Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PRINSIP PRINSIP DAN TUGAS TUGAS PERKEMBANGAN AUD


PSIKOLOGI PERKEMBANGAN AUD

Dosen Pengampu :
Devi Saputri, M.Pd.i

Disusun Oleh : Kelompok 5


1. Nopi Rahmadani
2. Susana
3. Lisa Sarwela

PRODI : PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM(STAI)


DARUL ULUM SAROLANGUN
TAHUN AKADEMIK
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke Hadirat Ilahi Rabbi


y a n g t e l a h memberikan rahmat dan karunianya sehingga tugas ini dapat terselesaikan.
Tidak s e d i k i t h a m b a t a n y a n g d i t e m u k a n s e l a m a p e n g e r j a a n m a k a l a h i n i ,
w a l a u p u n  begitu kiranya masih banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah
ini.S e h i n g g a p e r a n s e r t a s e m u a p i h a k d a l a m h a l k r i t i k d a n s a r a n
m e m b a n g u n sangatlah kami butuhkan untuk bias membuat makalah yang lebih
baik di waktumendatang. Besar harapan kami apabila makalah ini dapat berguna
bagi setiap pihak dan kalangan yang membaca serta mempelajarinya.

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................
C. Tujuan...................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Prinsip – prinsip perkembangan AUD……………………..
B. Tugas – tugas perkembangan AUD………………………..
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 10

3
BAB I

PENDAHULUAN

A .Latar Belakang

                 Jauh sebelum dilakukan usaha untuk membahas anak-anak secara ilmiah, selama
bertahun-tahun kenyataan yang diterima adalah bahwa pada awal perkembangan anak
merupakan masa yang kritis bagi perkembangan.Petunjuk ilmiah pertama yang penting dari
pentingnya tahun-tahun awal berasal dari penelitian Freud tentang kesulitan penyesuaian
kepribadian.Kesulitan seperti itu dikatakan dapat dilacak sampai ke suatu pengalaman yang
tidak menyenangkan di masa kanak-kanak.Dikatakan bahwa, “Awal masa kanak-kanak
dimulai sebagai penutup masa bayi, usia dimana ketergantungan secara praktis sudah
dilewati, diganti dengan tumbuhnya kemandirian dan berakhir di sekitar usia masuk sekolah
dasar”.Dikatakan juga bahwa, “Perkembangan biologis pada masa-masa ini berjalan pesat,
tetapi secara sosiologis ia masih sangat terikat oleh lingkungan keluarganya.Oleh karena itu,
fungsionalisasi lingkungan keluarga pada fase ini penting sekali untuk mempersiapkan anak
terjun ke dalam lingkungan yang lebih luas terutama lingkungan sekolah”.Dikatakan juga
bahwa, “Masa ini disebut juga Masa Raja Kecil atau Masa Trotz Alter dengan sikap
egosentris karena merasa dirinya berada di pusat lingkungan, yang ditampilkan anak dengan
sikap senang menentang atau menolak sesuatu yang datang dari orang di sekitarnya.
Perkembangan seperti itu antara lain disebabkan oleh kesadaran anak, bahwa dirinya
mempunyai kemauan dan kehendak sendiri, yang dapat berbeda dengan orang lain.
Kesadaran itu merupakan awal dari usaha untuk mewujudkan diri (self realization) sebagai
satu diri (individu), dengan menunjukkan bahwa dirinya tidak sama dengan orang lain”.
Dikatakan juga bahwa, “Masa kanak-kanak sering disebut masa estetika, masa indera, dan
masa menentang orang tua”.

        Namun masa kanak-kanak ini tidak selamanya sama dihadapi oleh anak-anak lainnya.
Dalam satu contoh kasus ada anak-anak yang nakal, berani kepada orang tua, ada anak-anak
yang penurut, ada anak-anak yang penakut dan lain-lain.Hal ini dapat diidentifikasikan
sebagai masa kanak-kanak awal yang memang telah memiliki perkembangan-perkembangan
seperti tersebut. Periode ini dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya ;
perkembangan fisik, perkembangan kognitif, dan perkembangan psikososial. Dan dari contoh
kasus anak-anak di atas dapat diambil suatu pertanyaan, “Mengapa anak-anak itu nakal ?”,
“Berani kepada orang tua ?”, “Penurut ?”, “Penakut ?”. Realitas ini sangat penting untuk
dibahas dalam makalah ini.

Untuk itu makalah ini ditulis untuk mengungkap masalah-masalah tersebut.Banyak


masalah-masalah yang dihadapi pada masa anak-anak awal ini. Dugaan sementara dari

4
masalah di atas adalah karena dipengaruhi oleh faktor perkembangan psikososial
anak. Dikatakan bahwa, “Perkembangan sosial hampir dapat dipastikan juga perkembangan
moral, sebab perilaku moral pada umumnya merupakan unsur fundamental dalam bertingkah
laku sosial. Pemikiran moral seorang anak, terutama ditentukan oleh kematangan kapasitas
kognitifnya. Sedangkan di sisi lain, lingkungan sosial merupakan pemasok materi mentah
yang akan diolah oleh ranah kognitif anak tersebut secara aktif.”. Dikatakan juga bahwa,
“Perkembangan sikap sosial pada akhir masa ini, didukung pula oleh perkembangan emosi
dan proses berfikir yang semakin meningkat”.

B.RUMUSAN MASALAH

1.Apa saja prinsip – prinsip perkembangan AUD?

2.Bagaiamana tugas – tugas perkembangan AUD?

C.TUJUAN

Untuk mengetahui apa saja prinsip – prinsip dan tugas –tugas perkembangan anak usia dini

5
BAB II

PEMBAHASAN
A .Prinsip Prinsip Perkembangan AUD
Para psikologi perkembangan menyadari bahkan gambaran pola perkembangan yang
tepat merupakan dasar untuk memahami anak-anak. Mereka juga mengetahui bahwa
diperlukan pengetahuan tentang apa yang menyebabkan adanya variasi dalam perkembangan
untuk memahami setiap anak secara pribadi .
Prinsip – prinsip perkembangan adalah pola – pola umum dalam suatu proses
perubahan alamiah yang teratur , universal dan berkesinambungan ,yang dimaksud dengan
perubahan yang teratur adalah pertumbuhan pada manusia yang berjalan normal mengikuti
tata urutan yang saling berkaitan .
Untuk mengetahui bagaimana bentuk pola perkembangan anak, maka ada 10 prinsip-prinsip
perkembangan yang akan digunakan sebagai acuan dalam mengetahui perkembangan anak.
1. Prinsip pertama : bahwa perkembangan menyangkut perubahan. Tujuan perkembangan
tersebut adalah realisasi diri atau pencapaian kemampuaan bawaan. Sikap anak terhadap
perubahan dipengaruhi oleh kesadarannya akan perubahan tersebut, bagaimana pengaruhnya
terhadap perilaku anak, sikap social terhadap perubahan ini, bagaimana mereka
mempengaruhi penampilan anak, dan bagaimana kelompok social bereaksi terhadap anak
ketika perubahan ini terjadi.
2. Prinsip kedua perkembangan adalah bahwa perkembangan awal lebih penting daripada
perkembangan selanjutnya, karena dasar awal sangat dipengaruhi oleh proses belajar dan
pengalaman. Apabila perkembangan membahayakan penyesuaian pribadi dan social anak, ia
dapat diubah sebelum menjadi pola kebiasaan.
3. Prinsip ketiga perkembangan menekankan kenyataan bahwa perkembangan timbul dari
interaksi kematangan dan belajar dengan kematangan yang menetapkan batas perkembangan
batas bagi perkembangan.
4. Prinsip keempat perkembangan adalah bahwa pola perkembangan dapat diramalkan,
walaupun pola yang dapat diramalkan ini dapat diperlambat atau dipercepatoleh kondisi
lingkungan dimasa pralahir dan pascalahir.
5. Prinsip kelima perkembangan mempunyai karakteristik tertentu yang dapat diramalkan.
Yang terpenting diantaranya ialah adanya persamaan pola perkembangan bagi semua anak.
Perkembangan berlangsung dari tanggapan umum ke tanggapan spesifik, perkembangan
tersebut terjadi secara berkesinambungan berbagai bidang berkembang dengan kecepatan
yang berbeda dan terdapat korelasi dalam perkembangan.
6. Prinsip keenam perkembangan bahwa terdapat perbedaan individu dalam perkembangan
yang sebagian klarena pengaruh bawaan dan sebagian karena kondisi lingkungan. Ini berlaku
baik dalam perkembangan fisik maupun psikologis. Kepentingan praktis untuk mengetahui
bahwa terdapat perbedaan individu dalam perkembangan adalah bahwa ia menekankan
pentingnya melatih anak sesuai dengan kbutuhannya dan tidak mengharapkan perilaku yang
sama pada semua anak.
7. Prinsip ketujuh perkembangan adalah bahwa terdapat periode dalam pola perkembangan
yang disebut pola pralahir, masa neonatus, masa bayi, masa kanak-kanak awal, akhir masa
kanak-kanak dan masa puber. Dalam semua periode ini terdapat saat-saat keseimbangan dan

6
ketidakseimbangan serta pola perilaku yang normal dan yang terbawa dari periode
sebelumnya biasanya disebut perilaku bermasalah.
8. Prinsip kedelapan perkembangan adalah adanya harapan social untuk setiap periode
perkembangan. Harapan sosial ini berbentuk tugas perkembangan yang memungkinkan para
orang tua dan guru mengetahui pada usia berapa anak-anak mampu menguasai berbagai pola
perilaku yang diperlukan bagi penyesuaian yang baik.
9. Prinsip kesembilan perkembangan adalah bahwa setiap bidang perkembangan mengandung
kemungkinana bahaya baik fisik maupun psikologis yangn dapat mengubah pola
perkembangan.
10. prinsip kesepuluh perkembangan adalah bahwa kebahagiaan bervariasi pada berbagai
periode dalam pola perkembangan. masa puber biasanya yang paling tidak bahagia.
Untuk memahami anak usia dini lebih mendalam , orang tua, guru perlu mempunyai
gambaran yang tepat mengenai prinsip – prinsip dan pola perkembangan AUD dan kebutuhan
– kebutuhan seperti kebutuhan jasmani , kebutuhan sosial , kebutuhan psikologi ini
merupakan kebutuhan dasar dalam perkembangan AUD .
1.Adapun pertumbuhan dan perkembangan manusia secara alamiah mengikuti pola teratur
menurut prinsip atau hukum perkembangan.
Menurut sinolungan (1997) prinsip – prinsip perkembangan adalah pola – pola umum dalam
suatu proses perubahan alamiah yang teratur , universal dan berkesinambungan , yang
dimaksud dengan perubahan yang teratur adalah pertumbuhan pada manusia yang berjalan
normal mengikuti tata urutan yang saling berkaitan .1
2. Perkembangan Melibatkan perubahan
Hakikat perkembangan anak itu sendiri banyak dikemukakan oleh beberapa ahli. Salah satu
diantaranya, pengertian perkembangan menurut Elizabeth B. Hurlock, yaitu perkembangan
merupakan serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses
kematangan dan pengalaman, dan terdiri atas serangkaian perubahan yang bersifat kualitatif
dan kuantitatif. Banyak orang menggunakan istilah “Pertumbuhan” dan “Perkembangan”
secara bergantian. Dalam kenyataannya kedua istilah tersebut berbeda, walaupun dapat
dipisahkan, namun keduanya tidak berdiri sendiri. Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan
kuantitatif yaitu peningkatan yaitu peningkatan ukuran dan struktur. Sebaliknya
perkembangan, berkaitan dengan perubahan kualitatif dan kuantitatif. Dan dapat
didefinisikan sebagai deretan progresif dari perubahan yang teratur dan koheren.
Perkembangan melibatkan perubahan. Tujuan perubahan perkembangan ialah realisasi diri
atau pemcapaian kemampuan genetik. jenis-jenis perubahan dalam perkembangan antara lain
adalah perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri lama dan mendapatkan ciri
baru. Dalam menanggapi hal ini, anak-anak cenderung menyambut gembira setiap perubahan
karena hal itu mendekatkannya dengan keistimewaan dan kebebasan yang dikaitkan dengan
menjadi “Dewasa”.
3. Perkembangan Awal Lebih Kritis ketimbang Perkembangan Selanjutnya
Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar. Faktor kematangan
(Pembawaan) atau pengalaman (Lingkungan) secara relatif menentukan karakteristik fisik
dan mental anak yang berkembang. Kematangan (Maturation) adalah urutan perubahan yang

1
Ahmad Abu,Sholeh Munawar.2005.Psikologi Perkembangan.Jakarta:Rineka Cipta hal 123

7
dialami individu secara teratur yang ditentukan oleh rancangan genetik ( Santrock dan
Yussen 1992 : 20 ). Pengalaman (Experience) merupakan peristiwa-peristiwa yang dialami
oleh individu dalam berinteraksi dengan lingkungan.
Perkembangan berlangsung secara berkesinambungan, apa yang terjadi pada satu tahap
mempengaruhi tahap berikutnya. Walaupun terdapat isu lain yang sering diperdebatkan oleh
para ahli perkembangan adalah pertanyaan apakah perkembangan itu merupakan sesuatu
yang sinambung (Kontinuitas) atau tidak sinambung (Diskontinuitas).
Perkembangan merupakan suatu proses yang holistik dari proses-proses biologis, kognitif dan
psikososial. Faktor yang paling berpengaruh terhadap perkembangan individu, pada
prinsipnya dapat disimpulkan bahwa ada dua faktor dominan yang perlu dibicarakan, yaitu
faktor hereditas yang bersifat alamiah (Nature) dan merupakan sesuatu yang diharuskan
(Endowment) dari orang tua, serta faktor lingkungan (Environment atau Nurture)sebagai
kondisi atau pengalaman-pengalaman interaksional yang memungkinkan berlangsungnya
proses perkembangan.
Hal yang tidak kalah penting, adalah pembahasan temtang perkembangan Fisik dan
Perseptual anak. Perkembangan fisik atau biologis manusia berkaitan erat dengan terjadinya
proses evolusi manusia. Merupakan proses perubahan secara berangsur-angsur dalam jangka
waktu lama yang berkaitan dengan sikap tubuh dan cara bergerak, perubahan fungsi bagian
tertentu tubuh manusia, perubahan bentuk dan volume kepala, perkembangan fungsi alat
indera terutama hidung dan mata. Perkembangan perseptual pada dasarnya merupakan proses
pengenalan individu terhadap lingkungannya. Ada tiga proses aktivitas perseptual yang perlu
dipahami, yakni sensasi, persepsi, dan atensi. Sensasi adalah peristiwa penerimaan informasi
oleh indera penerima (Sensroty Receptores). Persepsi adalah interpretasi terhada informasi
yang ditangkap oleh indera penerima. Sedangkan atensi mengacu pada selektivitas persepsi.
Perkembangan biologis da perseptual anak memiliki keterjalinan dengan aspek-aspek
perkembangan lainnya. Sudah seharusnyahal ini disarankan kepada pendidik agar mereka
benar-benar memberikan perhatian yang cukup terhadap aspek perkembangan biologis dan
perseptual anak. hal ini untuk kepentingan perkembangan dan aktivitas belajar secara
keseluruhan. Pemahaman tentang karakteristik perkembangan biologis anak serta faktor-
faktor yang mempengaruhi dan konsekuensi yang dapat ditimbulkan membawa beberapa
impliksi praktis bagi penyelenggaraan pendidikan. implikasi tersebut khususnya berkenaan
dengan penyelenggaraan pembelajaran secara umum, pemeliharaan kesehatan dan nutrisi
anak, pendidikan jasmani dan kesehatan, serta penciptaan lingkungan dan pembiasaan
berprilaku sehat.
4. perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar.
Arti “kematangan”
Proses kematangan intrinsik adalah terbukanya karakteristik yang secara potensial ada pada
individu yang berasal dari warisan genetik individu. Dalam fungsi filogenetik – yaitu fungsi
umum ras - misalnya merangkak, duduk ,dan berjalan, perkembangan berasal dari proses
kematangan. Sesungguhnya latihan hanya sedikit memberi keuntungan.
Berbeda halnya dalam fungsi ontogenetik – fungsi khas untuk individu- misalnya berenang,
melempar bola, naik sepeda, atau menulis itu diperlukan latihan. Tanpa latihan
perkembangan tidak akan terjadi.
Arti Belajar
Belajar adalah perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha. Beberapa proses belajar
berasal dari latihan atau tepatnya pengulangan suatu tindakan. Hal ini pada saatnya nanti

8
menimbulkan perubahan dalam perilaku seseorang. Belajar seperti itu dapat terjadi secara
imitasi, yaitu ia secara sadar meniru apa yang dilakukan orang lain. Atau idintifikasi, yaitu ia
berusaha menerima sikap, nilai, motivasi dan perilaku dari orang yang dihormati atau
dicintai.
Interaksi Kematangan dan Belajar
Perkembangan selama periode pralahir (prenatal) terutama berasal dari kematangan dan
sangat sedikit bergantung pada kegiatan. Kematangan pasca lahir dan belajar sangat erat
hubuganyya, masing-masing saling mempengaruhi. Terdapat korelasi yang erat antara
perkembangan fisik secara umum dan kemampuan untuk memanipulasi bagian-bagian tubuh
yang telah tumbuh. Sejumlah fakta yang nyata dari nilai praktis dan teotitis berasal daribukti
antara hubungan kematangan dan belajar yang ada sekarang. Beberapa diantara fakta ini
sangat penting sehingga memerlukan penjelasan lebih lanjut. Terdapat bukti bahwa
kematangan memang menimbulkan kendala pada apa yang dapat dilakukan atau menjadikan
seseorang.
Pentingnya Kesediaan Belajar
Betapapun banyaknya rangsangan yang diterima anak, mereka tisak dapat belajar sampai
perkembangan mereka siap untuk melakukannya. Ini berarti bahwa dasar fisik dan mental
yang perlu harus ada sebelum dapat dibangun kemampuan baru diatasnya. Meskipun struktur
dan fungsi dimasa kanak-kanak berjalan pararel, struktur sebenarnya mendahului fungsi . ini
benar untuk kecakapan motorik, kecakapan mental, dan perilaku seksual.
5. Pola Perkembangan Dapat Diramalkan
Beberapa Pola yang Dapat Diramalkan
Dari banyak bukti pola perkembangan fisik yang teratur dan dapat diramalkan semasa
kehidupan pra dan pascalahir, terdapat dua hukum rangkaian pengarahan perkembangan:
hukum cephalocaudal dan hukum proximodistal. Menurut hukum cephalocaudal,
perkembangan menyebar ke seluruh tubuh dari kepala ke kaki. Ini berarti bahwa kemajuan
dalam struktur dan fungsi pertama-tama terjadi dibagian kepala, kemudian badan, dan
terakhir di bagian kaki. Menurut hukum proximodistal, membawa Oden kepada kesimpulan
bahwa “dengan sedikit pengecualian anak yang superior menjadi orang dewasa yang superior
. . . . penelitian Therman telah menunjukan bahwa sebagian terbesar anak-anak berbakat
memang seauai dengan kemampuannya”
Kondisi yang Mempengaruhi Pola Perkembangan
Pola perkembangan dapat terganggu oleh kondisi lingkungan atau fisik untuk sementara atau
permanen. Gangguan ini mungkin berbentuk kelambatan atau meningginya kecepatan terjadi
pola perkembangan yang normal, atau mengubah pola tersebut. Pola perkembangan fisik
mungkin diubah secara permanen oleh kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan
sebelum atau sesudah kelahiran. Gangguan dalam pola perkembangan mental bila terdapat
kondisi yang tidak diharapkan dalam lingkungan pralahir dan pascalahir awal sejelas pola
perkembangan fisik. Rangsangan perkembangan fisik dan mental sebagaimana yang telah
dikembangkan sebelumnya mempercepat pola perkembangan yang diramalkan.
Pentingnya Meramalkan Perkambangan
Secara teoritis, informasi demikian penting karena memberikan dasar bagi penelitian
perkembangan di berbagai bidang. Sebagai contoh, bila tidak terdapat pola perkembangan
motorik dan bicara anak yang dapat diramalkan, maka bukannya tidak mungkin
untukmerumuskan prinsip-prinsip mengenai bidang perkembangan ini. Imlikasi praktis
pengetahuan ini disajikan dalam kontak.

9
6. Pola Perkembangan Mempunyai K arakteristik yang Dapat Diramalkan
Perkembangan Bergerak dari Tanggapan yang Umum Menuju Tanggapan Khusus
Dalam hal tanggapan mental dan motorik, kegiatan umum selalu mendahului kegiatan
khusus. Demikian pula halnya dalam kehidupan pascalahir awal. Hal serupa terjadi pada
perilaku emosional bayi yang pertama-tama bereaksi terhadap benda asing yang tidak dikenal
dengan rasa takut yang umum.
Perkembangan Berlangsung Secara Berkesinambungan
Perkembangan berlangsung secara berkesinambungan sejak saat pembuahan hingga
kematian, tetapi ia terjadi dalam berbagi kecepatan. Selanjutnya perubahan perkembangan
tidak selalu bergerak menelusuri garis lurus. Hal itu ada kalanya kadang bergerak mundur,
karena perkembangan sifatnya berkisinambungan, apa yang terjadi pada satu tahap
mempengaruhi tahap berikutnya.

Berbagai bidang Berkembang dengan Kecepatan berbeda


Jika tubuh harus mencaoai proporsi dewasanya, maka harus terjadi ketidaksamaan
percepatan. Misalnya kaki, tangan dan hidung mencapai perkembangan maksimum pada
masa awal remaja, sedangkan bagian bawah wajah dan bahu berkembang lebih lambat.
Demikian juga halnya kenyataan bahwa beberapa bagian tubuh mencapai ukuran matang
lebih awal dari pada yang lain, sebagian merupakan penyebab timbulnya rasa aneh dan
kesadaran akan diri pada para remaja muda usia.
7. Terdapat Perbedaan Individu dalam Perkembangan
Beberapa anak berkembang dengan lancar, bertahap dan langkah demi langkah. Sedangkan
yang lain bergerak dengan kecepatan melonjak. Beberapa diantaranya menunjukan
penyimpangan, sedangkan pada yang lain banyak terjadi penyimpangan.
a. Penyebab Perbedaan
Tidak ada dua orang yang mempunyai pengaruh lingkungan yang identik. Ini berarti bahwa
perbedaan individu disebabkan oleh kondisi internal dan eksternal. Akibatnya, pola
perkembangan akan berbeda untuk setiap anak.
b. Konsistensi Pola
Walaupun kecepatan perkaembangan anak bebeda beda, semua anak menunjukan konsistensi
perkembangan tertentu. Ini berarti bahwa anak mengikuti pola yang khas miliknya, serta
dikendalikan oleh kombinasi unik dari warisan keturunan dan faktor lingkungan.
8. Periode Pola Perkembangan
Walaupun perkembangan berlangsung secara berkesinambungan, terdapat bukti bahwa pada
berbagai usia ciri bawaan tertentu lebih menonjol daripada yang lain karena
perkembangannya terjadi lebih cepat. Berikut ini 5 periode perkembangan yang utama :
a. Periode PraLahir
Sebelum lahir, perkembangan yg utama terjadi secara fisiologis dan pertumbuhan struktur
tubuh.
b. Masa Neonatus (10-14 hari setelah lahir)
Selama waktu ini bayi harus menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru di luar rahim
ibu dan pertumbuhan untuk sementara terhenti.
c. Masa Bayi
Secara bertahap mereka belajar mengendalikan ototnya sehingga mereka secara berangsur
dapat bergantung pada dirinya sendiri.
d. Masa Kanak-kanak (2 tahun – masa remaja )

10
Masa kanak-kanak dini (2-6 tahun) adalah usia prasekolah. Anak mulai mengendalikan
lingkungan dan menyesuaikan diri secara sosial.
Akhir masa kanak-kanak (6-13 tahun) dalam periode ini terjadi kematangan seksual dan masa
remaja di mulai. Perkembangan utama adalah sosialisasi.
e. Masa Puber (11-16 tahun)
Tubuh anak-anak telah berubah menjadi seperti orang dewasa.

B . Tugas- Tugas Perkembangan AUD

            Menurut Havighurst, tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan individu
pada fase-fase atau periode kehidupan tertentu, dan apabila berhasil mencapainya mereka akan
berbahagia, tetapi sebaliknya apabila mereka gagal akan kecewa dan dicela orang tua atau masyarakat
dan perkembangan selanjutnya juga akan mengalami kesulitan. Adapun yang menjadi sumber dari
pada tugas-tugas perkembangan tersebut menurut Havighurst adalah kematangan pisik, tuntutan
masyarakat atau budaya dan nilai-nilai dan aspirasi individu.

Robert J. Havighurst (1961) mengartikan tugas-tugas perkembangan itu merupakan suatu hal
yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu yang apabila berhasil
dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan ke tugas perkembangan selanjutnya, tapi
jika gagal akan menyebabkan ketidak bahagiaan pada individu yang bersangkutan dan kesulitan-
kesulitan dalam menuntaskan tugas berikutnya.2

Perkembangan adalah perubahan kearah kemajuan menuju terwujudnya hakekat manusia


yang bermartabat atau berkualitas. Perkembangan memiliki sifat holistik (menyeluruh/kompleks)
yaitu : terdiri dari berbagai aspek baik fisik ataupun psikis, terjadi dalam beberapa tahap (saling
berkesinambungan), ada variasi individu dan memiliki prinsip keserasian dan keseimbangan.

Tugas perkembangan adalah sesuatu yang diduga timbul dan konsisten pada atau sekitar
periode tertentu dalam kehidupan individu (Havighurst, 1953). Konsep tugas perkembangan didasari
asumsi bahwa perkembangan manusia, termasuk peserta didik, dalam masyarakat modern ditandai
oleh saerangkaian tugas dimana individu harus belajar sepanjang hidupnya. Beberapa dari tugas
perkembangnan ini memiliki kesamaan di masa kanak-kanak dan remaja, sedangkan yang lain timbul
pada saat manusia memasuki usia dewasa dan usia tua. Keberhasilan pencapaian tugas
perkembangan tertentu diharapkan dapat melahirkan kebahagiaan dan kesuksesan bagi individu
untuk menyelesaiakn tugas-tugas berikutnya. Sebaliknya, kegagalan dalam mencapai tugas-tugas
perkembangan itu dapat megakibatkan ketidak bahagiaan bagi individu, penolakan oleh masyarakat,
dan kesulitan dengan tugas-tugas berikutnya.

2
http://risasahara03.blogspot.com/2012/tugas-tugas-perkembangan-anak-usia-dini

11
1.        Perkembangan – Perkembangan Pada Anak
a.             Perkembangan Fisik Anak
Mengenai perkembangan fisik anak bisa dilihat dari perkembangan motroik anak. Perkembangan
motorik anak ini terbagi lagi ke dalam perkembangan motorik halus dan perkembangan motorik
kasar.

b.             Perkembangan Bahasa


Perkembangan bahasa anak usia dini terbagi ke dalam beberapa tahap, yaitu:

 Periode prelingual, usia anak 0-1 thn, ciri utama adalah anak mengoceh untuk dapat
berkomunikasi dengan orang tua, anak masih bersifat pasif saat menerima stimulus dari luar tapi anak
akan menerima respon yang berbeda. Contoh: bayi akan senyum kepada orang yang dikenalnya dan
menangis kepada orang yang tidak dikenal dan ditakutinya.
 Periode Lingual, usia antara 1-2,5 tahun, dalam taha ini anak sudah mampu membuat sebuah
kalimat, satu atau dua kata dalam percakapannya dengan orang lain.
 Periode Diferensiasi, usia anak 2,5 - 5 thn, anak sudah memiliki kemampuan bahasa sesuai
dengan peraturan tata bahasa yang baik dan benar. Permbendaharaan katanya sudang berkembang
secara baik dilihat dari segi kuantitas dan kualitas.
c.            Perkembangan Sosio-emosional
Perkembangan sosio emosisonal anak terbagi ke dalam beberapa tahap, yaitu:

 Tahap percaya versus curiga (trust vs mistrust), usia anak 0-2 tahun, dalam tahap ini anak
akan tumbuh rasa percaya dirinya jika mendapatkan pengalaman yang menyenangkan, namun akan
tumbuh rasa curiga jika anak mendapat pengalaman yang tidak menyenangkan.
 Tahap Mandiri versus Ragu ( Autonomy vs Shame), usia anak 2-3 tahun, perasaan mandiri
mulai muncul tatkala anak sudah mulai menguasai seluruh anggota tobuhnya, sifat ragu dan malu
akan muncul pada tahap ini ketika lingkungan tidak memberinya sebuah kepercayaan.
 Tahap berinisiatif versus bersalah (initiative versus guilt), usia anak 4-5 tahun. Pada masa ini
anak sudah mulai lepas dari orang tuanya, anak sudah mampu bergerak bebas dan berhubungan
dengan lingkungan. Kondisi ini dapat menimbulkan inisiatif pada diri anak, namun jika anak masih
belum bisa terlepas dari ikatan orang tuanya dan belum bisa berinteraksi dengan lingkungan, rasa
bersalah akan muncul pada diri anak. (http://bidanku.com/index.php?/psikologi-perkembangan-anak-
usia-dini)

2.  Tugas-Tugas Perkembangan Awal Anak

     Secara kronologis (menurut urutan waktu), masa kanak-kanak (early childhood) adalah masa
perkembangan dari usia 1 atau 2 tahun hingga 5 atau 6 tahun. Perkembangan biologis pada masa-
masa ini berjalan pesat, tetapi secara sosiologis ia masih sangat terikat oleh lingkungan dan

12
keluarganya. Oleh karena itu , fungsionalisasi lingkungan keluarga pada fase ini penting sekali untuk
mempersiapkan anak terjun ke dalam lingkungan yang lebih luas terutama lingkungan sekolah.

     Masa kanak-kanak sering disebut masa estetika, masa indera, dan masa menentang orang
tua.Disebut estetika karena pada masa ini merupakan saat terjadinya perasaan keindahan.Disebut
masa indera, karena pada masa ini indera berkembang pesat dan merupakan kelanjutan dari
perkembangan selanjutnya.Berkat kepesatan perkembangan itulah, dia senang mengadakan
eksplorasi.Kemudian disebut dengan masa menentang.Masa itu disebut juga Masa Raja Kecil atau
Masa Trotz Alter dengan sikap egosentris karena merasa dirinya berada di pusat lingkungan, yang
ditampilkan anak dengan sikap senang menentang atau menolak sesuatu yang datang dari orang di
sekitarnya. Perkembangan seperti itu antara lain disebabkan oleh kesadaran anak, bahwa dirinya
mempunyai kemauan dan kehendak sendiri, yang dapat berbeda dengan orang lain. Kesadaran itu
merupakan awal dari usaha untuk mewujudkan diri (self realization) sebagai satu diri (individu),
dengan menunjukkan bahwa dirinya tidak sama dengan orang lain.

 Anak-anak pada masa ini bersifat meniru, banyak bermain dengan lelakon (sandiwara) atau khayalan,
yang kadang-kadang dapat membantu dalam mengatasi kekurangan-kekurangannya dalam kenyataan.
Kegiatan yang bermacam-macam itu akan memberikan ketrampilan dan pengalaman-pengalaman
terhadap si anak.

1.   Belajar Berjalan

Belajar berjalan terjadi pada usia antara 9 sampai 15 bulan, pada usia ini tulang kaki, otot dan
susunan syarafnya telah matang untuk belajar berjalan.

2.    Belajar Memakan Makanan Padat

Hal ini terjadi pada tahun kedua, sistem alat-alat pencernaan makanan dan alat-alat
pengunyah pada mulut telah matang untuk hal tersebut.

3.    Belajar Berbicara

Yaitu mengeluarkan suara yang berarti dan menyampaikannya kepada orang lain dengan
perantaraan suara itu, diperlukan kematangan otot-otot dan syarat dari alat-alat bicara. Ada dua
pendapat mengenai cara permulaan anak dalam belajar berbicara, yaitu:

a.       Pendapat pertama, mengemukakan bahwa bayi mulai belajar bicara dengan jalan mengeluarkan
macam-macam suara yang tidak berarti (meraban). Kemudian orang disekitarnya mengajarkan
kepadanya nama-nama atau kata-kata tentang sesuatu secara teratur dalam situasi tertentu sampai
anak belajar mengasosiasikan (menghubung-hubungkan) suara-suara tertentu dengan benda atau
situasi (prilaku) tertentu. Misalnya, suara “bapak” yang diucapkan anak secara kebetulan, kemudian
oleh orang di sekitarnya diulanginya apabila sang ayah hadir di dekatnya, maka terjadilah asosiasi
antara “bapak” dengan orangnya.

13
b.      Pendapat kedua, justru sebaliknya, menurut teori ini suara bayi tidaklah searah kebetulan tetapi
mempunyai arti baginya karena suara-suara itu mengekspresikan (menyatakan) perasaan-perasaannya.
Perkembangan selanjutnya dari belajar bahasa ini terjadi dengan jalan meniru (imitasi).

4.    Belajar Buang Air Kecil Dan Buang Air Besar

Tugas ini dilakukan pada tempat dan waktu yang sesuai dengan norma masyarakat. Sebelum
usia 4 tahun, anak pada umumnya belum dapat mengatasi (menahan) ngompol karena perkembangan
syaraf yang mengatur pembuangan belum sempurna. Untuk memberikan pendidikan kebersihan
terhadap anak usia di bawah 4 tahun, cukup dengan pembiasaan saja, yaitu setiap kali mau buang air,
bawalah anak ke WC tanpa banyak memberikan penerangan kepadanya.

5.    Belajar Mengenal Perbedaan Jenis Kelamin

Melalui observasi (pengamatan) anak dapat melihat tingkah laku, bentuk fisik dan pakaian
yang berbeda antara jenis kelamin yang satu dengan yang lainnya. Dengan cara tersebut, anak dapat
mengenal perbedaan anatomis pria dan wanita, anak menaruh perhatian besar terhadap jenis kelamin
(sex) itu berjalan normal, maka orang tua perlu memperlakukan anaknya, baik dalam memberikan alat
mainan, pakaian, maupun aspek lainnya sesuai dengan jenis kelamin anak.

6.    Mencapai Kesetabilan Jasmaniah Fisiologis

Keadaan jasmani anak sangat labil apabila dibandingkan dengan orang dewasa, anak cepat
sekali merasakan perubahan suhu sehingga temperatur badannya mudah berubah. Perbedaan variasi
makanan yang diberikan dapat merubah kadar garam dan gula dalam darah dan air di dalam tubuh.
Untuk mencapai kesetabilan jasmaniah, bagi anak diperlukan waktu sampai usia 5 tahun. Dalam
proses mencapai kesetabilan jasmaniah ini, orang tua perlu memberikan perawatan yang intensif, baik
menyangkut pemberian makanan yang bergizi maupun pemeliharaan kebersihan.

7.    Membentuk Konsep-Konsep (Pengertian) Sederhana Kenyataan Sosial dan Alam

Pada mulanya dunia ini bagi anak merupakan suatu keadaan yang kompleks dan
membingungkan. Lama kelamaan anak dapat mengamati benda-benda atau orang-orang di sekitarnya.
Perkembangan lebih lanjut, anak menemukan keteraturan dan dapat membentuk generalisasi
(kesimpulan) dari berbagai benda yang pada umumnya mempunyai ciri yang sama. Anak belajar
bahwa bayangan tertentu dengan suara tertentu yang nyaring memenuhi kebutuhannya disebut
“orang”, ”ibu” , “ayah”. Anak belajar bahwa benda-benda khusus dapat dikelompokan dan diberi satu
nama, seperti kucing, ayam, kambing, burung dapat disebut binatang. Untuk mencapai kemampuan
tersebut (mengenal pengertian-pengertian) diperlukan kematangan sistem syaraf, pengalaman dan
bimbingan dari orang dewasa.

8.    Belajar Mengadakan Hubungan Emosional Dengan Orang Tua, Saudara, dan Orang Lain.

14
Anak mengadakan hubungan dengan orang-orang yang ada disekitarnya menggunakan
berbagai cara yaitu isyarat, menirukan dan menggunakan bahasa. Cara yang diperoleh dalam belajar
mengadakan hubungan emosional dengan orang lain, sedikit banyaknya akan menentukan sikapnya di
kemudian hari. Apakah ia bersikap bersahabat, bersikap dingin, introvert, extrovert dan sebagainya.
Misalnya, apabila anak memperoleh pergaulan dengan orang tuanya itu menyenangkan, maka
cenderung akan bersikap ramah dan ceria.

9.    Belajar Mengadakan Hubungan Baik dan Buruk, Yang Berarti Mengembangkan Kata Hati

Anak kecil dikuasai oleh hedonisme naif, dimana kenikmatan  dianggapnya baik, sedangkan
penderitaan dianggapnya buruk (hedonisme adalah aliran yang menyatakan bahwa manusia dalam
hidupnya bertujuan mencari kenikmatan dan kebahagiaan). Apabila anak bertanbah besar ia harus
belajar pengertian tentang baik dan buruk, benar dan salah, sebab sebagai makhluk sosial
(bermasyarakat), manusia tidak hanya memperhatikan kepentingan/kenikmatan sendiri saja, tetapi
juga harus memperhatikan kepentingan orang lain. Anak mengenal pengertian baik dan buruk, benar
dan salah ini dipengaruhi oleh pendidikan yang diperolehnya. Pada mulanya anak belajar apa yang
dilarang itu berarti buruk atau salah dan apa yang diperbolehkan itu berarti baik atau benar.
Pengalaman ini merupakan permulaan pembentukan kata hati anak.Perkembangan selanjutnya terjadi
melalui nasihat, bimbingan, buku-buku bacaan dan analisis pikiran sendiri.Sesuatu yang penting
dalam mengembangkan kata hati anak adalah suri teladan dari orang tua dan bimbingannya.Hal ini
lebih baik daripada penggunaan hukuman dan ganjaran, meskipun dalam situasi tertentu masih tetap
diperlukan.

3.        Tugas-tugas Perkembangan Akhir Anak

Jika pada bayi dan kanak-kanak, dunia anak lebih banyak dalam rumah bersama keluarganya,
pada masa anak yang berusia 6-12 tahun, dunianya lebih banyak di sekolah dan lingkungan sekitar.
Sejalan dengan hal tersebut, terdapat tiga dorongan besar yang dialami anak pada masa ini:
(1)dorongan untuk keluar dari rumah dan masuk dalam kelompok sebaya (peer group), (2) dorongan
fisik untuk melakukan permainan dan kegiatan yang menuntut ketrampilan/gerakan fisik, dan (3)
dorongan mental untuk ke dunia konsep, pemikiran, interaksi, dan simbol-simbol orang dewasa.

Beberapa tugas perkembangan yang dituntut pada masa ini adalah:

1.       Belajar ketrampilan fisik yang diperlukan dalam permainan.

Anak dimasa sekarang senang sekali bermain. Oleh karena itu, diperlukan ketrampilan fisik seperti
menangkap, melempar, menendang bola, berenang dan mengendarai sepeda.

15
2.       Pengembangan sikap yang menyeluruh terhadap diri sendiri sebagai individu yang sedang
berkembang.

 Pada masa ini,  anak dituntut mengenal dan dapat memelihara kesehatan dan keselamatan dirinya,
senang berolahraga, dan berekreasi untuk menjaga kesehatan dirinya, serta memiliki sikap yang tepat
terhadap jenis kelamin lain.

3.       Belajar berkawan dengan teman sebaya.

Pada masa ini, anak dituntut untuk mampu bergaul, bekerja sama, dan membina hubungan baik
dengan teman sebaya, saling menolong, dan membentuk kepribadian social.

4.       Belajar melakukan peranan social sebagai laki-laki atau wanita

Anak dituntut melakukan peranan-peranan social yang diharapkan masyarakat sesuai dengan
jenis kelaminnya.

5.       Belajar menguasai ketrampilan-ketrampilan intelektual dasar, yaitu membaca, menulis, dan
berhitung.

Untuk melaksanakan tugas-tugasnya di sekolah dan perkembangan belajarnya lebih lanjut,


anak pada awal masa ini dituntut telah menguasai kemampuan membaca, menulis, dan berhitung.

6.       Pengembangan Konsep-konsep

Pengembangan konsep-konsep diperlukan dalam kehidupan sehari-hari agar dapat menyesuaikan diri
dan berperilaku sesuai dengan tuntutan dari lingkungannya, anak dituntut telah memiliki konsep-
konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, baik yang berkenaan dengan pergaulan,
pekerjaan, kehidupan keagamaan, dll.

7.       Pengembangan moral, nilai, dan hati nurani.

Pada masa ini, anak dituntut telah mampu menghargai perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan
moral. Pada masa ini juga diharapkan mulai tumbuh pemikiran akan sekala nilai dan pertimbangan-
pertimbangan yang didasarkan atas kata hati.

8.       Memiliki kemerdekaan pribadi.

Secara berangsur-angsur pada masa ini anak dituntut memiliki kemerdekaan pribadi. Anak mampu
memilih, merencanakan, dan melakukan pekerjaanatau kegiatan tanpa tergantung pada orang tuanya
atau orang dewasa lainnya.

9.       Pengembangan sikap terhadap lembaga dan kelompok social.

Anak diharapkan telah memiliki sikap yang tepat terhadap lembaga-lembaga dan unit atau kelompok-
kelompok social yang ada dalam masyarakat.

16
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
     Prinsip – prinsip perkembangan adalah pola – pola umum dalam suatu proses
perubahan alamiah yang teratur , universal dan berkesinambungan ,yang dimaksud dengan
perubahan yang teratur adalah pertumbuhan pada manusia yang berjalan normal mengikuti
tata urutan yang saling berkaitan .

      Menurut Havighurst, tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan individu
pada fase-fase atau periode kehidupan tertentu; dan apabila berhasil mencapainya mereka akan
berbahagia, tetapi sebaliknya apabila mereka gagal akan kecewa dan dicela orang tua atau masyarakat
dan perkembangan selanjutnya juga akan mengalami kesulitan. Robert J. Havighurst (1961)
mengartikan tugas-tugas perkembangan itu merupakan suatu hal yang muncul pada periode tertentu
dalam rentang kehidupan individu yang apabila berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan
kesuksesan ke tugas perkembangan selanjutnya tapi jika gagal akan menyebabkan ketidak bahagiaan
pada individu yang bersangkutan dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Abu,Sholeh Munawar.2005.Psikologi Perkembangan.Jakarta:Rineka Cipta

17
http://risasahara03.blogspot.com/2012/tugas-tugas-perkembangan-anak-usia-dini

18

Anda mungkin juga menyukai