Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Ibadah, Akhlak dan Muamalah untuk Menciptakan


Pribadi yang Berkualitas

Dosen Pengampuh :
Akhmad Sirojuddin, M. Pd. I

Nama Kelompok :

Firman Bebin Hidayat (201669040005)

Nafilah Rodliyah ()
Putri Rofiatus Solikha (201669040008)

PROGAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS YUDHARTA PASURUAN
2017
DAFTAR ISI

Halaman Judul

Kata Pengantar...................................................................

Daftar Isi.............................................................................. i

BAB I PENDAHULUAN

A Latar Belakang......................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN

A Hakikat Haji.............................................................
B Sejarah Haji.............................................................
C Cara Mencapai Haji Mabrur......................................
D Hikmah Haji.............................................................
E Makna Sepiritual Haji...............................................
BAB III PENUTUP

A Kesimpulan..............................................................
Daftar Pustaka....................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri
serta tunduk. Sedangkan menurut syara (terminologi), ibadah
mempunyai banyak definisi, tetapi makna dan maksudnya
satu. Ibadah wajib berpedoman pada sumber ajaran Al
Quran dan Al Sunnah, yaitu harus ada contoh (tatacara dan
praktek) dari Nabi Muhammad SAW.

Pengertian Akhlak Secara Etimologi, Menurut pendekatan


etimologi, perkataan akhlak berasal dari bahasa Arab jama
dari bentuk mufradnya Khuluqun yang menurut logat
diartikan: budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.
Kalimat tersebut mengandung segi-segi persesuain dengan
perkataan khalkun yang berarti kejadian, serta erat
hubungan Khaliq yang berarti Pencipta dan Makhluk yang
berarti yang diciptakan. Pengertian akhlak adalah kebiasaan
kehendak itu bila membiasakan sesuatu maka kebiasaannya
itu disebut akhlak .

Sedangkan muamalah (hubungan kita dengan sesama


manusia dan lingkungan), masalah masalah dunia, seperti
makan dan minum, pendidikan, organisasi, dan ilmu
pengetahuan dan teknologi, berlandaskan pada prinsip boleh
(jaiz) selama tidak ada larangan yang tegas dari Allah dan
Rasul-Nya.1

1Dr.Kaelanyn HD., MA, Islam Agama Universal, (Jakarta:Midada


Rahma Press, 2009), hlm70
Hubungan antara ibadah, akhlak, dan muamalah sangatlah
erat antara satu dengan yang lainnya. Di dalam kehidupan
sehari hari kita itu sering di gunakan di dalamnya.

B. 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka ada beberapa


pertanyaan terkait Ibadah, Akhlak, dan Muamalah Untuk
Menciptakan Pribadi Yang Berkualitas, yaitu:

1.2.1 Ibadah ?

1.2.2 Akhlak ?

1.2.3 Muamalah ?

C. 1.3 Tujuan

Dengan dibuatnya Makalah ini diharap Mahasiswa


Mahasiswi mampu memahami dan mengaplikasikan
Ibadah, Akhlak, dan Muamalah Untuk Menciptakan Pribadi
Yang Berkualitas dengan benar, dan berguna bagi diri
sendiri pada khususnya.
BAB II
PEMBAHASAN

I. Ibadah
1.1 Pengertian Ibadah
Kata Ibadah diambil dari kata abada, yabudu, abdan,
fahuwa aabidun. Abid, berarti hamba atau budak, yakni
seseorang yang tidak memiliki apa-apa. Ibarat budak milik
majikannya, sehingga seluruh hidup budak hanya untuk
memperoleh keridhaan sang majikan dan menghindarkan
murkanya. Ibadah dalam arti luas adalah menyembah kepada
Allah dengan melaksanakan perintahnya dan menjauhi
larangannya.
Sebagaimana dalam firmannya :
Hai manusia, sembahlah Tuhan-mu yang telah
menciptakanmu dan orang-orang sebelummu agar kamu
bertakwa ( QS. Al-Baqarah: 21).

Ibadah mencakup segala sesuatu yang dicintai dan diridhai


Allah dari perkataan maupun perbuatan. Lahir maupun batin
termasuk shalat, zakat, puasa, haji, jujur, amanat, bakti orang
tua, silaturrahmi, tepat janji, amar maruf nahi munkar, jihad,
berbuat baik (ihsan) kepada sesama makhluk, doa, zikir, wirid
bacaan, cinta kepada Allah dan Rasulnya, bertaubat, ikhlas,
sabar, syukur, tawakal, menerima takdir dengan ridha, hanya
berharap (raja) dan takut (khauf) kepada Allah dan
sebagainya.2 Allah SWT berfirman yang artinya :

2 Dr. Setiawan Budi Utowo.Fiqih Aktual.(Jakarta: Gema Insani Press,


2003,) hal.252.
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka beribadah kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki
sedikit pun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya
mereka memberi makan kepada-Ku. Sesungguhnya Allah Dia-
lah Maha Pemberi rizki yang mempunyai kekuatan lagi sangat
kokoh. [Adz-Dzaariyaat : 56-58].

1.2 Jenis-Jenis Ibadah


Secara garis besar ibadah ada 2 jenis :
1. Ibadah mahdhah muqayyadah, yaitu ibadah yang syarat,
rukun dan waktunya telah dijelaskan (tauqifi) oleh
Rosululloh SAW. Jenis ibadah ini tidak boleh ditambah atau
dikurangi. Jika menyalahi, maka disebut bidah dhalalah
(sesat) 3. Contohnya Sholat, Zakat Fitrah, Puasa Ramadhan,
Haji, Qada dan Qadar.
2. Ibadah ghairu mahdhah atau mutlaqoh ghairu
muqayyadah, yaitu ibadah yang memiliki dalil secara
umum, namun pelaksanaannya tidak diatur secara baku 4.
Ibadah ini dibagi menjadi 2 bagian :
1. Amaliyah (perbutan)
Ibadah amaliyah merupakan ibadah yang
berhubungan dengan perbuatan, seperti ikhlas,
tawaddu, tawakal, optimis, motivasi, istiqomah.
2. Maliyah (ibadah harta)
Ibadah maliyah merupakan ibadah yang tidak akan
berhenti pahalanya, walaupun yang bersangkutan
meninggal dunia, seperti sedekah, infaq, fidyah.

1.3 Tujuan Ibadah


a. Mendapat ridho Allah SWT.
b. Mendapat perlindungan dari Allah SWT dari hal-hal yang
maksiat.
c. Membersihkan jiwa (Menggugurkan dosa).
d. Menambah rasa syukur terhadap nikmat yang diberikan
Allah SWT.
e. Meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah.

3 Tim Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur.Khazanah Aswaja


( Surabaya:Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur. 2016). hal. 214.

4 Ibid.,
f. Meningkatkan kesabaran ketika diberi cobaan oleh Allah.
g. Menjadikan manusia berakhlak

1.4 Manfaat Ibadah


a. Meningkatkan Iman dan Taqwa kepada Allah SWT.
b. Bentuk terimakasih kepada orangtua dari seorang anak
dengan cara mendoakan orang tua.
c. Bukti bahwa kita taat dan tunduk kepadaNya.
d. Sebagai sarana bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh
Allah SWT.
e. Untuk memohon pertolongan kepada Allah SWT.
f. Ibadah dapat membentengi manusia dari perbuatan keji dan
mungkar. Sebagaimana dalil dalam Al-Quran :
Maka dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat dapat
mencegah perbuatan keji dan mungkar. QS .Al Ankabut 45.

1.5 Makna Ibadah bagi seorang islam


Sebagai umat Islam harus patuh terhadap kewajiban-
kewajibannya dalam agama, seperti yang terkait dengan
ibadah. Seperti sholat, puasa, haji, zakat. Semua itu dilakukan
semata untuk mendapat ridho Allah dan memenuhi kewajiban
kita sebagia orang islam.
Dalam QS. Al Anam ayat 162-163 Allah berfirman:
Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan
matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada ada
sekutu bagiNya; dan demikian Itulah yang diperintahkan
diperintahkan kepadaku dan Aku adalah orang yang pertama-
tama menyerahkan diri (kepada Allah).
Ibadah merupakan interaksi antara hamba dengan TuhanNya.
Namun, sebagian umat islam memaknai ibadah semata-mata
hanya sebagai kewajiban rutin sehari-hari. Akibatnya ibadah
yang dilakukan tidak mengubah sifat, perilaku dan akhlaknya.
Mereka belum bisa menghayati hakikat apa yang
sebenarnya terkandung dalam pelaksanaan ibadah itu
sendiri. Sehingga banyak muslim yang kelihatannya taat
padahal mereka belum bisa memaknai arti ibadah yang
mereka lakukan.
Padahal, allah akan memberikan rahmatnya kepada orang yang
beriman dan bertaqwa.
Allah berfirman dalam Q.S Al-Hadid, 57:28
Dalam hal ini Allah berfirman,

Hai orang-orang yang beriman (kepada para rasul),


bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya,
niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian,
dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu
kamu dapat berjalan dan Dia mengampuni kamu. Dan Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

II. Akhlak
1.1Pengertian Akhlak
Kata Akhlak berasal dari bahasa arab. Jama dari

yang menurut bahasa berarti budi pekerti, perangai, tingkah
laku, atau tabiat. Akhlak adalah tabiat atau sifat seseorang,
yakni keadaan jiwa yang terlatih, sehingga dalam jiwa tersebut
benar-benar telah melekat sifat-sifat yang melahirkan perbuatan
dengan mudah dan spontan tanpa dipikirkan dan diangan-angan
lagi (namun bukan berarti bahwa perbuatan tersebut dilakukan
dengan tidak sengaja/tidak dikehendaki) 5. Hanya saja keadaan
yang demikian itu dilakukan berulang-ulang sehingga sudah
menjadi adat /kebiasaan untuk melakukannya.
Setiap orang islam juga wajib mengetahui atau mempelajari
akhlak yang terpuji dan yang tercela. seperti watak murah hati,
kikir, penakut, sombong, rendah hati, menjaga diri dari
keburukan, israf (berlebihan), bakhil (terlalu hemat) dan
sebagainya. Kita tidak mungkin bisa terhindar dari sifat-sifat
yang tercela itu tanpa mengetahui kriteria sifat-sifat tersebut
serta mengetahui cara menghilangkannaya. oleh karena itu
setiap orang islam wajib mengetahuinya 6.

1.2Macam-macam Akhlak

5 Mustofa H.A. Drs. Akhlak Tasawuf. Bandung Pustaka setia.1997.


1. Akhlak Mahmudah (Akhlak terpuji)
Akhlak terpuji merupakan tingkah laku seseorang yang
mengandung kebaikan. Adapun macam-macam akhlak
terpuji :
1. Akhlak terhadap Allah SWT, seperti :
a. Mentauhidkan Allah SWT.
b. Berbaik sangka
c. Mengingat Allah
d. Tawakal
2. Akhlak terhadap Diri sendiri
a. Sabar
b. Ikhlas
c. Bersyukur
d. Jujur
e. Menjaga diri sendiri dari hal-hal yang maksiat
3. Akhlak terhadap Keluarga
a. Berbakti pada orangtua
b. Bersikap baik dan sopan kepada saudara
4. Akhlak terhadap masyarakat
a. Berbuat baik terhadap tetangga
b. Saling tolong menolong

2. Akhlak Mazmumah
Akhlak Mazmumah merupakan tingkah laku yang
tercela. Contohnya dengki, iri hari, sombong dan
riya.

1.3 Keutamaan akhlak


a. Orang yang berakhlak memiliki derajat yang tinggi di
mata agama.
b. Akhlak merupakan penyempurna iman.
c. Sesuatu yang dapat memperberat timbangan (kebaikan)
seorang mukmin pada hari qiyamat yaitu akhlak.

1.4 Pentingnya Akhlak Dalam Kehidupan Manusia


Dengan bekal akhlak, orang dapat mengetahui batas mana
yg baik dan batas mana yang buruk serta dapat menempatkan
sesuatu sesuai dengan tempatnya. Misalnya di dalam pergaulan,
oarang yang berakhlak akan mendapat tempat yang baika di
masyarakat, dengan beraklahk juga dapat terpelihara dari
hukuman yang sifanya manusia wai karena perilakunya terus di

6 Terjemah Talim Mutaallim


jaga. Nabi datang untuk memnagusi akhlak manusia. Dan salah
satu ttujuan dri akhlak itusmenata perilaku manusia agar tidak
seperti pada zaman jahiliyah.

III. Muamalah
1.1Pengertian
Pengertian muamalah pada mulanya memiliki cakupan
yang luas, sebagaimana dirumuskan oleh Muhammad
Yusuf Musa , yaitu Peraturan-peraturan Allah yang harus
diikuti dan ditaati dalam hidup bermasyarakat untuk
menjaga kepentingan manusia. Namun belakangan ini
pengertian muamalah lebih banyak dipahami sebagai
aturan-aturan Allah yang mengatur hubungan manusia
dengan manusia dalam memperoleh dan
mengembangkan harta benda atau lebih tepatnya dapa
dikaakan sebagai aturan Islam tentang kegiatan ekonomi
yang dilakukan manusia.Sedangkan Fiqih Muamalah adalah
pengetahuan tentang kegiatan atau transaksi yang
berdasarkan hukum-hukum syariat, mengenai perilaku
manusia dalam kehidupannya yang diperoleh dari dalil-
dalil islam secara rinci. Ruang lingkup fiqih muamalah
adalh seluruh kegiatan muamalah manusia berdasarkan
hokum-hukum islam yang berupa peraturan-peraturan
yang berisi perintah atau larangan seperti
wajib,sunnah,haram,makruh dan mubah.hokum-hukum
fiqih terdiri dari hokum-hukum yang menyangkut urusan
ibadah dalam kaitannya dengan hubungan vertical antara
manusia dengan Allah dan hubungan manusia dengan
manusia lainnya.
1.2Pembagian Muamalah
Menurut Ibn Abidin Al-fikri dalam kitabnya, AL-muamalah al-
Madiyah wa al-Adabiyah, menyatakan bahwa muamalah dapat
dibagi menjadi dua sebagai berikut :
a. Al-muamalah al-Madiyah, yaitu muamalah yang mengkaji
segi objeknya, yaitu benda, yakni meliuti benda yang
halal, haram dan syubhat untuk diperjualbelikan, benda-
benda yang memadartkan dan benda yang mendatangkan
kemaslahatan bagi manusia, serta segi-segi lainnya.
b. Al-muamalah al-Adabiyah, ialah suatu muamalah yang
dtinjau dari segi cara tukar-menukar benda yang bersumber
dari panca indra manusia, misalnya jujur, hasud, dengki,
dendam.

IV. Hubungan ibadah, akhlak, muamalah untuk membentuk pribadi


yang berkualitas
Allah menciptakan manusia dengan seindah-indahnya dan
selengkap- lengkapnya bentuk dibanding dengan makhluk ciptaan
Allah yang lain, dengan tujuan untuk beribadah kepadaNya.Untuk
merealisasikan hal tersebut maka Allah, mengutus seorang Nabi
dan Rasul pada setiap kaum atau umatnya. Mereka adalah orang
pilihan Allah , yang mengajak umat untuk beriman dan beribadah
pada Allah. Sedangkan orang mukmin yang paling sempurna
imannya Menurut hadis riwayat Tirmizi adalah yang paling mulia
akhlaknya. Karena akhlak dapat membangusi perilaku manusia.
Kemudian untuk mengatur hubungan manusia dengan manusia
lainnya diperlukan muamalah.
Bisa disimpulkan, apabila akhlak yang baik telah dimiliki dan
ibadah telah dijalankan oleh manusia, maka kedua hal tersebut
harus dijalankan dengan sebaik-baiknya, oleh karena itu
diperlukan adanya suatu peraturan yang mengatur itu semua.
Aturan itu disebut Muamalah. Muamalah sangat erat kaitannya
dengan perkara yang halal dan yang haram. Jika muamalahnya
sudah benar, maka perkara halalnya sudah jelas. Perkara halal dan
haram itulah yg mempengaruhi kepribadian seseorang. Contohnya
, semakin banyak makan barang haram maka hatinya akan
tertutup. Perkara haram tersebut indikasinya menuju ke
kepribadian negatif. Sebaliknya, jika halal indikasinya menuju ke
kepribadian positif. Dari kepribadian yang positif itulah dapat
membentuk pribadi yang berkualitas.

DAFTAR PUSTAKA

Muntaha, Ahmad AM. 2016. Khasanah Aswaja. Surabaya:Aswaja NU


Center PWNU Jawa Timur.

Budi Utomo, Dr. Setiawan.2003.Fiqih Aktual. Jakarta: Gema Insani


Press.

http://umayonline.wordpress.com/2008/09/15/ibadah-mahdhah-
ghairu-mhadhah.

Terjemah Talim Mutaallim.

Mustofa H.A. Drs. Akhlak Tasawuf. Bandung Pustaka setia.1997.

Irwan ,Drs. Dedi. Memahami hakikat


Ibadah. .http://www.dakwatuna.com/2015/04/06/66862/memahami-
hakikat-ibadah/#ixzz4TXOurY9D.

Nurul, Lurun.Ibadah dalam makna spiritual islam.

https://solekahnurul5.wordpress.com/2014/06/15/ibadah-dalam-
makna-spiritual-islam./

Anda mungkin juga menyukai