anggrainiav@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kedudukan bahasa Indonesia dan bahasa
Inggris sebagai pengantar ilmu pengetahuan di era globalisasi. Dalam era global ini
penggunaan dwibahasa sebagai pengantar kegiatan pembelajaran semakin marak kita
temui. Dalam dunia pendidikan, siswa dituntut untuk bisa memahami bahasa Indonesia
dengan baik dan bahasa Inggris dengan baik pula. Bahkan ada Sekolah yang menetapkan
suatu hari memakai bahasa Inggris sepenuhnya baik di dalam pembelajaran maupun di
luar pembelajaran. Hal tersebut menunjukan bahwa bahasa Inggris dalam waktu
belakangan ini serig digencakan pemakaiannya. Walaupun mendapat tekanan dari
manapun, fungsi bahasa Indonesia sebagai penghela ilmu dan teknologi harus tetap
dipertahankan dan ditingkatkan tampaknya sedang mendapat persaingan sengit dari
bahasa Inggris.
ABSTRACT
This study aims to determine the position of Indonesian and English language as an
introduction to science in this modern era. In this global era, the use of bilingual as an
introduction to learning activities is increasingly widespread. In the world of education,
students are required to be able to understand both Indonesian language and English
well. There is even a school that determines one day to use English fully, both in learning
and outside learning. This shows that English has been used in recent times. Despite
pressure from anywhere, the function of the Indonesian language as a scorer of science
and technology must be maintained and improved seems to be getting fierce competition
from English.
Status sosial dan politik, dalam arti kedudukan dan fungsi, ketiga bahasa itu telah
dirumuskan dalam Seminar Politik bahasa Nasional yang diadakan di Jakarta bulan
Februari 1975. Seminar tersebut menyatakan bahwa Bahasa Indonesia berkedudukan
sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Kedudukannya sebagai bahasa nasional
dimulai ketika Sumpah Pemuda dilaksanakan tanggal 28 Oktober 1928, para tetua
mengangkatnya dari bahasa Melayu, yang sejak abad ke-16 telah menjadi lingua
franca di seluruh Nusantara, menjadi bahasa persatuan, yang akan digunakan sebagai
alat perjuangan nasional. Kedudukannya sebagai bahasa negara ditetapkan dalam
Undang-Undang Dasar 1945 Bab XV Pasal 36 yang menyatakan bahwa bahasa
negara adalah bahasa Indonesia.
Bahasa-bahasa lain yang merupakan bahasa penduduk asli seperti bahasa Jawa,
bahasa Sunda, bahasa Bali, dan sebagainya berkedudukan sebagai bahasa daerah.
Kedudukan bahasa-bahasa daerah ini dijamin kehidupan dan kelestariannya seperti
dijelaskan pada Pasal 36 Bab XV Undang-Undang Dasar 1945.
Bahasa-bahasa lain yang bukan milik penduduk asli seperti bahasa Cina, bahasa
Arab, bahasa Jerman, bahasa Perancis, dan bahasa Inggris berkedudukan sebagai
bahasa asing. Di dalam kedudukannya sebagai bahasa asing, bahasa-bahasa tersebut
bertugas sebagai (1) sarana perhubungan antarbangsa, (2) sarana pembantu
pengembangan bahasa Indonesia, dan (3) alat untuk memanfaatkan ilmu
pengetahuan dan teknologi modern bagi kepentingan pembangunan nasional. Jadi,
bahasa-bahasa asiing menjadi bahasa ketiga di dalam wilayah Indonesia.
Seperti telah diketahui di atas, peranan bahasa indonesia dan bahasa inggris
membawa kedua bahasa tersebut pada posisi yang strategis sebagai penghela ilmu
pengetahuan. Kedua bahasa tersebut menjadi bahasa rujukan dari suatu teori ilmu
pengetahuan yang ada saat ini. Bahasa Indonesia digunakan sebagai sarana
perhubungan sehari-hari, dan jika diusahakan dapat menjadi satu-satunya sarana
untuk menambah pengetahuan, sedangkan bahasa Inggris merupakan bahasa
internasional yang menuntut kita untuk menguasainya guna menambah pengetahuan
dari pustaka berbahasa asing (Sakri, 1988: 7).
2. Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan kajian deskriptif untuk menganalisis kedudukan bahasa
indonesia dan bahasa inggris sebagai penghela ilmu pengetahuan di era globalisasi.
3. Pembahasan
Menurut Muslich (2010), kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia dapat dibagi
menjadi dua, yaitu (1) fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional, dan (2) kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa
negara/resmi.
Seminar Politik bahasa Nasional yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25-28
Februari 1975 antara lain menegaskan bahwa dalam kedudukannya sebagai bahasa
nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai: (1) lambang kebanggan nasional’ (2)
lambang identitas nasional, (3) alat pemersatu masyarakat yang berbeda-beda latar
belakang sosial budaya dan bahasanya, dan (4) alat perhubungan antarbudaya
antardaerah. (Muslich, 2010:6)
Kini, bahasa asing termasuk bahasa Inggris diatur dalam Undang-Undang Nomor 24
Tahun 2009 Pasal 1 yang menyatakan bahwa bahasa Indonesia wajib digunakan
sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan. Pada ayat 2 dinyatakan bahwa bahasa
asing, termasuk bahasa Inggris dapat digunakan dalam pengajaran yang mendukung
agar peserta didik mempunyai kompetensi menggunakan bahasa asing. Jadi,
misalnya guru atau dosen bahasa Inggris dapat mengajarkan bahasa Inggris dalam
mata pelajaran bahasa Inggris agar siswa terampil berbahasa Inggris. Ayat 3
disebutkan bahwa bahasa asing dapat digunakan disekolah asing yang mendidik
warga negara asing.
Bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa yang eksistensinya semakin hari
semakin dirasakan penting oleh masyarakat dunia. Hal ini dapat dipahami karena
bahasa Inggris tampil menjadi bahasa dunia dengan penyebaran wilayah
pemakaiannya sangat luas. Oleh karena itu, PBB menjadikan bahasa ini salah satu
bahasa resmi. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, penguasaan
bahasa Inggris sangat penting karena berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Unesco, lebih kurang 71% penulis ilmiah dilakukan dalam bahasa Perancis, Jerman,
dan Inggris, dengan bahasa Inggris menduduki 62% dari output (Alwasilah, 1993).
Era digital yang menuntut penguasaan teknologi dan bahasa asing pada berbagai
bidang kehidupan saat ini makin meminggirkan posisi bahasa Indonesia. Seharusnya,
posisi ini tidak berarti bahwa bahasa Indonesia tidak mampu bersaing dengan bahasa
lain di dunia, tetapi lebih pada sikap bangsa Indonesia sebagai pengguna bahasa
Indonesia yang cenderung menunjukkan sikap negatif. Jika bangsa Indonesia sebagai
pemilik dan pemakai bahasa Indonesia terus bersikap negatif terhadap bahasa
nasionalnya, bahasa Indonesia akan berkembang secara kacau dan tak pernah bahasa
ini menjadi bahasa yang mantap (Marsudi, 2009).
Selain tantangan persaingan dengan bahasa asing , bahasa Indonesia juga dihadapkan
dengan merekahnya bahasa alay. Bahasa alay biasanya marak digunakan di kalangan
remaja. Bahasa tersebut sering kali disebut dengan bahasa remaja. Bahasa remaja
secara langsung maupun tidak telah mengubah generasi Indonesia untuk tidak
menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Keberadaan bahasa remaja
memang berpengaruh terhadap eksistensi bahasa Indonesia. Banyak di kalangan
mahasiswa yang sudah mulai meremehkan bahasa Indonesia dan banyak dari mereka
yang belum mengerti kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar (Indrayanti,
2015).
Bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa negara yang ditetapkan dalam Pasal 36
Undang-Undang Dasar 1945, bahasa Indonesia juga berstatus sebagai bahasa
nasional yang disandangnya sejak munculnya gerakan kebangkitan nasional pada
awal abad ke-20, juga berstatus sebagai bahasa persatuan sebagaimana yang
diikrarkan dalam Sumpah Pemuda tahun 1928.
Keputusan dari Seminar Politik Bahasa Nasional tahun 1975 adalah bahasa asing
adalah bahasa yang menjadi alat komunikasi antarbangsa, dan sebagai alat untuk
menimba ilmu. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Lambang
Negara, dan Lagu Kebangsaan, dikatakan bahwa bangsa asing (termasuk bahasa
Inggris) dapat digunakan sebagai bahasa pengantar untuk tujuan yang mendukung
kemampuan berbahasa asing peseta didik (Pasal 29, ayat 2) dan sebagai bahasa
pengantar dalam satuan pendidikan khusus yang mendidik warga negara asing (Pasal
29, ayat 3).
Hal ini sejalan dengan UUD’45 Bab XV Pasal 36 yang menyebutkan bahasa negara
atau bahasa resmi kenegaraan adalah bahasa Indonesia, penggunaan bahasa Inggris
sebagai bahasa pengantar pada sekolah bilingual sudah merupakan pelanggaran
terhadap UUD’45 yang sampai kini menjadi Undang-Undang Dasar NKRI.
Jadi, jelas dalam bingkai NKRI bahasa Inggris adalah alat komunikasi antarbangsa,
alat untuk membina ilmu, dan digunakan dalam pendidikan yang anak didiknya
warga negara asing.Bangsa Indonesia adalah negara besar yang multietnis,
multikultular, dan multilingual. Diperkirakan bahasa Indonesia terdapat lebih dari
700 buah bahasa yang tersebar di seluruh wilayah dari Sabang sampai Merauke.
Sementara itu juga mempunyai bahasa Indonesia yang telah diakui sebagai bahasa
pemersatu, bahasa nasional dan bahasa negara.
Seiring dengan pendapat Nuh di atas, kajian Saddhono (2012) yang berjudul
Pengembangan Buku bahasa Indonesia untuk Penutur Asing: Studi Kasus di
Universitas Sebelas Maret (The Development of Indonesian Language Textbook for
Foreign Student: A Case Studies in Sebelas Maret University) menambahkan bahwa
dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran diperlukan buku teks agar
pembelajaran dapat mencapai kompetensi yang diharapkan. Demi mencapai tujuan
tersebut, penyusun perlu mempelajari sumber-sumber referensi yang selaras dengan
topik kajian. Tidak hanya dari segi konten, dari segi bahasanya pun juga harus
diperhatikan.
Pembinaan bahasa Indonesia adalah satu proses tindakan yang dilakukan dengan
sadar dan terus-menerus untuk menjadikan orang bahasa Indonesia menjadi bangga
memiliki bahasa Indonesia, menjadi cinta terhadap bahasa Indonesia, dan dapat
berbahasa Indonesia dengan tertib, baik, dan benar. Pembinaan dilakukan agar
pertama, bagi sebagian besar orang Indonesia, bahasa Indonesia bukanlah bahasa
pertama atau bahasa ibu. Bahasa pertama bagi sebagian besar orang Indonesia adalah
bahasa daerahnya masing-masing yang sehari-hari masih digunakan. Jadi, bahasa
Indonesia hanya digunakan apabila diperlukan saja, seperti berbicara dengan lawan
tutur yang berasal dari suku bangsa lain, atau untuk keperluan situasi formal. Kedua,
belum ada model yang dapat dijadikan panutan untuk berbahasa Indonesia dengan
tertib, baik, dan benar. Ketiga dari dulu sampai sekarang pengajaran bahasa
Indonesia belum dapat disebut memuaskan.
Pada dasarnya tidak ada yang salah dengan penggunaan bahasa Inggris sebagai
bahasa penghela pengetahuan di samping bahasa Indonesia. Bagian terpenting adalah
kita sebagai masyarakat tutur Indonesia harus mampu memilih dan memilah unsur-
unsur bahasa Inggris yang hendak ‘masuk’ ke dalam bahasa Indonesia tanpa
melupakan jati dirinya sebagai bangsa Indonesia. Masyarakat Indonesia sebagai
pengguna bahasa Indonesia, dalam menggunakan bahasa Indonesia.
4. Simpulan
Penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dalam dunia pendidikan di era
globalisasi sangat diperlukan. Walaupun penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa
pengantar dalam proses belajar-mengajar bertentangan dengan salah satu prinsip
belajar, kita juga perlu memahami bahasa Inggris dengan baik agar dapat mengikuti
kemajuan ilmu pengetahuan. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, artinya
bahasa Indonesia adalah salah satu jati diri atau identitas kenasionalan bangsa
Indonesia. Dikenal sebagai bangsa Indonesia adalah karena menggunakan bahasa
Indonesia. Mulai sekarang nampaknya sudah ditanamkan penggunaan bahasa Iggris
sebagai bahasa penghantar ilmu pengetahuan, hal tersebut dapat berdampak negatif
juga positif. Di sisi lain, hendaknya kita menyadari bahwa pemakaian bahasa
Indonesia bukan hanya sebagai sarana perhubungan sehari-hari, melainkan sebagai
satu-satunya sarana untuk menambah pengetahuan.
Daftar Pustaka