Anda di halaman 1dari 3

Eksistensi Bahasa Indonesia di Era Digital

Oleh : SkipNugas

Pengaruh bahasa asing, khususnya bahasa Inggris sebagai bahasa yang mendunia, tidak mungkin
lepas di dunia digital saat ini. Pada mengamati dominasi ini di hampir setiap aspek penggunaan
bahasa Indonesia. Berbicara bahasa Inggris memiliki status yang lebih tinggi daripada berbicara
bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia dipandang sebagai penghalang komunikasi dunia.

Jelas, ini adalah masalah besar. Siapa pun dapat belajar bahasa asing, tetapi tujuan dan
persyaratannya berbeda-beda. Untuk percakapan sehari-hari, bahasa lain lebih disukai daripada
bahasa Indonesia. Tragisnya, bahasa Indonesia yang layak menjadi bahasa asing dan sulit
dipelajari. Bahasa asing (Inggris) disempurnakan. Untuk bersaing dan berpartisipasi dalam
masyarakat global, kita harus belajar bahasa lain. Ia mampu memantapkan keindonesiaan kita
dengan mempersatukan banyak suku bangsa dengan beragam budaya, bahasa, dan tradisi, tetapi
bahasa Indonesialah yang jauh lebih esensial.

Untuk menjadi orang Indonesia di dunia saat ini membutuhkan pengetahuan tentang teknologi
dan bahasa yang berbeda. Status bahasa resmi tampaknya "tidak digunakan lagi" dalam hal ini.
Hal ini menguntungkan bagi pengguna untuk belajar bahasa asing. Bahasa asing menyarankan
simbol yang memungkinkan pengguna mengakses jaringan global dengan lebih nyaman. Agar
masyarakat mampu bersaing di era global, bahasa asing (Inggris) menjadi bahasa yang
mendunia.

Kriteria ini memperjelas status bahasa Indonesia sebagai bahasa yang netral masyarakat. Bukan
karena bahasa Indonesia tidak bisa bersaing dengan bahasa lain, tetapi sikap sebagian besar
masyarakat tentang penggunaan bahasa Indonesia yang kurang baik. Misalnya, Marsudi
menegaskan bahwa jika penutur bahasa Indonesia terus bermusuhan dengan bahasanya sendiri,
bahasa Indonesia tidak akan pernah tumbuh menjadi sistem komunikasi lisan dan tulisan yang
stabil dan koheren. Khawatir akan terjadinya perubahan kebahasaan akibat sikap yang kurang
baik terhadap bahasa Indonesia,
Pergeseran bahasa terjadi ketika seseorang atau suatu kelompok bahasa berpindah dari satu
domain ke domain lain (domain bahasa ke prestise). Menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2009 tentang Bendera, Bahasa dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan, bahasa Indonesia
wajib digunakan dalam dokumen resmi negara, pendidikan nasional, pelayanan administrasi,
nota kesepahaman, forum nasional, forum internasional, karya penggalangan dana, publikasi
ilmiah, dan media.

Sikap terhadap bahasa memiliki andil besar dalam menentukan apakah bahasa Indonesia akan
bertahan atau mengalami kerugian. Kebanggaan bahasa mendorong individu untuk mengolah
bahasa dan memanfaatkannya sebagai tanda identitas. Memahami Norma mempromosikan
kohesi komunitas dan membantu individu menggunakan bahasa dengan bijak dan hormat.

Untuk memperluas penggunaan bahasa Indonesia, kita perlu saling menanamkan tiga sifat sikap
yang baik terhadap bahasa sedini mungkin. Ini adalah sikap yang menguntungkan terhadap
bahasa yang antusias. Namun, jika sifat baik bahasa itu memudar atau berkurang, kita pasti akan
mengembangkan perspektif negatif. Tidak mendorong bahasa Indonesia adalah salah satu gejala
dari sikap yang memburuk terhadapnya. Sikap bahasa negatif mungkin muncul ketika kita
kurang bangga dengan bahasa kita sendiri dan berusaha untuk memilih bahasa yang lebih
bergengsi.

Belajar bahasa Indonesia tidak hanya belajar bahasa Indonesia saja. Karena bahasa Indonesia dan
bahasa lain memiliki tanggung jawab, keduanya dapat digunakan secara bersamaan tanpa saling
membatasi. Untuk mengikuti lingkungan digital yang terus berubah, mari terus belajar bahasa
baru dan menggunakan bahasa Indonesia yang layak sebagai bahasa pemersatu.

Sikap yang baik terhadap bahasa Indonesia harus dibina di kalangan anak muda. Tetap
menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari adalah salah satu cara untuk
mengekspresikan komitmen kita untuk berbicara bahasa itu. Sebuah perintah yang baik dari
bahasa Indonesia dan Inggris diperlukan.Indonesia yang baik sangat penting untuk komunikasi
antar-Indonesia Orang tua atau pendidikan formal harus menanamkan pengetahuan bahasa
Indonesia yang baik dan benar kepada anak sejak lahir. Kami tidak menutup diri terhadap bahasa
lain, terutama bahasa asing, hanya karena kami menyukai bahasa Indonesia.
Referensi :

Desy Arisandy, Dheka Prima Rizkika, & Tri Disa Astika. (2019). EKSISTENSI BAHASA
INDONESIA PADA GENERASI MILENIAL DI ERA INDUSTRI 4.0. Bahastra:
Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 3(2), 247–251. Retrieved from
https://jurnal.uisu.ac.id/index.php/Bahastra/article/view/3180

Anda mungkin juga menyukai