BAB I
PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA
1. Ketentuan undang-undang yang mengatur tentang pendidikan Pancasila lengkap dengan
bunyinya.
Jawab :
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2012, tentang pendidikan
tinggi, memuat penegasan tentang pentingnya dan ketentuan penyelenggaraan
pendidikan Pancasila sebagaimana termaktub dalam pasal-pasal berikut :
1. Pasal 2, menyebutkan bahwa pendidikan tinggi berdasarkan Pancasila, Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika.
2. Pasal 35 ayat (3) menegaskan ketentuan bahwa kurikulum pendidikan tinggi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memuat mata kuliah: agama, Pancasila,
kewarganegaraan, dan bahasa Indonesia. Dengan demikian, berdasarkan ketentuan
dalam pasal 35 ayat (3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012,
ditegaskan bahwa penyelenggaraan pendidikan Pancasila di perguruan tinggi itu wajib
diselenggarakan dan sebaiknya diselenggarakan sebagai mata kuliah yang berdiri
sendiri dan harus dimuat dalam kurikulum masing-masing perguruan tinggi.
BAB II
BAGAIMANA PANCASILA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA INDONESIA ?
1. Latar belakang sikap beberapa pihak dalam masyarakat yang menolak Pancasila sebagai
dasar negara.
Jawab :
Pihak penolakan Pancasila sebagai dasar negara.dilakukan dalam berbagai bentuk.
Sebagai contoh kasus kudeta Partai Komunis Indonesia yang menginginkan mengganti
ideologi Pancasila dengan ideologi Komunis. Juga kasus kudeta DI/TII yang ingin
memisahkan diri dari Indonesia dan mendirikan sebuah negara Islam. Atau kasus yang
masih hangat di telinga kita masalah pemberontakan tentara GAM. Dan yang hingga saat
ini adalah kasus terorisme yang belum ada akhir. Jika kita lihat dari kasus-kasus tersebut
hal yang melatar belakangi antaralain selisih paham antara kepercayaan yang mereka
2. Alasan banyak pihak yang tetap ingin mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara
Indonesia.
Jawab :
Alasan banyak pihak yang tetap ingin mempertahankan Pancasila sebagai dasar
negara Indonesia dikarenakan fungsi pokok Pancasila adalah sebagai dasar
negara. Hal ini sesuai dengan dasar yuridis sebagaimana tercantum dalam
pembukaan UUD 1945. Disini Pancasila merupakan suatu dasa r nilai serta
norma untuk mengatur penerintahn negara atau dengan kata lain Pancasila
menjadi suatu dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara. Menurut
TAP MPRS NO.XX/MPRS/1966, TAP MPR NO.V/MPR/1973 dan TAP
MPR NO.IX/MPR/1978 sebagai sumber dari segala s umber hukum dan
sumber tertib Pancasila hakikatnya merupakan suatu pandangn hidup,
kesadaran dan cita-cita hukum serta cita-cita moral yang meliputi suasana
kebatinan serta watak bangsa Indonesia.
BAB III
MENGAPA PANCASILA MENJADI DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA?
1. Latar belakang “Projek Belajar Pancasila sebagai Dasar Negara”
Jawab :
Pancasila yang dikukuhkan dalam sidang I dari BPPK pada tanggal 1 Juni 1945
adalah di kandung maksud untuk dijadikan dasar bagi negara Indonesia merdeka.
Adapun dasar itu haruslah berupa suatu filsafat yang menyimpulkan kehidupan dan cita-
cita bangsa dan negara Indonesa yang merdeka. Di atas dasar itulah akan didirikan
gedung Republik Indonesia sebagai perwujudan kemerdekaan politik yang menuju
kepada kemerdekaan ekonomi, sosial dan budaya. Sidang BPPK telah menerima secara
bulat Pancasila itu sebagai dasar negara Indonesia merdeka. Dalam keputusan sidang
PPKI kemudian pada tanggal 18 Agustus 1945 Pancasila tercantum secara resmi dalam
Pembukaan UUD RI, Undang-Undang Dasar yang menjadi sumber ketatanegaraan harus
mengandung unsur-unsur pokok yang kuat yang menjadi landasan hidup bagi seluruh
bangsa dan negara, agar peraturan dasar itu tahan uji sepanjang masa.
Di sinilah tampak titik persamaan dan tujuan antara jalan yang ditempuh oleh
masyarakat dan penyusun peraturan-peraturan oleh negara dan pemerintah
Indonesia.Adalah suatu hal yang membanggakan bahwa Indonesia berdiri di atas
fundamen yang kuat, dasar yang kokoh, yakni Pancasila dasar yang kuat itu bukanlah
meniru suatu model yang didatangkan dari luar negeri.Dasar negara kita berakar pada
sifat-sifat dan cita-cita hidup bangsa Indonesia, Pancasila adalah penjelmaan dari
kepribadian bangsa Indonesia, yang hidup di tanah air kita sejak dahulu hingga sekarang.
Pancasila mengandung unsur-unsur yang luhur yang tidak hanya memuaskan bangsa
Indonesia sebagai dasar negara, tetapi juga dapat diterima oleh bangsa-bangsa lain
sebagai dasar hidupnya. Pancasila bersifat universal dan akan mempengaruhi hidup dan
kehidupan banga dan negara kesatuan Republik Indonesia secara kekal dan abadi.
3. Alternatif peraturan atau kebijakan publik yang paling cocok untuk menyelesaikan
masalah di suatu daerah.
Jawab :
Kebijakan Publik Yang Berupa Peraturan Perundang-Undangan
Mengikuti wajib belajar 9 tahun
Membayar Pajak Bumi dan Bangunan
Menggunakan hak untuk memilih dalam pemilihan umum
Melaksanakan peraturan daerah yang telah ditetapkan dan berlaku di suatu daerah
Tidak melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme agar terwujud penyelenggara
negara yang bersih dan bebas dari KKN
Menggunakan lambang negara, bendera, dan lagu kebangsaan sesuai dengan
peraturan
Menyampaikan aspirasi atau pendapat baik dalam bentuk unjuk rasa, demonstrasi,
pawai, rapat umum, mimbar bebas, dan memberitahukan secara tertulis kepada
Polri selambat-lambatnya 3x24 jam sebelum kegiatan dimulai, yang diterima oleh
Polri setempat.
BAB IV
MENGAPA PANCASILA MENJADI IDEOLOGI NEGARA
1. Berbagai konsep dan pengertian dan karakter tentang ideologi besar dunia, khususnya
tentang ideologi tertutup dan ideologi terbuka.
Jawab :
Ideologi merupakan gabungan dua kata, yaitu idea dan logos. Idea berarti gagasan,
konsep, pengertian dasar, dan cita-cita; sedangkan logos berarti ilmu atau pengetahuan.
Jadi, ideologi dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan tentang ide-ide atau ajaran
tentang pengertian-pengertian dasar (Kodhi dan Soejadi, 1988 : 49)
Ideologi Tertutup
Pengertian: Ideologi tertutup adalah ideologi yang bersifat mutlak. Dengan kata lain
bahwa Ideologi tertutup merupakan ajaran atau pandangan dunia atau filsafat yang
menentukan tujuan-tujuan dan norma-norma politik dan sosial, yang ditasbihkan
sebagai kebenaran yang tidak boleh dipersoalkan lagi, melainkan harus diterima
sebagai sesuatu yang sudah jadi dan harus dipatuhi.
Ciri-ciri ideologi tertutup, adalah:
bukan merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat, melainkan cita-cita
sebuah kelompok yang digunakan sebagai dasar untuk mengubah masyarakat;
apabila kelompok tersebut berhasil menguasai Negara, ideologinya itu akan
dipaksakan pada masyarakat. Nilai-nilai, norma-norma, dan berbagai segi kehidupan
masyarakat akan diubah sesuai dengan ideologi tersebut;
bersifat totaliter, artinya mencakup/ mengurusi semua bidang kehidupan. Karena itu,
ideologi tertutup ini cenderung cepat-cepat berusaha menguasai bidang informasi dan
pendidikan; sebab, kedua bidang tersebut merupakan sarana efektif untuk
mempengaruhi perilaku masyarakat;
pluralisme pandagan dan kebudayaan ditiadakan, hak asasi tidak dihormati;
menuntut masyarakat untuk memiliki kesetiaan total dan kesediaan untuk berkorban
bagi ideologi tersebut.
isi ideologi tidak hanya nilai-nilai dan cita-cita, tetapi tuntutab-tuntutan konkret dan
operasional yang keras, mutlak, dan total.
Ideologi Terbuka
Pengertian: Ideologi terbuka adalah ideologi yang tidak dimutlakkan. Dapat diartikan
juga bahwa nilai-nilai dan cita-citanya tidak dipaksakan dari luar, melainkan digali dan
diambil dari kekayaan rohani, moral dan budaya masyarakatnya sendiri. Ideologi terbuka
merupakan ideologi yang dapat berinteraksi dengan perkembangan zaman dan adanya
dinamika secara internal.
2. Pancasila sebagai ideologi, termasuk bersifat tertutup dan terbuka, berikan argumen
Anda.
Jawab :
Jika menengok sejarah kemerdekaan negaranegara dunia ketiga, baik yang ada di
Asia, Afrika maupun Amerika Latin yang pada umumnya cukup lama berada di bawah
cengkeraman penjajahan negara lain, ideologi dimaknai sebagai keseluruhan pandangan,
cita-cita, nilai, dan keyakinan yang ingin mereka wujudkan dalam kenyataan hidup yang
nyata. Ideologi dalam artian ini sangat diperlukan, karena dianggap mampu
membangkitkan kesadaran akan kemerdekaan, memberikan arahan mengenai dunia
beserta isinya, serta menanamkan semangat dalam perjuangan masyarakat untuk
bergerak melawan penjajahan, yang selanjutnya mewujudkannya dalam kehidupan
penyelenggaraan negara. Pentingnya ideologi bagi suatu negara juga terlihat dari fungsi
ideologi itu sendiri. Adapun fungsi ideologi adalah membentuk identitas atau ciri
kelompok atau bangsa. Ideologi memiliki kecenderungan untuk “memisahkan” kita dari
mereka. Ideologi berfungsi mempersatukan sesama kita. Apabila dibandingkan dengan
agama, agama berfungsi juga mempersatukan orang dari berbagai pandangan hidup
bahkan dari berbagai ideologi. Sebaliknya ideologi mempersatukan orang dari berbagai
agama. Oleh karena itu ideologi juga berfungsi untuk mengatasi berbagai pertentangan
(konflik) atau ketegangan sosial. Dalam hal ini ideologi berfungsi sebagai pembentuk
solidaritas (rasa kebersamaan) dengan mengangkat berbagai perbedaan ke dalam tata
nilai yang lebih tinggi. Fungsi pemersatu itu dilakukan dengan memenyatukan
keseragaman ataupun keanekaragaman, misalnya dengan memakai semboyan “kesatuan
dalam perbedaan” dan “perbedaan dalam kesatuan”.
3. Berbagai kasus yang terkait dengan penyalahgunaan narkoba dan yang mengancam
eksistensi Pancasila.
Jawab :
Sangat miris apabila mendengar banyaknya korban-korban yang berjatuhan akibat penyalahgunaan
narkotika di Indonesia. Penyalahgunaan narkotika di Indonesia sudah mencapai taraf yang mengkhawatirkan
karena Indonesia bukan lagi merupakan tempat pemasaran narkotika namun telah meningkat menjadi salah
satu produsen narkotika illegal di dunia.Banyaknya kasus-kasus penangkapan anggota jaringan narkotika
dan ditemukannya pabrik-pabrik produksi narkotika baik itu di Tangerang, Surabaya, dan kota-kota lainnya,
mengindikasikan bahwa narkotika bukan barang yang sulit ditemukan di Indonesia. Narkotika merupakan
salah satu kejahatan yang masuk dalam kategori extra ordinary crime karena merupakan salah satu kejahatan
lintas negara (transnational crime). Perkembangan terakhir yang diperoleh dari Badan Narkotika Nasional,
bahwa telah ditemukan berton-ton bahan narkotika di wilayah Afganistan, narkotika yang ditemukan
tersebut masuk ke dalam kategori narkotika yang sangat murni (very pure narcotics) yang harganya sangat
tinggi dipasaran peredaran gelap narkotika, biasanya dalam suatu paket narkotika tertera cap atau tanda yang
mengindikasikan kemurnian narkotika tersebut. TERNYATA cap yang tertera dikemasan narkotika yang
ditemukan di Afganistan itu tertera cap yang sangat mirip dengan lambang negara Indonesia "GARUDA
PANCASILA", sehingga diindikasikan bahwa ada keterlibatan orang Indonesia dalam proses produksi
barang haram tersebut.
Oleh karenanya hal tersebut perlu mendapat perhatian serius dari Pemerintah dan perlu update terhadap
peraturan perundangan yang berlaku terkait dengan Narkotika antara lain :
1. Diperkembangkan semaksimalnya menurut bakat dan kemampuan, baik jasmaniah
maupun rohaniah serta menurut suasana / keadaan setempat.
2. Bermoral Pancasila
3. Bersedia mengemban tugas-tugas yang tercakup dalam alenia 4 Pembukaan UUD 1945
yaitu :
- Membela segenap bangsa dan tanah air
- Membela kesejahteraan umum
- Mencerdaskan kehidupan rakyat
- Turut menciptakan ketertiban dunia atas dasar Pancasila.
4. Pola pembinaan kerja dan profesi
Generasi muda sebagai sumber tenaga manusia sudah seharusnya dipersiapkan secara
fisik dan mental untuk menjadi tenaga kerja yang nantinya mendapat pekerjaan yang
layak yang dapat memberikan penghidupan yang meningkat dan menunjang
pembangunan. Bertujuan untuk menghilangkan frustasi, memberikan economic security
dan menjadikan generasi muda calon tenaga kerja yang bermotivasi, cakap, terampil,
kreatif dan bertanggung jawab.
5. Pola pembinaan ideologis
Pembinaan ideologis generasi muda dilakukan dalam rangka pembinaan bangsa dan
ditujukan demi kelangsungan kita sebagai bangsa yang merdeka, berdaulat,
berkepribadian nasional berdasarkan Pancasila dan yang mempunyai kedudukan
terhormat di dunia internasional serta berperan aktif dalam membina perdamaian dunia.
Generasi muda hingga menjadi generasi penerus perjuangan bangsa yang layak dan
mampu demi tercapainya cita-cita nasional, yaitu masyarakat adil dan makmur.
4. Berbagai kasus yang terkait dengan terorisme yang mengancam eksistensi ideologi
Pancasila.
Jawab :
Terorisme secara kasar merupakan suatu istilah yang digunakan untuk penggunaan
kekerasan terhadap penduduk sipil/non kombatan untuk mencapai tujuan politik, dalam
skala lebih kecil daripada perang. Dari segi bahasa, istilah teroris berasal dari Perancis
pada abad 18. Kata Terorisme yang artinya dalam keadaan teror ( under the terror ),
berasal dari bahasa latin ”terrere”yang berarti gemetaran dan ”detererre” yang berarti
takut.Mengapa terorisme masih tetap berlanjut di Indonesia, padahal Indonesia
memiliki Pancasila sebagai ideologi? kehadiran terorisme seakan menggerus ideologi
Pancasila yang selama ini dijadikan landasan hidup bagi masyarakat Indonesia dalam
berbangsa dan bernegara.
Pertanyaan muncul dibenak kita: kenapa segelintir bangsa Indonesia menjadi “rusak”
sehingga kehilangan jati dirinya sebagai suatu bangsa yang pernah muncul dengan
nama harum di dunia, antara lain sebagai pemersatu Negara-Negara dunia ke-tiga,
penggagas Konfrensi Asia-Afrika, duta perdamaian dan banyak lagi contoh yang lain.
Bahkan sekarang julukan yang tidak enak didengar mampir ditelinga kita, sebagai
Negara sarang teroris.Bung Karno tegas-tegas berkata: “Bila bangsa Indonesia
melupakan Pancasila, tidak melaksanakan dan mengamalkannya maka bangsa ini akan
hancur berkeping-keping” juga dinyatakan bahwa barang siapa, atau kelompok
manapun yang hendak menentang atau membelokkan Pancasila, niscaya akan binasa.
Tapi itulah yang terjadi sekarang. Pancasila hanya diucapkan dibibir saja. Diajarkan
di sekolah-sekolah hanya sebagai suatu pengetahuan. Sebagai sebuah sejarah, bahwa
dahulu Bung Karno pernah mendengung-dengungkan Pancasila sebagai dasar Negara.
Para siswa hafal dengan urutan sila-sila dari Pancasila, tetapi tidak paham artinya,
filosofinya, dan hakekat manfaatannya bagi kehidupan berbangsa dan bertanah air satu,
NKRI. Terorisme di Indonesia tumbuh subur karena didukung oleh perilaku sebagian
masyarakat yang bertentangan dengan filosofi Pancasila. Setiap sila telah
diselewengkan: Ketuhanan Yang Maha Esa yang memberikan kebebasan kepada setiap
orang untuk memeluk agama menurut keyakinan dan kepercayaannya, telah diracuni
oleh pemikiran-pemikiran salah yang hanya mengistimewakan agama tertentu saja.
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, berupa penghargaan akan harkat dan martabat
kemanusiaan, yang diwujudkan dengan penghargaan terhadap hak azasi manusia
diabaikan. Ideologi Pancasila menjunjung tinggi persatuan bangsa dengan
menempatkan terwujudnya persatuan bangsa itu di atas kepentingan pribadi, kelompok,
atau golongan. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan, kini tercabik-cabik ditarik ke sana kemari demi
kepentingan politik praktis.Dan terakhir, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,
tinggal slogan kosong karena adanya jurang pemisah yang amat dalam antara si-kaya
dan si-miskin, yang menimbulkan kecemburuan sosial.
Namun sebagai sebuah bangsa yang besar, kita wajib menyadari bahaya ini. Jika
dibiarkan, tak ayal bangsa Indonesia akan terpecah-pecah dan akhirnya musnah. Belum
terlambat benar untuk berbenah. Kembali pada kekeramatan Pancasila.Selanjutnya,
bagaimana cara menghapuskan terorisme dari bumi Indonesia? Hal ini nampaknya sulit
untuk dilakukan karena masyarakat Indonesia belum satu hati menyikapi terorisme.
Masih ada sebagian kecil kelompok masyarakat tertentu yang justru membela dan
melindungi terorisme dengan opini-opini yang menyesatkan. Padahal, semua negara di
belahan bumi mana pun sudah mendeklarasikan bahwa terorisme adalah musuh
bersama.
Dari aspek kualitas ancaman, terorisme berpotensi merusak segala-galanya, mulai
dari jiwa manusia (korban maupun pelaku), otak dan nurani (pelaku), bangunan fisik
serta bangunan ideologi bangsa kita. Mereka bekerja sangat rahasia dan radikal, dengan
menolak sebagian besar premis yang melandasi lembaga-lembaga yang sudah ada
dalam masyarakat. Bahkan pemerintah pun dianggap sebagai pemasung rakyat. Karena
itu terorisme digolongkan ke dalam jenis kejahatan luar biasa.
Penyelesaian yang tepat untuk memberantas terorisme di Indonesia:
a. Revitalisasi Pancasila
Akar permasalahan dari terorisme adalah benturan filsafat universal yang
saling bertolak belakang dan Pancasila dapat digunakan sebagai sarana terapi atas
kondisi masyarakat Indonesia saat ini. Revitalisasi Pancasila dalam kehidupan
masyarakat dibutuhkan untuk menyatukan bangsa sekaligus membendung masuknya
ideologi transnasional ke benak masyarakat Indonesia. Penerapan pancasila secara
tepat dan bertanggungjawab harus ditingkatkan dari waktu ke waktu. Dengan
demikian ancaman dari luar maupun dari dalam negeri bisa dibendung dan diatasi
bersama dengan persatuan dan kesatuan Indonesia untuk kepentingan bersama.
Bangsa Indonesia harus memiliki ideologi sendiri yaitu Pancasila yang benar-
benar diamalkan dalam kehidupan sehari-hari dengan baik. Dengan demikian, ideologi
Pancasila dapat menjadi tameng untu melawan terorisme. Jika tidak, maka terorisme itu
akan selalu ada. Seluruh elemen masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan dan
pengetahuan karena bentuk terorisme juga semakin berkembang sesuai dengan
perkembangan peradaban dan teknologi, sehingga akan semakin mematikan. Semula,
senjata yang digunakan adalah pistol, tetapi kemudian berkembang menjadi bom dan
tidak menutup kemungkinan akan menggunakan nuklir apabila semuanya sudah serba
nuklir.Selain revitalisasi juga diperlukan reaktualisasi dan rejuvenasi nilai-nilai Pancasila
karena fenomena terorisme yang terjadi di Indonesia disebabkan oleh ketidakfahaman
seseorang atas nilai-nilai kebenaran.
Dengan memperkuat kembali dan merevitalisasi ideologi serta filosofi pemersatu
bangsa. Pancasila bisa menjadi filter terhadap nilai dan filosofi yang tidak sesuai dengan
kultur serta identitas bangsa Indonesia. Dengan demikian, segala hal yang tidak sesuai
dan berlawanan dengan Pancasila, termasuk terorisme, dapat dicegah dan dimusnahkan.
BAB V
MENGAPA PANCASILA MERUPAKAN SISTEM FILSAFAT ?
1. Berbagai konsep dan pengertian kearifan lokal dalam kehidupan masyarakat di Indonesia
yang terkait dengan sikap inklusif, toleran, dan gotong royong dalam keragaman agama
dan budaya.
Jawab :
Pengertian Kearifan Lokal
Sebelum membahas pendapat saya mengenai kearifan lokal, lebih baik saya jelaskan
apa arti dari kearifan lokal itu sendiri. Pasti diantara kalian para pembaca belum begitu
mengerti apa sebenarnya yang dimaksud dengan kearifan lokal itu ? Apakah itu sebuah
makanan ? Atau sebuah mainan ? yang jelas bukan keduanya. Karena pengertian kearifan
lokal yang sebenarnya adalah sebagai berikut :
Kearifan lokal, terdiri dari dua kata yaitu kearifan (wisdom) atau kebijaksanaan dan
lokal (local) atau setempat. Jadi kearifan lokal adalah gagasan setempat yang bersifat
bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota
masyarakatnya.
Menurut Gobyah nilai terpentingnya adalah kebenaran yang telah mentradisi atau ajeg
dalam suatu daerah. Secara konseptual, kearifan lokal dan keunggulan lokal merupakan
kebijaksanaan manusia yang bersandar pada filosofi nilai-nilai, etika, cara-cara dan
perilaku yang melembaga secara tradisional.
Menurut Antariksa (2009), kearifan lokal merupakan unsur bagian dari tradisi-budaya
masyarakat suatu bangsa, yang muncul menjadi bagian-bagian yang ditempatkan pada
tatanan fisik bangunan (arsitektur) dan kawasan (perkotaan) dalam geografi
kenusantaraan sebuah bangsa. Dari penjelasan beliau dapat dilihat bahwa kearifan lokal
merupakan langkah penerapan dari tradisi yang diterjemahkan dalam artefak fisik. Hal
terpenting dari kearifan lokal adalah proses sebelum implementasi tradisi pada artefak
fisik, yaitu nilai-nilai dari alam untuk mengajak dan mengajarkan tentang bagaimana
‘membaca’ potensi alam dan menuliskannya kembali sebagai tradisi yang diterima secara
universal oleh masyarakat, khususnya dalam berarsitektur. Nilai tradisi untuk
menselaraskan kehidupan manusia dengan cara menghargai, memelihara dan
melestarikan alam lingkungan. Hal ini dapat dilihat bahwa semakin adanya
penyempurnaan arti dan saling mendukung, yang intinya adalah memahami bakat dan
potensi alam tempatnya hidup; dan diwujudkannya sebagai tradisi.
Definisi kearifan lokal secara bebas dapat diartikan nilai-nilai budaya yang baik yang
ada di dalam suatu masyarakat. Hal ini berarti, untuk mengetahui suatu kearifan lokal di
suatu wilayah maka kita harus bisa memahami nilai-nilai budaya yang baik yang ada di
dalam wilayah tersebut. Kalau mau jujur, sebenarnya nilai-nilai kearifan lokal ini sudah
diajarkan secara turun temurun oleh orang tua kita kepada kita selaku anak-anaknya.
Budaya gotong royong, saling menghormati dan tepa salira merupakan contoh kecil dari
kearifan lokal.
Berdasarkan definisi-definisi di atas saya membuat definisi dengan pendapat saya
sendiri. Menurut saya sendiri, kearifan lokal adalah sesuatu yang memiliki nilai-nilai
budaya yang baik yang sebenarnya sudah diajarkan semenjak lama dari nenek moyang
kita terdahulu. Dari definisi-definisi itu, kita dapat memahami bahwa kearifan lokal
adalah pengetahuan yang dikembangkan oleh para leluhur dalam mensiasati lingkungan
hidup sekitar mereka, menjadikan pengetahuan itu sebagai bagian dari budaya dan
memperkenalkan serta meneruskan itu dari generasi ke generasi. Beberapa bentuk
pengetahuan tradisional itu muncul lewat cerita-cerita, legenda-legenda, nyanyian-
nyanyian, ritual-ritual, dan juga aturan atau hukum setempat. Kearifan lokal menjadi
penting dan bermanfaat hanya ketika masyarakat lokal yang mewarisi sistem pengetahuan
itu mau menerima dan mengklaim hal itu sebagai bagian dari kehidupan mereka. Dengan
cara itulah, kearifan lokal dapat disebut sebagai jiwa dari budaya lokal. Hal itu dapat
dilihat dari ekspresi kearifan lokal dalam kehidupan setiap hari karena telah
terinternalisasi dengan sangat baik. Tiap bagian dari kehidupan masyarakat lokal
diarahkan secara arif berdasarkan sistem pengetahuan mereka, dimana tidak hanya
bermanfaat dalam aktifitas keseharian dan interaksi dengan sesama saja, tetapi juga dalam
situasi-situasi yang tidak terduga seperti bencana yang datang tiba-tiba.
Berangkat dari semua itu, kearifan lokal adalah persoalan identitas. Sebagai sistem
pengetahuan lokal, ia membedakan suatu masyarakat lokal dengan masyarakat lokal yang
lainnya. Perbedaan itu dapat dilihat dari tipe-tipe kearifan lokal yang dapat ditelusuri:
1. Kearifan lokal dalam hubungan dengan makanan: khusus berhubungan dengan
lingkungan setempat, dicocokkan dengan iklim dan bahan makanan pokok setempat.
(Contoh: Sasi laut di Maluku dan beberapa tempat lain sebagai bagian dari kearifan
lokal dengan tujuan agar sumber pangan masyarakat dapat tetap terjaga).
2. Kearifan lokal dalam hubungan dengan pengobatan: untuk pencegahan dan
pengobatan. (Contoh: Masing-masing daerah memiliki tanaman obat tradisional
dengan khasiat yang berbeda-beda).
3. Kearifan lokal dalam hubungan dengan sistem produksi: Tentu saja berkaitan dengan
sistem produksi lokal yang tradisional, sebagai bagian upaya pemenuhan kebutuhan
dan manajemen tenaga kerja. (Contoh: Subak di Bali; di Maluku ada Masohi untuk
membuka lahan pertanian, dll.).
4. Kearifan lokal dalam hubungan dengan perumahan: disesuaikan dengan iklim dan
bahan baku yang tersedia di wilayah tersebut (Contoh: Rumah orang Eskimo; Rumah
yang terbuat dari gaba-gaba di Ambon, dll.).
5. Kearifan lokal dalam hubungan dengan pakaian: disesuaikan dengan iklim dan bahan
baku yang tersedia di wilayah itu.
6. Kearifan lokal dalam hubungan sesama manusia: sistem pengetahuan lokal sebagai
hasil interaksi terus menerus yang terbangun karena kebutuhan-kebutuhan di atas.
(Contoh: Hubungan Pela di Maluku juga berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan
pangan, perumahan, sistem produksi dan lain sebagainya).
2. Berbagai kasus yang terkait dengan pengembangan karakter Pancasilais, seperti jujur,
disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, dan cinta
damai di lingkungan Anda.
Jawab :
Untuk meneruskan peran protagonis yang berhasil dimainkan dengan indah oleh para
pemuda pejuang di era kemerdekaan, pemuda masa kini memiliki kewajiban moral
untuki meneruskan tradisi positif ini di era kemerdekaan. Kongkritnya, pemuda harus
bisa menjadi tumpuan bagi terciptanya kemakmuran, kemajuan, serta kemandirian
Indonesia. Menjadi dinamisator pembangunan agar bangsa Indonesia memiliki daya
saing tinggi, sehingga sejajar bahkan unggul dari bangsa-bangsa lain.
Ironisnya, kenyataan yang ada tidaklah demikian. Para pemuda Indonesia saat ini
seolah tidak berdaya menghadapi gempuran arus globalisasi yang dihiasi ekspansi tradisi
bangsa asing. Meskipun tidak ada bukti empiris yang menunjukkan bahwa semua budaya
asing memberikan dampak negatif bagi generasi muda, namun jika kondisi ini terus
dibiarkan, bukan tidak mungkin bangsa Indonesia akan kehilangan jati dirinya, sehingga
akan terjebak dalam kolonialisme kontemporer, tergantung dan mudah dikendalikan
bangsa lain.
Kekhawatiran ini semakin membayang di depan mata ketika melihat realitas pemuda
masa kini yang pemahaman terhadap sejarah dan nilai-nilai budaya nasinalnya menurun
drastis. Mereka seakan lebih bangga mengidentifikasi diri kepada bangsa lain yang lebih
maju ilmu pengetahuan dan teknologinya. Supaya realitas memprihatinkan ini segera
berakhir, pemuda harus tampil di barisan terdepan dalam upaya menyelamatkan bangsa
Indonesia dari ancaman hilangnya identitas nasional. Inilah perjuangan berat yang
terhampar di depan mata dan menuntut komitmen utuh dari segenap pemuda Indonesia.
Agar perjuangan ini berhasil, setidaknya ada peran yang harus dijalankan oleh para
pemuda yaitu :
a) Character builder (Pembangun Karakter)
Tergerusnya karakter positif—seperti ulet, pantang menyerah, jujur, dan kreatif—yang
dibarengi tumbuhnya karakter negatif seperti malas, koruptif, dan konsumtif di kalangan
masyarakat Indonesia, menuntut pemuda untuk meresponnya dengan cepat dan cerdas.
Mereka harus menjadi pioner yang memperlihatkan kesetiaan untuk memegang teguh
kearifan lokal seperti yang dicontohkan pemuda generasi terdahulu.
b) Caharacter Enabler (Pemberdaya Karakter)
Pembangunan karakter bangsa tentunya tidak cukup jika tidak dilakukan pemberdayaan
yang berkesinambungan. Oleh sebab itu, pemuda harus memiliki tekad untuk mejadi role
model dari pengembangan karakter bangsa yang positif.
c) Character engineer (Perekayasa Karakter)
Peran ini menunut generasi muda untuk terus melakukan pembelajaran. Pasalnya,
pengembangan karakter positif bangsa menunut adanya modifikasi dan rekayasa yang
tepat sesuai dengan perkembangan zaman.
3. Contoh tentang keputusan yang diambil berdasar pada prinsip musyawarah dan mufakat
di lingkungan sekitar Anda.
Jawab :
Musywarah di lingkungan keluarga, misalnya:
1) Menentukan tempat rekreasi keluarga.
2) Pemberian tugas yang harus dikerjakan tiap anggota keluarga.
3) Menentukan aturan-aturan dalam keluarga, dan sebagainya.
Musyawarah di lingkungan perkuliahan/kampus, misalnya:
1) Memilih pengurus BEM
2) Menentukan program kegiatan BEM.
3) Pemilihan ketua BEM.
4) Menentukan tempat tujuan Kuliah Kerja Nyata dan sebagainya.
4. Berbagai konsep dan pengertian yang terkait dengan pemahaman atas hakikat sila-sila
Pancasila dan bagaimana pengaktualisasian nilai-nilai yang terkandung di dalamnya
sebagai paradigma berpikir, bersikap dan berperilaku masyarakat?
Jawab :
Istilah paradigma pada mulanya dipakai dalam bidang filsafat ilmu pengetahuan. Menurut
Thomas Kuhn orang yang pertama kali Untuk mewujudkan pemabngunan yang sesuai dengan
nilai-nilai pansila perlu adanya sebuah konsep yang kuat demi proses yang dan hasil maksimal
yaitu dengan paradigma. Paradigma sendiri memilki arti sebuah asumsi-asumsi dasar dan teoritis
yang umum ( merupakan suatu sumber nilai) sehingga merupakan suatu sumber hukum, metode
serta penerapan dalam ilmu penegetahuan yang sangat menentukan sifat , ciri serta karakter ilmu
penetahuan itu sendiri. Paradigma berkembang menjadi terminologi yang mengandung konotasi
pengertian sumber nilai, tolok ukur, parameter kerangka berpikir dan bertindak, orientasi dasar,
sumber asas serta arah dan tujuan dari suatu perkembangan, perubahan serta proses dari suatu
atau berbagai bidang pembangunan. Apabila pancasila dijadikan paradigma berarti panasila itu
dijadikan sebagai kerangka, acuan, tolok ukur, parameter, arah dan tujuan dari sebuah kegiatan.
Pancasila sebagai paradigma dimaksudkan bahwa pancasila sebagai sistem nilai acuan, kerangka
berpikir, sebagai sistem nilai yang dijadikan kerangka landasan, kerangka cara, dan sekaligus
kerangka tujuan bagi yang menyandangnya.
Sistem hukum di Indonesia menurut wawasan Pancasila merupakan bagian integral
dari keseluruhan sistem kehidupan masyarakat sebagai satu keutuhan melalui berbagai
pengaruh dan interaksinya dengan sistem-sistem lainnya.Menurut Soerjanto
Poespowardojo (1898) Pancasila sebagai ideologi nasional memberikan ketentuan
mendasar, yakni: 1) Sistem hukum dikembangkan berdasarkan nilai-nilai Pancasila
sebagai sumbernya, (2) Sistem hukum menunjukkan maknanya, yaitu mewujudkan
keadilan, (3) Sistem hukum mempunyai fungsi untuk menjaga dinamika kehidupan
bangsa, (4) Sistem hukum menjamin proses realisasi diri bagi warga Indonesia dalam
proses pembangunan.
Dilihat dari arti dan makna sila Pancasila yang berkaitan dengan hukum adalah
sebagai berikut:
1. Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, yaitu:
Tidak memaksa warga negara untuk beragama, tetapi diwajibkan memeluk agama
sesuai dengan hukum yang berlaku.Negara memberi fasilitator bagi tumbuh
suburnya agama, iman warga negara dan menjadi mediator ketika terjadi konflik
agama. Dalam konteks bernegara, maka dalam masyarakat yang berdasarkan
Pancasila, dengan sendirinya dijamin kebebasan memeluk agama masing-masing.
2. Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, yaitu:
Mewujudkan keadilan dan peradaban yang tidak lemah, hal ini berarti bahwa yang
dituju masyarakat Indonesia adalah keadilan dan peradaban yang tidak pasif, yaitu
perlu pelurusan dan penegakan (hukum) yang kuat jika terjadi penyimpangan-
penyimpangan.Keadilan diwujudkan berdasarkan hukum.Prinsip keadilan
dikaitkan dengan hukum, karena keadilan harus direalisasikan dalam kehidupan
masyarakat. Manusia mempunyai derajat yang sama dihadapan hukum.
3. Sila ketiga, Persatuan Indonesia, yaitu:
Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan dan
negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa.
4. Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan, yaitu:
Hukum di Indonesia menganut asas demokrasi, dalam arti umum, yaitu
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.Perbedaan secara umum,
demokrasi di barat dan di Indonesia terletak pada permusyawaratan, yaitu
mengusahakan keputusan bersama secara bulat untuk mencapai mufakat, kemudian
mengambil tindakan bersama.
5. Sila kelima, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, yaitu:
Keadilan dalam hukum yang berarti adanya persamaan, penyetaraan dari berbagai
kalangan. Perlindungan negara terhadap kelompok yang lemah agar masyarakat
dapat bekerja sesuai dengan bidangnya
Dari kelima sila tersebut, terdapat beberapa point yang merupakan acuan
paradigma pembangunan hukum :
Pancasila sebagai Paradigma Pengembangan Kehidupan umat Beragama
Pancasila sebagai Paradigma Pengembangan Iptek
implementasi pancasila sebagai aradigma dalam kehidupan kampus
BAB VI
BAGAIMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA ?
1. Beberapa kasus yang memperlihatkan keterampilan individu atau kelompok dalam
merumuskan solusi atas problem moralitas bangsa (misalnya, mencegah korupsi) dengan
pendekatan Pancasila.
Jawab :
Ada beberapa upaya yang dapat ditempuh dalam memberantas tindak korupsi di
Indone-sia, antara lain sebagai berikut :
a. Upaya pencegahan (preventif).
b. Upaya penindakan (kuratif).
c. Upaya edukasi masyarakat/mahasiswa.
d. Upaya edukasi LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat).
a. Upaya Pencegahan (Preventif)
1. Menanamkan semangat nasional yang positif dengan mengutamakan pengabdian
pada bangsa dan negara melalui pendidikan formal, informal dan agama.
2. Melakukan penerimaan pegawai berdasarkan prinsip keterampilan teknis.
3. Para pejabat dihimbau untuk mematuhi pola hidup sederhana dan memiliki
tanggung jawab yang tinggi.
4. Para pegawai selalu diusahakan kesejahteraan yang memadai dan ada jaminan
masa tua.
5. Menciptakan aparatur pemerintahan yang jujur dan disiplin kerja yang tinggi.
6. Sistem keuangan dikelola oleh para pejabat yang memiliki tanggung jawab etis
tinggi dan dibarengi sistem kontrol yang efisien.
7. Melakukan pencatatan ulang terhadap kekayaan pejabat yang mencolok.
8. Berusaha melakukan reorganisasi dan rasionalisasi organisasi pemerintahan
melalui penyederhanaan jumlah departemen beserta jawatan di bawahnya.
2. Beberapa contoh individu atau kelompok di lingkungan Anda yang melaksanakan proyek
belajar implementasi Pancasila dalam kehidupan nyata.
Jawab :
Nilai – nilai yang terkandung dalam pancasila dari Sila ke-I samapi Sila ke – V di
implementasikan dalam kehidupan sehari – hari seperti :
Ø Sila pertama : KETUHANAN YANG MAHA ESA
Sila KeTuhanan Yang Maha Esa mengandung nilai-nilai bahwa negara yang didirikan
merupakan sebagai perwujudan manusia sebagai mahkluk Tuhna Yang Masa Esa.
Contoh dalam kehidupan kita yaitu :
1. Melaksanakan ibadah kepada Allah seperti salat fardu, salat sunnah, puasa,zakat,
dsb.
2. Adanya matakuliah agama yang di jadikan mata kuliah wajib untuk mahasiswa.
3. Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan Agama yang di
anutnya.
4. Hormat menghormati antara pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang
berbeda-beda, sehingga terbina kerukunan hidup.
5. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayanya.
6. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain /
memberikan kebebasan kepada setiap orang untuk memeluk agama sesuai
dengan kepercayaan masing- masing.
7. Kita tidak boleh ribut ketika orang yang beragama lain melaksanakan ibadahnya.
8. Tidak boleh minum/menelan obat-obat terlarang, misalnya pil Ectasy, Nipam,
Shabu-shabu dan lain sebagainya termasuk di dalamnya.
9. Senantiasa berteman dengan pemeluk agama lain seperti berteman dengan orang
yangseagama.
2. Beberapa kasus yang terkait dengan kedudukan Pancasila sebagai dasar nilai
pengembangan ilmu yang memperlihatkan sikap bertanggung jawab atas keputusan yang
diambil berdasar pada prinsip musyawarah dan mufakat dalam kehidupan ilmiah.
Jawab :
Dalam rangka membentuk kesatuan dalam keanekaragaman diterapkan pendekatan
“musyawa-rah untuk mencapai mufakat.” Bukan pendapat sendiri yang harus dijadikan
kesepakatan bersama, tetapi common denominator, yakni inti kesamaan yang dipilih
sebagai kesepakatan bersama. Hal ini hanya akan tercapai dengan proses musyawarah
untuk mencapai mufakat. Dengan cara ini segala gagasan yang timbul diakomodasi
dalam kesepa-katan. Tidak ada yang menang tidak ada yang kalah. Inilah yang biasa
disebut sebagai win win solution.