Anda di halaman 1dari 28

DAMPAK IPTEK TERHADAP MORAL UMAT

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di satu sisi memang berdampak

positif, yakni dapat memperbaiki kualitas hidup manusia.Berbagai sarana modern industri,

komunikasi, dan transportasi, misalnya, terbukti amat bermanfaat. Tapi di sisi lain, tak jarang

iptek berdampak negatif karena merugikan dan membahayakan kehidupan dan martabat manusia.

Perkembangan iptek, adalah hasil dari segala langkah dan pemikiran untuk memperluas,

memperdalam, dan mengembangkan iptek (Agus, 1999). Kesejahteraan dan kemakmuran

material (fisikal) yang dihasilkan oleh perkembangan Iptek modern tersebut membuat banyak

orang lalu mengagumi dan meniru-niru gaya hidup peradaban Barat tanpa dibarengi sikap kritis

terhadap segala dampak negatif dan krisis multidimensional yang diakibatkannya. Selain itu,

terdapat beberapa faktor yang membuat negara maju lebih maju dibanding dengan negara

berkembang.

Diantaranya Pendidikan, ketidakmampuan negara kita mengelola sumber daya alam yang

dimiliki, dan perbedaan penggunaan waktu yang dimiliki.

Kemajuan iptek yang telah kita capai sekarang benar-benar telah diakui dan dirasakan

memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia. Sumbangan

iptek terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidaklah dapat dipungkiri. Akan tetapi

kenyataan memprihatikan ini sangat ironis. Umat Islam yang mewarisi ajaran suci Ilahiah dan

peradaban dan Iptek Islam yang jaya di masa lalu, justru kini terpuruk di negerinya sendiri, yang

sebenarnya kaya sumber daya alamnya, namun miskin kualitas sumberdaya manusianya

(pendidikan dan Ipteknya).

Produk-produk yang dihasilkan oleh Iptek, diantaranya Kloning dan Bayi Tabung. Disini

diperdebatkan bahwa apakah produk-produk IPTEK seperti bayi tabung dan kloning merupakan
hal yang dibenarkan dalam Islam ? Kloning adalah teknik membuat keturunan dengan kode

genetik yang sama dengan induknya pada makhluk hidup tertentu baik berupa tumbuhan, hewan,

maupun manusia. Sedangkan proses bayi tabung merupakan proses yang di gunakan dengan

metode antara sel sperma suami dengan sel telur isteri.

Salah satu upaya menanggulangi pengaruh keadaan zaman yang seperti sekarang ini

adalah dimulai dari keluarga, bagaimana pendekatan orang tua dengan anak dan kedekatan anak

dengan orang tua, banyak anak yang tidak suka kegiatannya diperhatikan oleh orang tuanya,

disini peran aktif orang tua untuk mencari cara mendekati anaknya sehingga bisa mengontrol

anak-anak nya. Dalam menghadapi perkembangan budaya manusia dengan perkembangan

IPTEK yang sangat pesat, dirasakan perlunya mencari keterkaitan antara sistem nilai dan norma-

norma Islam.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di satu sisi memang berdampak

positif, yakni dapat memperbaiki kualitas hidup manusia. Berbagai sarana modern industri,

komunikasi, dan transportasi, misalnya, terbukti amat bermanfaat. Tapi di sisi lain, tak jarang

iptek berdampak negatif karena merugikan dan membahayakan kehidupan dan martabat manusia.

Di sinilah, peran agama sebagai pedoman hidup menjadi sangat penting untuk ditengok

kembali. Dapatkah agama memberi tuntunan agar kita memperoleh dampak iptek yang positif

saja, seraya mengeliminasi dampak negatifnya semiminal mungkin? Sejauh manakah agama

Islam dapat berperan dalam mengendalikan perkembangan teknologi modern? Tulisan ini

bertujuan menjelaskan peran Islam dalam perkembangan dan pemanfaatan teknologi tersebut.

Kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi dunia, yang kini dipimpin oleh peradaban

Barat satu abad terakhir ini, mencegangkan banyak orang di berbagai penjuru dunia.

Kesejahteraan dan kemakmuran material (fisikal) yang dihasilkan oleh perkembangan Iptek

modern tersebut membuat banyak orang lalu mengagumi dan meniru-niru gaya hidup peradaban

Barat tanpa dibarengi sikap kritis terhadap segala dampak negatif dan krisis multidimensional

yang diakibatkannya.

Krisis multidimensional terjadi akibat perkembangan Iptek yang lepas dari kendali nilai-nilai

moral Ketuhanan dan agama. Krisis ekologis, misalnya: berbagai bencana alam: Tsunami, gempa

dan kacaunya iklim dan cuaca dunia akibat pemanasan global yang disebabkan tingginya polusi

industri di negara-negara maju; Kehancuran ekosistem laut dan keracunan pada penduduk pantai

akibat polusi yang diihasilkan oleh pertambangan mineral emas, perak dan tembaga, seperti yang

terjadi di Buyat, Sulawesi Utara dan di Freeport Papua, Minamata Jepang. Kebocoran reaktor
Nuklir di Chernobil, Rusia, dan di India, dll. Krisis Ekonomi dan politik yang terjadi di banyak

negara berkembang dan negara miskin, terjadi akibat ketidakadilan dan ’penjajahan’ (neo-

imperialisme) oleh negara-negara maju yang menguasai perekonomian dunia dan ilmu

pengetahuan dan teknologi modern.

Negara-negara yang berpenduduk mayoritas Muslim, saat ini pada umumnya adalah

negara-negara berkembang atau negara terkebelakang, yang lemah secara ekonomi dan juga

lemah atau tidak menguasai perkembangan ilmu pengetahuan dan sains-teknologi. Karena

nyatanya saudara-saudara Muslim kita itu banyak yang masih bodoh dan lemah, maka mereka

kehilangan harga diri dan kepercayaan dirinya.Beberapa di antara mereka kemudian menjadi

hamba budaya dan pengikut buta kepentingan negara-negara Barat. Mereka menyerap begitu saja

nilai-nilai, ideologi dan budaya materialis (’matre’) dan sekular (anti Tuhan) yang dicekokkan

melalui kemajuan teknologi informasi dan media komunikasi Barat.Akibatnya krisis-krisis sosial-

moral dan kejiwaan pun menular kepada sebagian besar bangsa-bangsa Muslim.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian IPTEK

Untuk memperjelas, akan disebutkan dulu beberapa pengertian dasar. Ilmu pengetahuan

(sains) adalah pengetahuan tentang gejala alam yang diperoleh melalui proses yang disebut

metode ilmiah (scientific method) (Jujun S. Suriasumantri, 1992). Sedang teknologi adalah

pengetahuan dan ketrampilan yang merupakan penerapan ilmu pengetahuan dalam kehidupan

manusia sehari-hari (Jujun S. Suriasumantri, 1986).

Perkembangan iptek, adalah hasil dari segala langkah dan pemikiran untuk memperluas,

memperdalam, dan mengembangkan iptek (Agus, 1999). Agama yang dimaksud di sini, adalah

agama Islam, yaitu agama yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad Saw, untuk

mengatur hubungan manusia dengan Penciptanya (dengan aqidah dan aturan ibadah), hubungan

manusia dengan dirinya sendiri (dengan aturan akhlak, makanan, dan pakaian), dan hubungan

manusia dengan manusia lainnya (dengan aturan mu’amalah dan uqubat/sistem pidana) (An-

Nabhani, 2001).

Bagaimana hubungan agama dan iptek? Secara garis besar, berdasarkan tinjauan ideologi

yang mendasari hubungan keduanya, terdapat 3 (tiga) jenis paradigma (Yahya Farghal, 1990: 99-

119):

Pertama, paradagima sekuler, yaitu paradigma yang memandang agama dan iptek adalah

terpisah satu sama lain. Sebab, dalam ideologi sekularisme Barat, agama telah dipisahkan dari

kehidupan (fashl al-din ‘an al-hayah). Agama tidak dinafikan eksistensinya, tapi hanya dibatasi

perannya dalam hubungan pribadi manusia dengan tuhannya. Agama tidak mengatur kehidupan

umum/publik. Paradigma ini memandang agama dan iptek tidak bisa mencampuri dan

mengintervensi yang lainnya. Agama dan iptek sama sekali terpisah baik secara ontologis
(berkaitan dengan pengertian atau hakikat sesuatu hal), epistemologis (berkaitan dengan cara

memperoleh pengetahuan), dan aksiologis (berkaitan dengan cara menerapkan pengetahuan).

Kedua, paradigma sosialis, yaitu paradigma dari ideologi sosialisme yang menafikan

eksistensi agama sama sekali. Agama itu tidak ada, dus, tidak ada hubungan dan kaitan apa pun

dengan iptek. Iptek bisa berjalan secara independen dan lepas secara total dari agama. Paradigma

ini mirip dengan paradigma sekuler di atas, tapi lebih ekstrem. Dalam paradigma sekuler, agama

berfungsi secara sekularistik, yaitu tidak dinafikan keberadaannya, tapi hanya dibatasi perannya

dalam hubungan vertikal manusia-tuhan. Sedang dalam paradigma sosialis, agama dipandang

secara ateistik, yaitu dianggap tidak ada (in-exist) dan dibuang sama sekali dari kehidupan.

Paradigma tersebut didasarkan pada pikiran Karl Marx (w. 1883) yang ateis dan

memandang agama (Kristen) sebagai candu masyarakat, karena agama menurutnya membuat

orang terbius dan lupa akan penindasan kapitalisme yang kejam. Karl Marx mengatakan:

“Religion is the sigh of the oppressed creature, the heart of the heartless world, just as it is the

spirit of a spiritless situation. It is the opium of the people.”

(Agama adalah keluh-kesah makhluk tertindas, jiwa dari suatu dunia yang tak berjiwa,

sebagaimana ia merupakan ruh/spirit dari situasi yang tanpa ruh/spirit. Agama adalah candu bagi

rakyat) (Lihat Karl Marx, Contribution to The Critique of Hegel’s Philosophy of Right, termuat

dalam On Religion, 1957:141-142) (Ramly, 2000: 165-166).

Berdasarkan paradigma sosialis ini, maka agama tidak ada sangkut pautnya sama sekali

dengan iptek. Seluruh bangunan ilmu pengetahuan dalam paradigma sosialis didasarkan pada ide

dasar materialisme, khususnya Materialisme Dialektis (Yahya Farghal, 1994: 112). Paham

Materialisme Dialektis adalah paham yang memandang adanya keseluruhan proses perubahan

yang terjadi terus menerus melalui proses dialektika, yaitu melalui pertentangan-pertentangan
yang ada pada materi yang sudah mengandung benih perkembangan itu sendiri (Ramly, 2000:

110).

Ketiga, paradigma Islam, yaitu paradigma yang memandang bahwa agama adalah dasar

dan pengatur kehidupan.Aqidah Islam menjadi basis dari segala ilmu pengetahuan. Aqidah Islam

–yang terwujud dalam apa-apa yang ada dalam al-Qur`an dan al-Hadits-- menjadi qa’idah

fikriyah (landasan pemikiran), yaitu suatu asas yang di atasnya dibangun seluruh bangunan

pemikiran dan ilmu pengetahuan manusia (An-Nabhani, 2001).

Paradigma Islam ini menyatakan bahwa, kata putus dalam ilmu pengetahuan bukan

berada pada pengetahuan atau filsafat manusia yang sempit, melainkan berada pada ilmu Allah

yang mencakup dan meliputi segala sesuatu (Yahya Farghal, 1994: 117).

Inilah paradigma Islam yang menjadikan Aqidah Islam sebagai dasar segala pengetahuan

seorang muslim. Paradigma inilah yang telah mencetak muslim-muslim yang taat dan shaleh tapi

sekaligus cerdas dalam iptek. Itulah hasil dan prestasi cemerlang dari paradigma Islam ini yang

dapat dilihat pada masa kejayaan iptek Dunia Islam antara tahun 700 – 1400 M. Pada masa inilah

dikenal nama Jabir bin Hayyan (w. 721) sebagai ahli kimia termasyhur, Al-Khawarzmi (w. 780)

sebagai ahli matematika dan astronomi, Al-Battani (w. 858) sebagai ahli astronomi dan

matematika, Al-Razi (w. 884) sebagai pakar kedokteran, ophtalmologi, dan kimia, Tsabit bin

Qurrah (w. 908) sebagai ahli kedokteran dan teknik, dan masih banyak lagi (Tentang kejayaan

iptek Dunia Islam lihat misalnya M. Natsir Arsyad, 1992; Hossein Bahreisj, 1995; Ahmed dkk,

1999; Eugene A. Myers 2003; A. Zahoor, 2003; Gunadi dan Shoelhi, 2003).

B. IPTEK dari Sudut Pandang Agama Islam

Kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi dunia, yang kini dipimpin oleh peradaban

Barat satu abad terakhir ini, mencegangkan banyak orang di pelbagai penjuru dunia.

Kesejahteraan dan kemakmuran material (fisikal) yang dihasilkan oleh perkembangan Iptek
modern tersebut membuat banyak orang lalu mengagumi dan meniru-niru gaya hidup peradaban

Barat tanpa dibarengi sikap kritis terhadap segala dampak negatif dan krisis multidimensional

yang diakibatkannya.

Kenyataan memprihatikan ini sangat ironis. Umat Islam yang mewarisi ajaran suci Ilahiah

dan peradaban dan Iptek Islam yang jaya di masa lalu, justru kini terpuruk di negerinya sendiri,

yang sebenarnya kaya sumber daya alamnya, namun miskin kualitas sumberdaya manusianya

(pendidikan dan Ipteknya). Ketidakadilan global ini terlihat dari fakta bahwa 80% kekayaan

dunia hanya dikuasai oleh 20 % penduduk kaya di negara-negara maju. Sementara 80%

penduduk dunia di negara-negara miskin hanya memperebutkan remah-remah sisa makanan pesta

pora bangsa-bangsa negara maju.

Ironis bahwa Indonesia yang sangat kaya dengan sumber daya alam minyak dan gas

bumi, justru mengalami krisis dan kelangkaan BBM. Ironis bahwa ditengah keberlimpahan hasil

produksi gunung emas-perak dan tembaga serta kayu hasil hutan yang ada di Indonesia, kita

justru mengalami kesulitan dan krisis ekonomi, kelaparan, busung lapar, dan berbagai penyakit

akibat kemiskinan rakyat.Kemana harta kekayaan kita yang Allah berikan kepada tanah air dan

bangsa Indonesia ini?Mengapa kita menjadi negara penghutang terbesar dan terkorup di dunia?

Kenyataan menyedihkan tersebut sudah selayaknya menjadi cambuk bagi kita bangsa

Indonesia yang mayoritas Muslim untuk gigih memperjuangkan kemandirian politik, ekonomi

dan moral bangsa dan umat. Kemandirian itu tidak bisa lain kecuali dengan pembinaan mental-

karakter dan moral (akhlak) bangsa-bangsa Islam sekaligus menguasai ilmu pengetahuan dan

teknologi yang dilandasi keimanan-taqwa kepada Allah SWT. Serta melawan pengaruh buruk

budaya sampah dari Barat yang Sekular, Matre dan hedonis (mempertuhankan kenikmatan hawa

nafsu).
Akhlak yang baik muncul dari keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT Sumber

segala Kebaikan, Keindahan dan Kemuliaan. Keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT hanya

akan muncul bila diawali dengan pemahaman ilmu pengetahuan dan pengenalan terhadap Tuhan

Allah SWT dan terhadap alam semesta sebagai tajaliyat (manifestasi) sifat-sifat KeMahaMuliaan,

Kekuasaan dan Keagungan-Nya.

Islam, sebagai agama penyempurna dan paripurna bagi kemanusiaan, sangat mendorong

dan mementingkan umatnya untuk mempelajari, mengamati, memahami dan merenungkan segala

kejadian di alam semesta. Dengan kata lain Islam sangat mementingkan pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

Berbeda dengan pandangan dunia Barat yang melandasi pengembangan Ipteknya hanya

untuk kepentingan duniawi yang ’matre’ dan sekular, maka Islam mementingkan pengembangan

dan penguasaan Iptek untuk menjadi sarana ibadah-pengabdian Muslim kepada Allah SWT dan

mengembang amanat Khalifatullah (wakil/mandataris Allah) di muka bumi untuk berkhidmat

kepada kemanusiaan dan menyebarkan rahmat bagi seluruh alam (Rahmatan lil ’Alamin).

Mengapa Kemajuan IPTEK lebih dikuasai oleh Negara-negara barat dibanding dengan

negara Islam ?

Bangsa barat cenderung lebih memanfaatkan waktunya seefektif dan seefisien mungkin.

Orang-orang negara maju seperti Amerika, Jepang, Inggris, dan negara maju lainnya memiliki

waktu tidur yang lebih sedikit dibandingkan dengan waktu tidur orang-orang di negara

berkembang khususnya. Menurut Lisa Shives, pendiri Northshore Sleep Medicine di Everston,

USA, mengungkapkan bahwa orang-orang Amerika membatasi diri mereka untuk tidur selama 6

jam. Karena orang-orang Amerika bekerja sangat keras. Sehingga mereka lebih maju

dibandingkan dengan kita.


Selain itu, terdapat beberapa faktor yang membuat negara maju lebih maju dibanding

dengan negara berkembang. Diantaranya Pendidikan, ketidakmampuan negara kita mengelola

sumber daya alam yang dimiliki, dan perbedaan penggunaan waktu yang dimiliki.

C. Dampak IPTEK Terhadap Moral Umat

Iptek telah memberikan begitu banyak manfaat dan nilai positif bagi umat manusia.

Berbagai kemudahan kini dirasakan oleh kita sebagai dampak dari perkembangan iptek yang

begitu pesat. Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan

ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Setiap

inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia, memberikan

banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia.

Khusus dalam bidang teknologi, masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang telah

dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Contoh termudah adalah dampak positif dari

berkembangnya iptek di bidang teknologi komunikasi dan informasi. Kemajuan di bidang

jaringan internet telah memudahkan kita untuk mengakses informasi dengan cepat dan biaya

yang sangat ringan.Kemajuan di bidang komunikasi juga telah membuat perdagangan

internasional menjadi semakin mudah dan cepat. Penemuan telepon genggam telah memudahkan

kita untuk menghubungi seseorang di mana saja ia berada atau dari mana saja kita berada. Secara

singkat, kemajuan iptek ini telah menghapus jarak, waktu, dan batas antar negara.

Dikembangkannya teknologi pesawat terbang telah memudahkan kita untuk pergi ke seluruh

dunia dalam waktu singkat. Perjalanan haji yang dulu membutuhkan waktu berbulan-bulan

karena menempuh perjalanan melalui laut kini dapat dilakukan hanya dalam waktu delapan jam

saja melalui jalur udara.


Di bidang industri, iptek juga memberikan sumbangan yang begitu besar.Jenis-jenis

pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik yang cukup besar, kini relatif sudah bisa

digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis. Kemajuan teknologi akan meningkatkan

kemampuan produktivitas dunia industri baik dari aspek teknologi industri maupun pada aspek

jenis produksi.

Kemajuan iptek yang telah kita capai sekarang benar-benar telah diakui dan dirasakan

memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia .Sumbangan

iptek terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidaklah dapat dipungkiri.

Namun, dibalik semua itu, banyak dampak negatif yang dapat merusak moral umat. Kemajuan

iptek yang telah memberikan begitu banyak kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan umat

manusia, bagi masyarakat sekarang sudah merupakan suatu kesakralan.Pengembangan iptek

dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Sementara orang bahkan memuja iptek

sebagai penyelamat yang akan membebaskan mereka dari berbagai kesulitan. Iptek diyakini akan

memberi umat manusia kebahagiaan. Namun manusia tidak bisa pula menipu diri akan kenyataan

bahwa iptek mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan bagi manusia. Dalam peradaban

modern, terlalu sering manusia terhenyak oleh dampak negatif iptek yang muncul. Kalaupun

iptek mampu mengungkap semua tabir rahasia alam dan kehidupan, tidak berarti iptek sama

dengan kebenaran. Sebab iptek hanya mampu menampilkan kenyataan.

Kebenaran yang manusiawi haruslah lebih dari sekedar kenyataan obyektif. Kebenaran

harus mencakup pula unsur keadilan.Tentu saja iptek tidak mengenal moral kemanusiaan, oleh

karena itu iptek tidak pernah bisa mejadi standar kebenaran ataupun solusi dari masalah-masalah

kemanusiaan. Adapun contoh Positf dan Negatif Dampak Iptek bisa dilihat dalam tabel dibawah

ini:

NO
BIDANG

POSITIF

NEGATIF

ANALISIS

Bidang Informasi dan Komunikasi

a. Kita akan lebih cepat mendapatkan informasi-informasi yang akurat dan terbaru dibumi

bagian manapun melalui internet.

b. Kita dapat berkomunikasi dengan teman, maupun keluarga yang sangat jauh hanya dengan

melalui handphone.

c. Kita mendapatkan layanan bank yang dengan sangat mudah. Dan lain-lain

a. Pemanfaatan jasa komunikasi oleh jaringan teroris

b. Penggunaan informasi tertentu dan situs tertentu yang terdapat di internet yang bisa disalah

gunakan Pihak tertentu untuk tujuan tertentu

c. Kerahasiaan alat tes semakin terancam

d. Kecemasan teknologi

Analisis dilakukan pada 2 orang anak SMA, dan mereka kadang-kadang menggunakan internet

untuk hal-hal yang tidak benar. Seperti menonton video porno.

Bidang Ekonomi dan Industri

a. Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi


b. Terjadinya industrialisasi

c. Produktifitas dunia industri semakin meningkat

d. Persaingan dalam dunia kerja sehingga menuntut pekerja untuk selalu menambah skill dan

pengetahuan yang dimiliki.

a. Terjadinya pengangguran bagi tenaga kerja yang tidak mempunyai kualifikasi yang sesuai

dengan yang dibutuhkan

b. Sifat konsumtif

Analisis dilakukan oleh anak di bawah umur dari kalangan menengah ke atas. Kebanyakan dari

anak – anak tersebut sudah di fasilitasi gadget – gadget canggih oleh orang tuanya.

Bidang Sosial dan Budaya

a. Perbedaan kepribadian pria dan wanita.

b. Meningkatnya rasa percaya diri

c. Tekanan, kompetisi yang tajam di pelbagai aspek kehidupan sebagai konsekuensi

globalisasi, akan melahirkan generasi yang disiplin, tekun dan pekerja keras

a. Kemerosotan moral di kalangan warga masyarakat, khususnya di kalangan remaja dan

pelajar.

b. Kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja semakin meningkat

Pola interaksi antar manusia yang berubah


Analisis terhadap kasus salah seorang anggota DPR yang pada saat rapat malah menonton video

porno.

Bidang Pendidikan

a. Munculnya media massa,

b. Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru,

c. Sistem pembelajaran tidak harus melalui tatap muka

a. Kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja semakin meningkat

b. Penyalah gunaan pengetahuan bagi orang-orang tertentu untuk melakukan tindak kriminal.

Analisis dilakukan pada 2 orang anak usia 10 tahun. Hasilnya mereka memiliki waktu belajar

lebih sedikit daripada menyempatkan diri untuk bermain game online di warnet, menonton TV

dan bermain play station.

Manusia telah meninggalkan essensi dari iptek itu sendiri bahwasanya iptek merupakan

pengembangan dari keimanan, yaitu ketaatan kita kepada Sang Khalik yang memerintahkn

manusia untuk mencari ilmu. Seharusnya iptek yang dikembangkan manusia itu mampu

meningkatkan keimanan kepada Allah SWT dengan memanfaatkannya sebaik mungkin. Manusia

harus mengendalikan dan mengarahkan perkembangan iptek kepada jalur yang digariskan Allah

SWT. Akan tetapi realita yang ada ternyata perkembangan iptek membuat manusia lepas dari
jalan-Nya, bahkan dikendalikan oleh penemuan manusia itu sendiri. Kelemahan inilah yang

akhirnya menyebabkan iptek menjadi bumerang bagi kita.Berbagai dampak negatif pun hadir

seiring den gan pesatnya perkembangan iptek.

Diantara dampak negatif yang muncul, yaitu:

a. Meningkatnya aksi terorisme yang memanfaatkan kemudahan akses komunikasi dan

perakitan senjata atau bom.

b. Penggunaan informasi dan situs tertentu, seperti kasus penyebaran pornografi yang semakin

marak saat ini.

c. Selain itu ada kecemasan skala kecil akibat teknologi komputer seperti kerusakan komputer

karena terserang virus, kehilangan berbagai file penting dalam komputer yang dapat

menyebabkan stres karena teknologi.

d. Terjadinya pengangguran bagi tenaga kerja yang tidak mempunyai kualifikasi yang sesuai

dengan yang dibutuhkan.

e. Sifat konsumtif sebagai akibat kompetisi yang ketat pada era globalisasi akan juga

melahirkan generasi yang secara moral mengalami kemerosotan: konsumtif, boros dan memiliki

jalan pintas yang bermental "instant".

f. Asimilasi kepribadian pria dan wanita.

g. Bertukarnya peran antara pria dan wanita.

h. Dekadensi moral.

i. Kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja semakin meningkat seiring dengan

semakin lemahnya kontrol sosial masyarakat.

j. Individualistis yang semakin parah.

k. Penyalahgunaan pengetahuan.
Moral dan akhlak terpuji yang selama ini melekat kental pada umat Islam Indonesia, mulai

tertindas oleh kemajuan teknologi.Hal itu dibuktikan, dengan banyak generasi muda yang gemar

mengakses situs porno dan menjadi budak narkoba.

"Situs porno kini menjadi kegemaran anak-anak usia 11 sampai 15 tahun, sementara sekitar 1200

orang per-bulan anak-anak, remaja - generasi bangsa kita menjadi korban narkoba atau shabu-

shabu sejenisnya. Ini tantangan dan tidak bisa dibiarkan. Tantangan yang dihadapi saat ini baik

situs porno maupun narkoba jauh lebih berbahaya dan lebih kejam dari terorisme. Sebab

pengecernya terjun langsung ke masyarakat, menyusup secara professional ke rumah-rumah,

komunitas kampussampai sekolah berbasis Islam. Akibat kemajuan, perkembangan teknologi

informasi dan komunikasi semakin canggih sekarang ini dikhawatirkan akan merubah, bahkan

menghancurkan nilai-nilai akhlak, etika dan moral serta iman yang selama ini mengental pada

umat di negeri yang mayoritas penduduk muslim.

Kita juga harus menyoroti tayangan televisi banyak yang kontra produktif, seperti tayangan-

tayangan televisi yang digemari anak-anak dan remaja, disajikan pada saat menjelang magrib

sampai larut malam. Ini sangat berbahaya, karena akibat pengaruh tontonan TV tersebut, lambat

laun mereka akan meninggalkan salat dan ibadah lain yang selama ini setiap malam dilakukan di

rumah-rumah umat Islam.

Belum lagi, kecenderungan trend membuka aib kepada masyarakat umum melalui tayangan

program infotainment. Keterdesakan ekonomi yang dialami sebagian besar penduduk Indonesia

saat ini sering kali menyebabkan masyarakat nekat melakukan apa pun, termasuk menjual

akidahnya hanya dengan beberapa bungkus mie instan atau dua liter beras atau diberi hadiah

jabatan struktural.

Berbagai macam sarana komunikasi dan transportasi diciptakan untuk mempermudah segala

urusan kehidupan.Sehingga dunia laksana satu daratan yang bisa dijangkau dengan mudah dalam
waktu sekejap tanpa menyisakan letih dan lelah. Padahal enam puluh tahun yang lalu, sarana

komunikasi dan transportasi masihlah minim. Segala sesuatu ditempuh dengan waktu yang

sangat lama.Namun saat ini semuanya serba instant.Hubungan jarak jauh bisa dilakukan tanpa

jeda waktu.Karena komunikasi dan transportasi semakin canggih serta teknologi semakin

mutakhir.

Namun yang harus diwaspadai, di tengah gemerlapnya eksploitasi teknologi dan gencarnya

penjajahan moral yang dilakukan para kapitalis, terutama di negara-negara berkembang dan

negara-negara Islam, maka semua pihak harus mengetahui racun dan virus berbahaya yang

diselipkan dalam kecanggihannya. Racun atau virus itu sungguh mudah menjangkiti kita semua.

Apabila kita sudah merasakan, maka sendi-sendi moral kita lambat laun akan rontok seperti ruas-

ruas jemari yang berjatuhan terkena lepra ganas. Tapi seringkali penyakit yang sangat berbahaya

itu tidak nampak karena mata kita terlalu silau oleh kecanggihannya.

Saat teknologi telepon semakin canggih, harga pesawat telepon dan perangkat elektronik

semakin murah, serta jaringan pemasaran distribusinya sudah merambah hingga pelosok-pelosok

daerah, maka penyakit itu pun semakin rapat mengepung kita. Dengan teknologi handphone

berkamera, lahirnya fasilitas 3G, chatting melalui internet dan komputer berkamera, maka

hubungan langsung antara manusia pun semakin menganga lebar. Pembicaraan lewat media

tersebut seperti sudah tidak menyisakan sekat-sekat lagi. Orang yang diajak bicara sudah jelas

terpampang di depan mata. Apa yang ditampilkan di kamera, itulah keadaan lawan bicara yang

sesungguhnya. Gambar si dia yang sedang manja, senyumnya yang menggoda, desah suaranya

yang membuat terlena, dapat dengan mudahnya dinikmati dengan fasilitas komunikasi semacam

ini.

Maka ketika batasan moral sudah semakin memudar dan hilang. Saat pengawasan dari orangtua

semakin renggang, para pemuda dan pemudi pun semakin leluasa berhubungan dengan
kamuflase teknologi tersebut. Mereka dengan mudah membuat janji berbicara mesra dengan

pasangan untuk mengelabui orang tua guna bertemu berdua untuk khalwah elektronik. Sungguh

sangat mudah dilakukan dengan memanfaatkan murahnya pulsa.

Anak-anak ABG, bahkan yang telah dewasa sekalipun dengan mudah terjebak dalam kubangan

lumpur kehinaan semacam ini. Apalagi kalau sudah tidak memiliki filter agama yang kuat. Maka

pada akhirnya hubungan bebas oleh dua pasangan yang belum semestinya, semakin mudah

dilakukan. Akibatnya adalah aib, kehormatan melayang, serta suramnya masa depan.

D. Produk-Produk Iptek

Produk-produk yang dihasilkan oleh Iptek, diantaranya Kloning dan Bayi Tabung. Disini di

perdebatkan bahwa apakah produk-produk IPTEK seperti bayi tabung dan kloning merupakan hal

yang dibenarkan dalam Islam ?

Tidak mungkin seseorang menentang kehendak Allah. Bagaimana mungkin, sedangkan akal

yang menjadi sandaran para ilmuwan merupakan makhluk ciptaan Allah? Allah lah yang

mewujudkan dan menjadikan untuknya kemampuan terbatas, tak mungkin bisa melampauinya.

Ungkapan orang bahwa ilmu pengetahuan menundukkan alam adalah perkataan yang hampa dari

makna, sebab ilmu pengetahuan hanya mengenal sebagian saja dari hukum-hukum Allah untuk

alam ini.

Belakangan ini telah berkembang satu teknologi baru yang mampu menduplikasi makhluk hidup

dengan sama persis, teknologi ini dikenal dengan nama teknologi kloning. Secara harfiah, kata

“klon” (Yunani: klon, klonos) berarti cabang atau ranting muda. Kloning berarti proses

pembuatan (produksi) dua atau lebih individu (makhluk hidup) yang identik secara genetik.”

Kloning organisme sebenarnya sudah bcrlangsung selama beberapa ribu tahun lalu dalam bidang
hortikultura. Tanaman baru, misalnya, dapat diciptakan dari sebuah ranting. Dalam dunia

hortikultura (dunia perkebunan), kata “klon” masih digunakan hingga abad ke-20.

Kloning adalah teknik membuat keturunan dengan kode genetik yang sama dengan induknya

pada makhluk hidup tertentu baik berupa tumbuhan, hewan, maupun manusia. Kloning telah

berhasil dilakukan pada tanaman sebagaimana pada hewan belakangan ini, kendatipun belum

berhasil dilakukan pada manusia. Tujuan cloning pada tanaman dan hewan pada dasarnya adalah

untuk memperbaiki kualitas tanaman dan hewan, meningkatkan produktivitasnya, dan mencari

obat alami bagi banyak penyakit manusia terutama penyakit-penyakit kronis guna menggantikan

obat-obatan kimiawi yang dapat menimbulkan efek samping terhadap kesehatan manusia. Secara

mendetail, dapat dibedakan 2 jenis kloning. Jenis pertama adalah pelipatgandaan hidup sejak

awal melalui pembagian sel tunggal menjadi kembar dengan bentuk identik. Secara kodrati,

mereka seperti “anak kembar”. Jenis kedua adalah produksi hewan dari sel tubuh hewan lain.

Upaya memperbaiki kualitas tanaman dan hewan dan meningkatkan produktivitasnya

tersebut menurut syara’ tidak apa-apa dilakukan dan termasuk aktivitas yang mubah hukumnya.

Demikian pula memanfaatkan tanaman dan hewan dalam proses kloning guna mencari obat yang

dapat menyembuhkan berbagai penyakit manusia terutama yang kronis adalah kegiatan yang

diperbolehkan Islam, bahkan hukumnya sunnah, sebab berobat hukumnya sunnah. Begitu pula

memproduksi berbagai obat-obatan untuk kepentingan pengobatan hukumnya juga sunnah. Oleh

karena itu, dibolehkan memanfaatkan proses cloning untuk memperbaiki kualitas tanaman dan

mempertinggi produktivitasnya atau untuk memperbaiki kualitas hewan seperti sapi, domba,

onta, kuda, dan sebagainya. Juga dibolehkan memanfaatkan proses kloning untuk mempertinggi

produktivitas hewan-hewan tersebut dan mengembangbiakkannya.

Adapun kloning manusia adalah teknik membuat keturunan dengan kode genetic yang sama

dengan induknya yang berupa manusia. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengabil sel tubuh
(sel somatik) dari tubuh manusia, kemudian diambil inti selnya (nukleusnya), dan selanjutnya

ditanamkan pada sel telur (ovum) wanita yang telah dihilangkan inti selnya dengan suatu metode

yang mirip dengan proses pembuahan atau inseminasi buatan. Klon pertama manusia dirancang

pada bulan November 1998, oleh American Cell Technologies, yang berasal dari sel kaki seorang

manusia, dan sebuah sel lembu yang DNA-nya dipindahkan. Setelah 12 hari, klon ini rusak. Pada

bulan januari 2008, Dr. Samuel Wood dan Andrew French, kepala pegawai ilmiah laboratoriurn

Stemagen Corporation di California AS, mengumumkan bahwa mereka berhasil menciptakan 5

embrio manusia dewasa dengan menggunakan DNA dari sel kulit orang dewasa. Tujuannya

adalah menvediakan sebuah sumber bagi tangkai sel embrio yang dapat hidup. Dr. Wood dan

seorang temannya menyumbangkan sel kulit dan DNA dari sel-sel itu untuk dipindahkan ke

dalam sel-sel manusia. Tidak jelas apakah embrio yang dihasilkan akan sanggup berkernbang

lebih lanjut. Namun, Dr. Wood menyatakan bahwa kalaupun mungkin, menggunakan teknologi

untuk kloning reproduktif adalah tidak etis dan illegal. Kelima embrio yang diklon tersebut

akhirnya rusak.”

Adapun hukum kloning manusia, meskipun hal ini belum terjadi, tetapi para pakar mengatakan

bahwa keberhasilan kloning sesungguhnya merupakan pendahuluan bagi keberhasilan kloning

manusia. Kloning manusia dapat berlangsung dengan adanya laki-laki dan perempuan dalam

prosesnya. Kloning manusia dapat pula berlangsung di antara perempuan saja, tanpa memerlukan

kehadiran laki-laki. Proses ini dilaksanakan dengan mengambil sel dari tubuh seorang

perempuan. Kemudian inti selnya diambil dan digabungkan dengan sel telur perempuan yang

telah dibuang inti selnya. Untuk proses selanjutnya dapat melihat tulisan sebelumnya yang

berjudul “Mengenal Kloning”.

Kloning yang dilakukan pada laki-laki atau perempuan –baik yang bertujuan untuk memperbaiki

kualitas keturunan dengan menghasilkan keturunan yang lebih cerdas, lebih kuat, lebih sehat dan
lebih rupawan, maupun yang bertujuan untuk memperbanyak keturunan guna meningkat jumlah

penduduk suatu bangsa atau negara itu lebih kuat- seandainya benar terwujud, maka sungguh

akan menjadi bencana dan biang kerusakan bagi dunia. Kloning ini haram menurut syari’at Islam

dan tidak boleh dilakukan. Dalil-dalil keharamannya adalah sebagai berikut:

1. Anak-anak produk proses kloning tersebut dihasilkan melalui cara yang tidak alami.

Padahal justru cara alami itulah yang telah ditetapkan oleh Allah untuk manusia dan dijadikan-

Nya sebagai sunatullah untuk menghasilkan anak-anak dan keturunan.

2. Anak-anak produk kloning dari perempuan saja (tanpa adanya laki-laki), tidak akan

mempunyai ayah. Dan anak produk kloning tersebut jika dihasilkan dari proses pemindahan sel

telur –yang telah digabungkan dengan inti sel tubuh- ke dalam rahim perempuan yang bukan

pemilik sel telur-, tidak pula akan mempunyai ibu. Sebab rahim perempuan yang menjadi tempat

pemindahan sel telur tersebut hanya menjadi penampung, tidak lebih. Ini merupakan tindakan

menyia-nyiakan manusia, sebab dalam kondisi ini tidak terdapat ibu dan ayah.

3. Kloning manusia akan menghilangkan nasab (garis keturunan). Padahal Islam telah

mewajibkan pemeliharaan nasab.

Kloning yang bertujuan memproduksi manusia-manusia yang unggul –dalam hal kecerdasan,

kekuatan fisik, kesehatan, kerupawanan- jelas mengharuskan seleksi terhadap para laki-laki dan

perempuan yang mempunyai sifat-sifat unggul tersebut, tanpa mempertimbangkan apakah

mereka suami-isteri atau bukan, sudah menikah atau belum. Dengan demikian sel-sel tubuh akan

diambil dari laki-laki dan perempuan yang mempunyai sifat-sifat yang diinginkan, dan sel-sel

telur juga akan diambil dari perempuan-perempuan terpilih serta diletakkan pada rahim

perempuan terpilih pula, yang mempunyai sifat-sifat keunggulan. Semua ini akan mengakibatkan

hilangnya nasab dan bercampur aduknya nasab.


4. Memproduksi anak melalui proses kloning akan mencegah pelaksanaan banyak hukum-

hukum syara’, seperti hukum tentang perkawinan, nasab, nafkah, hak dan kewajiban antara bapak

dan anak, waris, perawatan anak, hubungan kemahraman, hubungan ’ashabah dan lain-lain.

(arnab) (dikutip dari buku Beberapa Problem Kontemporer Dalam Pandangan Islam karya Abdul

Qadim Zallum, cet. Pertama Juni 1998 M).

Sedangkan proses bayi tabung merupakan proses yang di gunakan dengan metode antara

sel sperma suami dengan sel telur isteri, sesungguhnya merupakan suatu upaya medis untuk

memungkinkan sampainya sel sperma suami ke sel telur isteri. Sel sperma tersebut akan

membuahi sel telur bukan pada tempatnya yang alami, sel telur yang telah dibuahi ini akan

diletakkan pada rahim isteri dengan metode tertentu sehingga kehamilan akan terjadi secara

alamiah di dalamnya.

Pada dasarnya pembuahan yang alami terjadi dalam rahim melalui cara yang alami pula

(hubungan seksual), sesuai dengan fitrah yang telah di tetapkan oleh Allah untuk manusia. Akan

tetapi pembuahan yang alami ini terkadang sulit terwujud, misalnya karena rusaknya atau

tertutupnya saluran indung telur (tuba fallopi) yang membawa sel telur ke rahim, serta tidak dapat

diatasi dengan cara membuka atau mengobatinya. Atau karena sel sperma suami lemah atau tidak

mampu menjangkau rahim isteri untuk bertemu dengan sel telur, serta tidak padat diatasi dengan

cara memperkuat sel sperma tersebut. Semua ini akan meniadakan kelahiran dan menghmbat

suami isteri memperbanyak anak. Padahal Islam telah menganjurkan dan mendorong hal tersebut

dan kaum muslim pun telah di sunnahkan melakukannya. Proses seperti ini merupakan upaya

medis untuk mengatasi kesulitan yang ada dan hukumnya boleh (ja’iz) menurut syara’, sebab

upaya tersebut adalah upaya untuk mewujudkan apa yang disunnahkan oleh Islam, yaitu

kelahiran dan banyak anak merupakan salah satu tujuan dasar dari pernikahan.
Dalam proses pembuahan buatan dalam tabung untuk menghasilkan kelahiran tersebut, di

isyaratkan sel sperma harus milik suami dan sel telur harus milik istri. Dan sel telur istreri yang

telah dibuahi oleh sel sprema suami dalam tabung harus diletakkan pada rahim isteri. Hukumnya

haram bila sel telur isteri yang telah terbuahi diletakkan dalam rahim perempuan yang bukan

isteri atau apa yang biasa disebut sebagai ibu pengganti. Begitu juga haram hukumnya bila proses

dalam pembuahan buatan tersebut terjadi antara sel sperma suami dengan sel telur bukan isteri,

meskipun sel telur yang telah dibuahi nantinya akan diletakkan dalam rahim isteri, demikian juga

haram hukumnya apabila pmbuahan yang terjadi antara sel sperma bukan suami dengan sel telur

isteri meskipun nantinya diletakkan dalam rahim isteri.

E. Penyikapan Terhadap Perkembangan IPTEK

Perubahan lingkungan yang serba cepat dewasa ini sebagai dampak globalisasi dan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), harus diakui telah memberikan

kemudahan terhadap berbagai aktifitas dan kebutuhan hidup manusia.

Di sisi lain, memunculkan kekhawatiran terhadap perkembangan perilaku khususnya para pelajar

dan generasi muda kita, dengan tumbuhnya budaya kehidupan baru yang cenderung menjauh dari

nilai-nilai spiritualitas. Semuanya ini menuntut perhatian ekstra orang tua serta pendidik

khususnya guru, yang kerap bersentuhan langsung dengan siswa.

Dari sisi positif, perkembangan iptek telah memunculkan kesadaran yang kuat pada sebagian

pelajar kita akan pentingnya memiliki keahlian dan keterampilan. Utamanya untuk menyongsong

kehidupan masa depan yang lebih baik, dalam rangka mengisi era milenium ketiga yang disebut

sebagai era informasi dan era bio-teknologi. Ini sekurang-kurangnya telah memunculkan sikap

optimis, generasi pelajar kita umumya telah memiliki kesiapan dalam menghadapi perubahan itu.
Salah satu upaya menanggulangi pengaruh keadaan zaman yang seperti sekarang ini adalah

dimulai dari keluarga, bagaimana pendekatan orang tua dengan anak dan kedekatan anak dengan

orang tua, banyak anak yang tidak suka kegiatannya diperhatikan oleh orang tuanya, disini peran

aktif orang tua untuk mencari cara mendekati anaknya sehingga bisa mengontrol anak-anak nya.

Setiap manusia diberikan hidayah dari Allah swt berupa “alat” untuk mencapai dan membuka

kebenaran. Hidayah tersebut adalah (1) indera, untuk menangkap kebenaran fisik, (2) naluri,

untuk mempertahankan hidup dan kelangsungan hidup manusia secara probadi maupun sosial,

(3) pikiran dan atau kemampuan rasional yang mampu mengembangkan kemampuan tiga jenis

pengetahuan akali (pengetahuan biasa, ilmiah dan filsafi). Akal juga merupakan penghantar untuk

menuju kebenaran tertinggi, (4) imajinasi, daya khayal yang mampu menghasilkan kreativitas

dan menyempurnakan pengetahuannya, (5) hati nurani, suatu kemampuan manusia untuk dapat

menangkap kebenaran tingkah laku manusia sebagai makhluk yang harus bermoral.

Dalam menghadapi perkembangan budaya manusia dengan perkembangan IPTEK yang sangat

pesat, dirasakan perlunya mencari keterkaitan antara sistem nilai dan norma-norma Islam dengan

perkembangan tersebut. Menurut Mehdi Ghulsyani (1995), dalam menghadapi perkembangan

IPTEK ilmuwan muslim dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok; (1) Kelompok yang

menganggap IPTEK moderen bersifat netral dan berusaha melegitimasi hasil-hasil IPTEK

moderen dengan mencari ayat-ayat Al-Quran yang sesuai; (2) Kelompok yang bekerja dengan

IPTEK moderen, tetapi berusaha juga mempelajari sejarah dan filsafat ilmu agar dapat menyaring

elemen-elemen yang tidak islami, (3) Kelompok yang percaya adanya IPTEK Islam dan berusaha

membangunnya. Untuk kelompok ketiga ini memunculkan nama Al-Faruqi yang mengintrodusir

istilah “islamisasi ilmu pengetahuan”. Dalam konsep Islam pada dasarnya tidak ada pemisahan

yang tegas antara ilmu agama dan ilmu non-agama. Sehingga IPTEK menurut Islam haruslah
bermakna ibadah. Yang dikembangkan dalam budaya Islam adalah bentuk-bentuk IPTEK yang

mampu mengantarkan manusia meningkatkan derajat spiritialitas, martabat manusia secara

alamiah. Bukan IPTEK yang merusak alam semesta, bahkan membawa manusia ketingkat yang

lebih rendah martabatnya.

Dari uraian di atas “hakekat” penyikapan IPTEK dalam kehidupan sehari-hari yang islami adalah

memanfaatkan perkembangan IPTEK untuk meningkatkan martabat manusia dan meningkatkan

kualitas ibadah kepada Allah swt. Kebenaran IPTEK menurut Islam adalah sebanding dengan

kemanfaatannya IPTEK itu sendiri. IPTEK akan bermanfaat apabila (1) mendekatkan pada

kebenaran Allah dan bukan menjauhkannya, (2) dapat membantu umat merealisasikan tujuan-

tujuannya (yang baik), (3) dapat memberikan pedoman bagi sesama, (4) dapat menyelesaikan

persoalan umat. Dalam konsep Islam sesuatu hal dapat dikatakan mengandung kebenaran apabila

ia mengandung manfaat dalam arti luas.

KESIMPULAN

IPTEK adalah hasil karya manusia. Karya tersebut pada dasarnya dipergunakan untuk membantu

keperluan manusia dalam menghadapi kehidupannya. Tetapi, pada kenyataanya IPTEK tersebut

ada saja yang memanfaatkannya untuk kepentingan tertentu yang berdampak negatif. Dampak

tersebut diantaranya adalah pemakaian internet yang meluas dalam menggali informasi dan situs

tertentu, seperti kasus penyebaran pornografi yang semakin marak saat ini, tayangan televisi yang
banyak menampilkan acara kontra produktif, sampai akibat yang ditimbulkan oleh produk IPTEK

seperti Kloning dan Bayi Tabung. Disini di perdebatkan bahwa apakah produk-produk IPTEK

seperti bayi tabung dan kloning merupakan hal yang dibenarkan dalam Islam? Kloning adalah

teknik membuat keturunan dengan kode genetik yang sama dengan induknya pada makhluk

hidup tertentu baik berupa tumbuhan, hewan, maupun manusia. Sedangkan proses bayi tabung

merupakan proses yang di gunakan dengan metode antara sel sperma suami dengan sel telur

isteri. Selain itu dampak negatif dari berkembangnya iptek adalah pemanfaatan jasa komunikasi

oleh jaringan teroris. Penggunaan informasi tertentu dan situs tertentu yang terdapat di internet

yang bisa disalah gunakan pihak tertentu untuk tujuan tertentu.

Sumbangan iptek terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidaklah dapat dipungkiri.

Namun manusia tidak bisa pula menipu diri akan kenyataan bahwa iptek mendatangkan

malapetaka dan kesengsaraan bagi manusia. Dalam peradaban modern yang muda, terlalu sering

manusia terhenyak oleh disilusi dari dampak negatif iptek terhadap kehidupan umat manusia.

Perkembangan teknologi memang sangat diperlukan. Setiap inovasi diciptakan untuk

memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta

berbagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi

masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang di bawa oleh inovasi – inovasi yang telah di

hasilkan dalam dekade terakhir. Namun manusia tidak bisa menipu diri sendiri akan kenyataan

bahwa teknologi mendatangkan berbagai efek negatif bagi manusia.

Namun, selain dampak negatif, perkembangan iptek pun mempunyai dampak yang

positif badi umat. Diantaranya, dengan berkembangnya iptek, kemajuan di bidang jaringan

internet telah memudahkan kita untuk mengakses informasi dengan cepat dan biaya yang sangat

ringan. Kemajuan di bidang komunikasi juga telah membuat perdagangan internasional menjadi
semakin mudah dan cepat. Penemuan telepon genggam telah memudahkan kita untuk

menghubungi seseorang di mana saja ia berada atau dari mana saja kita berada.

Di sinilah, peran agama sebagai pedoman hidup menjadi sangat penting untuk ditengok kembali.

Dalam menghadapi perkembangan budaya manusia dengan perkembangan IPTEK yang sangat

pesat, dirasakan perlunya mencari keterkaitan antara sistem nilai dan norma-norma Islam dengan

perkembangan tersebut, sehingga IPTEK menurut Islam haruslah bermakna ibadah. Yang

dikembangkan dalam budaya Islam adalah bentuk-bentuk IPTEK yang mampu mengantarkan

manusia meningkatkan derajat spiritialitas, martabat manusia secara alamiah. Bukan IPTEK yang

merusak alam semesta, bahkan membawa manusia ketingkat yang lebih rendah martabatnya.

Kebenaran IPTEK menurut Islam adalah sebanding dengan kemanfaatannya IPTEK itu sendiri.

IPTEK akan bermanfaat apabila (1) mendekatkan pada kebenaran Allah dan bukan

menjauhkannya, (2) dapat membantu umat merealisasikan tujuan-tujuannya (yang baik), (3)

dapat memberikan pedoman bagi sesama, (4) dapat menyelesaikan persoalan umat. Dalam

konsep Islam sesuatu hal dapat dikatakan mengandung kebenaran apabila ia mengandung

manfaat dalam arti luas.

DAFTAR PUSTAKA

Agus, Bustanudin. 1999. Pengembangan Ilmu-Ilmu Sosial : Studi Banding Antara Pandangan

Ilmiah dan Ajaran Islam. Jakarta : Gema Insani Press.


Alisyahbana, Iskandar. 1980. Teknologi dan Perkembangan. Jakarta : Yayasan Idayu.

Hamdan, Mansoer. 2004. Materi Instruksional Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi

Umum. Jakarta : DIKTI

Masduki, M. Kloning Menurut Pandangan Islam. Pasuruan: Garoeda,1997

Munawar, Ahmad Anees. 1995. Islam dan Masa Depan Biologis Umat Manusia, Etika Gender,

Teknolog. Bandung: Mizan.

Anda mungkin juga menyukai