Anda di halaman 1dari 14

BENTUK NEGARA

DAN
PEMERINTAHAN

Dewi Noor Azijah, S.IP., M.A


BENTUK PEMERINTAHAN

Republic
Dikatakan Negara berbentuk Republik, apabila mekanisme penentuan kepala
negaranya dilakukan melalui pemilihan (langsung atau melalui majelis) dengan
periodisasi masa jabatan yang telah ditentukan. Sedangkan mengenai pengambilan
keputusan di dalam negara dilakukan dalam sebuah forum majelis yang mencerminkan
representasi rakyat.
 
Monarchie
Negara itu dikatakan berbentuk kerajaan (monarkhi) apabila penentuan kepala negara
berdasarkan prinsip pewarisan alias turun temurun, dan pengambilan keputusannya
dilakukan tidak melalui forum majelis yang merepresentasikan kepentingan rakyat.
Bentuk Pemerintahan Kerajaan atau Monarki
Monarki, berasal dari bahasa Yunani monos yang berarti satu, dan archein yang berarti
pemerintah. Monarki merupakan sejenis pemerintahan di mana Raja menjadi Kepala Negara.
Monarki atau sistem pemerintahan kerajaan adalah sistem tertua di dunia
Turun – temurun dan Elektif.
Monarki mungkin saja diklasifikasikan sebagai tahta turun – temurun dan elektif. Monarki secara turun
– menurun adalah tipe yang normal. Kebanyakan monarki dahulunya dikenal dengan istilah turun –
temurun. Dan kehidupan dari monarki turun – temurun ini memiliki banyak karakter. Monarki ala turun –
menurun mewarisi tahta sesuai dengan peraturan rangkaian pergantian tertentu. Ahli waris laki- laki
yang tertua biasanya menjadi raja, menggantikan posisi raja atau ayahnya sendiri. Rangkaian pergantian
bisa juga ditentukan dengan konstitusi atau melalui sebuah aksi legislature.

Monarki mutlak dan terbatas.


Monarki juga bisa diklasifikasikan sebagai mutlak dan terbatas. Garner menyatakan monarki mutlak
adalah monarki yang benar – benar raja. Kehendaknya adalah hukum dalam merespek segala perkara
yang ada. Dia tidak dibatasi oleh apapun kecuali kemauannya sendiri. Dibawah sistem ini Negara dan
pemerintahan tampak identik. Ini merupakan deskripsi yang tepat dari posisi monarki yang mutlak. Tsart
dari Russia, Raja Prussia dan kaisar Ottoman merupakan contoh monarki yang mutlak.
Aristokrasi (lalu menjadi oligarki) adalah
negara dengan pemerintahan yang pimpinan tertingginya terletak di
tangan beberapa orang, biasanya terletak pada golongan foedal,
golongan yang berkuasa (aligo artinya beberapa).

Demokrasi
ialah suatu negara dengan pemerintahan yang pimpinan tertinggi
terletak di tangan rakyat.
Meliputi:
Demokrasi langsung.
Demokrasi tidak langsung
GOVERN- PLATO ARISTOTELES
MENT BY
GOOD BAD GOOD BAD

ONE Monarkhi Tirani Monarkhi Tirani


FEW Aristokrasi Oligarkhi Aristokrasi Oligarkhi
MANY Demokrasi Mobokrasi Polity Demokrasi

Mobok Mon

Siklus
Demok Polybios
Tirani

Oligarkhi Arist
BENTUK NEGARA
Negara Kesatuan (Unitaris)

Negara Kesatuan adalah negara bersusunan tunggal, yakni kekuasaan untuk mengatur seluruh
daerahnya ada di tangan pemerintah pusat. Pemerintah pusat memegang kedaulatan sepenuhnya,
baik ke dalam maupun ke luar. Hubungan antara pemerintah pusat dengan rakyat dan daerahnya
dapat dijalankan secara langsung. Dalam negara kesatuan hanya ada satu konstitusi, satu kepala
negara, satu dewan menteri (kabinet), dan satu parlemen. Demikian pula dengan pemerintahan,
yaitu pemerintah pusatlah yang memegang wewenang tertinggi dalam segala aspek
pemerintahan. Ciri utama negara kesatuan adalah supremasi parlemen pusat dan tiadanya badan-
badan lain yang berdaulat.
Negara kesatuan disebut juga dengan unisterisme atau eenbeisaat, ialah suatu negara yang
berbeda dan berdaulat, dimana diseluruh negara yang berkuasa hanyalah satu pemerintahan
(pusat) yang mengatur seluruh daerah.

Negara kesatuan dapat dibedakan menjadi dua macam sistem, yaitu:


Sentralisasi, dan
Desentralisasi.
Negara serikat (federasi)

Federasi berasal dari bahasa latin Foedus, yang berarti perjanjian atau persetujuan. Federasi
adalah bentuk tengah, suatu bentuk kompromistis antara konfederasi yang hubunganya
tidak erat dengan Negara kesatuan yang sangat kukuh ikatannya.
Menurut C.F. Strong dalam bukunya, diperlukan dua syarat untuk mewujudkan Negara
federasi, antara lain: Harus ada semacam perasaan nasional diantara anggota kesatuan-
kesatuan politik yang hendak berfederasi tersebut. Dan harus ada keinginan dari anggota-
anggota kesatuan-kesatuan politik itu akan kesatuan dan persatuan karena apabila anggota-
anggota itu menginginkan kesatuan, maka bukan federasi yang dibentuk, melainkan Negara
kesatuan.
Adapun ciri-ciri Negara federasi yaitu:
1)       Adanya supremasi konstitusi federasi.
2)       Adanya pemencaran kekuasaan antara Negara federal denagan Negara bagian.
3)     Adanya suatu kekuasaan tertinggi yang bertugas menyelesaikan sengketa-sengketa yang
mungkin timbul antara Negara federal dengan Negara bagian.
SISTEM PEMERINTAHAN
Sistem pemerintahan merupakan gabungan dari dua istilah yaitu “sistem” dan
“pemerintahan”. Menurut Carl J. Friedrich, sistem adalah suatu keseluruhan terdiri dari
beberapa bagian yang mempunyai hubungan fungsional baik antara bagian-bagian maupun
hubungan fungsional terhadap keseluruhannya, sehingga hubungan itu menimbulkan suatu
ketergantungan antara bagian-bagian yang akibatnya jika salah satu bagian tidak bekerja
dengan baik memengaruhi keseluruhan itu.

Sedangkan menurut doktrin Hukum Tata Negara yang biasanya tertuang di dalam konstitusi,
sistem pemerintahan negara dapat dibagi menjadi 2 pengertian, yaitu:
1. Sistem pemerintahan negara dalam arti paling luas, yakni tatanan yang berupa struktur
dari satu negara dengan menitikberatkan pada hubungan antar negara dengan rakyat.
2. Sistem pemerintahan negara dalam arti luas, yakni suatu tatanan atau struktur
pemerintahan negara yang bertitik tolak dari hubungan antara semua organ negara (L,
E, & Y) , termasuk hubungan antara pemerintahan pusat (Central Governmeent)
dengan bagian-bagian yang terdapat di dalam negara di tingkat lokal (Local
Government).
MACAM-MACAM SISTEM
PEMERINTAHAN
Sistem pemerintahan parlementer

Sistem pemerintahan parlementer merupakan sistem pemerintahan di mana hubungan


antara eksekutif dan badan perwakilan (legislatif) sangat erat.
Ciri-ciri sistem pemerintahan parlementer, antara lain:
1. Kabinet yang dipimpin oleh perdana menteri dibentuk oleh atau atas dasar kekuatan
dan atau kekuatan-kekuatan yang menguasai parlemen.
2. Para anggota kabinet mungkin seluruhnya atau para anggota kabinet mungkin seluruh
anggota parlemen, atau tidak seluruhnya dan mungkin seluruhnya bukan anggota
parlemen.
3. Kabinet dengan ketuanya (eksekutif) bertanggung jawab kepada parlemen (legislatif).
4. Sebagai imbangan dapat dijatuhkannya kabinet, maka kepala negara (presiden: raja
atau ratu) dengan saran atau nasehat perdana menteri dapat membubarkan
parlemen.
5. Kekuasaan kehakiman secara prinsipil tidak digantungkan kepada lembaga eksekutif
dan legislatif, hal ini untuk mencegah intimidasi dan intervensi lembaga lain.
Sistem Pemerintahan Presidensiil
Sistem pemerintahan presidensil adalah suatu pemerintahan di mana
kedudukan eksekutif tidak bertanggung jawab kepada badan perwakilan
rakyat, dengan kata lain kekuasaan eksekutif berada di luar pengawasan
(langsung) parlemen.
Karakteristik sistem pemerintahan presidensiil, yaitu:
1. Presiden adalah kepala eksekutif yang memimpin kabinetnya yang semua
diangkat olehnya dan bertanggung jawab olehnya.
2. Presiden tidak dipilih oleh badan legislatif, tetapi dipilh oleh sejumlah
pemilih.
3. Presiden tidak bertanggung jawab kepada badan legislatif dan tidak dapat
dijatuhkan oleh badan legislatif.
4. Sebagai imbangannya, presiden tidak dapat membubarkan badan
legislatif.
Sistem Pemerintahan Quasi
Sistem pemerintahan quasi pada hakikatnya merupakan bentuk variasi dari
sistem pemerintahan parlemen dan sistem pemerintahan presidensiil. Hal
ini disebabkan situasi dan kondisi yang berbeda sehingga melahirkan
bentuk-bentuk semuanya.

Sistem Pemerintahan Referendum


Sistem referendum merupakan bentuk variasi dari sistem quasi (quasi
presidensiil) dan sistem presidensiil murni. Tugas membuat undang-undang
berada dibawah pengawasan rakyat yang mempunyai hak pilih, pengawsan
itu dilakukan dalam bentuk referendum.
NEGARA
PAHAM MODERN
KESATUAN

BENTUK BENTUK
SENTRALISASI DESENTRALISASI
NEGARA PEMERINTAHAN

KESATUAN SERIKAT OTONOMI


MONARKHI REPUBLIK TERPUSAT
(UNITARIS) (FEDERASI) DAERAH
APA BENTUK PEMERINTAHAN DAN NEGARA INDONESIA?

Pada Pasal 1 ayat (1) UUD1945 :


”Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik”.

Republik  bentuk pemerintahan


Kesatuan  bentuk Negara

Selain merujuk pada ketentuan yuridis, dapat pula dilihat dari


kenyataan bahwa kepala negara kita dijabat oleh seorang Presiden
(bukan Raja/Ratu), masa jabatan Presiden ditentukan (selama 5 tahun),
dan Presiden/ Wakil Presiden diangkat melalui pemilihan (bukan
pewarisan seperti di Monarkhi)
Sebagai tambahan informasi, silakan teman-teman mencari tahu dan memahami
perkembangan bentuk negara dan pemerintahan yang ada di Indonesia
berdasarkan periodesasi tersebut agar teman-eman mampu memahamai konteks
dan corak pemerintahan yang berlangsung pada setiap periode tersebut.

Tahun Bentuk
1945-1949 Sistem Pemerintahan : Presidensial
1949-1950 Sistem Pemerintahan : Quasy
Parlementer
1950-1959 Sistem Pemerintahan: Parlementer
1959-1966 Sistem Pemerintahan: Presidensial
1966-1998 Sistem Pemerintahan: Presidensial
1998- now Sistem Pemerintahan:

Anda mungkin juga menyukai