Kelas : 1 B
FAKULTAS SYARI’AH
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur di panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan kesempatan sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah Pancasila yang berjudul
Pancasila sebagai Sistem Etika . Makalah ini di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Pancasila semester 1. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen studi
Pancasila serta teman-teman sekalian yang telah membantu ,baik bantuan berupa moral
maupun materi sehingga makalah ini terselesaikan dalam waktu yang telah di tentukan .
Harapan dari penyusunan makalah ini ialah, semoga apa yang penulis susun
bermanfaat, baik untuk penulis,teman-teman,serta orang lain yang ingin mengambil dan
memberikan saran atau kritik dari makalah ini yang berjudul Pancasila sebagai Sistem Etika
Penulis
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila sebagai sistem etika adalah cabang filsafat yang di jabarkan dari sila-sila
etika adalah segala gerak gerik perilaku individu, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
haruslah sesuai dengan nilai-nilai dalam pancasila.Contoh perilaku etika pancasila adalah
berperilaku jujur, sikap menghargai, sikap teguh hati, dan tanggung jawab.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
1. Pengertian Etika
Istilah etika berasal dari bahas Yunani, “ Ethos” yang artinya tempat tinggal yang
Secara etimologis, etika berari ilmu tentang segala sesuatu yang biasa di lakukan atau ilmu
tentang adat kebiasaan. Dalam arti ini, etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik,
tata cara hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun masyarakat. Kebiasaan hidup
yang baik ini di anut dan di wariskan dari satu generasi ke generasi yang lain. Dalam artian
ini, etika sama maknanya dengan moral. Etika dalam arti yang luas ialah ilmu yang
sesuatu yang di anggap baik atau buruk dalam perilaku manusia. Keseluruhan perilaku
manusia dengan norma dan prinsip-prinsip yang mengaturnya itu kerap kali di sebut
1. Aliran-Aliran Etika
Ada beberapa aliran etika yang di kenal dengan bidang filsafat, meliputi etika
keutamaan, teologis, deontologis. Etika keutamaan atau etika krbajikan adalaah teori yang
mempelajari keutamaan , artinya mempelajari tentang perbuatan manusia itu baik atau
buruk. Etika kebajikan ini mengarahkan perhatiannya kepada keberadaan manusia, lebih
menekankan pada What should I be ?, atau “ saya harus menjadi orang yang bagaimana?’.
Beberapa watak yang terkandung dalam nilai keutamaaan adalah baik hati, ksatria, belas
kasih ,terus terang, bersahabat, murah hati, bernalar, percaya diri, penguasaan diri, sadar,
suka bekerja bersama, berani, santun, jujur, terampil, adil, setia, ugahari, disiplin, mandiri,
Etika teleologis adalah teori yang menyatakan bahwa hasil dari tindakan moral
kewajiban.Seseorang yang mungkin berniat sangat baik atau mengikuti asas-asas moral
yang tertinggi, akan tetapi hasil tindakan moral itu berbahaya atau jelek, maka tindakan
tersebut di nilai secara moral sebagai tindakan yang etis. Etika teologis ini menganggap
nilai moral dari suatu tindakan di nilai berdasarkan pada efektivitas tindakan tersebut
dalam mencapai tujuannya. Etika teleologis ini juga menganggap bahwa di dalamnya
kebenaran dan kesalahan suatu tindakan di nilai berdasarkan tujuan akhir yang
utilitarianisme.
Etika deontologis adalah teori etis yang bersangkutan dengan kewajiban moral
sebagai hal yang benar dan bukannya membicarakan tujuan atau akbiat. Kewajiban moral
lebih di utamakan dari pada pertimbangan tentang nilai moral. Konsep konsep nilai moral
yang baik dapat di definisikan berdasarkan pada kewajiban moral atau kelayakan rasional
2. Etika Pancasila
Etika pancasila adalah cabang filsafat yang di jabarkan dari sila-sila pancasila
Oleh karena itu, dalam etika pancasila terkandung nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Kelima nilai tersebut membentuk perilaku manusia
indonesia dalam semua aspek kehidupannya . Sila ketuhanan mengandung dimensi moral
berupa nilai spiritualitas yang mendekatkan diri ,manusia kepada sang pencipta, ketaatan
kepada nilai agama yang di anutnya . Sila kemanusiaan ini mengandung dimensi moral
berupa nilai spiritualitas yang mendekatkan diri manusia kepada sang pencipta, ketaatan
kepada nilai agama yang di anutnya. Sila kemanusiaan mengandung dimensi humanis,
kemanusiaan dalam pergaulan antar sesama. Sila persatuan mengandung dimensi nilai
solidaritas, rasa kebersamaan,cinta tanah air. Sila kerakyatan mengandung dimensi nilai
berupa sikap ,menghargai orang lain, mau mendengar pendapat orang lain, tidak
memaksakan kehendak kepada orang lain. Sila keadilan mengandung dimensi nilai mau
peduli atas nasib orang lain, kesediaan membantu kesulitan orang lain.
Menurut Regina Audri (2021) karakter nilai sila Pancasila hendak terintegrasi
menjadi guiding principles atau kaidah penuntun bagi generasi muda dalam menhamparkan
sendi-sendi kehidupan warga negara.Kedua, masih terjadinya aksi pelaku terror atau
toleransi dalam kehidupan antar umat beragama, budaya, golongan, mengancam disintegrasi
bangsa dan persatuan. Ketiga, masih banyaknya pelanggaran hak asasi manusia (HAM)
antara yang kaya dan miskin masih menandai kehidupan warga Indonesia sehingga tidak
sama rata. Kelima, ketidakadilan aturan yang masih terjadi pada proses peradilan di
Indonesia, masih ada hukum yang tidak seimbang dan kadang melihat
jabatan dan adanya kesenjangan antara miskin dan kaya. Maka dapat disimpulkan bahwa di
nilai moral yang di gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, jika dilihat masyarakat
kebiasaan sehari-hari agartidak terjebak kepada pandangan yang bersifat mitos. Contohnya
kita lihat orang korupsi terjadi lantaran seorang pejabat diberi hadiah oleh seseorang yang
memerlukan bantuan atau jasa dari pejabat ini agar urusannya lancar. Oleh karena itu
pejabat yang membantu menerima hibah tanpa memikirkan alasan orang tadi menaruh
memberikan pemberian. Dengan demikian seperti dengan warga negara yang mendapatkan
sesuatu dalam kedudukan politik sehingga dapat dikategorikan sebagai bentuk suap.
disintegrasi bangsa.
6. Keenam, banyaknya orang kaya yang tidak bersedia membayar pajak dengan
benar, seperti kasus penggelapan pajak oleh perusahaan, kasus panama papers
pancasila sebagai sistem etika karena dapat menjadi tuntunan atau sebagai leading principle
bagi warga negara untuk bereprilaku sesuai dengan nilai-nilai pancasila. Etika pancasila di
nilai-nilai moral yang hidup tersebut agar tidak terjebak ke dalam pandangan yang bersifat
mitos.
Beberapa alasan mengapa pancasila sebagai sistem etika itu diperlukam dalam
sehingga mereka kehilangan arah. Dekadensi moral itu terjadi ketika pengaruh
a. Penyalahgunakan narkoba
buruk merupakan dua hal yang terpisah. Namun, baik dan buruk itu eksis
buruk selalu muncul. Ketika seorang menjadi pejabat dan mempunyai peluang
untuk melakukan tindakan buruk ( korupsi ), maka hal tersebut dapat terjadi
pad siapa saja. Oleh karena itu, simpulan Archie Bahm, “ Maksimalkan
pajak.
Hal tersebut terlihat dari kepatuhan pajak yang masih rendah, padahal
APBN. Pancasila sebagai sistem etika akan dapat mengarahkan wajib pajak
kesadaran pajak yang tinggi maka program pembangunan yang tertuang dalam
perpajakan.
pihak lain.
Kasus-kasus pelanggaran HAM yang di laporkan di berbagai media,
menimbulkan kabut asap. Oleh krena itu, pancasila sebagai sistem etika perlu
Esensi
Menurut Thomas Aquinas, esensi adalah sesuatu yang terlepas dari persoalan,
apakah sesuatu itu ada atau tidak. Esensi dapat di artikan sebagai kenyataan, yaitu hakikat
yang mengalami perubahan sesuai dengan konsep penggunaannya, sehingga esensi ialah
pad konsepnya sendiri. Sebagai sistem etika, esensi Pancasila terletak pada kandungan
perilaku warga negara harus di dasarkan atas nilai-nilai moral yang bersumber
yang di bedakan dengan actus homini yang merupakan tindakan manusia yang
biasa.
3. Hakikat pada sila persatuan terletak pada kesediaan untuk hidup bersama
4. Hakikat pada sila kerakyatan terletak pada prinsip musyawarah untuk mufakat.
5. Hakikat pada sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia untuk mufakat.
Perwujudan dari sistem etika yang tidak menekankan pada kewajiban semata
atau menekankan pada tujuan belaka, tetapi lebih menonjolkan keutamaan yang
partai politik, tetapi di menangkan empat partai politik, tetapi di menangkan empat partai
politik, yaitu Partai Nasional Indonesia (PNI), Partai Muslimin Indonesia (PARMUSI),
Partai Nahdlatul Ulama (PNU), dan Partai Komunis Indonesia (PKI). Tidak dapat di
katakan bahwa pemerintahahan di zaman orde lama di anggap terlalu liberal karena
Sistem etika pancasila di letakkan dalam bentuk penataran P-4. Pada zaman
Orde Baru itu pula muncul konsep manusia indonesia seutuhnya sebagai cerminan manusia
yang berperilaku dan berakhlak mulia sesuai dengan nilai-nilai pancasila. Manusia
indonesia seutuhnya dalam pandangan Orde Baru, artinya manusia sebagai mahkluk ciptaan
Tuhan Yang Maha Esa, yang secara kodrati bersifat monodualistik, yaitu makhluk rohani
kasih sayang, harga diri, pengakuan, dan tanggapan emosional dari manusia lain dalam
kebersamaan hidup. Manusia sebagai makhluk sosial, memiliki tuntutan kebutuhan yang
makin maju dan sejahtera .Tuntutan tersebut hanya dapat terpenuhi melalui kerja sama
dengan orang lain, baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itulah, sifat kodrat
manusia sebagai makhluk individu dan sosial harus di kembangkan secara selaras, serasi,
dan seimbang
susunan kodrat: jiwa dan raga; Kedudukan kodrat; makhluk tuhan dan makhluk berdiri
sendiri; sifat kodrat; makhluk sosial dan makhluk individual. Keenam unsur manusia
tersebut saling melengkapi satu sama lain dan merupakan satu kesatuan yang bulat. Manusia
indonesia menjadi pusat persoalan, pokokdan pelaku utama dalam budaya pancasila.
3. Sistem etika Pancasila pada era Reformasi tenggelam dalam eforia demokrasi.
Namun seiring dengan perjalanan waktu, di sadari bahwa demokrasi tanpa di landasi sistem
etika politik akan menjurus pada penyalahgunaan kekuasaan, serta menghalalkan segala
cara untuk mencapai tujuan. Sopian Effendi, Rektor Universitas Gadjah Mada dalam
sambutan pembukaan Simposium Nasional Pengembangan Pancasila sebagai paradigma
“Bahwa moral bangsa semakin hari semakin merosot dan semakin hanyut dalam
terpimpin. Hal tersebut tidak sesuai dengan sistem etika Pancasila yang
2. Tantangan terhadap sistem etika Pancasila pada zaman Orde Baru terkaait
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pancasila sebagai sitem etika adalah cabang yang terkandung dalam sila-sila
persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Konsekuensi pancasila sebagai sistem etika adalah
segala gerak gerik perilaku individu, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara telah di
atur dalam pancasila.Jadi, semua perilaku masyarakat indonesia pada setiap individu
dalam bermasyarakat, berperilaku, berbangsa, dan bernegara haruslah sesuai dengan nilai-
nilai dalam pancasila, karena semua etika sudah di atur dalam pancasila.Kesimpulan dari
Pancasila sebagai Sistem Etika adalah bahwa nilai-nilai dalam Pancasila harus di jadikan
B. Saran
Setelah mengetahui konsep dan urgensi pancasila sebagai sistem etika, masyarakat
hendaknya senantiasa bersikap sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila.
sikap keteguhan, sikap keadilan, dan sikap kebajikan. Perlu di pahami bahwa pancasila
kehidupan bernegara di indonesia. Oleh karena itu, masyarakat indonesia haruslah beretika
sesuai dengan nilai-nilai pancasila untuk indonesia yang lebih maju dan lebih baik lagi
kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Profesional.https://www.academia.edu/5781045/RANGKUMAN_ETIKA_PENDIDIKAN
Surip,. Syarbini,. dan Rahman. 2015. Pancasila Dalam Makna dan Aktualisasi.