yang bersumber pada unsur kehendak
4. Dan Nilai religi yang bersumber pada keyakinan dan keimanan pada Tuhan.
2. Pengertian Norma
3. Pengertian Moral
Pengertian moral berasal dari kata mos (mores) yang sinonim dengan
kesusilaan, kelakuan. Moral adalah ajaran tentang hal yang baik dan buruk, yang
menyangkut tingkah laku dan perbuatan manusia.
Seorang pribadi yang taat kepada aturan-aturan, kaidah-kaidah dan norma-
norma yang berlaku dalam masyarakatnya, dianggap sesuai dan bertindak secara
moral.Jika sebaliknya yang terjadi maka pribadi itu dianggap tidak bermoral.
Moral dalam perwujudannya dapat berupa peraturan dan atau prinsip-prinsip
yang benar, baik terpuji dan mulia. Moral dapat berupa kesetiaan, kepatuhan
terhadap nilai dan norma yang mengikat kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Nilai, norma dan moral langsung maupun tidak langsung memiliki hubungan
yang cukup erat, karena masing-masing akan menentukan etika bangsa ini. Nilai
bersifat abstrak hanya dapat dipahami, dipikirkan, dimengerti dan dihayati oleh
manusia. Nilai berkaitan dengan harapan, cita-cita, keinginan, dan segala sesuatu
pertimbangan batiniah manusia. Nilai dapat juga bersifat subyektif bila diberikan
oleh subyek, dan bersifat obyektif bila melekat pada sesuatu yang terlepasd arti
penilaian manusia
Norma adalah wujud konkrit dari nilai, yang menuntun sikap dan tingkah laku
manusia. Norma hukum merupakan norma yang paling kuat keberlakuannya, karena
dapat dipaksakan oleh suatu kekuasaan eksternal, misalnya penguasa atau penegak
hukum. Nilai dan norma senantiasa berkaitan dengan moral dan etika. Makna moral
yang terkandung dalam kepribadian seseorang akan tercermin pada sikap dan
tingkah lakunya. Norma menjadi penuntun sikap dan tingkah laku manusia.
Moral dan etika sangat erat hubungannya. Keterkaitan nilai, norma dan moral
merupakan suatu kenyataan yang seharusnya tetap terpelihara di setiap waktu pada
hidup dan kehidupan manusia. Keterkaitan itu mutlak di garis bawahi bila seorang
individu, masyarakat, bangsa dan negara menghendaki pondasi yang kuat tumbuh
dan berkembang. Sebagaimana tersebut di atas maka nilai akan berguna menuntun
sikap dan tingkah laku manusia bila dikonkritkan dan diformulakan menjadi lebih
obyektif sehingga memudahkan manusia untuk menjabarkannya dalam aktivitas
sehari-hari.
Dalam kaitannya dengan moral maka aktivitas turunan dari nilai dan norma
akan memperoleh integritas dan martabat manusia. Derajat kepribadian itu amat
ditentukan oleh moralitas yang mengawalnya. Sementara itu, hubungan antara moral
dan etika kadang-kadang atau seringkali disejajarkan arti dan maknanya. Namun
demikian, etika dalam pengertiannya tidak berwenang menentukan apa yang boleh
dan tidak boleh dilakukan seseorang. Wewenang itu dipandang berada di tangan
pihak yang memberikan ajaran moral.
4. Adat istiadat
Contoh: orang yang melanggar hukum adat akan dibuang dan diasingkan ke
daerah lain.,upacara adat (misalnya di Bali)
Norma kesusilaan
Contoh :
-orang yang berhubungan intim di tempat umum akan di cap tidak susila,
melecehkan wanita ataupun laki-laki didepan orang.
Norma kesopanan
Contoh :
- memberikan tempat duduk di bis umum pada lansia dan wanita hamil.
-Tidak meludah di sembarang tempat, memberi atau menerima sesuatu
dengan tangan kanan, kencing di sembarang tempat
Dan ada beberapa norma yang lain yang belum di sebutkan dalam hal ini.
Setelah masuk pada nilai dan norma. Dalam aplikasi yang terakhir akan membahas
tentang moral.
Moral (Bahasa Latin Moralitas) adalah istilah manusia menyebut ke manusia
atau orang lainnya dalam tindakan yang mempunyai nilai positif.Manusia yang tidak
memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai
positif di mata manusia lainnya.Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus
dimiliki oleh manusia. Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan
dengan proses sosialisasi individu tanpa moral manusia tidak bisa melakukan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan