POLITIK
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
1
“Https://Www.Gurupendidikan.Co.Id/Paradigma/,” n.d.
2
“Https://Repository.Unikom.Ac.Id/32807/1/Pertemuan%2012.Doc,” n.d.
3
Tim Penyusun, “Program Penyusunan Buku Ajar Bersama BKS PTN-Barat,” n.d., 229.
b. Tujuan negara hukum material dalam hal ini merupakan tujuan khusus atau
nasional, adalah memajukan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan
kehidupan bangsa.
c. Tujuan internasional, adalah ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Yang
perwujudannya terletak pada tatanan pergaulan masyarakat internasional.
d. Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional mengandung suatu
konsekuensi bahwa dalam segala aspek pembangunan nasional kita harus
berdasar pada hakikat nilai sila-sila Pancasila yang didasari oleh ontologis
manusia sebagai subjek pendukung pokok negara. Dalam mewujudkan tujuan
negara melalui pembangunan nasional yang merupakan tujuan seluruh
warganya maka dikembalikanlah pada dasar hakikat manusia “monopluralis”
yang unsurnya meliputi : kodrat manusia yaitu rohani (jiwa) dan raga, sifat
kodrat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, dan kedudukan
kodrat manusia sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri dan sebagai makhluk
Tuhan YME.
Kedudukan Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional harus
memperlihatkan konsep berikut ini4 :
a. Pancasila harus menjadi kerangka kognitif dalam identifikasi diri sebagai
bangsa
b. Pancasila sebagai landasan pembangunan nasional
c. Pancasila merupakan arah pembangunan nasional
d. Pancasila merupakan etos pembangunan nasional
e. Pancasila merupakan moral pembangunan masyarakat Indonesia yang sedang
mengalami perkembangan yang amat pesat karena dampak pembangunan
nasional maupun rangsangan globalisasi, memerlukan pedoman bersama
dalam menanggapi tantangan demi keutuhan bangsa
a. Nilai toleransi
b. Nilai transparansi hukum dan kelembagaan,
c. Nilai kejujuran dan komitmen (tindakan sesuai dengan kata)
d. Bermoral berdasarkan konsensus
Berikut merupakan poin-poin dari nilai Pancasila yang diterapkan dalam
kehidupan politik,yaitu:
a. Sistem politik Negara harus berdasarkan pada tuntutan hak dasar kemanusiaan.
Oleh karenanya,sistem politik yang berlaku dalam negara harus mampu
mewujudkan sistem yang menjamin tegaknya HAM.
b. Para penyelenggara negara beserta elit politik harus senantiasa memegang budi
pekerti kemanusiaan, serta memegang teguh cita-cita moral rakyat Indonesia
c. Memposisikan rakyat Indonesia sebagai subjek dalam kehidupan politik dan
tidak hanya sekedar menjadikannya sebagai objek politik penguasa semata
d. Mewujudkan tujuan Negara demi meningkatkan harkat dan martabat manusia
Indonesia
e. Mencerdaskan rakyat dan memahami politik, tidak hanya menjadikan rakyat
sebagai sarana mencapai tujuan pribadi ataupun golongan.
f. Amanah dalam menjalankan amanat rakyat.
Sekarang ini keadaan politik di Indonesia tidak seperti yang diinginkan. Banyak
rakyat beranggapan bahwa politik di Indonesia adalah sesuatu yang hanya
mementingkan dan merebut kekuasaan dengan menghalalkan segala cara.
Pemerintah Indonesiapun tidak mampu Pandangan masyarakat terhadap politik itu
sendiri menjadi buruk, dikarenakan pemerintah Indonesia yang tidak menjalankan
kewajibannya sebagai wakil rakyat dengan baik. Bagi mereka politik hanyalah
sesuatu yang buruk dalam mencapai kekuasaan. Dapat dilihat pada penyelenggara
negara misalnya dalam soal pembelian mobil mewah untuk para menteri Kabinet
Indonesia Bersatu II atau juga pembangunan pagar istana presiden yang menelan
biaya puluhan miliar rupiah. Kebijakan itu jelas mencederai rasa keadilan publik
karena disaat yang sama kemiskinan masih mengharu biru menjalankan fungsinya
sebagai wakil rakyat. Hal ini ditunjukkan oleh sebagian rakyat yang mengeluh,
karena hidup mereka belum dapat disejahterakan oleh negara.
Pandangan masyarakat terhadap politik itu sendiri menjadi buruk, dikarenakan
pemerintah Indonesia yang tidak menjalankan kewajibannya sebagai wakil rakyat
dengan baik. bagi mereka politik hanyalah sesuatu yang buruk dalam mencapai
kekuasaan. Dapat dilihat pada penyelenggara negara misalnya dalam soal pembelian
mobil mewah untuk para menteri Kabinet Indonesia Bersatu II atau juga
pembangunan pagar istana presiden yang menelan biaya puluhan miliar rupiah.
Kebijakan itu jelas mencederai rasa keadilan publik karena disaat yang sama
kemiskinan masih mengharu biru Indonesia.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
“https://repository.unikom.ac.id/32807/1/pertemuan%2012.doc,” n.d.
“https://www.gurupendidikan.co.id/paradigma/,” n.d.
Penyusun, Tim. “Program Penyusunan Buku Ajar Bersama BKS PTN-Barat,” n.d., 269.