Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MAKALAH BAHASA INDONESIA

MENGUCAPKAN KALIMAT DENGAN JELAS,LANCAR,BERNALAR


DAN WAJAR

Di susun oleh Kelompok 2 :


Ketua : Kartini
Sekretaris : Anisa Handayani
Anggota :
Reni Ramdaningsih
Nadila Lestari Yuningsih

SMK SUKAPURA

KABUPATEN TASIKMALAYA

2017
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Cara pengucapan kalimat dalam bahasa sehari hari
adalah hal yang pokok dalam membantu seseorang untuk
mampu berbicara dan berinteraksi dengan baik terhadap
oranglain,sehingga hal ini perlu diperhatikan oleh setiap
orang.
Kemampuan ini perlu kita kembangkan kembali
karena masih banyak sebagian orang yang belum mahir
dalam Mengucapkan kalimat dengan
jelas,lancar,bernalar,dan wajar.
oleh karena itu,Tujuan kami menyusun makalah ini
adalah untuk membantu orang orang yang masih kurang
dalam pengucapan bahasa yang baik dan benar,dengan
membaca makalah yang kami susun dan kami rangkum
dari berbagai sumber.
2. Perumusan Masalah
a.Apakah yang dimaksud dengan tekanan?
b.Contoh penggunaan pola tekanan pada kalimat?
c.Apakah yang dimaksud intonasi?
d.Apakah yang dimaksud dengan jeda?

3. Tujuan Perumusan

-Mengetahui definisi tekanan,intonasi dan jeda

-Mengetahui macam-macam intonasi


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah


dari-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
"Mengucapkan Kalimat dengan Jelas,Lancar,Bernalar dan
Wajar" ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang
telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran
agama Islam yang sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat
bagi seluruh alam semesta.
Kami sangat bersyukur karena telah menyelesaikan
makalah yang menjadi tugas Bahasa Indonesia dengan judul
"Mengucapkan Kalimat dengan Jelas,Lancar,Bernalar dan
Wajar". Disamping itu, kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu kami selama
pembuatan makalah ini berlangsung sehingga terealisasikanlah
makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah
ini bisa bermanfaat dan jangan lupa ajukan kritik dan saran
terhadap makalah ini agar kedepannya bisa diperbaiki.

Tasikmalaya,30 Januari 2017

Penyusun
BAB II

MENGUCAPKAN KALIMAT DENGAN


JELAS,LANCAR,BERNALAR DAN WAJAR

A.Tekanan
Tekanan/ aksen adalah ucapan yang ditekankan pada suku
tata atau kata sehingga bagian itu lebih keras (tinggi)
ucapannya/ pelafalannya daripada bagian yang lain. Suara yang
keras pada kata yang dipentingkan dalam suatu kalimat. Ketika
berbicara tekanan harus sesuai dengan standar pengucapan
setiap huruf bahasa atau standar pengucapan bahasa Indonesia.
Tekanan merupakan suatu jenis unsur supra segmental yang
ditandai oleh keras atau lembutnya arus ditentukan oleh
amplitudo getaran yang dihasilkan oleh tenaga yang lebih kuat
atau lebih lemah. Untuk menandai hal yang dianggap lebih
penting dari yang lain biasanya juga digunakan tekanan tertentu
pada kalimat yang diucapkan.
Contoh:

- Kami membeli mesin cetak dari Jerman (bukan orang lain).

- Kami membeli mesin cetak dari Jerman (bukan


mengerjakan pekerjaan lain).

- Kami memeli mesin cetak dari Jerman (bukan mesin


yang lain).

- Nikita melukis pemandangan (bukan orang lain).

- Nikita menulis pemandangan (bukan mengerjakan


pekerjaan lain).
- Nikita menulis pemandangan (bukan melukis lain).

Sehubungan dengan itu, keberhasilan informasi yang


disampaikan seseorang sangat dipengaruhi faktor individu,
budaya dan kepentingan. Jika kita mengucapkan sebuah kata
dengan nyaring maka akan terdengar bahwa arus ujaran
tersebut ada bagian yang lebih lama diucapkan dan bagian lain,
atau contoh lain ada orang yang berbicara sangat cepat dan
tidak jelas kata-kata yang diucapkan, ada pula yang sebaliknya.
Ada juga kelompok masyarakat tertentu jika berbicara selalu
dengan nada tinggi dan keras, seolah-olah selalu dalam
keadaan marah. Pada umumnya pola tekanan dalam bahasa
Indonesia terdiri atas empat macam tekanan yaitu

' : tekanan paling keras (Perancis= accent aigu)

~ : tekanan keras (Perancis= accent grave)

^ : tekanan lambat (Perancis= accent ciroflexe)

^ : tekanan paling lambar (Perancis= accent breve)

Ada bahasa yang memiliki tekanan yang bersifat distingtif


atau berfungsi membedakan arti, dan ada yang bersifat
nondistingtif atau tekanan yang tidak membedakan arti, dalam
hal ini bahasa Indonesia dan bahasa Jawa bersifat nondistingtif.

Walaupun tekanan dalam bahasa Indonesia dan bahasa


Jawa tidak bersifat distingtif, tidak berarti bahwa kata-kata
dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jawa tidak mengandung
tekanan. Setiap ujaran dalam bahasa Indonesia dan bahasa
Jawa mempunyai tekanan suara/ nada, terutama pada misng-
masing kata atau kalimat. Tekanan tersebut bergantung pada
pentingnya kata atau kalimat berdasarkan situasi yang terjadi
pada si pembaca.

Secara umum dikenal tiga jenis tekanan dalam bahasa


Indonesia, ialah tekanan waktu/ tempo (tekanan ini diukur dari
situasi pembicaranya), Tekanan dinamika emfasis (tekanan
keras atau sepatah kata yang dipentingkan dalam kalimat atau
dalam pembicaraan), Tekanan dinamik silabis.

a. Tekanan Dinamik

Tekanan Dinamik yaitu tekanan keras untuk memberikan


sebuah tekanan terhadap sepatah kata karena dapat
memberikan pengertian khusus.

Fungsi tekanan dinamik adalah sebagai berikut :

Mengemukakan seuatu pertentangan

Mengalihkan pembicaraan

Menyebutkan beberapa jenis benda atau hal-hal


yang berturut-turut

Mementingkan tekanan pada kata yang


dipentingkan

b. Tekanan Nada
Tekanan Nada yaitu, ucapan tinggi rendah suara dalam
suatu tutur yang berfungsi untuk menyatakan suasana
perasaan pembicara.

c. Tekanan Tempo

Tekanan Tempo yaitu, tekanan yang diucapkan secara


lambat pada kata yang dianggap pentingk yang terdapat dalam
salah satu kata). Contoh penggunaan pola tekanan:

Adi membeli novel di toko buku.

Contoh penggunaan pola tekanan pada kalimat :

Adi membeli novel di toko buku.

(yang membeli novel Adi, bukan orang lain)

Adi membeli novel di toko buku.

(Adi membeli novel, bukan membaca)

Adi membeli novel di toko buku.

(yang dibeli Adi novel bukan alat tulis)

Adi membeli novel di toko buku.

(Adi membeli novel di toko buku bukan di pasar)


B.INTONASI

Intonasi adalah naik turunnya lagu kalimat. Intonasi berfungsi


sebagai pembentuk makna kalimat

Intonasi memiliki 3 macam, yaitu:

1. Tekanan Dinamik (keras lemah) Ucapkanlah kalimat dengan


melakukan penekanan pada setiap kata yang memerlukan
penekanan.[2] Misalnya, saya pada kalimat Saya membeli
pensil ini Perhatikan bahwa setiap tekanan memiliki arti yang
berbeda.[2]

SAYA membeli pensil ini. (Saya, bukan orang lain)[2]

Saya MEMBELI pensil ini. (Membeli, bukan, menjual)[2]

Saya membeli PENSIL ini. (Pensil, bukan buku tulis)[2]

2. Tekanan Nada (tinggi) Cobalah mengucapkan kalimat dengan


memakai nada/aksen, artinya tidak mengucapkan seperti
biasanya.[2] Yang dimaksud di sini adalah
membaca/mengucapkan kalimat dengan suara yang naik turun
dan berubah ubah.[2] Jadi yang dimaksud dengan tekanan
nada ialah tentang tinggi rendahnya suatu kata.[2]

3. Tekanan Tempo Tekanan tempo adalah memperlambat atau


mempercepat pengucapan.[2] Tekanan ini sering dipergunakan
untuk lebih mempertegas apa yang kita maksudkan.[2] Untuk
latihannya cobalah membaca naskah dengan tempo yang
berbeda beda. Lambat atau cepat silih berganIntonasi adalah
lagu kalimat. Intonasi kalimat ialah gabungan dari bermacam-
macam gejala yang umumnya disebut tekanan nada, tempo,
dan jeda dalam mengucapkan satu kalimat.

Intonasi merupakan lagu kalimat yang meliputi nada atau tinggi


dan rendahnya lagu kalimat, dan dinamik atau keras dan
lemahnya lagu kalimat. Intonasi yang kurang pas bisa
menyebabkan kesalahan dalam sebuah komunikasi. Untuk itu
perlu memahami intonasi pada saat berkomunikasi, bercakap
dengan orang lain. Pola intonasi setiap kalimat tergantung
pada tujuan yang dimaksudkan oleh penutur, artinya apabila
penutur bermaksud memberitahukan sebuah intonasi,
sedangkan untuk menanyakan sesuatu maka pola intonasinya
menurun, demikian pula ketika penutur bermaksud mengajak
atau menyuruh pendengar maka pola intonasinya cenderung
meninggi. Karena itu jika ditinjau dari segi intonasi atau
ketersediaan tanda baca akhir dalam bahasa Indonesia dan
tanggapan yang diharapkan maka kalimat dapat dibedakan
menjadi:

1. Kalimat berita atau deklaratif yang ditandai dengan tanda


titik (.)

2. Kalimat perintah atau kalimat imperatif yang ditandai


dengan tanda seru (!)

3. Kalimat tanya atau interogatif yang ditandai dengan tanda


tanya (?)

Dengan demikian dalam bahasa Indonesia diketahui ada


beberapa macam intonasi antara lain sebagai berikut:
1. Intonasi Berita.

2. Intonasi Pertanyaan.

3. Intonasi Perintah atau Suruhan.

C. JEDA

Jeda atau kesenyapan adalah hentian sebentar dalam ujuran


(sering terjadi di depan unsur kalimat yang mempunyai isi
informasi yang tinggi atau kemungkinan yang rendah).

Contoh:

Anda menulis skenario/ kami yang akan mementaskannya

Jeda adalah perhentian lagu kalimat. Jeda terbagi ke dalam 3


jenis yaitu :

Jeda panjang ( . ) titik

Jeda sedang ( , ) koma

Jeda pendek ( _ ) spasi

Contoh:

Kata ayah. Ibu cantik.

Kata ayah, ibu cantik.

Kata ayah ibu cantik.


Perhentian (Jeda) merupakan pemutusan suatu arus ujaran
yang sedang berlangsung.

Perhentian berkaitan dengan bidang tutur berupa kalimat atau


wacana. Perhentian dapat dibedakan menjadi dua.

a. Perhentian antara atau nonfinal, biasanya dilambangkan


dengan tanda koma (,). Perhentian macam itu disebut juga
jeda. Jeda terjadi karena kebulatan amanat suatu tuturan
belum terjadi.

Penggunaan jeda, selain memudahkan kalian memahami


ketepatan pesan/informasi, jeda juga dapat kita gunakan untuk
membedakan makna.

Perhatikan contoh berikut ini!Hari ini, teman kakak yang baru


datang

dari Bandung menginap di rumah kami.

(Lafalkan dengan jeda yang tepat.)

Kata yang baru menerangkan teman kakak dan kata datang.

b. Perhentian akhir atau final, biasanya dilambangkan dengan


tanda titik (.), tanda seru (!), atau tanda tanya (?).
D.CONTOH TEKS PENGUMUMAN

Karang Taruna Anggrek

Sekretariat : Jl Kebangkitan Nasional 201 Semarang

======================================

Dalam rangka peduli sesama, karang taruna Anggrek akan


mengadakan penggalangan dana yang akan disumbangkan,
kepada saudara-saudara kita korban bencana alam di beberapa
wilayah tanah air. Sumbangan dapat berupa pakaian pantas
pakai, sembako, dan uang.

Semua warga diharap secara sukarela terlibat dalam


penggalangan dana tersebut. Sumbangan dapat diserahkan
kepada:

1. Sdr. Andre Perkasa, telepon (024) 711400

2. Sdr. Candra Wijaya, telepon (024) 721870

3. Sdr. Wigar Wicaksana, telepon (024) 712871

4. Sdri. Yosefani, telepon (024) 722811

5. Sdri. Arkalita Widya, telepon (024) 723221

bantuan diserahkan paling lambat tanggal 7 Agustus 2007.

Atas bantuan dan partisipasi seluruh warga kampung


Menjangan, saya ucapkan terima kasih. Semoga amal baik kita
mendapat pahala dari Tuhan Yang Maha Esa, Amin

Semarang, 1 Agustus 2007


Ketua penggalangan dana

Ttd.

Tito Pramudita

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan


pengumuman :

a. Intonasi: cepat lambat, keras lembut, tinggi rendah, suara


saat menyampaikan pengumuman.

b. Lafal: ketepatan dalam mengucapkan kata

c. Artikulasi: kelancaran dalam pengucapan bunyi

d. Tanda baca: bertujuan untuk pelafalan, memberi jeda dalam


penyampaian pengumuman

Anda mungkin juga menyukai