Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MAKALAH MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA

Disusun Oleh :

Akhsin Yusroni (200910301090)

Anisa Nur Maulinda (200910202068)

Ariafudin Kusuma Novandi (200810102060)

Fauzan setyawan pandu wibowo ( 200910202082)

Dosen Pengampu :

Anisyatul Hilmiah, M.Pd

UNIVERSITAS JEMBER
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa yang telah melimpahkan


rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “ PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA” dengan baik dan selesai
tepat waktu.

Makalah disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan


Pancasila. Rasa terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Anis Syatul Hilmiah,
M.Pd. selaku pembimbing materi dalam pembuatan Makalah , serta semua pihak
yang sudah mendukung dalam penyusunan Makalah ini. Harapan Kami dari
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah wawasan dan
pengetahuan tentang Pancasila sebagai sistem etika, serta Pancasila sebagai solusi
problem negara.

Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dengan kata
sempurna dengan segala kekurangan yang kami miliki. Tegur sapa dari pembaca
tentang kekurangan dari Makalah ini akan kami terima dengan tangan terbuka
demi perbaikan dan penyempurnaan Makalah ini guna peningkatan pembuatan
makalah pada kemudian hari.

Jember, 24 April 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................5
1.3 Tujuan................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................6
2.1 Pengertian Etika.......................................................................................................6
2.2 Aliran Aliran Etika.............................................................................................6
2.3 Etika Pancasila...................................................................................................7
2.4 Pancasila Sebagai Solusi Untuk Beragam Permasalahan yang Dihadapi Bangsa
Indonesia......................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan............................................................................................................16
3.2 Saran......................................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada era saat ini dimana pengetahuan semakin berkembang, dan
ditemukan beragam teknologi yang mempermudah proses komunikasi jarak
jauh. Hal tersebut tentunya sangat menguntungkan, hal ini tidak lain karna
komunikasi sendiri merupakan salah satu hal terpenting dalam
mengembangkan sebuah pengetahuan juga kebudayaan. Dengan ini,
masyarakat Indonesia akan dengan mudah memperoleh pengetahuan baru,
bahkan memunculkan ilmuan ilmuan baru melalui proses komunikasi tersebut.
Dalam berkomunikasi seseorang akan melakukan interaksi baik secara
langsung maupun tidak langsung. Yang mana interaksi tersebut akan
menimbulkan isyarat kontak yang menuntut adanya aksi reaksi. Dalam hal ini
interaksi sosial memberikan dampak yang positif terhadap pengetahuan.
Selain dampak positif sebuah interaksi juga menimpulkan dampak negatif
dengan bermacam bidang sesuai dengan interaksi dan pemaknaan individu
yang bersangkutan. Permasalahan tersebut dapat berupa permasalahan
ekonomi, politik, sosial, budaya, dan moral.
Pada era ini dapat dijumpai beragam penyimpangan dan pelanggaran
moral dan etika dalam masyarakat. seperti praktek diskriminasi,
penyimpangan atas hak hak kemanusiaan, dekadensi moral, praktik praktik
korupsi, perusakan lingkungan, eksploitasi tanpa revitalisasi lingkungan, dan
lain sebagainya. Hal hal tersebut dapat terjadi oleh banyak faktor. Penyebab
utama dari perilaku penyimpangan tersebut adalah karakter sosial. Yang mana
karakter merupakan sesuatu yang bisa di bentuk dan di kendalikan melalui
komunikasi dan pendekatan pendekatan sosial lain. Dalam hal ini komunikasi
merupakan faktor yang sangat mempengaruhi pembentukan karakter. Interaksi
yang baik akan memunculkan karkter yang baik pula, pun sebaliknya.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa yang dimaksud dengan etika
2) Apa saja yang termasuk aliran aliran etika
3) Apa yang dimaksud dengan etika pancasila
4) Apa urgensi dari pancasila sebagai sistem etika
5) Bagaimana pancasila dapat menjadi problem solving untuk permasalahan
permasalahan yang dihadapi bangsa indonesia

1.3 Tujuan
Makalah ini disusun untuk mengetahui apa pengertian dari etika itu
sendiri, juga aliran aliran etika. Kemudian makalah ini disusun untuk
mengetahui apa itu etika pncasila, urgensi pancasila sebagai sistem etika dan
bagaimana pancasila dapat menjadi problem solving dari permasalahan
permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Etika


Secara etimologis (asal kata), etika berasal dari bahasa Yunani, yaitu ethos
yang berarti watak kesusilaan atau adat. Istilah identik dengan moral yang
berasal dari bahasa latin mores yang memiliki arti adat atau cara hidup. Etika
juga dapat dipahami sebagai suatu aturan atau norma-norma yang dipakai
sebagai pedoman berperilaku di dalam masyarakat bagi seseorang.

Definisi etika secara khusus adalah ilmu mengenai perilaku dan kesusilaan
manusia di dalam lingkungan pergaulannya yang menyangkut aturan dan
prinsip mengenai tingkah laku yang benar. Jadi, etika merupakan sesuatu
kewajiban dan tanggung jawab sosial dan moral setiap orang di dalam
pergaulan di masyarakat.

Etika sering diidentikkan dengan moral (moralitas). Namun, meskipun


sama-sama terkait dengan baik-buruknya tindakan manusia, etika dan moral
memiliki perbedaan pengertian. Moralitas lebih condong pada pengertian nilai
baik dan buruk dari setiap perbuatan manusia itu sendiri, sedangkan etika
berarti ilmu yang mempelajari tentang baik dan buruk. dapat disimpulkan
bahwa etika berfungsi sebagai teori tentang perbuatan baik dan buruk. dalam
filsafat terkadang etika disamakan dengan filsafat moral.

2.2 Aliran Aliran Etika


Dalam kajian etika dikenal tiga teori/aliran besar, yaitu deontologi,
teleologi dan keutamaan. Setiap aliran memiliki sudut pandang sendiri-sendiri
dalam menilai apakah suatu perbuatan dikatakan baik atau buruk.
1) Etika Deontologi.
Etika Deontologi memandang tindakan dinilai baik atau buruk
berdasarkan apakah tindakan itu sesuai atau tidak dengan kewajiban.
Dalam etika deontologi tidak memandang akibat dari tindakan tersebut
baik atau buruk. kebaikan diartikan ketika seseorang melaksanakan apa
yang sudah menjadi kewajibannya (Immanuel Kant, 1734-1804).
2) Etika Teleologi
Etika Teleologi adalah kebalikan dari Etika Teleologi, pada Etika
Teleologi baik buruknya suatu tindakan dilihat berdasarkan tujuan atau
akibat dari perbuatan itu sendiri. Etika teologi bersifat situasional yaitu
memilih mana yang membawa akibat baik dari sebuah tindakan meskipun
harus melanggar kewajiban, nilai norma lain. Etika teleology dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu;
 Egoisme Etis
 Utilitarianisme
3) Etika Keutamaan
Etika Keutamaan tidak mempersoalkan akibat dari suatu tindakan, serta
tidak mendasarkan pada penilaian moral dan pada kewajiban terhadap
hukum moral universal, tetapi pada pengembangan karakter moral pada
diri setiap orang. Orang tidak hanya melakukan tindakan yang baik,
melainkan menjadi orang yang baik. Karakter moral ini dibangun dengan
cara meneladani perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan oleh para tokoh
besar atau orang-orang terdahulu yang dianggap teladan.

2.3 Etika Pancasila


Etika Pancasila adalah cabang filsafat yang dijabarkan dari sila-
sila Pancasila untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara di Indonesia. Di dalam etika Pancasila terkandung nilai-nilai
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.
Pancasila sebagai sistem etika bersumber dari kehidupan masyarakat
berbagai etnik di Indonesia. Selain itu, Pancasila sebagai sistem etika terdapat
dalam norma dasar (grundnorm) yang digunakan sebagai pedoman
penyusunan peraturan. Secara politis, Pancasila sebagai sistem etika mengatur
masalah perilaku politikus yang berhubungan dengan praktik institusi sosial,
hukum, komunitas, struktur sosial, politik dan ekonomi. Dengan kata lain,
para penyelenggara negara harus mencerminkan etika dari Pancasila.
Urgensi Pancasila Sebagai Sistem Etika dalam Kehidupan Pentingnya
Pancasila sebagai sistem etika terkait dengan permaslahan yang dihadapi oleh
bangsa Indonesia diantaranya:
1) Masih terdapat kasus korupsi yang melemahkan sendi kehidupan
negara
2) Masih terdapat kasus terorisme yang mengatasnamakan agama
sehingga menurunkan sikap toleransi dan menghambat integrase
nasional
3) Masih terjadinya pelanggaran atas arti HAM dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
4) Terdapat kesenjangan antara kelompok miskin dan kaya serta masih
terdapatnya kaum marginal di beberapa wilayah yang merasa
terasingkan
5) Masih adanya ketidakadilan hukum dalam sistem peradilan di
Indonesia
6) Banyak terjadi pengingkaran dalam pembayaran pajak, dan
sebagainya

Pancasila sebagai sistem etika memerlukan kajian kritis-rasional


terhadap nilai moral yang hidup agar tidak terjebak dalam pandangan yang
bersifat mitos. Misalnya korupsi terjadi karena pejabat diberi hadiah oleh
seorang yang membutuhkan sehingga urusannya lancar. Dia menerima hadiah
tanpa memikirkan alasan orang tersebut memberikan bantuan. Sehingga tidak
tahu kalua perbuatannya dikategorikan dalam bentuk suap. Hal yang sangat
penting dalam mengembangkan Pancasila sebagai sistem etika meliputi:

1) Menempatkan Pancasila sebagai sumber moral dan penentu sikap,


tindakan serta keputusan yang akan diambil setiap warga negara.
2) Pancasila memberikan pedoman bagi setiap warga negara agar
memiliki orientasi yang jelas dalam pergaulan regional, nasional dan
internasional
3) Pancasila menjadi dasar analisis kebijakan yang dibuat penyelenggara
negara sehingga mencerminkan semangat kenegaraan berjiwa
Pancasila
4) Pancasila menjadi filter terhadap pluralitas nilai yang berkembang
dalam berbagai bidag kehidupan.

Pancasila sebagai sistem etika terletak pada hal-hal berikut:

1) Sila Ketuhanan mencerminkan bahwa Tuhan merupakan penjamin


prinsip moral. Setiap perilaku warga negara didasarkan pada prinsip
moral yang bersumber pada norma agama. Ketika prinsip moral
berlandaskan pada norma agama, maka akan memberikan kekuatan
pada prinsip agar dilaksanakan oleh pengikutnya.
2) Sila Kemanusiaan memiliki prinsip acta humanus. Tindakan
kemanusiaan diimplikasikan melalui sikap adil dan beradab guna
menjamin tata pergaulan antar manusia dan antar makhluk yang
berdasar pada nilai kemanusiaan tertinggi (kebajikan dan kearifan).
3) Sila Persatuan memiliki arti kesediaan hidup bersama di atas
kepentingan individu dan kelompok dalam kehidupan bernegara.
Landasannya adalah nilai solidaritas dan semangat kebersamaan yang
melahirkan kekuatan dalam menghadapi ancaman pemecah belah
bangsa.
4) Sila Kerakyatan sebagai sistem etika terletak pada konsep musyawarah
untuk mufakat.
5) Sila Keadilan sebagai perwujudan dari sistem etika tidak menekankan
pada kewajiban saja (deontologi) atau tujuan saja (teleologi). Akan
tetapi lebih menonjolkan pada kebijaksanaan

Hal-hal penting yang sangat urgen bagi pengembangan Pancasila sebagai


system etika meliputi hal-hal sebagai berikut :

1) Meletakkan sila-sila Pancasila sebagai system etika berarti


menempatkan Pancasila sebagai sumber moral dan inspirasi bagi
penentu sikap, tindakan, dan keputusan yang diambil setiap warga
negara.
2) Pancasila sebagai system etika memberi guidance bagi setiap warga
negara sehingga memiliki orientasi yang jelas dalam tata pergaulan,
baik local, nasional, regional, maupun internasional.
3) Pancasila sebagai system etika dapat menjadi dasar analisis bagi
berbagai kebijakan yang dibuat oleh penyelenggara negara sehingga
tidak keluar dari semangat negara kebangsaan yang berjiwa Pancasila.
4) Pancasila sebagai system etika dapat menjadi filter untuk menyaring
pluralitas nilai yang berkembang dalam kehidupan masyarakat sebagai
dampak globalisasi yang memengaruhi pemikiran warga negara.

2.4 Pancasila Sebagai Solusi Untuk Beragam Permasalahan yang Dihadapi


Bangsa Indonesia
Sebagai dasar negara, Pancasila dipergunakan untuk dapat mengatur
seluruh tatanan kehidupan bangsa serta negara Indonesia. Hal ini
mengandung arti bahwa segala sesuatu yang berhubungan dengan
pelaksanaan sistem ketatanegaraan Negara Kesatuan Republik Indonesia
harus berdasarkan Pancasila. Maka dari itu Pancasila juga dapat dikatakan
sebagai solusi adanya persoalan yang terjadi di Indonesia. Seperti halnya yang
sering kita ketahui bersama yaitu :

1) Korupsi
Korupsi merupakan tindakan melawan hukum untuk mengambil
yang bukan haknya melainkan hak rakyat dan pencurian uang itu tidak
berjumlah sedikit miliaran bahkan triliunan dapat merugikan keuangan
atau perekonomian negara. Korupsi juga dipandang sebagai perbuatan
yang bertententangan dengan nilai nilai Pancasila yaitu pada sila
pertama dan juga sila kelima.
Kurangnya efek jera menjadi penyebab utama korupsi ini. Negara
lain sudah menerapkan hukuman berat bagi pelaku korupsi. Seperti di
Arab Saudi yang dihukum potong tangan. Bahkan Tiongkok
menerapkan hukuman mati. Hukuman-hukuman diatas tidak dapat
diberlakukan di Indonesia dikarenakan adanya HAM. Perbuatan
korupsi sangat bertentangan dengan sila kesatu (Ketuhanan Yang
Maha Esa). Dimana dalam praktek pencurian uang tersebut, mereka
tidak percaya lagi bahwa Allah selalu memperhatikan hamba-
hambanya serta dalam sila kelima (Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia) dalam prakteknya mereka yang melakukan tindakan
korupsi telah mencuri uang negara serta hak yang seharusnya diterima
oleh rakyat. Permasalahan ini dapat diatasi oleh sila pertama. Dalam
hukum agama Islam orang yang mencuri atau mengambil hak orang
lain akan mendapatkan hukuman potong tangan agar tidak ada yang
mengikuti jejak orang tersebut adalah hukuman yang dapat
memberikan efek jera. Kasus tindak pidana yang baru-baru ini terjadi
adalah kasus korupsi bansos yang diberikan kepada rakyat dimasa
pandemi covid 19 ini serta kasus korupsi ASABRI.
 Jakarta - Korps Adhyaksa membongkar modus baru tindak pidana
pencucian uang (TPPU) dalam mega skandal dugaan korupsi di PT
Asabri. Para tersangka ternyata menggunakan aset digital berupa
mata uang kripto (cryptocurrency) untuk menyamarkan perbuatan
korupsi.Modus baru pencucian dengan uang kripto itu bermula dari
pemeriksaan seorang direktur berinisial OAD dari PT Indodax
Nasional Indonesia pada Jumat, 16 April 2021. Dicek dari situsnya
disebutkan Indodax adalah platform jual-beli atau biasa disebut
marketplace aset kripto dengan lebih dari 3 juta anggota yang bisa
bertransaksi aset kripto seperti Bitcoin, Ethereum, Ripple, serta
puluhan aset lainnya. Febrie Ardiansyah mengungkap pemeriksaan
Direktur PT Indodax itu terkait dengan dugaan penggunaan
fasilitas kripto oleh para tersangka kasus ASABRI. Febrie
menyebutkan ada dugaan para tersangka itu menyimpan atau
menyembunyikan aliran uang melalui fasilitas kripto itu.
 Dalam perkara dugaan suap bansos Covid-19, KPK telah
menetapkan lima orang sebagai tersangka. Sebagai tersangka
penerima suap diantaranya Juliari Peter Batubara selaku Menteri
Sosial (Mensos); Matheus Joko Santoso (MJS) dan Adi Wahyono
(AW) selaku pejabat pembuat komitmen (PPK) di Kemensos.
Selain itu sebagai pemberi suap, KPK menetapkan Ardian Iskandar
Maddanatja (AIM) dan Harry Sidabuke (HS) selaku pihak swasta.
KPK menduga, Juliari menerima fee sebesar Rp 17 miliar dari dua
periode paket sembako program bantuan sosial (Bansos)
penanganan Covid-19 untuk wilayah Jabodetabek. Penerimaan
suap itu diterima dari pihak swasta dengan dimaksud untuk
mendapatkan tender sembako di Kementerian Sosial RI. Juliari
menerima fee tiap paket Bansos yang di sepakati oleh Matheus
Joko Santoso selaku pejabat pembuat komitmen (PPK) sebesar Rp
10 ribu perpaket sembako dari nilai Rp 300 ribu perpaket Bansos.
2) Penegakan Hukum Yang Lemah
Negara Indonesia adalah negara hukum, namun hukum yang terjadi di
indonesia masih dapat dipermainkan. Bahkan ada pernyataan bahwa
hukum di indonesia masih "tumpul ke atas dan tajam ke bawah" Hal
ini dapat diatasi dengan mengamalkan Pancasila terutama sila kedua
Kemanusiaan yang adil dan beradab. Hukum yang tertulis maupun
tidak tertulis telah dibuat dengan banyak pertimbangan dengan hasil
berupa peraturan yang tegas namun dalam pelaksanaanya yang
dilaksanakan oleh manusia sebagai pelaku tidak sesuai dengan
peraturan yang berlaku. Contoh dalam persoalan ini yaitu :

 Kasus kecil yang sering terjadi disekitar kita adalah pelanggaran


lalu lintas. Seseorang telah melanggar lalu lintas dijalan, lalu
seorang aparat kepolisian melakukan tindakan penilangan sesuai
dengan pelanggaran namun seseorang itu menyuap polisi tersebut
agar tidak sampai ke persidangan. Hal seperti ini sering kita
ketahui bahkan bisa kita alami. Oleh karena itu, sekarang ini
kepolisian republik Indonesia telah menerapkan sistem tilang
secara elektronik atau disebut dengan E-tilang. Sistem ini
dilakukan dengan cctv yang terpasang dijalan yang akan melihat
pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat yang nantinya
apabila melanggar lalu lintas akan membayarr langsung ketika
membayar pajak kendaran dan diberikan surat penilangan online.
3) Kerusakan Lingkungan
Penjabaran, pengamalan atau aplikasi nilai-nilai Pancasila dalam
aspek pembangunan berwawasan lingkungan tidak bisa dipisahkan,
sebab Pancasila merupakan kesatuan yang bulat dan utuh yang
memberikan keyakinan kepada rakyat dan bangsa Indonesia, bahwa
kebahagiaan hidup akan tercapai jika didasarkan atas keselarasan,
keserasian dan keseimbangan, baik dalam hubungan manusia dengan
Tuhan Yang Maha Esa maupun manusia dengan manusia, manusia
dengan alam, dan manusia sebagai pribadi, dalam rangka mencapai
kemajuan lahir dan kemajuan batin. Antara manusia, masyarakat dan
lingkungan hidup terdapat hubungan timbal balik, yang harus selalu
dibina dan dikembangkan agar dapat tetap dalam keselarasan,
keserasian dan keseimbangan yang dinamis (Koesnadi
Hardjasoemantri, 2000 : 575). Dalam hal ini nilai-nilai dalam sila
Pancasila berhubungan erat dengan lingkungan dan manusia. Contoh
kasus kerusakan lingkungan yang terjadi di negara ini :
 Jakarta - Mahkamah Agung (MA) menolak permohonan
peninjauan kembali (PK) yang diajukan oleh sebuah perusahaan
batu bara di Kalimantan Selatan (Kalsel), PT M. Alasannya,
penambangan yang dilakukan PT M membuat alam rusak dan
mengancam aquifer air. Kasus bermula saat Walhi menggugat
Menteri ESDM dan PT M ke PTUN Jakarta. Walhi meminta
Menteri ESDM mencabut izin eksplorasi PT M karena operasi batu
baranya merusak alam.
 SURABAYA - Lingkungan dan biota laut di Selat Madura,
terpapar mikroplastik . Hal itu terungkap setelah Mahasiswa
Pecinta Alam (Mupalas) Universitas Muhammadiyah Surabaya,
melakukan audit merk-merk bungkus plastik yang menjadi sampah
di perairan (Brand Audit). Pemprov Jatim, didorong untuk segera
membuat Perda pelarangan/ pengurangan plastik sekali pakai,
sebagai upaya mengendalikan timbulnya sampah plastik di sungai
dan pesisir.
4) Dekadensi Moral
Anggapan dicanangkannya pancasila sebagai dasar negara, karena
isinya dianggap sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat yang
memiliki latar belakang kehidupan yang beraneka ragam. Sebagai
makhluk ciptaannya dan menjadi masyarakat Indonesia khususnya
wajib bertaqwa kepada Tuhan yang maha esa serta menjalankan
perintahnya, itu sesuai dengan sila pertama. Tapi makin kesini makin
banyak masyarakat yang tidak memiliki jiwa pancasila, pancasila
hanya sebatas ujaran dibibir saja, tapi tidak diwujudkan,diamalkan dan
diaplikasikan dalam kehidupan sehingga dimana-mana marak terjadi
perkelahian antar pelajar, penggunaan obat-obatan terlarang narkoba,
dan pergaulan bebas. Itu adalah tanda-tanda dari kemerosotan akhlak
bangsa yang sulit untuk diobati karena sila pertama untuk masyarakat
yang demikian hanyalah tulisan belaka tanpa diresapi maknanya. Kita
tahu bahwa manusia terdiri dari jiwa dan raga, diberikan akal oleh
Tuhan Yang Maha Kuasa, tapi seringkali akal itu dikalahkan oleh
nafsu pada diri masing-masing sehingga terciptanya sesuatu yang
buruk dalam mental dan moral.
 KOMPAS.com - Demonstrasi menolak disahkannya omnibus law
UU Cipta Kerja masih terjadi di berbagai daerah di Indonesia,
hingga Kamis (8/10/2020). Banyak dari aksi yang dilakukan oleh
buruh dan mahasiswa tersebut berakhir dengan ricuh. Ada yang
membakar ban, merusak mobil polisi, hingga merobohkan gerbang
kantor pemerintahan.
 Jakarta - Anggota DPRK Bireuen, Aceh, Usman Sulaiman
ditangkap anggota Badan Narkotika Nasional (BNN) karena
penyalahgunaan narkotika jenis sabu. Ironisnya, Usman Sulaiman
diduga sebagai pemilik sekaligus pengendali jaringan narkoba.
Usman Sulaiman disergap petugas BNN, di depan Masjid Raya Idi
Rayeuk, Aceh Timur, pada Selasa (20/4).
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sumber dari nilai nilai pancasila adalah dari kehidupan masyarakat
Indonesia sendiri. Yang mana keberagaman adalah faktor yang tidak dapat
ditinggalkan. Sebagai sistem etika, pancasila memiliki norma norma dasar
yang menjadi pedoman bagi bangsa Indonesia. baik dalam penyusunan
kebijakan dan peraturan perundang undangan, perilaku politikus, struktur
sosial, penegakan hukum, kegiatan ekonomi dan sebagainya.
Sebagai sistem etika, pancasila mampu menjawab beragam persoalan
bangsa Indonesia. untuk itu, pengamalan dari nilai nilai pancasila haruslah
selalu menjadi pusat perhatian pemerintah Indonesia.

3.2 Saran
Demikian makalah yang kami susun sebagai sebuah kewajiban bagi kami.
Kami mohon maaf apabila dalam penyususunan makalah ini terdapat
kekurangan dan kata kata yang tidak sempurna. Tak lupa kami ucapkan
terimakasih kepada ibu dosen pengampu kami dan juga teman teman yang
tidak luput mengingatkan san memberi semangat kepada kami. Semoga apa
yang kami usahakan ini dapat bermanfaat dan menjadi sumber referensi.

(Santoso, 2013) (Rahmatullah, 2004) (Kaelan, 2004) (Susilawati, 20(2))


(Santoso, 2013)
Daftar Isi
Kaelan. (2004). Pendidikan pancasila. Yogyakarta: paradigma.

Rahmatullah. (2004). Modul Pendidikan Pancasila. Makasar: Universitas


hasanudin.

Santoso, D. (2013). materi Ajar Mata Kuliah Pendidikan Pancasila . Jakarta:


Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan nasional
kementrian pendidikan dan kebudayaan republik indonesia.

Susilawati, N. (20(2)). Pancasila sebagai solusi problem bangsa. Jurnal Ilmiah


Universitas Batanghari Jambi, 626-629.

Indriani, Retno. Tugas Pancasila 01

Anda mungkin juga menyukai