PENDIDIKAN PANCASILA
Disusun Oleh :
KELOMPOK 5
Arbiansyah (3213131034)
DOSEN PENGAMPU :
Muhammad Iqbal
PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas Karunia dan Anugerah-
Nya yang dilimpahkan kepada kami ,sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang
“Pancasila sebagai system etika”. Kami sebagai penyusun sadar masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bisa memberikan manfaat maupun inspirasi
untuk pembaca maupun pendengar. Terima kasih.
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii
BAB I .............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................................... 2
BAB II ............................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 3
2.1 Pengertian Etika Dan Etika Politik Indonesia ....................................................................... 3
2.2 Pancasila Sebagai Sistem Etika ............................................................................................. 5
2.3 Perlunya Pancasila Sebagai Sistem Etika.............................................................................. 6
2.4 Pancasila Sebagai Etika Politik Indonesia............................................................................. 9
2.5 Dinamika Dan Tantangan Pancasila Sebagai Sistem Etika................................................. 12
2.6 Makna Dan Aktualisasi Sila-Sila Pancasila Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara15
2.6.2 Makna dan akutualisasi sila kemanusiaan yang adil dan beradab dalam kehidupan
bernegara ............................................................................................................................... 18
2.6.3 Makna aktualisasi sila persatuan indonesia dalam kehidupan bernegara ..................... 19
2.6.4 Makna dan aktualisasi sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan dalam kehidupan bernegara ................................................... 21
2.6.5 Makna dan aktualisasi sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia dalam
kehidupan bernegara .............................................................................................................. 23
BAB III......................................................................................................................................... 26
PENUTUP.................................................................................................................................... 26
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................... 26
3.2 Saran .................................................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 27
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pancasila memiliki peran - peran yang sangat penting bagi masyarakat berbangsa
danbernegara di Indonesia. Peran Pancasila sebagai dasar negara, Pancasila sebagai cita –
citabangsa, Pancasila sebagai pedoman atau landasan hidup bagi bangsa Indonesia, dan
Pancasilasebagai jiwa bangsa Indonesia. Pancasila sebagai sistem etika tujuannya
untukmengembangkan dimensi moral pada setiap individu sehingga dapat mewujudkan sikap
yangbaik dalam berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.
Menurut Aristoteles, pengertian etika menjadi dua yaitu Terminius Technikus danManner
and Custom. Terminius Technikus merupaka etika yang dipelajari sebagai
ilmupengetahuan yang mempelajari suatu problema tindakan atau perbuatan manusia.
SedangkanManner and Custom merupakan suatu pembahasan etika yang berhubungan atau
berkaitandengan tata cara dan adat kebiasaan yang melekat dalan kodrat manusia atau in herent
inhuman nature yang sangat terkait denag arti baik dan buruk suatu perilaku, tingkah laku
atauperbuatan manusia.
1
5. Bagaimana dinamika dan tantangan pancasila sebagai sistem etika ?
6. Bagaimana makna dan aktualisasi sila-sila pancasila dalam kehidupan bernegara ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
a) Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral
b) Kumpulan asas atau nilai yang berkenan dengan akhlaj
c) Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat
Persamaan dan perberdaan antara etiket dan etika, secara jelas diuraikan oleh Bertens (2013).
Persamaannya adalah pertama, etika dan etiket menyangkut perilaku manusia. Kedua, baik etika
dan etiket mengatur perilaku manusia secara normatif, artinya memberi norma bagi perilaku
manusia dan dengan demikian menyatakan apa yang harus dilakukan dan yang tidak boleh
dilakukan. (Drs. Halking, 2022)
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat diketahui bahwa etika adalah suatu ilmu tentang
perilaku atau moral manusia yang berhubungan dengan perilaku baik baik arau perilaku buruk,
yang sering orang menyebut etika dengan istilah moral. Jika etika tersebut berhubungan dengan
moralitas maka istilah “etika” dapat dilakukan melalui bermacam-macam pendekatan untuk
memahaminya yaitu :
1. Etika deskriptif
Bidang etika yang berusaha menjelaskan pengalaman secara deskriptif melukiskan dan
tidak memberikan penilaian.
2. Etika normatif
Membahas tentang perkembangan yang dapat diterima, tentang apa yang harus dilakukan,
berhubungan dengan pemilaian tentang perilaku manusia.
3. Mataetika
3
Berisi tentang pemahaman tentang istilah-istilah atau bahasa yang dipakai dalam
memberikan penjelasan tentang etika. Awalan “meta” yang memiliki arti melebihi,,
melampaui.
Secara garis besar etika dibagi menjadi dua, yaitu etika umum dan etika khusus. Etika umum
membicarakan mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia bertindak secara etis,
bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar
yang menjadi pegangan bagi manusia salam bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik dan
buruknya suatu tindakan. Etika khusu merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam
bidang kehidupan yang khusus. Etika khusus terbagi atas dua, yaitu
a) Etika individual (menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap diri sendiri)
b) Etika sosial (menyangkut kewajiban, sikap, dan pola perilaku manusia sebagai anggota
manusia)
Sebagai salah satu cabang etika, ada yang namanya etika politik yang merupakan salah satu bentuk
filsafat praktis. Secara sederhana etika politik dapat diartikan sebagai cabang etika yang
mempertanyakan tanggung jawab dan kewajiban manusia dalam menjalankan kehidupannya.
Etika politik tidak hanya mempertanyakan tanggung jawab dan kewajiban manusia sebagai warga
negara, namun seluruh aktivitas hidupnya, hal ini dikarenakan ruang lingkup kehidupan politik
yang mencakup bidang kehidupan lainnya.
Etika politik dalam negara Indonesia mengacu berdasarkan Ketetapan MPR No. VI/Tahun 2001
tentang etika kehidupan berbangsa. Adapun yang menjadi uraian Etika Poliyik dan Pemerintahan
sebagai salah satu begian dari Etika Kehidupan Berbangsa adalah sebagai berikut:
4
3. Masalah potensial yang dapat menimbulkan permusuhan dan pertentangan diselesaikan
dengan cara musyawarah dengan penuh kearifan dan kebijaksanaan sesuai dengan nilai
agama dan nilai luhur budaya.
4. Etika poltik dan pemerinbtahan diharapkan mampu menciptakan suasana harmonis antar
pelaku dan antar kekuatan sosial politik serta antar kelompok kepentingan lainnya untuk
mencapai sebesar-besarnya kemajuan bangsa dan negara dengan mendahulukan
kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi dan golongan.
5. Etika politik dan pemerintahan mengandung misi kepada setiap pejabat dan elit politik utuk
bersikap jujur, amanah, sportif, siap melayani, berjiwa besar, memiliki keteladanan, rendah
hati, dan siap untuk mundur dari jabatan publik.
6. Etika ini diwujudkan dalam bentuk sikap yang bertatat krama dalam perilaku politik yang
toleran, tidak berpura-pura, tidak arogan, jauh dari sikaap munafik, sserta tidak melakukan
kebohongan publik, tidak manipulatif dan berbagai tindakan tidak terpuji lainnya.
5
Etika yang dijiwai nilai-nilai sila-sila Pancasila merupakan etika Pancasila, yang meliputi :
a) Etika yang dijiwai oleh nilai-nilai dari sila Ketuhanan Yang Maha Esa,merupakan etika
yang berlandasakan pada kepercayaan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b) Etika yang dijiwai oleh nilai-nilai dari sila Kemanusiaan yang adil dan beradab merupakan
etika yang menujunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
c) Etika yang dijiwai oleh nilai-nilai dari sila Persatuan Indonesia,merupakan etika yang
menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselematan bangsa dan negara
di atas kepentingan pribadi dan golongan.
d) Etika yang dijiwai oleh nilai-nilai dari sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyarawatan/perwakilan,merupakan etika yang menghargai
kedudukan, hak dan kewajiban warga masyarakat/warga negara, sehingga tidak
memaksakanpendapat dan kehendak kepada orang lain.
e) Etika yang dijiwai oleh nilai-nilai dari sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,
merupakan etika yang menuntun manusia untuk mengembangkan sikap adil terhadap
sesama manusia, mengembangkan perbuatan-perbuatan-perbuatan luhur yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
6
3. Etika Ekonomi dan Bisnis
5. Etika Keilmuan
6. Etika Lingkungan
Adapun uraiannya secara lengkap etika kehidupan berbangsa adalah sebagai berikut :
Etika Sosial dan Budaya bertolak dari rasa kemanusiaan yang mendalam dengan
menampilkan kembali sikap jujur, saling menghargai, saling mencintai, dan saling menolong
diantara sesama manusia dan warga bangsa. Sejalan dengan itu, perlu menumbuhkembangkan
kembali budaya malu, yakni malu berbuat kesalahan dan semua yang bertentangan dengan agama
dan nilai-nilai luhur bangsa.
Etika ini dimaksudkan untuk menumbuhkan dan mengembangkan kembali kehidupan berbangsa
yang berbudaya tinggi dengan menggugah, menghargai, dan mengembangkan budaya nasional
yang bersumber dari budaya daerah agar mampu melakukan adaptasi, interaksi dengan bangsa
lain dan tindakan proaktif sejalan dengan tuntutan globalisasi.
Etika Politik dan Pemerintahan mengandung misi kepada setiap pejabat dan elit politik
untuk bersikap jujur, memiliki keteladanan, rendah hati, dan siap untuk mundur dari jabatan publik
7
apabila terbukti melakukan kesalahan secara moral kebijakannya bertentangan dengan dan
keadilan masyarakat.
Etika Ekonomi dan Bisnis dimaksudkan agar prinsip dan perilaku ekonomi dan bisnis, baik
oleh perseorangan, institusi, maupun pengambil keputusan dalam bidang ekonomi dapat
melahirkan kondisi dan realitas ekonomi yang bercirikan persaingan jujur, berkeadilan,
mendorong berkembangnya etos kerja ekonomi, daya tahan ekonomi dan kemampuan saing, dan
terciptanya suasana kondusif untuk pemberdayaan ekonomi yang berpihak kepada rakyat kecil
melalui kebijakan secara berkesinambungan . Etika ini mencegah terjadinya praktik-praktik
monopoli, oligopoli, kebijakan ekonomi yang mengarah kepada perbuatan korupsi, kolusi dan
nepotisme, diskriminasi yang berdampak negatif terhadap efisiensi, persaingan sehat, dan
keadilan, serta menghindarkan perilaku menghalalkan segala cara dalam memperoleh
keuntungan.
5. Etika Keilmuan
8
membaca, belajar, meneliti, menulis, berkarya, serta menciptakan iklim kondusif bagi
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
6. Etika Lingkungan
Kesadaran etika yang merupakan kesadaran relasional, akan tumbuh subur bagi warga
masyarakat Indonesia ketika nilai-nilai Pancasila itu diyakini kebenarannya oleh masyarakat
sehingga menjadi sebuah moralitas yang dijunjung tinggi oleh masyarakatnya. Kesadaran etik
lebih berkembang jika nilai-nilai moral Pancasila dapat dibreakdown ke norma-norma yang
diberlakukan yang mempunyai daya yang kuat masyarakat Indonesia dan ada kemauan serta
kesediaan menegakkan norma-norma (misalnya norma hukum dan berbagai peraturan) serta
sungguh-sungguh.
9
Negara, baik itu yang berhubungan dengan kekuasaa,kebijakan umum, pembagian serta
kewenangan harus berdasarkan pinsip-prinsip yang terkandung dalam pancasila. Dengan
demikian, pancasila merupakan sumber moralitas dalamprosees penyelenggaraan Negara,
terutama dalam hubungannya dengan legitimasi kekuasaan dann hokum. Pelaksanaan kekuasaan
dan penegakkan huum dinilai bermoral jika selalu berdasarkan pancasila, bukan berdasarkan
kepentingan penguasa berkala. Jadi pancasila merupakan talak ukur moralitas suatu penggunaan
kekuasaan dan penegak hokum.
Negara Indonesia berdasarkan Ketuhanan Yangg Maha Esa. Pernyataan tersebut secara
normative merupakan artikulasi sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Akan tetapi harus diingat,pernyataan tersebut bukan sebuah penegasan bahwa
Indonesia adalah Negara teokrasi yang mendasarkan kekuasaan Negara dan penyelenggaraan
Negara berdasarkan legitimasi religious, dimana kekuasaan kepala Negara bersifat absolut atau
mutlak. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa lebih berkaitan legitimasi moral. Artinya, proses
penyelenggaraan Negara dan kehidupan Negara tidak boleh diarahkan pada paham anti- Tuhan
dan anti-agama, akan kehidupan dan penyelenggaraan negra harus selalu berdasarkan nilai- nilai
Ketuhanan Yang Maha Esa. Dengan demikian sila pertama merupakan legitimasi moral religious
bagi bangsa Indonesia.
Selain berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, Negara Indonesia juga harus
berkemanusiaan yang adil dan beradab. Dengan kata lain,kemanusiaan yang adil dan beradab
memberikan legitimasi moral kemanusiaa dalam penyelenggaraan Negara. Negara padda
prinsipnya adalah persekutuaan hidup manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Manusia
merupakan dasar kehidupan serta pelakssanaan dan penyelenggaraan Negara. Oleh karena itu asa-
asas kemanusiaan mempunyai kedudukan mutlak dalam kehidupan Negara dan hukum,sehingga
jaminan hak asasi manusia harus diberikan kepada setiap warga Negara. Sila kemanusiaan yang
adil dan beradab mempunyai keterkaitan yang sangat erat dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa.
Kedua sila tersebut memberikan legitimasi moral religious ( sila ketuhana Yang Maha Esa) dan
legitimasi moral kemanusiaan ( sila kemanusiaan yang adil dan beradab) dalam kehidupan dan
proses penyelengaraan Negara Indonesia terjerumus ke dalam Negara kekuasaan (machtsstaats).
Negara Indonesia juga tidak bias dilepaskan dari unsur persatuan. Sila persatuan Indonesia
memberikan suatu penegasan bahwa Negara Indonesia merupakan suatu kesatuaan dalam hal
10
idiologi,plitik,ekonomi,social budaya dan keamanan. Proses penyelenggaraan Negara harus selalu
didasari oleh asas persatuan,dimana setiap kebijakan yang ditetapkan oleh penguasa tidak ditujuka
untuk memecah belah bangsa,tetapi untuk memperkokoh persatua dan kesatuan bangsa. Persatuan
Indonesia merupakan perwujutan paham kebangsaan Indonesia yang dijiwai oleh Ketuhana Yang
Maha Esa dan Kemanusiaan yang adil dan beradapb. Oleh karena itu paham kebangsaan Indonesia
bukanlah paham kebangsaan yang sempit (chauvinitis)., tetapi pahamkebangsaan yang sellalu
mengahrgai bangsa lain. Nasionalisme Indonesia mengatas paham golongan, suku bangsa serta
keturunan.
Sila keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia memberikan legitimasi hukum (legalitas)
dalam kehidupan dan penyelenggaraan negra. Indonesia merupakan Negara hukum yang selalu
menjunjung tinggi aspek keadilan social. Keadilan social merupakan tujuan dalam kehidupan
Negara, yang menunjukkab setiap warga Negara Indonesia mendapatkan perlakuan adil dalam
bidang hukum, plitik,social, ekonomi, dan kebudayaan. Oleh karena itu, untuk mencapai aspek
keadilan tersebut kehidupan dan penyelenggaraan Negara harus senantiasa berdasarkan hukum
yang berlaku. Pelanggaran terhadap prinsip-prinsip keadilan dalam kehidupan kenegaraan akan
menimbulkan ketidakseimbangan dalam kehidupan Negara, yang biasa mengakibatkan hancurnya
tatanan hidup kenegaraab serta terpecahnya kesatuan dan kesatuan bangsa.
Nilai nilai yang terkandung ddalam setiap sila pancasila harus dijadikan patokan bagi
setiap penyelenggaraan negra dan rakyat Indonesia. Nilai nilai tersebut harus diimplementasikan
dalam berbagai bidang kehidupan, sehingga pada akhirnya akan terbentuk suatu pemerintahan
yang etis serta rakyat yang bermoral pula.
11
2.5 Dinamika Dan Tantangan Pancasila Sebagai Sistem Etika
Problem implementasi etika dewasa ini menurut Mahfud MD (2012: 3-9) karena adanya
pengabaian moral dan etika berlangsung secara massif di hampir semua segi kehidupan berbangsa
dan bernegara. Etika mengalamai proses marginalisasi secara serius sedemikian ruga. Pergeseran
nilai akibat transaksi informasi global dan pola piker pragmatis-materialisme telah berimbas pada
peminggiran etika. Di pentas politik, etika politik sudah lama tiarap. Di bidang pemerintahan, etika
aparat pemerintahan semakin merosot. Di bidang sosial, etika dalam pergaulan antarsesama warga
semakin tergerus oleh berbagai hal, mulai dari pergeseran nilai sebagai imbas modernitas,
derasnya arus informasi yang tak terbendung, sampai menyeruaknya kembali politik identitas. Di
bidang hukum, yang terjadi sekarang adalah hukum dibuat dan titegakkan tanpa bertumpu pada
etika, moral, dan hati nurani sehingga menjauhi rasa keadilan.
Sejak terjadinya krisis multi dimensi, muncul ancaman yang serius terhadap persatuan dan
kesatuan bangsa dan terjadinya kemunduran dalam pelaksanaan etika politik, yang
melatarbelakangi munculnya TAP MPR No. VI Tahun 2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.
Krisis multi dimensi mengakibatkan terjadinya konflik sosial yang berkepanjangan, demonstrasi
di mana-mana, munculnya keinginan rakyat untuk integrasi bangsa, dan laintam. Hal mi akibat
dari menurunnya sikap sopan santun dan budi tuhur dalam pergaulan sosial, menurunnya tingkat
kejujuran dan sikap amanah dalam ketudupan berbangsa, pengabaian terhadap ketentuan hukum
dan peraturan yang dibabkan oleh faktor-faktor dari dalam maupun luar negeri (Pasaribu, 2013:
46). Faktor-faktor dari dalam negeri antara lain :
1. Melemahnya penghayatan dan pengamalan ajaran agama di kalangan aparatur, serta
munculnya pemahaman ajaran agama yang sempit dan keliru:
2. Sistem sentralisasi pemerintah di masa lalu yang mengakibatkan terjadinya
penumpukan kekuasaan di pusat dan pengahaian kepenungan daerah:
3. Tidak berkembangnya pemahaman dan penghargaan atas kebhinnekaan dan
kemajmukan dalam kehidupan berbangsa:
4. Terjadinya ketidak-adilan ekonomi dalam lingkup yang luas dan dalam kurun waktu
yang panjang, sehingga melewati ambang batas kesabaran masyarakat,
5. Kurangnya keteladanan dalam sikap dan prilaku sebagian pemimpin bangsa,
6. Tidak berjalannya penegakan hukum secara optimal, dan lemahnya kontrol sosial
dalam mengendalikan perilaku yang menyimpang dari etika:
12
7. Terjadinya pembatasan kemampuan budaya lokal, daerah dan nasional dalam
merespon pengaruh negatif dari budaya luar, Meningkatnya prostitusi, pornografi,
perjudian, serta pemakaian,peredaran dan penyeludupan narkotika.
Pokok-pokok Etika Kehidupan Berbangsa mengacu kepada normanorma agama dan cita-
cita kesatuan dan persatuan bangsa, kemandirian, keunggulan dan kejayaan bangsa. Perhatian
terhadap nilai-nilai tersebut oleh setiap aparatur sangat erat kaitannya dengan latar belakang
agama, sejarah, budaya dan perkembangan kondisi sosial dan lingkungan hidup seseorang. Trend
dalam pengembangan etika pemerintahan tampaknya dipicu oleh permasalahan yang relatif sama
yaitu korupsi. Dalam hal ini di negara manapun tidak ada yang menghalalkan korupsi, termasuk
menerima suap.
Banyak kasus di berbagai negara maju di Asia, Eropa dan Amerika, di mana salah seorang
Pejabat Tinggi Negara harus mengundurkan diri dari jabatan, karena terbukti melakukan korupsi
atau menerima suap. Selain itu, Kode Etik lain yang juga sama antara lain: larangan membocorkan
rahasia negara, mendahulukan kepentingan pribadi daripada kepentingan negara dan masyarakat,
dan kewajiban untuk mematuhi dan melaksanakan ketentuan hukum dan peraturan perundang-
undangan, serta ketentuan lain yang berlaku.
Begitu juga dengan kenyataan sebaliknya, sebagaimana disebutkan di atas, bahwa krisis
multidimcnsi adalah menurunnya kepercayaan publik kepada pemerintah, bentrok dengan pihak
keamanan, tawuran antar masyarakat, demonstrasi dimana-mana, dan sebagainya. Semua hal
tersebut akan member pengaruh kepada keberhasilan pembangunan. Apakah mungkin
pelaksanaan ncgara dapat dicapai dengan baik jika masyarakat tidak menaruh kepercayaan kepada
pemerintah. Akibat pertama yang mungkin muncul adalah hilangnya keseriusan pclaksana
pembangunan di lapangan, dan hal ini bermuara pada kurang serius pelaksanaan dan tentu
berakibat pada rendahnya mutu pekerjaan.
13
Masyarakat yang sebelumnya dianggap sebagai pengontrol pelaksanaan pembangunan di
wilayahnya, balik menjadi apatis dan tidak menghiraukan pembangunan yang dilaksanakan.
Akibatnya, bukan mustahil akan terjadi pembangunan dengan mutu seadanya dan bahkan muncul
hal yang lebih buruk lagi, yaitu masyarakat bahkan merusak pembangunan yang dilaksanakan.
Kebencian masyarakat yang tumbuh dan berkembang terhadap pemerintah sangat berpengaruh
terhadap mutu pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah, bahkan mengancam
keberhasilannya.
Solusi menguatkan etika adalah sebagamana dituangkan dalam Ketetapan Nomor
VVMPR/2001 dengan menentukan arah kebijakan untuk memperkuat etika bernegara sebagai
berikut.
1) Menyaktualisasikan nilai-nilai agama dan budaha luhur bangsa dalam kehidupan pribadi,
keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara melalui pendidikan formal, informal, dan
nonformal dan pemberian contoh keteladanan oleh para pemimpin negara, pemimpin
bangsa, dan pemimpin masyarakat.
2) Mengarahkan orientasi pendidikan yang mengutamakan aspek pengenalan menjadi
pendidikan yang bersifat terpadu dengan menckankan ajaran ctika yang bersumber dari
ajara agama dan budaya luhur bangsa serta pendidikan watak dan budi pekerti yang
menekankan keseimbangan antara kecerdasan intelektual, kematangan emosional dan
spritiual, serta amal kebajikan.
3) Mengupayakan agar setiap program pembangunan dan keseluruhan aktivitas kehidupan
berbangsa dijiwai oleh nilai-nilai etika Pancasila dan akhlak mulia, baik pada
tahapperencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi.
Pancasila sebagai sistem etika adalah cabang filsafat yang dijabarkan dari silasila Pancasila
untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia.
Pentingnya pancasia sebagai sistem etika bagi bangsa Indonesia ialah menjadi rambu normatif
untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia.
Pancasila sebagai suatu sistem etika pada hakikatnya merupakan suatu nilai yang menjadi sumber
dari segala penjabaran norma baik norma hukum, norma moral maupun norma kenegaraan lainnya.
14
Pancasila sebagai sistem etika di samping merupakan way of life bangsa Indonesia, juga
merupakan struktur pemikiran yang disusun untuk memberikan tuntunan atau panduan kepada
setiap warga negara Indonesia dalam bersikap dan bertingkah laku. Etika Pancasila tidak
memposisikan secara berbeda atau bertentangan dengan aliran-aliran besar etika yang
mendasarkan pada kewajiban, tujuan tindakan dan pengembangan karakter moral, namun justru
merangkum dari aliranaliran besar tersebut. Etika Pancasila adalah etika yang mendasarkan
penilaian baik dan buruk pada nilai-nilai Pancasila, yaitu nilai Ketuhanan, Kemanusiaan,
Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan. Menilik nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, maka
Pancasila dapat menjadi sistem etika yang sangat kuat, nilai-nilai yang ada tidak hanya bersifat
mendasar, namun juga realistis dan aplikatif.
Pancasila sebagai sistem etika, dimaksudkan untuk mengembangkan dimensi moralitas
dalam diri setiap individu sehingga memiliki kemampuan menampilkan sikap spiritualitas dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pendukung dari Pancasila sebagai sistem
etika adalah Pancasila memegang peranan dalam perwujudan sebuah sistem etika yang baik di
negara ini, Di setiap saat dan dimana saja kita berada kita diwajibkan untuk beretika disetiap
tingkah laku kita. Implementasi Pancasila sebagai sistem etika harus senantiasa terwujud prinsip-
prinsip sebagai nilai luhur. Eksistensi pancasila sebagai sistem etika dapat ditegakkan dengan
mengimplementasikan prinsip konstitusionalisme dalam penyelenggaraan pemerintahan Negara
Indonesia.
2.6 Makna Dan Aktualisasi Sila-Sila Pancasila Dalam Kehidupan Berbangsa Dan
Bernegara
2.6.1 Makna Dan Aktualisasi Sila Ketuhanan Yang Maha Esa Dalam Kehidupan
Bernegara
Ketuhanan yang maha esa mengandung pengertian dan keyakinan adanya Tuhan Yang
Maha Esa,pencipta alam semesta beserta isinya keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa itu
bukan suatu dokumen atau kepercayaan yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya melalui akal
pikiran melainkan suatu kepercayaan yang berakar pada pengetahuan yang benar yang dapat
diuji atau dibuktikan melalui kaidah-kaidah logika agama. hendaknya menjadi titik konvergen
dari berbagai ajaran normal moral kepentingan keyakinan serta niat untuk membangun ada
15
beberapa syarat dialog antar umat beragama .
16
bercorak sosialis dan religius dapat dijiwai oleh Pancasila pada sila pertamanya yang
diperkuat dengan bukti bahwa tidak ada satupun luar agama di dunia ini yang
mengajarkan kepada pemeluknyauntuk menomorsatukan individualisme.
• Makna dan akutualisasi sila ketuhanan yang maha esa dalam pembangunan sosial budaya
Pembangunan sosial budaya termasuk salah satu aspek pembangunan yang penting dan
senantiasa terus ditingkatkan kualitasnya pancasila. Khususnya sila ketuhanan yang
maha esamenjadi moralitas utama untuk menyelenggarakan proses pembangunan dalam
aspek ini yangdapat diwujudkan dengan cara
• Senantiasa berdasarkan kepada sistem nilai yang sesuai dengan nilai-nilai budaya
yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia
• Pembangunan ditunjukkan untuk meningkatkan derajat kemerdekaan manusia
dan kebebasan spiritual
• Menciptakan sistem sosial budaya yang beradab melalui pendekatan kemanusiaan
secara universal.
• Makna dan akutualisasi sila ketuhanan yang maha esa dalam pembangunan dalam bidang
HANKAM
Perwujudan nilai-nilai Pancasila dalam pembangunan bidang pertahanan dan keamanan
dapatdilakukan dengan cara pertahanan dan keamanan negara harus berdasarkan pada
tujuan demi tercapainyakesejahteraan hidup manusia sebagai makhluk Tuhan yang maha
esa,pertahanan dan keamanan negara harus berdasarkan kepada tujuan demi terciptanya
kepentingan seluruh warga negara Indonesia.pertahanan dan keamanan negara harus
mampu menjamin hak asasi manusiapersamaan derajat serta kebebasan kemanusiaan
pertahanan dan keamanan harus dibutuhkan demi terwujudnya keadilan dalam
kehidupan masyarakat
• Makna dan akutualisasi sila ketuhanan yang maha esa dalam pembangunan bidang hukum
dan ham
Negara hukum Pancasila mengandung lima asas salah satunya adalah asas Ketuhanan
Yang Maha Esa yang tercantum pada pembukaan undang-undang 1945 alinea ke-4
17
pidato. Soekarno tersebut merupakan rangkuman pendapat dari anggota BPUPKI
mengenai dasar negara posisiagama dalam negara hukum Pancasila tidak bisa dipisahkan
dengan negara dan pemerintahan.
2.6.2 Makna dan akutualisasi sila kemanusiaan yang adil dan beradab dalam kehidupan
bernegara
Kemanusiaan yang adil dan beradab menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan
mengajarkan untuk menghormati harkat martabat manusia dalam menjamin hak-hak asasi
manusia. kemanusiaan yang beradab mengandung bahwa pembentukan hukum harus
menunjukkan karakter dan ciri-ciri hukum manusia yang beradab.
• Makna aktualisasi sila kemanusiaan yang adil dan beradab dalam bidang politik
Wujud nyata dari sila kemanusiaan yang adil dan beradab ini dapat dipertimbangkan
beberapaprinsip pemikiran implementatif dalam bidang politik.
• Makna dan aktualisasi sila kemanusiaan yang adil dan beradab dalam bidang ekonomi
Pemerataan ekonomi yang akan dicapai tidak hanya untuk mewujudkan pembangunan
ekonomi yang humanistik namun juga mengemban amanat yang terkandung dalam
Pembukaan UUD 1945 yang menjelaskan bahwa tujuan negara Indonesia adalah
terciptanya keadilan seluruh bagi seluruh bagi rakyat Indonesia wujud nyata dari sila
kemanusiaan yang adil dan beradab.
• Makna aktualisasi sila kemanusiaan yang adil dan beradab dalam bidang sosial budaya
Implementasi nilai-nilai Pancasila dalam pembangunan sosial budaya tertuang dalam sila
ke-2yakni kemanusiaan yang adil dan beradab wujud nyata dari sila kemanusiaan yang
adil dan beradab.
• Makna aktualisasi sila kemanusiaan yang adil dan beradab dalam bidang HANKAM
18
senantiasa berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila Perwujudan nilai-nilai Pancasila dalam
pembangunan bidang ini dapat dilakukan dengan cara
• Makna aktualisasi sila kemanusiaan yang adil dan beradab dalam bidang hukum dan
HAM
Alam mengaktualisasikan sila kemanusiaan yang adil dan beradab dalam pembangunan
bidanghukum dan hak asasi manusia harus bersumber dari ketentuan UUD 1945 wujud
nyata dari silakemanusiaan yang adil dan beradab.
• Makna dan aktualisasi sila persatuan indonesia dalam pmbangunan bidang politik
19
• Makna dan aktualisasi sila persatuan indonesia dalam pembangunan bidang ekonomi
Perkembangan ekonomi dunia yang semakin pesat telah dimulai semenjak terjadinya
proses pengintegrasian berbagai kawasan di dunia sering dengan keberadaan
kolonialisme Eropa di Amerika. globalisasi sebagai suatu isme yang mulai dianut
sebagian besar negara di dunia ini telah menjadi suatu keniscayaan history yang telah
yang tidak terbantahkan meski tersimpan agenda kepentingan nasional negara maju di
dalamnya.
• Makna dan aktualisasi sila persatuan indonesia dalam pembangunan bidang sosial
budaya
Era globalisasi tidak menutup kemungkinan adanya budaya luar yang masuk ke Indonesia
yangdan melebur dalam kebudayaan bangsa. Hal ini merupakan ancaman tersendiri bagi
negara untuk menghadapi suatu konflik perpecahan di dalam negara perlu untuk
memulihkan kesadaran dari makna sila ke-3 Persatuan Indonesia dalam pribadi
masyarakat agar masyarakat Indonesia menyadari betapa pentingnya persatuan dalam
suatu kehidupan berbangsa dan bernegara demi tetap menjaga persatuan.
• Makna dan aktualisasi sila persatuan indonesia dalam pembangunan bidaang hukum dan
HAM
20
Keberadaan Indonesia sebagai negara hukum dapat ditemukan dalam penjelasan UUD
1945, sebagai manajemen disebut bahwa Indonesia ialah negara yang berdasar hukum
dan tidak berdasarkan pada Kekuasaan semata hal tersebut ditandai dengan meningkatnya
kriminalitas bukan hanya dalam kondisi tas dan volume saja tetapi juga dalam kualitas
atau intensitas
2.6.4 Makna dan aktualisasi sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan dalam kehidupan bernegara
a) Makna yang terkandung dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa adalah sebagai berikut
demokrasi
b) Permusyawaratan
• Makna dan aktualisasi sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan dalam pembangunan bidang politik
a) Penjelmaan dari sila ke-4, maka dasar politik negara kedaulatan rakyat tidak boleh
disamakandengan demokrasi lebih-lebih demokrasi politik akan tetapi lebih luas
berarti di dalam negararakyat adalah pendukung kekuasaan yang tertinggi didalamnya
tersimpul demokrasi termasuk demokrasi politik keduanya dalam kedudukan dan
makna sebagai cita-cita politik
b) Merupakan penjelmaan juga dari sila kelima keadilan sosial bagi seluruh rakyat
indonesiagrasi sosial dalam arti luas.
• Makna dan aktualisasi sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaandalam
permusyawaratan perwakilan dalam pembangunan bidang ekonomi
a) mengacu pada pasal 33 UUD 1945 ada tiga unsur demokrasi ekonomi yaitu aspek
produksi aspek distribusi dan aspek kepemilikan usaha bersama oleh rakyat sebesar
21
substansinya yang ialah yang pertama itu partisipasi seluruh anggota masyarakat
dalam proses produk nasional yang kedua partisipasi seluruh anggota masyarakat
dalam turut menikmati hasil produksi
b) nasional ketiga kegiatan produksi dan pembagian hasil produksi nasional itu harus
berlangsungdi bawah pimpinan atau kepemilikan anggota-anggota masyarakat.
• Makna dan aktualisasi sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan dalam pembangunan bidang sosial budaya
22
▪ Keseimbangan hak dan kewajiban
▪ mengutamakan persatuan demi kepentingan dan keamanan masyarakat
▪ melindungi hak-hak minoritas
▪ menunjukkan rasa keadilan
▪ membiasakan untuk berbuat sesuai dengan aturan yang berlaku tujuan
▪ biasakan menyelesaikan persoalan dengan musyawarah atau rapat
▪ selalu bertanggung jawab atas keputusan musyawarah
▪ memberikan kritik yang membangun
▪ iktikad baik dan penuh tanggung jawab adalah menerima suatu tugas atau
jabatan
• Makna dan aktualisasi sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaandalam
permusyawaratan perwakilan dalam pembangunan bidang hukum dan HAM
Dalam kehidupan kebersamaan antar bangsa di dunia dalam era globalisasi yang harus
diperhatikan pertama pemantapan jati diri bangsa kedua pengembangan prinsip-prinsip
yangberlaku pada filosofi kemanusiaan dan nilai-nilai Pancasila antara lain
2.6.5 Makna dan aktualisasi sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia dalam
kehidupan bernegara
Nilai keadilan sosial mengamanatkan bahwa semua warga negara memiliki hak yang
sama dan bahwa semua orang sama dihadapan hukum penegakan hukum dan keadilan
adalah wujud kesejahteraan manusia lahir dan batin sosial dan moral dalam Sila keadilan
sosial bagiseluruh rakyat Indonesia didasarkan oleh sila pertama kedua dan ketiga sampai
keempat konsekuensi nilai keadilan harus terwujud adalah
23
terhadaprakyatnya
b) keadilan legal yaitu suatu hubungan keadilan antara warga negara terhadap
negaranya
c) keadilan komunikatif adalah hubungan keadilan antara antara warga negara
satudengan yang lainnya secara timbal balik
• Makna dan aktualisasi sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia dalam
pembangunan bidang politik
• Makna dan aktualisasi sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia dalam
pembangunan bidang ekonomi
• Makna dan aktualisasi sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia dalam
pembangunan bidang sosial-budaya
a) pada keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia ini manusia menyadari hak dan
kewajibanyang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat
Indonesia dalamhal ini Kembangan perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan
suasana
b) kekeluargaan dan gotong royong.
• Makna dan aktualisasi sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia dalam
pembangunan bidang hankam dan HAM
24
a) Aktualisasi Sila keadilan sosial bagi seluruh Indonesia dalam bidang hukum dan
HAM dapatdilakukan sikap berikut.
25
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Etika adalah suatu ilmu tentang perilaku atau moral manusia yang berhubungan dengan
perilaku baik baik arau perilaku buruk, yang sering orang menyebut etika dengan istilah moral.
Pancasila merupakan dasar etika politik bagi bangsa Indonesia. Hal ini mengandung
pengertian,nilai nilai yang terkandung dalam setiap sila pancasila menjadi sumber etika politik
yang harus selalu mewarnai dan diamalkan dalam kehidupan politik bangsa Indonesia baik
oleh rakyat ataupun oleh penguasa.oleh karena itu dapat dikatakan kehidupan politik yang
meliputi berbagai aktivitas polituk dinilai etis, jika selalu berpijak pada Ketuhanan Yang Maha
Esa, kemanusiaan yang adil dan beradap, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan serta selalu dituju untuk mencapai
keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
3.2 Saran
Banyak kekurangan dari makalah ini namun kami penulis berharap kiranya makalah ini
dapat membantu pembaca untuk memahami pancasila sebagai sistem etika.
26
DAFTAR PUSTAKA
27