Anda di halaman 1dari 31

TUGAS BELAJAR

BAB I
PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA
1. Ketentuan undang-undang yang mengatur tentang pendidikan Pancasila lengkap dengan
bunyinya.
Jawab :
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2012, tentang pendidikan
tinggi, memuat penegasan tentang pentingnya dan ketentuan penyelenggaraan
pendidikan Pancasila sebagaimana termaktub dalam pasal-pasal berikut :
1. Pasal 2, menyebutkan bahwa pendidikan tinggi berdasarkan Pancasila, Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika.
2. Pasal 35 ayat (3) menegaskan ketentuan bahwa kurikulum pendidikan tinggi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memuat mata kuliah: agama, Pancasila,
kewarganegaraan, dan bahasa Indonesia. Dengan demikian, berdasarkan ketentuan
dalam pasal 35 ayat (3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012,
ditegaskan bahwa penyelenggaraan pendidikan Pancasila di perguruan tinggi itu wajib
diselenggarakan dan sebaiknya diselenggarakan sebagai mata kuliah yang berdiri
sendiri dan harus dimuat dalam kurikulum masing-masing perguruan tinggi.

2. Fenomena sosial yang menunjukkan urgensi penyelenggaraan mata kuliah pendidikan


Pancasila di perguruan tinggi.
Jawab :
Pendidikan kewarganegaraan sangat penting. Dalam konteks Indonesia,
pendidikan kewarganegaraan itu berisi antara lain mengenai pruralisme yakni sikap
menghargai keragaman, pembelajaran kolaboratif, dan kreatifitas. Pendidikan itu
mengajarkan nilai-nilai kewarganegaraan dalam kerangka identitas nasional. Seperti
yang pernah diungkapkan salah satu rektor sebuah universitas, “tanpa pendidikan
kewarganegaraan yang tepat akan lahir masyarakat egois.Tanpa penanaman nilai-nilai
kewarganegaraan, keragaman yang ada akanmenjadi penjara dan neraka dalam artian
menjadi sumber konflik. Pendidikan, lewat kurikulumnya, berperan penting dan itu
terkait dengan strategi kebudayaan.”Beliau menambahkan bahwa ada tiga fenomena
pasca perang dunia II,yaitu :
1. Fenomena pertama, saat bangsa-bangsa berfokus kepada nation-building atau
pembangunan institusi negara secara politik. Di Indonesia, itu diprakarsai mantan
Presiden Soekarno. Pendidikan arahnya untuk nasionalisasi.
2. Fenomena kedua, terkait dengan tuntutan memakmurkan bangsa yangkemudian
mendorong pendidikan sebagai bagian dari market-builder atau penguatan pasar dan
ini diprakarsai mantan Presiden Soeharto.
3. Fenomena ketiga, berhubungan dengan pengembangan peradaban dan kebudayaan.
Singapura, Korea Selatan, dan Malaysia sudah menampakkan fenomena tersebut
dengan menguatkan pendidikannya untuk mendorong riset, kajian-kajian, dan
pengembangan kebudayaan.

BAB II
BAGAIMANA PANCASILA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA INDONESIA ?
1. Latar belakang sikap beberapa pihak dalam masyarakat yang menolak Pancasila sebagai
dasar negara.
Jawab :
Pihak penolakan Pancasila sebagai dasar negara.dilakukan dalam berbagai bentuk.

Sebagai contoh kasus kudeta Partai Komunis Indonesia yang menginginkan mengganti

ideologi Pancasila dengan ideologi Komunis. Juga kasus kudeta DI/TII yang ingin

memisahkan diri dari Indonesia dan mendirikan sebuah negara Islam. Atau kasus yang

masih hangat di telinga kita masalah pemberontakan tentara GAM. Dan yang hingga saat

ini adalah kasus terorisme yang belum ada akhir. Jika kita lihat dari kasus-kasus tersebut

hal yang melatar belakangi antaralain selisih paham antara kepercayaan yang mereka

anut dengan ideologi pancasila sila pertama.

2. Alasan banyak pihak yang tetap ingin mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara
Indonesia.
Jawab :

Alasan banyak pihak yang tetap ingin mempertahankan Pancasila sebagai dasar
negara Indonesia dikarenakan fungsi pokok Pancasila adalah sebagai dasar
negara. Hal ini sesuai dengan dasar yuridis sebagaimana tercantum dalam
pembukaan UUD 1945. Disini Pancasila merupakan suatu dasa r nilai serta
norma untuk mengatur penerintahn negara atau dengan kata lain Pancasila
menjadi suatu dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara. Menurut
TAP MPRS NO.XX/MPRS/1966, TAP MPR NO.V/MPR/1973 dan TAP
MPR NO.IX/MPR/1978 sebagai sumber dari segala s umber hukum dan
sumber tertib Pancasila hakikatnya merupakan suatu pandangn hidup,
kesadaran dan cita-cita hukum serta cita-cita moral yang meliputi suasana
kebatinan serta watak bangsa Indonesia.

3. Kemukakan pendapat dan penilaian Anda tentang perbedaan pandangan


tersebut.
Jawab :
Pendapat dan penilaian Saya tentang perbedaan pandangan tersebut :
1. Kurangnya rasa toleransi karena Pancasila itu sakti dan selalu dapat bertahan
dari guncangan kisruh politik di negara ini, yaitu pertama ialah karena secara
intrinsik dalam Pancasila itu mengandung toleransi, dan siapa yang menantang
Pancasila berarti dia menentang toleransi.
2. Dipengaruhi oleh faham negatif tentang Pancasila padahal Pancasila merupakan
wadah yang cukup fleksibel, yang dapat mencakup faham-faham positif yang dianut
oleh bangsa Indonesia, dan faham lain yang positif tersebut mempunyai keleluasaan
yang cukup untuk memperkembangkan diri.
3. Tidak memahami arti dari kelima sila Pancasila karena sila-sila dari Pancasila itu
terdiri dari nilai-nilai dan norma-norma yang positif sesuai dengan pandangan hidup
bangsa Indonesia, dan nilai serta norma yang bertentangan, pasti akan ditolak oleh
Pancasila, misalnya Atheisme dan segala bentuk kekafiran tak beragama akan ditolak
oleh bangsa Indonesia yang bertuhan dan ber-agama. Diktatorisme juga ditolak,
karena bangsa Indonesia berprikemanusiaan dan berusaha untuk berbudi luhur.
Kelonialisme juga ditolak oleh bangsa Indonesia yang cinta akan kemerdekaan.
4. Bangsa Indonesia yang tidak ada rasa cinta kepada Pancasila, kurang yakin bahwa
Pancasila itu benar dan tidak bertentangan dengan keyakinan serta agamanya.
4. Bagaimana sikap Anda dalam menghadapi perbedaan tersebut?
Jawab :
Sikap Saya dalam menghadapi perbedaan tersebut adalah tetap menghormati,
menghargai, menjaga dan menjalankan apa-apa yang telah dilakukan oleh para pahlawan
khususnya pahlawan proklamasi yang telah berjuang untuk kemerdekaan negara
Indonesia ini. Sehingga baik golongan muda maupun tua tetap meyakini Pancasila
sebagai dasar negara Indonesia tanpa adanya keraguan guna memperkuat persatuan dan
kesatuan bangsa dan negara Indonesia.

BAB III
MENGAPA PANCASILA MENJADI DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA?
1. Latar belakang “Projek Belajar Pancasila sebagai Dasar Negara”
Jawab :

Pancasila yang dikukuhkan dalam sidang I dari BPPK pada tanggal 1 Juni 1945
adalah di kandung maksud untuk dijadikan dasar bagi negara Indonesia merdeka.
Adapun dasar itu haruslah berupa suatu filsafat yang menyimpulkan kehidupan dan cita-
cita bangsa dan negara Indonesa yang merdeka. Di atas dasar itulah akan didirikan
gedung Republik Indonesia sebagai perwujudan kemerdekaan politik yang menuju
kepada kemerdekaan ekonomi, sosial dan budaya. Sidang BPPK telah menerima secara
bulat Pancasila itu sebagai dasar negara Indonesia merdeka. Dalam keputusan sidang
PPKI kemudian pada tanggal 18 Agustus 1945 Pancasila tercantum secara resmi dalam
Pembukaan UUD RI, Undang-Undang Dasar yang menjadi sumber ketatanegaraan harus
mengandung unsur-unsur pokok yang kuat yang menjadi landasan hidup bagi seluruh
bangsa dan negara, agar peraturan dasar itu tahan uji sepanjang masa.

Peraturan selanjutnya yang disusun untuk mengatasi dan menyalurkan persoalan-


persoalan yang timbul sehubungan dengan penyelenggaraan dan perkembangan negara
harus didasarkan atas dan berpedoman pada UUD. Peraturan-peraturan yang bersumber
pada UUD itu disebut peraturan-peraturan organik yang menjadi pelaksanaan dari UUD.
Oleh karena Pancasila tercantum dalam UUD 1945 dan bahkan menjiwai seluruh isi
peraturan dasar tersebut yang berfungsi sebagai dasar negara sebagaimana jelas
tercantum dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945 tersebut, maka semua peraturan
perundang-undangan Republik Indonesia (Ketetapan MPR, Undang-undang, Peraturan
Pemerintah sebagai pengganti Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan
Presiden dan peraturan-peraturan pelaksanaan lainnya) yang dikeluarkan oleh negara dan
pemerintah Republik Indonesia haruslah pula sejiwa dan sejalan dengan Pancasila
(dijiwai oleh dasar negara Pancasila). Isi dan tujuan dari peraturan perundang-undangan
Republik Indonesia tidak boleh menyimpang dari jiwa Pancasila. Bahkan dalam
Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 ditegaskan, bahwa Pancasila itu adalah sumber
dari segala sumber huum (sumber huum formal, undang-undang, kebiasaan, traktaat,
jurisprudensi, hakim, ilmu pengetahuan hukum).

Di sinilah tampak titik persamaan dan tujuan antara jalan yang ditempuh oleh
masyarakat dan penyusun peraturan-peraturan oleh negara dan pemerintah
Indonesia.Adalah suatu hal yang membanggakan bahwa Indonesia berdiri di atas
fundamen yang kuat, dasar yang kokoh, yakni Pancasila dasar yang kuat itu bukanlah
meniru suatu model yang didatangkan dari luar negeri.Dasar negara kita berakar pada
sifat-sifat dan cita-cita hidup bangsa Indonesia, Pancasila adalah penjelmaan dari
kepribadian bangsa Indonesia, yang hidup di tanah air kita sejak dahulu hingga sekarang.
Pancasila mengandung unsur-unsur yang luhur yang tidak hanya memuaskan bangsa
Indonesia sebagai dasar negara, tetapi juga dapat diterima oleh bangsa-bangsa lain
sebagai dasar hidupnya. Pancasila bersifat universal dan akan mempengaruhi hidup dan
kehidupan banga dan negara kesatuan Republik Indonesia secara kekal dan abadi.

2. Mengidentifikasi berbagai alternatif, peraturan atau kebijakan publik.


Jawab :
Kebijakan publik membutuhkan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaannya,
adapun contoh-contoh kebijakan publik yaitu sebagai berikut...
a. Kebijakan Publik Yang Berupa Peraturan Perundang-Undangan
 Mengikuti wajib belajar 9 tahun
 Membayar Pajak Bumi dan Bangunan
 Menggunakan hak untuk memilih dalam pemilihan umum
 Melaksanakan peraturan daerah yang telah ditetapkan dan berlaku di suatu daerah
 Tidak melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme agar terwujud penyelenggara
negara yang bersih dan bebas dari KKN
 Menggunakan lambang negara, bendera, dan lagu kebangsaan sesuai dengan
peraturan
 Menyampaikan aspirasi atau pendapat baik dalam bentuk unjuk rasa, demonstrasi,
pawai, rapat umum, mimbar bebas, dan memberitahukan secara tertulis kepada
Polri selambat-lambatnya 3x24 jam sebelum kegiatan dimulai, yang diterima oleh
Polri setempat.
b. Kebijakan Publik Yang Berupa Pidato-Pidato Pejabat Tinggi
 Melaksanakan anjuran yang disampaikan oleh presiden pada setiap tanggal 17
Agustus
 Melaksanakan anjuran yang disampaikan oleh menteri, gubernur, bupati, walikota
melalui pidatonya pada peringatan hari besar nasional.
c. Kebijakan Publik Yang Berupa Program-Program Pemerintah
 Melaksanakan anggaran sesuai dengan yang termuat dalam APBN atau APBD
 Melaksanakan arah kebijakan yang termuat dalam GBHN
d. Kebijakan Publik Yang Berupa Tindakan Yang Dilakukan Oleh Pemerintah
 Mendukung kunjungan presiden dan menteri ke negara lain.
 Mendukung kehadiran presiden atau menteri ke suatu daerah, kongres, muktamar,
munas dan sebagainya.
 Melaksanakan sambutan presiden, menteri, kepala daerah, perangkat daerah pada
kegiatan resmi atau protokoler

3. Alternatif peraturan atau kebijakan publik yang paling cocok untuk menyelesaikan
masalah di suatu daerah.
Jawab :
Kebijakan Publik Yang Berupa Peraturan Perundang-Undangan
 Mengikuti wajib belajar 9 tahun
 Membayar Pajak Bumi dan Bangunan
 Menggunakan hak untuk memilih dalam pemilihan umum
 Melaksanakan peraturan daerah yang telah ditetapkan dan berlaku di suatu daerah
 Tidak melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme agar terwujud penyelenggara
negara yang bersih dan bebas dari KKN
 Menggunakan lambang negara, bendera, dan lagu kebangsaan sesuai dengan
peraturan
 Menyampaikan aspirasi atau pendapat baik dalam bentuk unjuk rasa, demonstrasi,
pawai, rapat umum, mimbar bebas, dan memberitahukan secara tertulis kepada
Polri selambat-lambatnya 3x24 jam sebelum kegiatan dimulai, yang diterima oleh
Polri setempat.

4. Menyusun rencana aksi dari alternatif yang sudah dipilih bersama.


Jawab :
Proses Pembuatan Kebijakan Publik
Menurut William N. Dunn, 2000:4. Tahap-tahap dalam proses pembuatan kebijakan
publik adalah sebagai berikut...
a. Penyusunan Agenda
Para pejabat yang dipilih dan diangkat hendaknya menempatkan masalah pada agenda
publik. Banyak masalah yang tidak disentuh sama sekali, sementara yang lainnya
ditunda untuk waktu lama.
b. Formulasi Kebijakan
Para pejabat merumuskan alternatif kebijakan untuk mengatasi masalah. Alternatif
kebijakan melihat perlunya membuat perintah eksekutif, keputusan peradilan, dan
tindakan legislatif
c. Adopsi Kebijakan
Alternatif kebijakan yang diadosi dengan dukungan dari mayoritas legislatif,
konsensus di antara direktur lembaga, atau keputusan peradilan.
d. Implementasi kebijakan
Kebijakan yang telah diambil dilaksanakan oleh unit-unit administrasi yang
memobilisasikan sumber daya finansial dan manusia
e. Penilaian Kebijakan
Unit-unit pemeriksaan dan akuntansi dalam pemerintahan menentukan apakah badan-
badan eksekutif, legislatif, dan peradilan memenuhi persyaratan undang-undang
dalam pembuatan kebijakan dan pencapaian tujuan.

BAB IV
MENGAPA PANCASILA MENJADI IDEOLOGI NEGARA
1. Berbagai konsep dan pengertian dan karakter tentang ideologi besar dunia, khususnya
tentang ideologi tertutup dan ideologi terbuka.
Jawab :
Ideologi merupakan gabungan dua kata, yaitu idea dan logos. Idea berarti gagasan,
konsep, pengertian dasar, dan cita-cita; sedangkan logos berarti ilmu atau pengetahuan.
Jadi, ideologi dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan tentang ide-ide atau ajaran
tentang pengertian-pengertian dasar (Kodhi dan Soejadi, 1988 : 49)

Ideologi Tertutup dan Ideologi Terbuka

Terkait dengan soal penafsiran ideologi, secara pengelompokkan ideologi terbagi


dalam dua macam watak ideologi, yaitu ideologi tertutup dan ideologi terbuka. Dari
kedua ideologi tersebut dapat dipahami tentang pengertian dan ciri-cirinya,
sebagaimana terangkum seperti berikut:

Ideologi Tertutup

Pengertian: Ideologi tertutup adalah ideologi yang bersifat mutlak. Dengan kata lain
bahwa Ideologi tertutup merupakan ajaran atau pandangan dunia atau filsafat yang
menentukan tujuan-tujuan dan norma-norma politik dan sosial, yang ditasbihkan
sebagai kebenaran yang tidak boleh dipersoalkan lagi, melainkan harus diterima
sebagai sesuatu yang sudah jadi dan harus dipatuhi.
Ciri-ciri ideologi tertutup, adalah:

 bukan merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat, melainkan cita-cita
sebuah kelompok yang digunakan sebagai dasar untuk mengubah masyarakat;
 apabila kelompok tersebut berhasil menguasai Negara, ideologinya itu akan
dipaksakan pada masyarakat. Nilai-nilai, norma-norma, dan berbagai segi kehidupan
masyarakat akan diubah sesuai dengan ideologi tersebut;
 bersifat totaliter, artinya mencakup/ mengurusi semua bidang kehidupan. Karena itu,
ideologi tertutup ini cenderung cepat-cepat berusaha menguasai bidang informasi dan
pendidikan; sebab, kedua bidang tersebut merupakan sarana efektif untuk
mempengaruhi perilaku masyarakat;
 pluralisme pandagan dan kebudayaan ditiadakan, hak asasi tidak dihormati;
 menuntut masyarakat untuk memiliki kesetiaan total dan kesediaan untuk berkorban
bagi ideologi tersebut.
 isi ideologi tidak hanya nilai-nilai dan cita-cita, tetapi tuntutab-tuntutan konkret dan
operasional yang keras, mutlak, dan total.
Ideologi Terbuka

Pengertian: Ideologi terbuka adalah ideologi yang tidak dimutlakkan. Dapat diartikan
juga bahwa nilai-nilai dan cita-citanya tidak dipaksakan dari luar, melainkan digali dan
diambil dari kekayaan rohani, moral dan budaya masyarakatnya sendiri. Ideologi terbuka
merupakan ideologi yang dapat berinteraksi dengan perkembangan zaman dan adanya
dinamika secara internal.

Ciri-ciri ideologi terbuka, adalah:

 merupakan kekayaan rohani, dan budaya masyarakat (falasafah). Jadi, bukan


keyakinan ideologis sekelompok orang, melainkan kesepakatan masyarakat;
 tidak diciptakan oleh Negara, tetapi ditemukan dalam masyarakat sendiri; ia adalah
milik seluruh rakyat, dan bisa digali dan ditemukan dalam kehidupan mereka;
 isinya tidak langsung operasional. Sehingga, setiap generasi baru dapat dan perlu
menggali kembali falasafah tersebut dan mencari implikasinya dalam situasi kekinian
mereka.
 tidak pernah memperk0sa kebebasan dan tanggungjawab masyarakat, melainkan
menginspirasi masyarakat untuk berusaha hidup bertanggungjawab sesuai dengan
falsafah itu.
 menghargai pluraritas, sehingga dapat diterima warga masyarakat yang berasal dari
berbagai latar belakang budaya dan agama.

2. Pancasila sebagai ideologi, termasuk bersifat tertutup dan terbuka, berikan argumen
Anda.
Jawab :

Jika menengok sejarah kemerdekaan negaranegara dunia ketiga, baik yang ada di
Asia, Afrika maupun Amerika Latin yang pada umumnya cukup lama berada di bawah
cengkeraman penjajahan negara lain, ideologi dimaknai sebagai keseluruhan pandangan,
cita-cita, nilai, dan keyakinan yang ingin mereka wujudkan dalam kenyataan hidup yang
nyata. Ideologi dalam artian ini sangat diperlukan, karena dianggap mampu
membangkitkan kesadaran akan kemerdekaan, memberikan arahan mengenai dunia
beserta isinya, serta menanamkan semangat dalam perjuangan masyarakat untuk
bergerak melawan penjajahan, yang selanjutnya mewujudkannya dalam kehidupan
penyelenggaraan negara. Pentingnya ideologi bagi suatu negara juga terlihat dari fungsi
ideologi itu sendiri. Adapun fungsi ideologi adalah membentuk identitas atau ciri
kelompok atau bangsa. Ideologi memiliki kecenderungan untuk “memisahkan” kita dari
mereka. Ideologi berfungsi mempersatukan sesama kita. Apabila dibandingkan dengan
agama, agama berfungsi juga mempersatukan orang dari berbagai pandangan hidup
bahkan dari berbagai ideologi. Sebaliknya ideologi mempersatukan orang dari berbagai
agama. Oleh karena itu ideologi juga berfungsi untuk mengatasi berbagai pertentangan
(konflik) atau ketegangan sosial. Dalam hal ini ideologi berfungsi sebagai pembentuk
solidaritas (rasa kebersamaan) dengan mengangkat berbagai perbedaan ke dalam tata
nilai yang lebih tinggi. Fungsi pemersatu itu dilakukan dengan memenyatukan
keseragaman ataupun keanekaragaman, misalnya dengan memakai semboyan “kesatuan
dalam perbedaan” dan “perbedaan dalam kesatuan”.

3. Berbagai kasus yang terkait dengan penyalahgunaan narkoba dan yang mengancam
eksistensi Pancasila.
Jawab :
Sangat miris apabila mendengar banyaknya korban-korban yang berjatuhan akibat penyalahgunaan
narkotika di Indonesia. Penyalahgunaan narkotika di Indonesia sudah mencapai taraf yang mengkhawatirkan
karena Indonesia bukan lagi merupakan tempat pemasaran narkotika namun telah meningkat menjadi salah
satu produsen narkotika illegal di dunia.Banyaknya kasus-kasus penangkapan anggota jaringan narkotika
dan ditemukannya pabrik-pabrik produksi narkotika baik itu di Tangerang, Surabaya, dan kota-kota lainnya,
mengindikasikan bahwa narkotika bukan barang yang sulit ditemukan di Indonesia. Narkotika merupakan
salah satu kejahatan yang masuk dalam kategori extra ordinary crime karena merupakan salah satu kejahatan
lintas negara (transnational crime). Perkembangan terakhir yang diperoleh dari Badan Narkotika Nasional,
bahwa telah ditemukan berton-ton bahan narkotika di wilayah Afganistan, narkotika yang ditemukan
tersebut masuk ke dalam kategori narkotika yang sangat murni (very pure narcotics) yang harganya sangat
tinggi dipasaran peredaran gelap narkotika, biasanya dalam suatu paket narkotika tertera cap atau tanda yang
mengindikasikan kemurnian narkotika tersebut. TERNYATA cap yang tertera dikemasan narkotika yang
ditemukan di Afganistan itu tertera cap yang sangat mirip dengan lambang negara Indonesia "GARUDA
PANCASILA", sehingga diindikasikan bahwa ada keterlibatan orang Indonesia dalam proses produksi
barang haram tersebut.
Oleh karenanya hal tersebut perlu mendapat perhatian serius dari Pemerintah dan perlu update terhadap
peraturan perundangan yang berlaku terkait dengan Narkotika antara lain :
1. Diperkembangkan semaksimalnya menurut bakat dan kemampuan, baik jasmaniah
maupun rohaniah serta menurut suasana / keadaan setempat.
2. Bermoral Pancasila
3. Bersedia mengemban tugas-tugas yang tercakup dalam alenia 4 Pembukaan UUD 1945
yaitu :
- Membela segenap bangsa dan tanah air
- Membela kesejahteraan umum
- Mencerdaskan kehidupan rakyat
- Turut menciptakan ketertiban dunia atas dasar Pancasila.
4. Pola pembinaan kerja dan profesi
Generasi muda sebagai sumber tenaga manusia sudah seharusnya dipersiapkan secara
fisik dan mental untuk menjadi tenaga kerja yang nantinya mendapat pekerjaan yang
layak yang dapat memberikan penghidupan yang meningkat dan menunjang
pembangunan. Bertujuan untuk menghilangkan frustasi, memberikan economic security
dan menjadikan generasi muda calon tenaga kerja yang bermotivasi, cakap, terampil,
kreatif dan bertanggung jawab.
5. Pola pembinaan ideologis
Pembinaan ideologis generasi muda dilakukan dalam rangka pembinaan bangsa dan
ditujukan demi kelangsungan kita sebagai bangsa yang merdeka, berdaulat,
berkepribadian nasional berdasarkan Pancasila dan yang mempunyai kedudukan
terhormat di dunia internasional serta berperan aktif dalam membina perdamaian dunia.
Generasi muda hingga menjadi generasi penerus perjuangan bangsa yang layak dan
mampu demi tercapainya cita-cita nasional, yaitu masyarakat adil dan makmur.

4. Berbagai kasus yang terkait dengan terorisme yang mengancam eksistensi ideologi
Pancasila.
Jawab :
Terorisme secara kasar merupakan suatu istilah yang digunakan untuk penggunaan
kekerasan terhadap penduduk sipil/non kombatan untuk mencapai tujuan politik, dalam
skala lebih kecil daripada perang. Dari segi bahasa, istilah teroris berasal dari Perancis
pada abad 18. Kata Terorisme yang artinya dalam keadaan teror ( under the terror ),
berasal dari bahasa latin ”terrere”yang berarti gemetaran dan ”detererre” yang berarti
takut.Mengapa terorisme masih tetap berlanjut di Indonesia, padahal Indonesia
memiliki Pancasila sebagai ideologi? kehadiran terorisme seakan menggerus ideologi
Pancasila yang selama ini dijadikan landasan hidup bagi masyarakat Indonesia dalam
berbangsa dan bernegara.
Pertanyaan muncul dibenak kita: kenapa segelintir bangsa Indonesia menjadi “rusak”
sehingga kehilangan jati dirinya sebagai suatu bangsa yang pernah muncul dengan
nama harum di dunia, antara lain sebagai pemersatu Negara-Negara dunia ke-tiga,
penggagas Konfrensi Asia-Afrika, duta perdamaian dan banyak lagi contoh yang lain.
Bahkan sekarang julukan yang tidak enak didengar mampir ditelinga kita, sebagai
Negara sarang teroris.Bung Karno tegas-tegas berkata: “Bila bangsa Indonesia
melupakan Pancasila, tidak melaksanakan dan mengamalkannya maka bangsa ini akan
hancur berkeping-keping” juga dinyatakan bahwa barang siapa, atau kelompok
manapun yang hendak menentang atau membelokkan Pancasila, niscaya akan binasa.

Tapi itulah yang terjadi sekarang. Pancasila hanya diucapkan dibibir saja. Diajarkan
di sekolah-sekolah hanya sebagai suatu pengetahuan. Sebagai sebuah sejarah, bahwa
dahulu Bung Karno pernah mendengung-dengungkan Pancasila sebagai dasar Negara.
Para siswa hafal dengan urutan sila-sila dari Pancasila, tetapi tidak paham artinya,
filosofinya, dan hakekat manfaatannya bagi kehidupan berbangsa dan bertanah air satu,
NKRI. Terorisme di Indonesia tumbuh subur karena didukung oleh perilaku sebagian
masyarakat yang bertentangan dengan filosofi Pancasila. Setiap sila telah
diselewengkan: Ketuhanan Yang Maha Esa yang memberikan kebebasan kepada setiap
orang untuk memeluk agama menurut keyakinan dan kepercayaannya, telah diracuni
oleh pemikiran-pemikiran salah yang hanya mengistimewakan agama tertentu saja.
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, berupa penghargaan akan harkat dan martabat
kemanusiaan, yang diwujudkan dengan penghargaan terhadap hak azasi manusia
diabaikan. Ideologi Pancasila menjunjung tinggi persatuan bangsa dengan
menempatkan terwujudnya persatuan bangsa itu di atas kepentingan pribadi, kelompok,
atau golongan. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan, kini tercabik-cabik ditarik ke sana kemari demi
kepentingan politik praktis.Dan terakhir, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,
tinggal slogan kosong karena adanya jurang pemisah yang amat dalam antara si-kaya
dan si-miskin, yang menimbulkan kecemburuan sosial.
Namun sebagai sebuah bangsa yang besar, kita wajib menyadari bahaya ini. Jika
dibiarkan, tak ayal bangsa Indonesia akan terpecah-pecah dan akhirnya musnah. Belum
terlambat benar untuk berbenah. Kembali pada kekeramatan Pancasila.Selanjutnya,
bagaimana cara menghapuskan terorisme dari bumi Indonesia? Hal ini nampaknya sulit
untuk dilakukan karena masyarakat Indonesia belum satu hati menyikapi terorisme.
Masih ada sebagian kecil kelompok masyarakat tertentu yang justru membela dan
melindungi terorisme dengan opini-opini yang menyesatkan. Padahal, semua negara di
belahan bumi mana pun sudah mendeklarasikan bahwa terorisme adalah musuh
bersama.
Dari aspek kualitas ancaman, terorisme berpotensi merusak segala-galanya, mulai
dari jiwa manusia (korban maupun pelaku), otak dan nurani (pelaku), bangunan fisik
serta bangunan ideologi bangsa kita. Mereka bekerja sangat rahasia dan radikal, dengan
menolak sebagian besar premis yang melandasi lembaga-lembaga yang sudah ada
dalam masyarakat. Bahkan pemerintah pun dianggap sebagai pemasung rakyat. Karena
itu terorisme digolongkan ke dalam jenis kejahatan luar biasa.
Penyelesaian yang tepat untuk memberantas terorisme di Indonesia:
a. Revitalisasi Pancasila
Akar permasalahan dari terorisme adalah benturan filsafat universal yang
saling bertolak belakang dan Pancasila dapat digunakan sebagai sarana terapi atas
kondisi masyarakat Indonesia saat ini. Revitalisasi Pancasila dalam kehidupan
masyarakat dibutuhkan untuk menyatukan bangsa sekaligus membendung masuknya
ideologi transnasional ke benak masyarakat Indonesia. Penerapan pancasila secara
tepat dan bertanggungjawab harus ditingkatkan dari waktu ke waktu. Dengan
demikian ancaman dari luar maupun dari dalam negeri bisa dibendung dan diatasi
bersama dengan persatuan dan kesatuan Indonesia untuk kepentingan bersama.
Bangsa Indonesia harus memiliki ideologi sendiri yaitu Pancasila yang benar-
benar diamalkan dalam kehidupan sehari-hari dengan baik. Dengan demikian, ideologi
Pancasila dapat menjadi tameng untu melawan terorisme. Jika tidak, maka terorisme itu
akan selalu ada. Seluruh elemen masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan dan
pengetahuan karena bentuk terorisme juga semakin berkembang sesuai dengan
perkembangan peradaban dan teknologi, sehingga akan semakin mematikan. Semula,
senjata yang digunakan adalah pistol, tetapi kemudian berkembang menjadi bom dan
tidak menutup kemungkinan akan menggunakan nuklir apabila semuanya sudah serba
nuklir.Selain revitalisasi juga diperlukan reaktualisasi dan rejuvenasi nilai-nilai Pancasila
karena fenomena terorisme yang terjadi di Indonesia disebabkan oleh ketidakfahaman
seseorang atas nilai-nilai kebenaran.
Dengan memperkuat kembali dan merevitalisasi ideologi serta filosofi pemersatu
bangsa. Pancasila bisa menjadi filter terhadap nilai dan filosofi yang tidak sesuai dengan
kultur serta identitas bangsa Indonesia. Dengan demikian, segala hal yang tidak sesuai
dan berlawanan dengan Pancasila, termasuk terorisme, dapat dicegah dan dimusnahkan.

b. Pendekatan Sosio-Kultural sebagai alternatif penyelesaian.


Memerangi terorisme tidaklah cukup dan tidak akan pernah berhasil hanya dengan
menindak pelaku teror dan peledakan bom dengan kekerasan. Fakta telah menunjukkan
bahwa membunuh pelaku teror, mengisolasinya dan memenjarakan para pemimpin
organisasi teroris tidak mampu menghentikan tindakan terorisme dalam waktu lama.
Seperti yang terjadi di Indonesia sendiri, evakuasi terhadap pelaku bom Bali dengan cara
penembakan secara membabi buta, dikecam oleh barbagai pihak dan dianggap sebagai
hukuman yang tidak manusiawi. Bahkan, para keluarga dan kerabat jelas-jelas
memprotes prosesi tersebut. Dikhawatirkan dari pihak tertentu akan timbul dendam
untuk membalas dan memunculkan suatu tindakan terorisme baru yang mungkin lebih
parah dari yang sebelumnya.
Di Indonesia, munculnya tindakan terorisme menandakan adanya yang salah dalam
sistem sosial, politik dan ekonomi. Para pelaku teroris menjadi sedemikian radikal
disebabkan mereka merasa termarginalisasi dan terasing dari kehidupan sosial, politik
dan ekonomi masyarakat. Keterasingan tersebut pada umumnya bersifat struktural yang
termanifestasi dalam kebijakan pemerintah yang kurang akomodatif atau merugikan
dalam waktu panjang. Hal ini akan mengakibatkan perasaaan tidak puas dan benci pada
pemerintah dan kelompok masyarakat tertentu seperti orang kaya, penguasa dan orang
asing yang dianggap telah melangkahi kepentingan mereka. Namun upaya untuk
mengatasi rasa keterasingan tersebut secara normal mengalami hambatan karena tidak
ada ruang bagi mereka untuk berpartisipasi dan menyalurkan harapan serta kepentingan
mereka sehingga timbullah aksi radikal seperti terorisme.
Selain itu pula dalam rangka mengeliminir perekrutan pelaku terorisme pemerintah
dapat bersinergi dengan para tokoh setiap agama yang ada di Indonesia untuk
melepaskan label atau stigma dari suatu kelompok tertentu terhadap kelompok lainnya
yang dicurigai sebagai pelaku terorisme. Sehingga perlunya lebih merekatkan kerjasama
di dalam kelompok masyarakat Indonesia dan menjalin komunikasi untuk menyamakan
persamaan pandangan dari dalam seluruh kelompok masyarakat bahwa terorisme
bukanlah nilai/ajaran suatu kelompok tertentu.
5. Berbagai kasus yang terkait dengan korupsi di Indonesia yang mengancam eksistensi
ideologi Pancasila.
Jawab :
Sudah bukan rahasia lagi kalau negara kita ini termasuk salah satu sarang koruptor
paling banyak di dunia. Tidak di mana-mana, pelaku tilep-menilep yang bukan haknya
sudah jadi darah daging. Di tingkat sekolah, ada. Tingkat RT, banyak. Tingkat, negara?
Wah, itu mah sudah jagonya. Dari sudut pandang hukum, perbuatan korupsi mencakup
unsur-unsur melanggar hukum yang berlaku, penyalahgunaan wewenang, merugikan
negara, memperkaya pribadi atau diri sendiri.
Beratnya korupsi berbeda-beda, dari yang paling ringan dalam bentuk penggunaan
pengaruh dan dukungan untuk memberi dan menerima pertolongan, sampai dengan
korupsi berat yang diresmikan, dan sebagainya. Titik ujung korupsi adalah kleptokrasi,
yang arti harafiahnya pemerintahan oleh para pencuri, di mana pura-pura bertindak jujur
pun tak ada sama sekali.
Korupsi yang muncul di bidang politik dan birokrasi bisa berbentuk sepele atau berat,
terorganisasi atau tidak. Walau korupsi sering memudahkan kegiatan kriminal seperti
penjualan narkotika, pencucian uang, dan prostitusi. Korupsi itu sendiri tidak terbatas
dalam hal-hal ini saja. Untuk mempelajari masalah ini dan membuat solusinya, sangat
penting untuk membedakan antara korupsi dan kejahatan. Bergantung dari negaranya
atau wilayah hukumnya, ada perbedaan antara yang dianggap korupsi atau tidak. Sebagai
contoh, pendanaan partai politik ada yang legal di satu tempat namun ada juga yang
ilegal di tempat lain.
Dampak korupsi sudah jelas! Korupsi bikin mekanisme pasar tidak berjalan. Proteksi,
monopoli dan oligopoli menyebabkan ekonomi biaya tinggi dan distorsi pada distribusi
barang dan jasa, dimana pengusaha yang mampu berkolaborasi dengan elit politik
mendapat akses, konsesi dan kontrak-kontrak ekonomi dengan keuntungan besar.
Persaingan usaha yang harus dimenangkan dengan praktik suap-menyuap mengakibatkan
biaya produksi membengkak. Ongkos buruh ditekan serendah mungkin sebagai
kompensasi biaya korupsi yang sudah dikeluarkan pelaku ekonomi.
Dasar Hukum: UU 31 tahun 1999, UU 20 tahun 2001 Pemberantasan korupsi di
Indonesia saat ini dilakukan oleh beberapa institusi:
1. Tim Tastipikor (Tindak Pidana Korupsi)
2. Komisi Pemberantasan Korupsi
3. Kepolisian
4. Kejaksaan
5. BPKP
6. Lembaga non-pemerintah: Media massa Organisasi massa (mis: ICW)

BAB V
MENGAPA PANCASILA MERUPAKAN SISTEM FILSAFAT ?
1. Berbagai konsep dan pengertian kearifan lokal dalam kehidupan masyarakat di Indonesia
yang terkait dengan sikap inklusif, toleran, dan gotong royong dalam keragaman agama
dan budaya.
Jawab :
Pengertian Kearifan Lokal
Sebelum membahas pendapat saya mengenai kearifan lokal, lebih baik saya jelaskan
apa arti dari kearifan lokal itu sendiri. Pasti diantara kalian para pembaca belum begitu
mengerti apa sebenarnya yang dimaksud dengan kearifan lokal itu ? Apakah itu sebuah
makanan ? Atau sebuah mainan ? yang jelas bukan keduanya. Karena pengertian kearifan
lokal yang sebenarnya adalah sebagai berikut :
Kearifan lokal, terdiri dari dua kata yaitu kearifan (wisdom) atau kebijaksanaan dan
lokal (local) atau setempat. Jadi kearifan lokal adalah gagasan setempat yang bersifat
bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota
masyarakatnya.
Menurut Gobyah nilai terpentingnya adalah kebenaran yang telah mentradisi atau ajeg
dalam suatu daerah. Secara konseptual, kearifan lokal dan keunggulan lokal merupakan
kebijaksanaan manusia yang bersandar pada filosofi nilai-nilai, etika, cara-cara dan
perilaku yang melembaga secara tradisional.
Menurut Antariksa (2009), kearifan lokal merupakan unsur bagian dari tradisi-budaya
masyarakat suatu bangsa, yang muncul menjadi bagian-bagian yang ditempatkan pada
tatanan fisik bangunan (arsitektur) dan kawasan (perkotaan) dalam geografi
kenusantaraan sebuah bangsa. Dari penjelasan beliau dapat dilihat bahwa kearifan lokal
merupakan langkah penerapan dari tradisi yang diterjemahkan dalam artefak fisik. Hal
terpenting dari kearifan lokal adalah proses sebelum implementasi tradisi pada artefak
fisik, yaitu nilai-nilai dari alam untuk mengajak dan mengajarkan tentang bagaimana
‘membaca’ potensi alam dan menuliskannya kembali sebagai tradisi yang diterima secara
universal oleh masyarakat, khususnya dalam berarsitektur. Nilai tradisi untuk
menselaraskan kehidupan manusia dengan cara menghargai, memelihara dan
melestarikan alam lingkungan. Hal ini dapat dilihat bahwa semakin adanya
penyempurnaan arti dan saling mendukung, yang intinya adalah memahami bakat dan
potensi alam tempatnya hidup; dan diwujudkannya sebagai tradisi.
Definisi kearifan lokal secara bebas dapat diartikan nilai-nilai budaya yang baik yang
ada di dalam suatu masyarakat. Hal ini berarti, untuk mengetahui suatu kearifan lokal di
suatu wilayah maka kita harus bisa memahami nilai-nilai budaya yang baik yang ada di
dalam wilayah tersebut. Kalau mau jujur, sebenarnya nilai-nilai kearifan lokal ini sudah
diajarkan secara turun temurun oleh orang tua kita kepada kita selaku anak-anaknya.
Budaya gotong royong, saling menghormati dan tepa salira merupakan contoh kecil dari
kearifan lokal.
Berdasarkan definisi-definisi di atas saya membuat definisi dengan pendapat saya
sendiri. Menurut saya sendiri, kearifan lokal adalah sesuatu yang memiliki nilai-nilai
budaya yang baik yang sebenarnya sudah diajarkan semenjak lama dari nenek moyang
kita terdahulu. Dari definisi-definisi itu, kita dapat memahami bahwa kearifan lokal
adalah pengetahuan yang dikembangkan oleh para leluhur dalam mensiasati lingkungan
hidup sekitar mereka, menjadikan pengetahuan itu sebagai bagian dari budaya dan
memperkenalkan serta meneruskan itu dari generasi ke generasi. Beberapa bentuk
pengetahuan tradisional itu muncul lewat cerita-cerita, legenda-legenda, nyanyian-
nyanyian, ritual-ritual, dan juga aturan atau hukum setempat. Kearifan lokal menjadi
penting dan bermanfaat hanya ketika masyarakat lokal yang mewarisi sistem pengetahuan
itu mau menerima dan mengklaim hal itu sebagai bagian dari kehidupan mereka. Dengan
cara itulah, kearifan lokal dapat disebut sebagai jiwa dari budaya lokal. Hal itu dapat
dilihat dari ekspresi kearifan lokal dalam kehidupan setiap hari karena telah
terinternalisasi dengan sangat baik. Tiap bagian dari kehidupan masyarakat lokal
diarahkan secara arif berdasarkan sistem pengetahuan mereka, dimana tidak hanya
bermanfaat dalam aktifitas keseharian dan interaksi dengan sesama saja, tetapi juga dalam
situasi-situasi yang tidak terduga seperti bencana yang datang tiba-tiba.

Berangkat dari semua itu, kearifan lokal adalah persoalan identitas. Sebagai sistem
pengetahuan lokal, ia membedakan suatu masyarakat lokal dengan masyarakat lokal yang
lainnya. Perbedaan itu dapat dilihat dari tipe-tipe kearifan lokal yang dapat ditelusuri:
1. Kearifan lokal dalam hubungan dengan makanan: khusus berhubungan dengan
lingkungan setempat, dicocokkan dengan iklim dan bahan makanan pokok setempat.
(Contoh: Sasi laut di Maluku dan beberapa tempat lain sebagai bagian dari kearifan
lokal dengan tujuan agar sumber pangan masyarakat dapat tetap terjaga).
2. Kearifan lokal dalam hubungan dengan pengobatan: untuk pencegahan dan
pengobatan. (Contoh: Masing-masing daerah memiliki tanaman obat tradisional
dengan khasiat yang berbeda-beda).
3. Kearifan lokal dalam hubungan dengan sistem produksi: Tentu saja berkaitan dengan
sistem produksi lokal yang tradisional, sebagai bagian upaya pemenuhan kebutuhan
dan manajemen tenaga kerja. (Contoh: Subak di Bali; di Maluku ada Masohi untuk
membuka lahan pertanian, dll.).
4. Kearifan lokal dalam hubungan dengan perumahan: disesuaikan dengan iklim dan
bahan baku yang tersedia di wilayah tersebut (Contoh: Rumah orang Eskimo; Rumah
yang terbuat dari gaba-gaba di Ambon, dll.).
5. Kearifan lokal dalam hubungan dengan pakaian: disesuaikan dengan iklim dan bahan
baku yang tersedia di wilayah itu.
6. Kearifan lokal dalam hubungan sesama manusia: sistem pengetahuan lokal sebagai
hasil interaksi terus menerus yang terbangun karena kebutuhan-kebutuhan di atas.
(Contoh: Hubungan Pela di Maluku juga berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan
pangan, perumahan, sistem produksi dan lain sebagainya).

2. Berbagai kasus yang terkait dengan pengembangan karakter Pancasilais, seperti jujur,
disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, dan cinta
damai di lingkungan Anda.
Jawab :
Untuk meneruskan peran protagonis yang berhasil dimainkan dengan indah oleh para
pemuda pejuang di era kemerdekaan, pemuda masa kini memiliki kewajiban moral
untuki meneruskan tradisi positif ini di era kemerdekaan. Kongkritnya, pemuda harus
bisa menjadi tumpuan bagi terciptanya kemakmuran, kemajuan, serta kemandirian
Indonesia. Menjadi dinamisator pembangunan agar bangsa Indonesia memiliki daya
saing tinggi, sehingga sejajar bahkan unggul dari bangsa-bangsa lain.
Ironisnya, kenyataan yang ada tidaklah demikian. Para pemuda Indonesia saat ini
seolah tidak berdaya menghadapi gempuran arus globalisasi yang dihiasi ekspansi tradisi
bangsa asing. Meskipun tidak ada bukti empiris yang menunjukkan bahwa semua budaya
asing memberikan dampak negatif bagi generasi muda, namun jika kondisi ini terus
dibiarkan, bukan tidak mungkin bangsa Indonesia akan kehilangan jati dirinya, sehingga
akan terjebak dalam kolonialisme kontemporer, tergantung dan mudah dikendalikan
bangsa lain.
Kekhawatiran ini semakin membayang di depan mata ketika melihat realitas pemuda
masa kini yang pemahaman terhadap sejarah dan nilai-nilai budaya nasinalnya menurun
drastis. Mereka seakan lebih bangga mengidentifikasi diri kepada bangsa lain yang lebih
maju ilmu pengetahuan dan teknologinya. Supaya realitas memprihatinkan ini segera
berakhir, pemuda harus tampil di barisan terdepan dalam upaya menyelamatkan bangsa
Indonesia dari ancaman hilangnya identitas nasional. Inilah perjuangan berat yang
terhampar di depan mata dan menuntut komitmen utuh dari segenap pemuda Indonesia.
Agar perjuangan ini berhasil, setidaknya ada peran yang harus dijalankan oleh para
pemuda yaitu :
a) Character builder (Pembangun Karakter)
Tergerusnya karakter positif—seperti ulet, pantang menyerah, jujur, dan kreatif—yang
dibarengi tumbuhnya karakter negatif seperti malas, koruptif, dan konsumtif di kalangan
masyarakat Indonesia, menuntut pemuda untuk meresponnya dengan cepat dan cerdas.
Mereka harus menjadi pioner yang memperlihatkan kesetiaan untuk memegang teguh
kearifan lokal seperti yang dicontohkan pemuda generasi terdahulu.
b) Caharacter Enabler (Pemberdaya Karakter)
Pembangunan karakter bangsa tentunya tidak cukup jika tidak dilakukan pemberdayaan
yang berkesinambungan. Oleh sebab itu, pemuda harus memiliki tekad untuk mejadi role
model dari pengembangan karakter bangsa yang positif.
c) Character engineer (Perekayasa Karakter)
Peran ini menunut generasi muda untuk terus melakukan pembelajaran. Pasalnya,
pengembangan karakter positif bangsa menunut adanya modifikasi dan rekayasa yang
tepat sesuai dengan perkembangan zaman.

3. Contoh tentang keputusan yang diambil berdasar pada prinsip musyawarah dan mufakat
di lingkungan sekitar Anda.
Jawab :
Musywarah di lingkungan keluarga, misalnya:
1) Menentukan tempat rekreasi keluarga.
2) Pemberian tugas yang harus dikerjakan tiap anggota keluarga.
3) Menentukan aturan-aturan dalam keluarga, dan sebagainya.
Musyawarah di lingkungan perkuliahan/kampus, misalnya:
1) Memilih pengurus BEM
2) Menentukan program kegiatan BEM.
3) Pemilihan ketua BEM.
4) Menentukan tempat tujuan Kuliah Kerja Nyata dan sebagainya.

Musyawarah di lingkungan masyarakat, misalnya:


1) Pelaksanaan acara 17 Agustus-an.
2) Membangun jalan.
3) Pembagian jadwal ronda/ siskamling.
5) Memilih pengurus /LPMD, dan sebagainya.

4. Berbagai konsep dan pengertian yang terkait dengan pemahaman atas hakikat sila-sila
Pancasila dan bagaimana pengaktualisasian nilai-nilai yang terkandung di dalamnya
sebagai paradigma berpikir, bersikap dan berperilaku masyarakat?
Jawab :

Istilah paradigma pada mulanya dipakai dalam bidang filsafat ilmu pengetahuan. Menurut
Thomas Kuhn orang yang pertama kali Untuk mewujudkan pemabngunan yang sesuai dengan
nilai-nilai pansila perlu adanya sebuah konsep yang kuat demi proses yang dan hasil maksimal
yaitu dengan paradigma. Paradigma sendiri memilki arti sebuah asumsi-asumsi dasar dan teoritis
yang umum ( merupakan suatu sumber nilai) sehingga merupakan suatu sumber hukum, metode
serta penerapan dalam ilmu penegetahuan yang sangat menentukan sifat , ciri serta karakter ilmu
penetahuan itu sendiri. Paradigma berkembang menjadi terminologi yang mengandung konotasi
pengertian sumber nilai, tolok ukur, parameter kerangka berpikir dan bertindak, orientasi dasar,
sumber asas serta arah dan tujuan dari suatu perkembangan, perubahan serta proses dari suatu
atau berbagai bidang pembangunan. Apabila pancasila dijadikan paradigma berarti panasila itu
dijadikan sebagai kerangka, acuan, tolok ukur, parameter, arah dan tujuan dari sebuah kegiatan.
Pancasila sebagai paradigma dimaksudkan bahwa pancasila sebagai sistem nilai acuan, kerangka
berpikir, sebagai sistem nilai yang dijadikan kerangka landasan, kerangka cara, dan sekaligus
kerangka tujuan bagi yang menyandangnya.
Sistem hukum di Indonesia menurut wawasan Pancasila merupakan bagian integral
dari keseluruhan sistem kehidupan masyarakat sebagai satu keutuhan melalui berbagai
pengaruh dan interaksinya dengan sistem-sistem lainnya.Menurut Soerjanto
Poespowardojo (1898) Pancasila sebagai ideologi nasional memberikan ketentuan
mendasar, yakni: 1) Sistem hukum dikembangkan berdasarkan nilai-nilai Pancasila
sebagai sumbernya, (2) Sistem hukum menunjukkan maknanya, yaitu mewujudkan
keadilan, (3) Sistem hukum mempunyai fungsi untuk menjaga dinamika kehidupan
bangsa, (4) Sistem hukum menjamin proses realisasi diri bagi warga Indonesia dalam
proses pembangunan.
Dilihat dari arti dan makna sila Pancasila yang berkaitan dengan hukum adalah
sebagai berikut:
1. Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, yaitu:
Tidak memaksa warga negara untuk beragama, tetapi diwajibkan memeluk agama
sesuai dengan hukum yang berlaku.Negara memberi fasilitator bagi tumbuh
suburnya agama, iman warga negara dan menjadi mediator ketika terjadi konflik
agama. Dalam konteks bernegara, maka dalam masyarakat yang berdasarkan
Pancasila, dengan sendirinya dijamin kebebasan memeluk agama masing-masing.
2. Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, yaitu:
Mewujudkan keadilan dan peradaban yang tidak lemah, hal ini berarti bahwa yang
dituju masyarakat Indonesia adalah keadilan dan peradaban yang tidak pasif, yaitu
perlu pelurusan dan penegakan (hukum) yang kuat jika terjadi penyimpangan-
penyimpangan.Keadilan diwujudkan berdasarkan hukum.Prinsip keadilan
dikaitkan dengan hukum, karena keadilan harus direalisasikan dalam kehidupan
masyarakat. Manusia mempunyai derajat yang sama dihadapan hukum.
3. Sila ketiga, Persatuan Indonesia, yaitu:
Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan dan
negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa.
4. Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan, yaitu:
Hukum di Indonesia menganut asas demokrasi, dalam arti umum, yaitu
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.Perbedaan secara umum,
demokrasi di barat dan di Indonesia terletak pada permusyawaratan, yaitu
mengusahakan keputusan bersama secara bulat untuk mencapai mufakat, kemudian
mengambil tindakan bersama.
5. Sila kelima, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, yaitu:
Keadilan dalam hukum yang berarti adanya persamaan, penyetaraan dari berbagai
kalangan. Perlindungan negara terhadap kelompok yang lemah agar masyarakat
dapat bekerja sesuai dengan bidangnya
Dari kelima sila tersebut, terdapat beberapa point yang merupakan acuan
paradigma pembangunan hukum :
 Pancasila sebagai Paradigma Pengembangan Kehidupan umat Beragama
 Pancasila sebagai Paradigma Pengembangan Iptek
 implementasi pancasila sebagai aradigma dalam kehidupan kampus

BAB VI
BAGAIMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA ?
1. Beberapa kasus yang memperlihatkan keterampilan individu atau kelompok dalam
merumuskan solusi atas problem moralitas bangsa (misalnya, mencegah korupsi) dengan
pendekatan Pancasila.
Jawab :
Ada beberapa upaya yang dapat ditempuh dalam memberantas tindak korupsi di
Indone-sia, antara lain sebagai berikut :
a. Upaya pencegahan (preventif).
b. Upaya penindakan (kuratif).
c. Upaya edukasi masyarakat/mahasiswa.
d. Upaya edukasi LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat).
a. Upaya Pencegahan (Preventif)
1. Menanamkan semangat nasional yang positif dengan mengutamakan pengabdian
pada bangsa dan negara melalui pendidikan formal, informal dan agama.
2. Melakukan penerimaan pegawai berdasarkan prinsip keterampilan teknis.
3. Para pejabat dihimbau untuk mematuhi pola hidup sederhana dan memiliki
tanggung jawab yang tinggi.
4. Para pegawai selalu diusahakan kesejahteraan yang memadai dan ada jaminan
masa tua.
5. Menciptakan aparatur pemerintahan yang jujur dan disiplin kerja yang tinggi.
6. Sistem keuangan dikelola oleh para pejabat yang memiliki tanggung jawab etis
tinggi dan dibarengi sistem kontrol yang efisien.
7. Melakukan pencatatan ulang terhadap kekayaan pejabat yang mencolok.
8. Berusaha melakukan reorganisasi dan rasionalisasi organisasi pemerintahan
melalui penyederhanaan jumlah departemen beserta jawatan di bawahnya.

b. Upaya Penindakan (Kuratif)


Upaya penindakan, yaitu dilakukan kepada mereka yang terbukti melanggar
dengan diberikan peringatan, dilakukan pemecatan tidak terhormat dan dihukum
pidana. Beberapa contoh penindakan yang dilakukan oleh KPK :
a. Dugaan korupsi dalam pengadaan Helikopter jenis MI-2 Merk Ple Rostov Rusia milik
Pemda NAD (2004).
b. Menahan Konsul Jenderal RI di Johor Baru, Malaysia, EM. Ia diduga melakukan
pungutan liar dalam pengurusan dokumen keimigrasian.
c. Dugaan korupsi dalam Proyek Program Pengadaan Busway pada Pemda DKI Jakarta
(2004).
d. Dugaan penyalahgunaan jabatan dalam pembelian tanah yang merugikan keuangan
negara Rp 10 milyar lebih (2004).
e. Kasus korupsi dan penyuapan anggota KPU kepada tim audit BPK (2005).
f. Kasus penyuapan panitera Pengadilan Tinggi Jakarta (2005).
g. Kasus penyuapan Hakim Agung MA dalam perkara Probosutedjo.
h. Menetapkan seorang Bupati di Kalimantan Timur sebagai tersangka dalam kasus
korupsi Bandara Loa Kolu yang diperkirakan merugikan negara sebesar Rp 15,9
miliar (2004).
i. Kasus korupsi di KBRI Malaysia (2005).

c. Upaya Edukasi Masyarakat/Mahasiswa


1. Memiliki tanggung jawab guna melakukan partisipasi politik dan kontrol sosial
terkait dengan kepentingan publik.
2. Tidak bersikap apatis dan acuh tak acuh.
3. Melakukan kontrol sosial pada setiap kebijakan mulai dari pemerintahan desa
hingga ke tingkat pusat/nasional.
4. Membuka wawasan seluas-luasnya pemahaman tentang penyelenggaraan
pemerintahan negara dan aspek-aspek hukumnya.
5. Mampu memposisikan diri sebagai subjek pembangunan dan berperan aktif dalam
setiap pengambilan keputusan untuk kepentingan masyarakat luas.
d. Upaya Edukasi LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
1. Indonesia Corruption Watch (ICW) adalah organisasi non-pemerintah yang
mengawasi dan melaporkan kepada publik mengenai korupsi di Indonesia dan terdiri
dari sekumpulan orang yang memiliki komitmen untuk memberantas korupsi melalui
usaha pemberdayaan rakyat untuk terlibat melawan praktik korupsi. ICW lahir
di Jakarta pada tgl 21 Juni 1998 di tengah-tengah gerakan reformasi yang
menghendaki pemerintahan pasca-Soeharto yg bebas korupsi.
2. Transparency International (TI) adalah organisasi internasional yang bertujuan
memerangi korupsi politik dan didirikan di Jerman sebagai organisasi nirlaba
sekarang menjadi organisasi non-pemerintah yang bergerak menuju organisasi yang
demokratik. Publikasi tahunan oleh TI yang terkenal adalah Laporan Korupsi Global.
Survei TI Indonesia yang membentuk Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia 2004
menyatakan bahwa Jakarta sebagai kota terkorup di Indonesia, disusul Surabaya,
Medan, Semarang dan Batam. Sedangkan survei TI pada 2005, Indonesia berada di
posisi keenam negara terkorup di dunia. IPK Indonesia adalah 2,2 sejajar dengan
Azerbaijan, Kamerun, Etiopia, Irak, Libya dan Usbekistan, serta hanya lebih baik dari
Kongo, Kenya, Pakistan, Paraguay, Somalia, Sudan, Angola, Nigeria, Haiti &
Myanmar. Sedangkan Islandia adalah negara terbebas dari korupsi.

2. Beberapa contoh individu atau kelompok di lingkungan Anda yang melaksanakan proyek
belajar implementasi Pancasila dalam kehidupan nyata.
Jawab :
Nilai – nilai yang terkandung dalam pancasila dari Sila ke-I samapi Sila ke – V di
implementasikan dalam kehidupan sehari – hari seperti :
Ø Sila pertama : KETUHANAN YANG MAHA ESA
Sila KeTuhanan Yang Maha Esa mengandung nilai-nilai bahwa negara yang didirikan
merupakan sebagai perwujudan manusia sebagai mahkluk Tuhna Yang Masa Esa.
Contoh dalam kehidupan kita yaitu :
1. Melaksanakan ibadah kepada Allah seperti salat fardu, salat sunnah, puasa,zakat,
dsb.
2. Adanya matakuliah agama yang di jadikan mata kuliah wajib untuk mahasiswa.
3. Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan Agama yang di
anutnya.
4. Hormat menghormati antara pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang
berbeda-beda, sehingga terbina kerukunan hidup.
5. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayanya.
6. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain /
memberikan kebebasan kepada setiap orang untuk memeluk agama sesuai
dengan kepercayaan masing- masing.
7. Kita tidak boleh ribut ketika orang yang beragama lain melaksanakan ibadahnya.
8. Tidak boleh minum/menelan obat-obat terlarang, misalnya pil Ectasy, Nipam,
Shabu-shabu dan lain sebagainya termasuk di dalamnya.
9. Senantiasa berteman dengan pemeluk agama lain seperti berteman dengan orang
yangseagama.

Ø Sila Kedua : KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB


Sila kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung nilai-nilai bahwa negara harus
menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai mahkluk yang beradab. Contoh
dalam kehidupan kita yaitu :
1. Membantu fakir miskin dan Membantu korban bencana alam
2. Pemberian kebebasan dalam memilih jurusan
3. menghargai dan tidak mencela hasil karya orang lain
4. mengikuti aksi donor darah bagi yang membutuhkan.
5. dalam penerimaan mahasiswa baru tidak adanya perbedaan antara yang mampu dan
yang kurang mampu
6. melaksanakan kewajiban untuk selalu masuk kuliah dan mengumpulkan tugas yang di
berikan.
7. Adanya undang – undang perlindungan anak jika ada anak yang melakukan
pelanggaran berat.
8. harus mewujudkan tercapainya tujuan ketinggian harkat dan martabat manusia
terutama hak-hak kordat sebagai hakl asasi.
9. menjenguk teman yang sakit dan tidak membedakan teman pergaulan
10. Mengakui persamaan derajat, antara hak dan kewajiban sebagai warga Negara yang
baik
11. Saling mencintai sesama manusia dan mengembangkan sikap tenggang rasa
12. Tidak semena –mena terhadap orang lain dan menjunjung tinggi nilai – nilai
kemanusiaan
13. Berani membela keadilan dan saling menghormati antar sesama bangsa lain
14. merawat lingkungan dengan menjaga kebersihan, tidak membuang sampah
sembarangan, tidak membakar lahan yang membuat orang lain terganggu, merawat
binatang dengan kasih sayang, merawat hutan dan tidak menebangi sembarang, dll.

Ø Sila Ketiga : PERSATUAN INDONESIA


Sila persatuan Indonesia mengandung arti negara merupakan penjelmaan sifat kodrat
manusia monodualis, yaitu sebagai mahkluk individu dan mahkluk sosail. Perbedaan
bukannya untuk menjadi konflik dan permusuhan malainkan diarahkan pada sesuatu yang
saling menguntungkan, yaitu persatuan dalam kehidupan bersama untuk mewujudkan
tujuan bersama. Tanpa harus kita mendengar adanya gereja dibomlah, tawuran antar
agama di kehidupan kita. Contoh dalam kehidupan kita yaitu :
1. Ikut melaksanakan upacara bendera
2. Mengikuti kegiatan bari berbaris.
3. Mengikuti kegiatan peringatan hari besar nasional seperti ikut lomba, atau pentas
budaya
4. Menghargai pendapat teman saat berdiskusi suatu masalah dan tidak egois jika
pendapatnya tidak di terima.
5. Mengorbankan sebagian harta untuk pembangunan jalan, mengorbankan waktu untuk
menjaga kampung (Poskamling)
6. Ikut kerja bakti, mengikuti kegiatan karang taruna, ikut serta dalam kompetisi olahraga
baik skala nasional maupun internasional
7. Tidak saling bermusuhn antar sesame mahasiswa
8. Sikap kebersamaan dan menghargai antar masyarakat
9. Cinta tanah air dan bangga sebagai bangsa yang bertanah air.
10. Memberikan hak setiap orang untuk memperoleh informasi, kenyamanan dalam
bertetangga, hak untuk mendapat kesehatan dan hidup yang layak.
11. Saling menjaga keseimbangan dalam kehidupan. Seperti tidak membuat keributan dan
kerusuhan kecil yang mengakibatkan bencana besar.
Ø Sila Keempat : KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAH
KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN.
Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaraan dan
perwakilan mengandung nilai-nilai bahwa hakikat negara sebagai penjelmaan sifat
kodrat manusia sebagai mahkluk individu dan mahkluk sosial. Contoh dalam
kehidupan kita yaitu :
1. Mengharagai pendapat orang lain,
2. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain
3. Mengutamakan Musyawarah / mufakat dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama dalam semangat kekeluargaan.
4. Jika ada masalah dalam kelompok belajar kita selesaikan dengan berunding atau
bermusyawarah
5. Ikut dalam PEMILU jika sudah cukup umur baik tingkat Nasional maupun Lokal
6. Tidak marah atau sakit hati jika pendapat kita ditolak

Ø Sila Kelima : KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA


Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung nilai-nilai yang
merupakan tujuan negara sebagai tujuan dalam hidup bersama. Contohnya dalam
kehidupan kita yaitu :
1. Memberikan upah sesuai dengan kerja orang tersebut
2. Membayar pajak tanpa membedakan kaya atau miskin
3. Tidak merusak fasilitas umum seperti telepon umum dll
4. Tidak bertindak korupsi, kolusi, nepotisme (KKN)
5. Gaya hidup hemat misalnya menggunakan listrik sehemat mungkin, mematikan lampu
jika tidak digunakan lagi.
6. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta bersikap adil
7. Suka member pertolongan kepada orang lain
8. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain dan tidak melakukan perbuatan yang
merugikan kepentingan umum.
9. Bekerja keras dan menghargai hasil karya orang lain
10. Bersama – sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan social.
BAB VII
MENGAPA PANCASILA MENJADI DASAR NILAI PENGEMBANGAN ILMU ?
1. Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu yang terbentuk dalam sikap inklusif,
toleran dan gotong royong dalam keragaman agama dan budaya .
Jawab :
Setiap warganegara hakekatnya dituntut untuk dapat hidup berguna dan bermakna
bagi negara dan bangsanya. Untuk itu diperlukan bekal ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni (IPTEKS) yang berlandaskan pada nilai-nilai agama, moral dan budaya bangsa.
Fungsinya adalah sebagai panduan dan pegangan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Dalam konteks Pendidikan Kewarganegaraan nilai budaya
bangsa menjadi pijakan utama, karena tujuan pembelajaran ialah untuk menumbuhkan
wawasan dan kesadaran bernegara, juga sikap dan perilaku cinta tanah air yang
bersendikan budaya bangsa.
Setiap penduduk Indonesia harus memandang bahwa perbedaan tradisi, bahasa, dan
adat-istiadat antara satu etnis dengan etnis lain sebagai, antara satu agama dengan agama
lain, sebagai aset bangsa yang harus dihargai dan dilestarikan. Pandangan semacam ini
akan menumbuhkan rasa saling menghormati, menyuburkan semangat kerukunan, serta
menyuburkan jiwa toleransi dalam diri setiap individu. Bila setiap warga negara
memahami makna Bhinneka Tunggal Ika, meyakini akan ketepatannya bagi landasan
kehidupan berbangsa dan bernegara, serta mau dan mampu mengimplementasikan secara
tepat dan benar, Negara Indonesia akan tetap kokoh dan bersatu selamanya.
Bhineka Tunggal Ika pada era Glablisasi saat ini, Indonesia pada saat ini banyak
mengalami kemunduran persatuan dan kesatuan. Penyebabnya adalah adanya
ketimpangan sosial, kesenjangan ekonomi, belum stabilnya kondisi politik pemerintahan
di Indonesia menjadikan rakyat tumbuh menjadi rakyat yang apatis terhadap pemerintah.
Dampak buruk globalisasi yang membawa kebudayaan-kebudayaan baru menjadikan
komposisi kebudayaan masyarakat Indonesia menjadi lebih kompleks atau rumit. Karena
banyaknya kebudayaan baru yang datang dan diterima begitu saja, menyebabkan
terjadinya penyimpangan kebudayaan di masyarakat. Belum lagi masalah klasik yang
sepele namun berdampak serius seperti perbedaan suku, agama, ras dan antar golongan
yang semakin memecah belah kesatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Melihat kondisi
seperti ini tentu kita semua tidak boleh pesimis dan patah semangat, Semboyan negara
Bhinneka Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu jua, selamanya akan
tetap relevan untuk mengiringi kehidupan bernegara di negeri yang multikultural ini,
karena komposisi kehidupan rakyat Indonesia akan terus beragam sampai kapanpun.
Ketimpangan sosial, kesenjangan ekonomi, perbedaan suku, agama, ras dan antar
golongan di antara kita janganlah dijadikan pembeda. Perkembangan jaman yang cepat
dan masuknya budaya baru biarkanlah berlalu, karena pada dasarnya kita semua satu,
satu bangsa, Bangsa Indonesia. Satu tanah air, Tanah air Indonesia. Satu bahasa, bahasa
Indonesia. Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda namun tetap satu jua. Indonesia satu!

2. Beberapa kasus yang terkait dengan kedudukan Pancasila sebagai dasar nilai
pengembangan ilmu yang memperlihatkan sikap bertanggung jawab atas keputusan yang
diambil berdasar pada prinsip musyawarah dan mufakat dalam kehidupan ilmiah.
Jawab :
Dalam rangka membentuk kesatuan dalam keanekaragaman diterapkan pendekatan
“musyawa-rah untuk mencapai mufakat.” Bukan pendapat sendiri yang harus dijadikan
kesepakatan bersama, tetapi common denominator, yakni inti kesamaan yang dipilih
sebagai kesepakatan bersama. Hal ini hanya akan tercapai dengan proses musyawarah
untuk mencapai mufakat. Dengan cara ini segala gagasan yang timbul diakomodasi
dalam kesepa-katan. Tidak ada yang menang tidak ada yang kalah. Inilah yang biasa
disebut sebagai win win solution.

3. Beberapa contoh tentang perumusan Pancasila sebagai karakter keilmuan Indonesia.


Jawab :
Beberapa contoh tentang perumusan Pancasila sebagai karakter keilmuan Indonesia
yaitu di sisi ilmu itu sendiri, pancasila sudah mencakup dari semua segi aspek kehidupan
, mulai dari sila pertama yang mencakup segi ketuhanan dalam menuntut ilmu yaitu
dalam menuntut ilmu utamakan lah ilmu yang bermanfaat dan bisa dibagi dan diberikan
kepada orang lain, sampai keadilan sosisal yang mengajarkan kita menuntut ilmu dengan
seadil-adilnya dan saya artikan , dalam menunttut ilmu juga harus adil , yaitu dalam
menuntut ilmu , jangan hanya satu ilmu yang dipelajari , juga harus menguasai ilmu yang
lain , dalam penguasaan ilmu, jangan hanya ilmu di dunia, tapi kuasai juga ilmu sebagai
bekal di akhirat.
Di segi penuntut ilmu, sebagai penuntut akan ilmu, dalam pancasila juga diajarkan
harus adanya sifat kemanusia’an yang terdapat pada sila ke dua , yaitu kemanusiaan yang
adil dan beradab , sebagai penuntut kita harus mengedepankan sisi kemanusiaan dalam
mencari ilmu, maksudnya , jangan memaksakan suatu ilmu hingga mengorbankan orang
lain dalam mencapai tujuan tsb.

4. Beberapa ilustrasi tentang karakter keilmuan berdasar Pancasila.


Jawab :
Dari beberapa ilustrasi tersebut, secara bertahap, nilai-nilai pancasila akan benar-
benar menginternalisasi dan membumi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Revitalisasi nilai-nilai pancasila bisa dimulai dengan menjadikan dasar negara
ini kembali sebagai pembicaraan publik, sehingga masyarakat merasakan bahwa
pancasila masih ada, dan masih dibutuhkan bagi bangsa Indonesia. Revitalisasi nilai-nilai
juga dapat dilakukan dengan cara manifestasi identitas nasional. Hal tersebut dapat
dilihat dari berbagai wawasan, antara lain; spiritual yang berlandaskan etik, estetika, dan
religiusitas sebagai dasar dan arah pengembangan profesi.
Dalam konteks perguruan tinggi, revitalisasi nilai-nilai pancasila bisa dilakukan
dengan menyiapkan sumber daya manusia yang profesional dan handal untuk
pembangunan nasional yang menumbuhkan kesadaran nasionalisme serta menemukan
jati diri bangsa yang mampu beradaptasi dengan perubahan, mampu menangkap
tantangan sebagai peluang dan mampu mengatasi segala permasalahan sengan
solusiyang baik, serta mengaktualisasikan diri untuk bangsa dan negara agar lebih maju
dan bermartabat.

5. Menggambarkan model pemimpin, warganegara dan ilmuwan yang Pancasilais di


lingkungan sekitar Anda.
Jawab :
-- Menurut pengamatan saya seorang pemimpin yang pancasilais dilingkungan saya
adalah sorang ketua RT , khususnya dilingkungan saya , bagaimana bias saya
mengatakan seperti itu? , saya berpendapat bahwa ketua RT dilingkungan saya memiliki
standar pancasilais yang cukup tinggi, karena , bias dilihat dari prilaku , setiap pekerjaan
dan setiap program yang dikerjakan beliau.
Kelurahan dilingkungan saya menjadi lebih baik dari sebelumnya , beliau tak segan
turun dan ikut bekerja bergotong royong membantu penyelesaian mushola , membuat
piket ronda setiap malamnya , dan juga membuat sarana olahraga bagi para pemuda di
sekitar , setiap malam beliau mengontrol piket ronda , sesuai atukah masih banyak yang
perlu diperbaiki, dari peristiwa yang saya alami , beliau memiliki sifat keadilan sosial
yang tinggi, dan ketuhanan yang cukup baik.
--Warganegara yang pancasilais dilingkungan saya , saya dapat menyebutkan satu nama
, yaitu , bapak ustad dilingkungan saya , meskipun beliau bukan merupakan orang jambi
asli , beliau selalu memberikan yang terbaik untuk membuat jambi lebih baik ,
membantu pembangunan nya , salah satunya membangun mushola , serta mendidik anak
anak disekitar untuk belajar mengaji, secara geratis , disini saya menenmukan sifat
keadilan social yang adil dan bradab pada sosok ustad dilingkungan saya.
--Dan yang terakhir yaitu ilmuan yang pancasilais , di lingkungan saya yaitu semua guru
yang mengajari saya selama ini, tak mudah memberikan ilmu kepada orang lain,
seseorang harus menabahkan hatinya demi itu, tetapi guru guru saya , mengajari saya
dengan tanpa kenal lelah , dan itu tercantum dalam kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat dalam permusyawaratan perwakilan.

Anda mungkin juga menyukai