Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

“PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA”

ANDI LOLA AS-ZAHRAH FADILLAH


202301017
PRODI AKUNTANSI KELAS A UNIVERSITAS WIRA BHAKTI MAKASSAR
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Sebagai pencipta alam
semesta karena atas berkat rahmat nya lah sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah Pendidikan pancasila.

Dalam kesempatan kali ini saya juga berterima kasih sebanyak-banyaknya


kepada bapak dosen DR. SYAMSUL BAHRI S.Sos.,M.Si selaku dosen mata kuliah
Pendidikan pancasila saya karena telah memberikan tugas makalah ini.

Dalam pembuatan makalah ini tentu ada kendala yang saya temui, namun saya
berhasil menghadapinya dan menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Saya
menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.

Makassar, 15 desember 2023

Penulis
ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………..ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………….iii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………1

A. Latar belakang…………………………………………………………..1
B. Rumusan masalah……………………………………………………….1
C. Tujuan …………………………………………………………………..2
D. Manfaat …………………………………………………………………2

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………...3
A. Pancasila Sebagai Sistem Etika…………………………………………3
B. Alasan Diperlukannya Pancasila sebagai Sistem Etika…………………4
C. Macam-Macam Sumber tentang Pancasila sebagai Sistem Etika ………6
D. Konsep Urgensi dan Esensi Pancasila sebagai Sistem Etika……………8
E. Konsep Urgensi dan Esensi Pancasila sebagai Sistem Etika……………9

BAB III PENUTUP……………………………………………………………11


A. Kesimpulan………………………………………………………………11
B. Saran …………………………………………………………………….11

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pancasila, sebagai dasar negara dan ideologi bangsa Indonesia memiliki peran sentral
dalam menentukan arah dan prinsip hidup berbangsa dan bernegara. Pancasila bukan hanya
sebagai pandangan politik, tetapi juga merupakan system etika yang mendasari segala
aspek kehidupan.
Pancasila sebagai sistem etika tujuannya untuk mengembangkan dimensi moral pada
setiap individu sehingga dapat mewujudkan sikap yang baik dalam bernegara, berbangsa
dan bermasyarakat.
Etika merupakan cabang filsafat pancasila yang dijabarkan melalui cabang-cabang
pancasila dalam mengatur perilaku kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara
Indonesia. Etika pancasila cenderung mendekati pada pengertian etika kebijakan dalam
sistem pemerintahan. Hal ini dikarenakan konsep deontologist dan teologis terkandung di
dalam pancasila. Deontology artinya pancasila mengandung kewajiban yang harus
dilaksanakan oleh warga negara.
Teologi artinya pancasila menjadi tujuan dari negara Indonesia. Namun, pancasila tetap
bersumber pada etika kebijakan. Tidak hanya berorientasi pada kewajiban dan tujuan.
Adapun pemaknaan tersebut didapatkan dari jenis etika mana senantiasa terkait erat dengan
bagaimana manusia bertingkah laku yang baik.
Etika pancasila adalah cabang yang terkandung dalam sila pancasila digunakan untuk
engatur kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia. Dalam etika
pancasila dikemukakan nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :


1. Bagaimana konsep pancasila sebagai etika bangsa?
2. Mengapa pancasila diperlukan sebagai etika bangsa?
3. Bagaimana tantangan pancasila sebagai etika bangsa?
4. Bagaimana konsep esensi dan urgensi pancasila sebagai etika bangsa?

1
C. Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :


1. Untuk mengetahui konsep pancasila sebagai etika bangsa.
2. Untuk mengetahui sebagaimana pancasila diperlukan sebagai etika bangsa.
3. Untuk mengetahui apa saja tantangan pancasila sebagai etika bangsa.
4. Untuk mengetahui konsep esensi dan urgensi sebagai pancasila etika bangsa.

D. Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Agar pembaca dapat memahami konsep pancasila sebagai etika bangsa.


2. Agar pembaca dapat memahami sebagaimana pancasila diperlukan sebagai etika
bangsa.
3. Agar pembaca dapat memahami apa saja tantangan pancasila sebagai etika bangsa.
4. Agar pembaca dapat memahami konsep esensi dan urgensi pancasila sebagai etika
bangsa.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pancasila Sebagai Sistem Etika

1. Pengertian Etika

Istilah “etika” berasal dari bahasa Yunani, “Ethos” yang dalam bentuk jamaknya ( ta
etha), berarti “ kebiaasan”. Oleh karena itu, etika mengacu pada nilai-nilai, cara hidup
yang baik, aturan hidup yangaik dan semua kebiasaan yang diturunkan dari orang ke orang
atau dari generasi ke generasi. “Ethos” yang artinya tempat tinggal yang biasa, padang
rumput, kandang, kebiasaan, watak, perasaan, sikap, dan cara berpikir. Secara etimologis,
etika berarti ilmu tentang segala sesuatu yang biasa dilakukan atau ilmu tentag adat
kebiasaan. Dalam arti ini, etika berkaitan dengan kebiasaan kehidupan dengan baik, tata
cara hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun masyarakat. Kebiasaan hidup yang
baik ini dianut dan diwariskan dari satu generasi ke generasi yang lain. Dalam artian ini,
etika sama maknanya dengan moral. Etika dalam arti yang luas adalah ilmu yang
membahas tentang criteria baik dan buruk. Etika pada umumnya dimengeri sebagai
pemikiran filosofis mengenai segala sesuatu yang dianggap baik atau buruk dalam
perilaku manusia. Keseluruhan perilaku manusia dengan norma dan prinsip-prinsip yang
mengaturnya itu kerap kali disebut moralitas atau etika.

2. Etika-etika Pancasila

Etika merupakan cabang filsafat pancasila yng dijabarkan melalui sila-sila pancasila
dalam mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia.
Etika pancasila cenderung mendekati pada pengertian etika kebajikan dalam sistem
pemerintahan. Hal ini dikarenakan konsep deontologist dan teologis terkandung di dalam
pancasila. Deontology artinya pancasila mengandung kewajiban yang harus dilaksanakan
oleh warga negara. Teologi artinya pancasila menjadi tujuan dari negara Indonesia.
Namun, pancasila tetap bersumber pada etika kebajikan. Tidak hanya berorientasi pada
kewajiban dan tujuan. Adapun pemaknaan tersebut didapatkan dari jenis etika yang mana
senantiasa terkait erat dengan bagaimana manusia bertingkah laku dengan baik. Etika
bersifat universal, berbeda dengan etiket yang berlaku pada tempat tertentu (misal adat
bertamu orang Jawa berbeda dengan adat bertamu orang Batak). Etika mencakup norma
moral yang bersumber dari hati nurani demi kenyamanan bersama.
3
Etika memiliki arti watak, sikap, adat atau cara berpikir. Secara etimologi, etika
mengandung arti ilmu mengenai segala sesuatu yang biasa dilakukan. Etika sangat erat
kaitannya dengan kebiasaan dan tata cara hidup yang baik pada diri sendiri serta orang lain.
Etika bertendensi dengan kata moral, berarti berasal dari hati nurani setiap orang. Pada
intinya, etika dalah struktur pemikiran yang disusun guna member tuntunan kepada
manusia dalam bersikap dan bertingkah laku. Pancasila sebagai sistem etika bersumber
dari kehidupan masyarakat berbagai etnik di Indonesia. Selain itu, pancasila sebagai sistem
etika terdapat dalam norma dasar (grundnorm) yang digunakan sebagai pedoman
penyusunan peraturan. Secara politis, pancasila sebagai sistem etika mengatur masalah
perilaku politikus yang berhubungan dengan praktik intitusi social, hukum, komunitas,
struktur social, politik dan ekonomi. Dengan kata lain, para penyelenggara negara harus
mencermingkan etika dari pancasila.

3. Aliran-Aliran Etika

Ada beberapa aliran etika yang dikenal dalam bidang filsafat, meliputi etika keutamaan,
teleogos, deontologist. Etika keutamaan atau etika kebijakan adalah teori yang mempelajari
keutamaan, artinya mempeajari tentang perbuatan manusia itu baik atau buruk. Etika
teologis adalah teori yang menyatakan bahwa hasil dari tindakan moral menentukan nilai
tindakan atau kebenaran tindakan dan dilawankan dengan kewajiban. Etika deontologist
adalah teori etis yang bersangkutan dengan kewajiban moral sebagai hal yang benar dan
bukannya membicarakan tujuan dan akibat.

B. Alasan Diperlukannya Pancasila sebagai Sistem Etika

Perlu diketahui bahwa pancasila sebagai sistem etika tidaklah muncul begitu saja.
Pancasila sebagai sistem etika diperlukan dalam kehidupan berpolitik untuk mengatur
sistem peyelenggaraan negara. Anda dapat membayangkan apabila dalam
penyelenggaraan kehidupan bernegara tidak ada sistem etika yang menjadi guidance dan
tuntutan bagi para penyelenggara negara, niscaya negara akan ancur. Beberapa alasan
mengapa Pancasila sebagai sistem etika itu diperlukan dalam penyelenggaraan kehidupan
bernegara di Indonesia meliputi hal-hal sebagai berikut :

Pertama, dekadensi moral yang melanda kehidupan masyarakat, terutama


generasi muda sehingga membahayakan kelangsungan hidup bernegara. Generasi
muda yang tidak mendapat pendidikan karakter yang memadai dihadapkan pada
pluralitas nilai yang melanda Indonesia sebagai akibat globalisasi sehingga mereka
kehilangan arah.
4
Dekadensi moral itu terjadi ketika pengaruh globalisasi tidak sejalan dengan nilai-nilai
Pancasila, tetapi justru nilai-nilai dari luar berlaku dominan. Contoh-contoh dekadensi
moral, antara lain: penyalahgunaan narkoba, kebebasan tanpa batas, rendahnya rasa
hormat kepada orang tua, menipisnya rasa kejujuran, tawuran dikalangan para pelajar.
Kesemuanya iu menunjukkan lemahnya tatanan nilai moral dalam kehidupan bangsa
Indonesia. Oleh karena itu, pancasila sebagai sistem etika ddiperlukan kehadirannya
sejak dii, terutama dalam bentuk pendidikan karakter di sekolah-sekolah.

Kedua, korupsi akan merajalela karena para penyelenggara tidak memiliki rambu-
rambu normative dalam menjalankan tugasnya. Para penyelenggara negara tidak dapat
membedakan batasan yang boleh atau tidak, baik dan buruk. Pancasila sebagai sistem
etika terkait dengan pemahaman atas criteria baik (good) dan buruk (bad). Archie
Bahm dalam Axiology of Science, menjelaskan bahwa baik dan buruk merupakan dua
hal yang terpisah. Namun, baik dan buruk selalu muncul. Ketika seseorang enjadi
pejabat dan mempunyai peluang untuk melakukan tindakan buruk (korupsi), maka hal
tersebut dapat terjadi pada siapa saja. Oleh karena itu, simpulan Archie BAHM,
“Memaksimalkan kebaikan, me,imimalkan keburukan” (bahm, 1998:58).

Ketiga, kurangnya rasa perlu berkontribusi dalam pembangunan melalui


pembayaran pajak. Hal tersebut terlihat dari kepatuhan pajak yang masih rendah,
padahal peranan pajak dari tahun ke tahun semakin meningkat dalam membiayai
APBN. Pancasila sebagai sistem etikan akan dapat megarahkan wajib pajak untuk
secara sadar memenuhi kewajiban perpajakannya dengan baik. Dengan kesadaran
pajak yang tinggi maka program pembangunan yang tertuang dalam APBN akan dapat
dijalankan dengan sumber penerimaan dari sector perpajakan.

Keempat, pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) dalam kehidupan bernegara di


Indonesia ditandai dengan melemahnya penghargaan seseorang terhadap hak pihak
lain. Kasus-kasus pelanggaran HAM yang dilaporkan diberbagai media, seperti
penganiayaan terhadap asisten rumah tangga (ART), pelantaran anak-anak yatim oleh
[ihak-pihak yang seharusnya melindungi, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan
lain-lain. Kesemuanya itu menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat terhadap nilai-
nilai pancasila sebagai sistem eika belum berjalan maksimal. Oleh karena itu,
disamping diperlukan sosialisasi sistem etika Pancasila, diperlukan sosialisasi sistem
etika pancasila, diperlukan perlukan pula penjabaran sistem etika ke dalam peraturan
perundang-undangan tentang HAM.

5
Kelima, kerusakan lingkungan yang berdampak terhadap berbagai aspek
kehidupan manusia, seperti kesehatan, kelancaran penerbangan, nasib generasi yang
akan datang, global warming, perubahan cuaca, dan lain sebagaiya. Kasus-kasus
tersebut menunjukkan bahwa kesadaran terhadap nilai-nilai pancasila sebagai sistem
etika belum mendapatkan tempat yang tepat di hati masyarakat. Masyarakat Indonesia
dewasa ini cenderung memutuskan tindakan berdasarkan sikap emosional, mau
menang sendiri, keuntungan sesaat tanpa memikirkan dampak yang ditimbulkan dari
perbuatannya. Contoh yang paling jelas adalah pembakaran hutan di Riau sehingga
menimbulkan kabut asap. Oleh karena itu , pancasila sebagai sistem etika perlu
diterpkan ke dalam peraturan perundang-undangan yang menindak tegas para pelaku
pembakaran hutan, baik pribadi maupun perusahaan yang terlihat. Selain itu, penggiat
lingkungan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan berbegara juga perlu
mendapat penghargaan.

Hakikat Pancasila sebagai Sistem Etika :

1. Hakikat sila ketuhanan terletak pada keyakinan bangsa Indonesia bahwa Tuhan
sebagai penjamin prinsip-prinsip moral. Artinya, setiap perilaku warga negara
harus didasarkan atas nilai-nilai moral yang bersumber pada norma agama.
2. Hakikat sila kemanusiaan terletak pada actus humanus, yaitu tidakan manusia yang
mengandung implikasi dan konsekuensi moral yang dibedakan dengan actus
homini, yaitu tindakan manusia yang biasa.
3. Hakikat sila persatuan terletak pada kesediaan untuk hidup bersama sebagai warga
negara yang mentingkan masalah bangsa di atas kepentingan individu atau
kelompok.
4. Hakikat sila kerakyatan terletak pada prinsip musyawarah untuk mufakat. Artinya,
menghargai diri sendiri sama halnya dengan menghargai orang lain.
5. Hakikat sila keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan perwujudan
dari sistem etika yang tidak menekankan pada kewajiban semata (deontologis) atau
menekankan paa tujuan belaka (teleogis), tetapi lebih menonjolkan yang
terkandung dalam nilai keadilan itu sendiri.

C. Macam-Macam Sumber tentang Pancasila sebagai Sistem Etika

1. Sumber Historis
Pada zaman Orde Lama, Pancasila sebagai sistem etika masih berbetuk
sebgai Philosofiche Grondslag atau Weltanschauun.

6
Artiya nilai-nilai pancasila belum ditegaskan ke dalam sistem etika, tetapi nail-
nilai moral telah terdapat pandangan hidup masyarakat. Masyarakat dalam masa
orde lama telah mengenal nilai-nilai kemandirian bangsa yang oleh Presiden
Soekarno disebut dengan istilah berdikari (berdiri diatas kaki sendiri).
Pada zaman Orde Baru, pancasila sebagai sistem etika disosialisasikan
melalui penataran P-4 dan diinstitutionalkan dalam wadah BP-7. Ada banyak butir
187 Pancasila yang dijabarkan dari dari kelima sila Pancasila sebgai hasil temuan
dari para peneliti BP-7.
Pada era Reformasi, pancasila sebagai sistem etika tenggelam dalam hiruk-
piruk perebutan kekuasaan yang menjurus kepada pelanggaran etika politik. Salah
satu bentuk pelanggran etika politik adalah abuse of power, baik oleh
penyelenggra negara di legislative, eksekutif, maupun yudikatif. Penyalahgunaan
kekuasaan atau kewenangan inilah yang menciptakan korupsi di berbagai kelanga
penyelenggara negara.

2. Sumber Sosiologis
Sumber sosiologis pancasila sebagai sistem etika dapat ditemukan dalam
kehidupan masyarakat berbagai etnik di Indonesia. Misalnya, orang MinangKabau
dalam hal bermusyawarah memakai prinsip “bulat air oleh pembuluh, bulat kata
oleh muakat”. Masih banyak lagi mutiara kearifan local yang bertebara di bumi
Indonesia sehingga memerlukan penelitian mendalam.

3. Sumber Politis
Sumberpolitis pancasila sebagai sistem etika terdapat dalam norma-norma
dasar (grundnorm) sebagai sumber penyusunan berbagai peraturan perundang-
undangan di Indonesia. Pancasila sebagai sistem etika merupakan norma etika
tertinggi yang sifatnya abstrak, sedangkan perundang-udangan merupakan norma
yang ada dibawahnya bersifat konkrit.
Etika politik mengatur masalah perilaku politikus, berhubungan juga dengan
praktik instituisi social, hukum, komunitas, stuktur-struktur social, politik,
ekonomi. Etika politik memiliki 3 dimensi, yaitu tujuan, srana dan aksi politik itu
sendiri. Dimensi tujuan terumuskan dalam upaya mencapai kesejahteraan
masyarakat dan hidup damai yang didasarkan pada kebebasan dan keadilan.
Dimensi sarana memungkinkan pencapaian tujuan yang meliputi sistem dan
prinsip-prinsip dasar perorganisasian praktik penyeleggaraan negara dan yang
mendasari institusi-institusi social. Dimensi aksi politik berkaitan dengan pelaku
pemegang peran sebagai pihak yang menentukan rasonalitas politik.
7
Rasionalitas politik terdiri atas rasionalitas tindakan dan keutamaan. Tindakan
politik dinamakan rasionalitas politik bila pelaku mempunyai orientasi situasi dan
paham permasalahan (HARYATMOKO, 2003:25-28).

D. Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai Sistem Etika

1. Argumen tentang Dinamika Pancasila sebagai Sistem Etika

Beberapa argumen tentang dinamika Pancasila sebagai sistem etika dalam


penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Pada zama Orde Lama, pemilu diselenggarakan dengan sangat demokrasi yang
didikuti banyak partai politik, tetapi dimenangkan empat partai politik. Tidak
dapat dikatakan bahwa pemerintahan di zama orde lama mengikuti sistem etika
pancasila, bahkan ada tudingan dari pihak orde baru bahwa pemilihan umum
pada zaman orde lama dianggap terlalu liberal karena pemerintahan Soekarno
mengananut sistem demokrasi terpimpin, yang cenderung otoriter.
b. Pada zaman Orde Baru sistem eika pancasila diletakkan dalam bentuk
penataran P-4. Pada zaman orde baru itu pula muncul konsep manusia
Indonesia seutuhnya sebagai cerminan manusia yang berperilaku dan berakhlak
mulai sesuai dengan nilai-nilai pancasila.
c. Sistem etika pancasila pada era reformasi teggelam dalam eforia demokrasi.
Namun seiring dengan perjalanan waktu, disadari bahwa demokrasi tapa
dilandasi sistem etika politik akan menjurus pada penyalahgunaan keuasaan,
serta machiavelisme (menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan).

2. Argument tentang Tantangan Pancasila sebagai Sistem Etika

Hal-hal berikut ini dapat menggambarkan beberapa bentuk tantangan terhadap


sistem etika pancasila.
a. Tantangan terhadap sistem etika pancasila pada zaman orde lama berupa sikap
otriter dalam pemerintahan sebagaimana yang tercermin dalam
penyelenggaraan negara yang menerapkan sistem deokrasi tepimpin. Hal
tersebut tidak sesusai dengan sistem etika pancasila yang lebih menonjokan
semangat musyawarah mufakat.
b. Tantangan terhadap sistem etika pancasila di zaman orde baru terkait dengan
masalah NKK ( Nepotisme, Kolusi dan Korupsi ) yang merugikan
penyelenggaraan negara.
8
Hal tersebut tidak sesuai dengan keadilan social karena nepotisme, kolusi dan
korupsi hanya menguntungkan segelintir orang atau kelompok tertentu.
c. Tantangan terhadap sistem etika pancasila pada era reformasi berupa eforia
kebbasan berpolitik sehingga mengabaikan norma-norma moral. Misalnya,
munculnya anarkisme yang memaksakan kehendak dengan mengatasnamakn
kebebasan demokrasi.

Dinamika pancasila sebagi sistem etika akan mengalami ancaman, diantaranya:

1. Berubahnya tatanan kehidupan social dan budaya masyarakat


2. Lunturnya wibawa pemerintahan
3. Munculnya konsep ekonomi liberal dan kapitalisme
4. Penegakan hukum yang tidak menjunjung tinggi nilai-nilai ketidak adilan, dan
5. Pemanfaatan perkembangan ilmu pengetahuan dan tenologi untuk hal-hal negative.

E. Konsep Urgensi dan Esensi Pancasila sebagai Sistem Etika

1. Urgensi Pancasila sebagai Sistem Etika

Hal-hal penting yang sangat urgen bagi pengembangan Pancasila sebagai sistem etika
meliputi hal-hal sebagai berikut :

a. Meletakkan sila-sila Pancasila sebagai sistem etika berarti menempatkan Pancasila


sebagai sumber moral dan inspirasi bagi penentu sikap, tindakan, dan keputusan
yang diambil setiap warga negara.

b. Pancasila sebagai sistem etika member guidance bagi setiap arga negara sehingga
memiliki orientasi yang jelas dan tata pergaulan baik local, nasional, regional,
maupun internasional.

c. Pancasila sebagai sistem etika dapat menjadi dasar analisis bagi berbagai
kebijakan yang dibuat oleh penyelenggara negara sehingga tidak keluar dari
semangat negara kebangsaan yang berjiwa Pancasila.

d. Pancasila sebagai sistem etika dapat menjadi filter untuk menyaring pluralitas nilai
yang berkembangdalam kehidupan masyarakat sebagai dampak globalisasi yang
mempengaruhi pemikiran warga negara.

9
2. Esensi Pancasla sebagai Sistem Etika

Hakikat Pancasila sebai sistem etika terletak pada hal-hal sebagai berikut :

a. Hakiat sila keuhanan terletak pada keyakinan bangsa Indonesia bahwa Tuhan
sebagai penjamin prinsip-prinsip moral. Artinya, setiap perilaku warga negara
harus didasarkan atas nilai-nilai moral yang bersumber pada norma agama.
b. Hakikat sila kemanusiaan terletak pada actus humanus, yaitu tindakan manusia
yang mengandung implikasi dan konsekuensi moral yang dibedakan dengan actus
homimi, yaitu tindakan manusia yang biasa.

c. Hakikat sila persatuan terletak pada kesediaan untuk hidup bersama sebagai warga
bangsa yang mementingkan masalah bangsa diatas kepentingan indivdu atau
kelompok.

d. Hakikat sila kerakyatan terletak pada prinsip musyawarah untuk mufakat. Artiya,
menghargai diri sendiri sama halnya dengan menghargai orang lain.

e. Hakikat sila keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan perwujudan
dari sistem etika yang tidak menekankan pada kewajiban semata (deontologist)
atau menekankan pada tujuan belaka (teleologis), tetapi lebih menonjolkan
keutamaan yang terkandung dalam nilai keadilan itu sendiri.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Etika merupakan cabang filsafat pancasila yang dijabarkan melalui sila-sila pancasila
dalam mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia.
Pancasila sebagai sistem etika diperlukan dalam kehidupan berpolitik untuk mengatur
sistem peyelenggaraan negara.
Adapun tantangan yang mungkin dihadapi oleh Pancasila sebagai sistem etika yaitu,
berubahnya tatanan kehidupan social dan budaya masyarakat Indonesia. Dengan adanya
peristiwa tersebut, para generasi muda akan dihadapkan pada keadaan-keadaan yang serba
berbeda dan mengarah pada hal yang negative.
Pancasila sangatlah penting sebagai sistem sebagai sistem etika karena dapat menjadi
aturan utuk semua warga negara bangsa Indonesia sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
sehingga terwujud cita-cita bangsa, dan memberikan kenyamanan serta kesejahteraan
bersama. Namun saat ini masih banyak sekali pelanggaran atau kejahatan yang tidak sesuai
dengan nilai-niai Pancasila seperti pejabat yang korupsi, pelanggaran HAM, dan lain-lain.

B. Saran

Demikian makalah ini saya buat semoga bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan
pembaca sekalian . Sebagai penulis saya sangat menyadari bahwa makalah yang saya buat
ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu saya sebagai penulis sangat membutuhkan
kritik dan saran dari pembaca serta dari dosen pengampuh mata kuliah Pendidikan
Pancasila demi kesempurnaan makalah ini. Demikian makalah ini saya buat semoga
bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan bagi pembaca sekalian. Saya memohon
maaf jika ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas dan
kurang dimengerti.

11
Daftar Pustaka

https://www.studocu.com

https://ummaspul.e-journal.id

https://stekom.ac.id

12

Anda mungkin juga menyukai