Anda di halaman 1dari 13

PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA

(Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pancasila)

Dosen Pengampu:

Nur Yanah, M.Pd

Disusun Oleh:

Al Imroatul Fadilah (23109910010)

Rohmah Zuhdiyyatul Hasna (23109910008)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM BALITAR 2023


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, serta
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Pancasila sebagai Sistem Etika” ini dengan baik guna memenuhi tugas mata
kuliah Pancasila. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah
menuju zaman terang benderang yakni agama Islam. Kami selalu bersyukur
kepada Allah SWT.

Tak lupa juga kami sampaikan terima kasih kepada setiap pihak yang telah
mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini. Kami
tidak bisa membalas apapun kecuali hanya ucapan do’a semoga di balas oleh
Allah SWT dengan yang lebih baik. Kami telah berusaha menyusun makalah ini
dengan sebaik mungkin, namun kami menyadari bahwa makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan, serta tidak terlepas dari berbagai macam kendala,
keterbatasan ilmu dan referensi. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran yang baik dari berbagai pihak demi perbaikan makalah selanjutnya.

Blitar, 02 November 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................2

C. Tujuan...........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2

A. Konsep Pancasila sebagai Sistem Etika........................................................3

B. Urgensi Pancasila sebagai Sistem Etika........................................................5

C. Dinamika Pancasila sebagai Sistem Etika....................................................6

BAB III PENUTUP................................................................................................8

A. Kesimpulan...................................................................................................8

B. Saran..............................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional Indonesia telah
menjadi pijakan moral bagi seluruh warga negara. Pancasila bukan hanya
sekadar semboyan atau prinsip-prinsip kosong. Sebaliknya, ia merupakan
sistem etika yang mendalam yang mengatur nilai-nilai, norma, dan perilaku
individu serta masyarakat. Kehadiran Pancasila sebagai sistem etika bukanlah
hal yang bisa diabaikan dalam perkembangan negara Indonesia yang semakin
kompleks dan global. Di tengah tantangan globalisasi, modernisasi, dan
perkembangan teknologi, pemahaman yang mendalam mengenai Pancasila
sebagai sistem etika menjadi semakin relevan. Sebab itu, makalah ini akan
membahas peran dan pengaruh Pancasila sebagai sistem etika dalam
membentuk karakter dan perilaku masyarakat Indonesia.

Pancasila bukanlah semata-mata panduan etika dalam ranah pribadi,


melainkan juga menjadi pedoman bagi pemerintah dalam merumuskan
kebijakan dan tindakan dalam berbagai sektor. Di era globalisasi dan
dinamika politik yang semakin rumit, tugas pemerintah untuk menjaga
integritas, keadilan, dan kesejahteraan rakyat semakin mendesak. Dalam
konteks ini, Pancasila berperan sebagai filter etika yang memandu proses
pengambilan keputusan dan tindakan pemerintah, sehingga makalah ini akan
menjelaskan sejauh mana Pancasila memengaruhi tindakan pemerintah dalam
menjalankan tugasnya.

Dalam lingkup sosial, Pancasila juga memiliki peran penting dalam


membentuk moral dan perilaku individu dalam masyarakat. Masyarakat yang
memiliki pemahaman yang kuat mengenai nilai-nilai Pancasila akan
cenderung lebih peduli terhadap isu-isu sosial, seperti toleransi, keadilan, dan
hak asasi manusia. Oleh karena itu, penting untuk mengkaji bagaimana
Pancasila memengaruhi perilaku sosial masyarakat Indonesia, dan sejauh

1
mana implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
menghasilkan kontribusi positif dalam pembangunan sosial. Dengan begitu,
makalah ini akan membantu menggambarkan peran vital Pancasila sebagai
sistem etika dalam menciptakan masyarakat yang lebih baik dan berkeadilan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka bisa kami beri rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana konsep Pancasila sebagai sistem etika?
2. Bagaimana urgensi Pancasila sebagai sistem etika?
3. Bagaimana dinamika Pancasila sebagai sistem etika?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka bisa kami beri tujuan penulisan
sebagai berikut:
1. Mengetahui konsep Pancasila sebagai sistem etika.
2. Mengetahui urgensi Pancasila sebagai sistem etika.
3. Mengetahui dinamika Pancasila sebagai sistem etika.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Pancasila sebagai Sistem Etika


1. Pengertian Etika
Istilah “etika” berasal dari bahasa Yunani, “Ethos” yang artinya
tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan, adat,
watak, perasaan, sikap, dan cara berpikir. Secara etimologis, etika berarti
ilmu tentang segala sesuatu yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat
kebiasaan. Dalam arti ini, etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang
baik, tata cara hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun
masyarakat. Kebiasaan hidup yang baik ini dianut dan diwariskan dari
satu generasi ke generasi yang lain. Dalam artian ini, etika sama
maknanya dengan moral.

Etika dalam arti yang luas ialah ilmu yang membahas tentang
kriteria baik dan buruk. Etika pada umumnya dimengerti sebagai
pemikiran filosofis mengenai segala sesuatu yang dianggap baik atau
buruk dalam perilaku manusia. Keseluruhan perilaku manusia dengan
norma dan prinsip-prinsip yang mengaturnya itu kerap kali disebut
moralitas atau etika (Sastrapratedja, 2002:81).

2. Aliran-aliran Etika
Beberapa aliran etika yang dikenal dalam bidang filsafat adalah sebagai
berikut:
a. Etika Keutamaan
Etika keutamaan atau etika kebajikan adalah teori yang
mempelajari keutamaan (virtue), artinya mempelajari tentang
perbuatan manusia itu baik atau buruk. Etika kebajikan ini
mengarahkan perhatiannya kepada keberadaan manusia, lebih
menekankan pada what should I be? atau “saya harus menjadi orang
yang bagaimana?”. Beberapa watak yang terkandung dalam nilai
keutamaan adalah baik hati, ksatriya, belas kasih, terus terang,

3
bersahabat, murah hati, bernalar, percaya diri, penguasaan diri, sadar,
suka bekerja bersama, berani, santun, jujur, terampil, adil, setia,
ugahari (bersahaja), disiplin, mandiri, bijaksana, peduli, dan toleran.
(Mudhofir, 2009:216-219).
b. Etika Teleologis
Etika teleologis adalah teori yang menyatakan bahwa hasil dari
tindakan moral menentukan nilai tindakan atau kebenaran tindakan
dan dilawankan dengan kewajiban. Seseorang yang mungkin berniat
sangat baik atau mengikuti asas-asas moral yang tertinggi, akan tetapi
hasil tindakan moral itu berbahaya atau jelek, maka tindakan tersebut
dinilai secara moral sebagai tindakan yang tidak etis. Etika teleologis
ini menganggap nilai moral dari suatu tindakan dinilai berdasarkan
pada efektivitas tindakan tersebut dalam mencapai tujuannya. Etika
teleologis ini juga menganggap bahwa di dalamnya kebenaran dan
kesalahan suatu tindakan dinilai berdasarkan tujuan akhir yang
diinginkan. (Mudhofir, 2009:214).
c. Etika Deontologi
Etika deontologis adalah teori etis yang bersangkutan dengan
kewajiban moral sebagai hal yang benar dan bukannya
membicarakan tujuan atau akibat. Kewajiban moral bertalian dengan
kewajiban yang seharusnya, kebenaran moral atau kelayakan dan
kepatutan. Kewajiban moral mengandung kemestian untuk
melakukan tindakan. Pertimbangan tentang kewajiban moral lebih
diutamakan daripada pertimbangan tentang nilai moral. Konsep-
konsep nilai moral (yang baik) dapat didefinisikan berdasarkan pada
kewajiban moral atau kelayakan rasional yang tidak dapat diturunkan
dalam arti tidak dapat dianalisis. (Mudhofir, 2009:141).

d. Etika Pancasila
Etika Pancasila adalah cabang filsafat yang dijabarkan dari sila-sila
Pancasila untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara di Indonesia. Oleh karena itu, dalam etika
Pancasila terkandung nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,

4
kerakyatan, dan keadilan. Kelima nilai tersebut membentuk perilaku
manusia Indonesia idalam semua aspek kehidupannya.
Sila ketuhanan mengandung dimensi moral berupa nilai
spiritualitas yang mendekatkan diri manusia kepada Sang Pencipta,
ketaatan kepada nilai agama yang dianutnya. Sila kemanusiaan
mengandung dimensi humanus, artinya menjadikan manusia lebih
manusiawi, yaitu upaya meningkatkan kualitas kemanusiaan dalam
pergaulan antar sesama. Sila persatuan mengandung dimensi nilai
solidaritas, rasa kebersamaan, cinta tanah air. Sila kerakyatan
mengandung dimensi nilai berupa sikap menghargai orang lain, mau
mendengar pendapat orang lain, tidak memaksakan kehendak kepada
orang lain. Sila keadilan mengandung dimensi nilai mau peduli atas
nasib orang lain, kesediaan membantu kesulitan orang lain.

B. Urgensi Pancasila sebagai Sistem Etika


Pentingnya Pancasila sebagai sistem etika terkait dengan problem
yang dihadapi bangsa Indonesia sebagai berikut. Pertama, banyaknya
kasus korupsi yang melanda negara Indonesia sehingga dapat melemahkan
sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Kedua, masih terjadinya
aksi terorisme yang mengatasnamakan agama sehingga dapat merusak
semangat toleransi dalam kehidupan antar umat beragama, dan
meluluhlantakkan semangat persatuan atau mengancam disintegrasi
bangsa. Ketiga, masih terjadinya pelanggaran hak asasi manusia (HAM)
dalam kehidupan bernegara, seperti: kasus penyerbuan Lembaga
Pemasyarakatan Cebongan Yogyakarta, pada tahun 2013 yang lalu.
Keempat, kesenjangan antara kelompok masyarakat kaya dan miskin
masih menandai kehidupan masyarakat Indonesia. Kelima, ketidakadilan
hukum yang masih mewarnai proses peradilan di Indonesia, seperti
putusan bebas bersyarat atas pengedar narkoba asal Australia Schapell
Corby. Keenam, banyaknya orang kaya yang tidak bersedia membayar
pajak dengan benar, seperti kasus penggelapan pajak oleh perusahaan,
kasus panama papers yang menghindari atau mengurangi pembayaran
pajak.

5
Kesemuanya itu memperlihatkan pentingnya dan mendesaknya
peran dan kedudukan Pancasila sebagai sistem etika karena dapat menjadi
tuntunan atau sebagai Leading Principle bagi warga negara untuk
berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Etika Pancasila diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat,


berbangsa, dan bernegara sebab berisikan tuntunan nilai-nilai moral yang
hidup. Namun, diperlukan kajian kritis-rasional terhadap nilai-nilai moral
yang hidup tersebut agar tidak terjebak ke dalam pandangan yang bersifat
mitos. Misalnya, korupsi terjadi lantaran seorang pejabat diberi hadiah
oleh seseorang yang memerlukan bantuan atau jasa si pejabat agar
urusannya lancar. Si pejabat menerima hadiah tanpa memikirkan alasan
orang tersebut memberikan hadiah. Demikian pula halnya dengan
masyarakat yang menerima sesuatu dalam konteks politik sehingga dapat
dikategorikan sebagai bentuk suap.

C. Dinamika Pancasila sebagai Sistem Etika


Dinamika Pancasila sebagai sistem etika akan mengalami ancaman
sebagai berikut.
1. Berubahnya tatanan kehidupan sosial dan budaya masyarakat.
2. Lunturnya wibawa pemerintahan.
3. Munculnya konsep ekonomi liberal dan kapitalisme.
4. Penegakan hukum yang tidak menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan.
5. Pemanfaatan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk
hal-hal negative.
Adapun alasan yang kokoh mengenai Pancasila sebagai sistem etika
adalah sebagai berikut.
1. Pada zaman Orde Lama, pemilu diselenggarakan dengan semangat
demokrasi yang diikuti banyak partai politik, tetapi dimenangkan
empat partai politik, yaitu Partai Nasional Indonesia (PNI), Partai
Muslimin Indonesia (PARMUSI), Partai Nahdhatul Ulama (PNU), dan
Partai Komunis Indonesia (PKI). Tidak dapat dikatakan bahwa
pemerintahan di zaman Orde Lama mengikuti sistem etika Pancasila,
bahkan ada tudingan dari pihak Orde Baru bahwa pemilihan umum

6
pada zaman Orde Lama dianggap terlalu liberal karena pemerintahan
Soekarno menganut sistem demokrasi terpimpin, yang cenderung
otoriter.
2. Pada zaman Orde Baru sistem etika Pancasila diletakkan dalam bentuk
penuturan P-4. Pada zaman Orde Baru itu pula muncul konsep
manusia Indonesia seutuhnya sebagai cerminan manusia yang
berperilaku dan berakhlak mulia sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Manusia Indonesia seutuhnya dalam pandangan Orde Baru, artinya
manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang secara
kodrati bersifat monodualistik, yaitu makhluk rohani sekaligus
makhluk jasmani, dan makhluk individu sekaligus makhluk sosial.
Manusia sebagai makhluk pribadi memiliki emosi yang memiliki
pengertian, kasih sayang, harga diri, pengakuan, dan tanggapan
emosional dari manusia lain dalam kebersamaan hidup. Manusia
sebagai makhluk sosial, memiliki tuntutan kebutuhan yang makin maju
dan sejahtera. Tuntutan tersebut hanya dapat terpenuhi melalui
kerjasama dengan orang lain, baik langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itulah, sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan
sosial harus dikembangkan secara selaras, serasi, dan seimbang
(Martodihardjo, 1993: 171).
3. Sistem etika Pancasila pada era reformasi tenggelam dalam eforia
demokrasi. Namun seiring dengan perjalanan waktu, disadari bahwa
demokrasi tanpa dilandasi sistem etika politik akan menjurus pada
penyalahgunaan kekuasaan, serta menghalalkan segala cara untuk
mencapi tujuan.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam makalah ini, kita telah membahas Pancasila sebagai Sistem Etika,
menggali konsep, urgensi, dan dinamika yang terkandung di dalamnya.
Konsep Pancasila sebagai sistem etika menekankan nilai-nilai moral
fundamental seperti keadilan, persatuan, dan kemanusiaan. Ini menciptakan
kerangka etika yang menjadi pedoman dalam kehidupan masyarakat
Indonesia.

Urgensi Pancasila sebagai sistem etika tidak bisa diabaikan. Pancasila


memainkan peran integral dalam membentuk karakter individu, menciptakan
harmoni dalam masyarakat yang beragam, dan mempromosikan keadilan
sosial serta kesejahteraan bagi seluruh rakyat. Pancasila juga menghadirkan
komitmen Indonesia terhadap nilai-nilai universal dan memberikan
sumbangan positif dalam skala internasional, menginspirasi tindakan yang
berlandaskan perdamaian, persatuan, dan keadilan.

Namun, dinamika Pancasila sebagai sistem etika juga perlu diperhatikan.


Pancasila harus mampu berkembang dan beradaptasi dengan perubahan
zaman tanpa kehilangan esensi dan nilai-nilai intinya. Proses pemahaman dan
implementasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari menjadi tantangan, dan
perlu terus ditingkatkan. Demikian, Pancasila sebagai sistem etika adalah
fondasi moral yang kuat dan relevan dalam memandu kehidupan berbangsa
dan bernegara di Indonesia, dengan tantangan dinamika yang harus diatasi
agar tetap relevan di masa depan.

B. Saran
Pancasila seharusnya menjadi asas serta pijakan bagi Bangsa Indonesia
dalam berperilaku serta perbuatan. Sehingga diharapkan bisa terbentuk warga
negara yang adil dan makmur serasi dengan maksud negara Indonesia. Pada
setiap aktivitas kehidupan di Indonesia, warga negara harus bisa

8
melaksanakan perilaku nilai sila Pancasila baik dalam kehidupan pribadi atau
bersosialisasi serta aturan yang berlaku sehingga terbentuk perilaku etika
yang memuliakan nilai kesusilaan sebagai pelaksanaan dari identitas serta
karakter dari warga negara Indonesia.

9
DAFTAR PUSTAKA
Sulistiani Putri, Fannia dan Dinie Anggtaeni Dewi. 2021. Implementasi Pancasila
Sebagai Sistem Etika. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
Kampus Cibiru.

Qurotul Aini, Nurassyifa dan Dinie Anggraeni Dewi. 2022. Sistem Etika
Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.

Rahayu Amri, Sri. 2018. Pancasila Sebagai Sistem Etika. Palopo: Yayasan
AKBID Muhammadiyah Palopo.

10

Anda mungkin juga menyukai