Unsur Serapan
YOSI WULANDARI
Menurut wikipedia: Diksi, dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada
pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara. Arti kedua,
arti “diksi” yang lebih umum digambarkan dengan enunsiasi kata - seni
berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga
kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan
pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan kata dan gaya.
Kehematan Kata
●
Bahasa karya ilmiah harus hemat dan padat isi.
Kecermatan Kata
●
Penulis harus cermat memilih kata yang diinginkan dalam menulis karya ilmiah.
Diksi dalam BI
Kata Dasar
Kata Turunan
Kata Ulang
Gabungan Kata
Kata Ganti
Kata Depan
Si dan Sang
Partikel
Pilihan Kata
Saksama, maksudnya makna katanya benar dan sesuai dengan yang hendak
dikatakan. Unsur ini berhubungan pula dengan kaidah makna. Pengertian saksama
di sini lebih ditekankan pada unsur sintaksisnya. Dalam hubungan ini terpautlah
pengertian sinonim, homonim, antonim, polisemi dan hiponim.
Lazim, maksudnya bahwa dalam kaidah sintaksis ini berarti kata itu sudah menjadi
milik Bahasa Indonesia. Kelompok kata atau pengelompokan kata seperti itu
memang sudah lazim dan dibiasakan dalam Bahasa Indonesia. Misalnya:
katabesar, agung, raya, tinggi dapat dikatakan sinonim, hampir bersamaan atau
hampir sama makna mereka. Kita dapat mengatakan hari raya, hari besar (tepat
dan lazim). Akan tetapi, kita tidak dapat mengatakan hari tinggi.
Apalagi jaksa agungdiganti dengan jaksa raya ( tidak saksama dan tidak lazim )
Kata makan dan santap adalah sinonim. Akan tetapi, orang belum dapat
mengatakan anjing bersantap sebagai sinonim anjing makan. Kalimat tersebut
secara sintaksis tepat, tetapi tidak saksama dan tidak lazim dari sudut makna dan
pemakaiannya.
Pilihan Kata
Suatu kata kerapkali tidak hanya mendukung satu konsep atau obyek (referen) saja,
melainkan juga menimbulkan asosiasi dengan sesuatu. Denotasiadalah makna dalam
alam wajar secara eksplisit. Makna wajar ini berarti sesuai dengan apa adanya, makna
yang sesuai dengan hasil observasi, hasil diukur, dibataskan, denotasi adalah
pengertian yang dikandung sebuah kata secara objektif. Sering pula makna denotatif
disebut makna konseptual.
Untuk lebih jelas, perhatikan kalimat-kalimat di bawah ini:
1) Ayahnya pekerja kantor itu
2) Ayahnya pegawai kantor
Kata-kata seperti besar, pindah, kecil, batu, waktu, isi, bagian, harga
dan lain-lain lebih dikenal masyarakat luas daripada kata-kata seperti
makro, populer, transfer, minor, batuan, momentum, faktor, volume.
Kelompok kata-kata yang pertama termasuk kata-kata populer. Kata-
kata ini dipergunakan
pada berbagai kesempatan dalam komunikasi sehari-hari di
kalangansemua lapisan masyrakat. Sebagian besar kosa kata dalam
semua bahasa berupa kata-kata populer.
Kelompok kata yang lain hanya dikenal dan dipergunakan secara
terbatas, dalam kesempatan-kesempatan tertentu. Kata-kata ini adalah
kata-kata yang dipergunakan para ilmuwan dalam makalah atau
perbincangan ilmiah. Banyak di antara kata-kata jenis ini merupakan
kata-kata serapan atau kata-kata asing (Latin, Yunani, Inggris).
Contoh Kata Populer dan Kajian
Populer Kajian
1) besar makro
2) sejajar paralel
3) isi volume
4) bagian suku cadang, unsur
5) air H2O
6) hijau daun klorofil
7) batasan definisi
8) arang karbon
9) sempurna tuntas
10) berbahaya rawan, kritis
Jargon, Percakapan, dan Slang
Dalam tulisan yang formal, hindarilah kata-kata yang termasuk jargon. Istilah
‘jargon’ mempunyai beberapa kata-kata teknis yang dipergunakan secara
terbatas dalam bidang ilmu, profesi, atau kelompok tertentu. Kata-kata ini kerap
kali merupakan kata sandi/kode rahasia untuk kalangan tertentu (dokter, militer,
perkumpulan rahasia). Dalam percakapan informal, kaum terpelajar biasa
menggunakan kata-kata percakapan. Kelompok kata-kata ini mencakup kata-kata
populer, kata-kata kajian, dan slang yang hanya dipakai oleh kaum terpelajar.
Contoh: sikon (situasi dan kondisi), pro dan kon (pro dan kontra), kep (kapten),
dok (dokter), dan sebagainya.
Pada waktu-waktu tertentu, banyak terdengar slang, yaitu kata-kata nonbaku
yang dibentuk secara khas sebagai cetusan keinginan akan sesuatu yang baru.
Kata-kata ini bersifat sementara: “kalau sudah terasa usang, hilang atau menjadi
kata-kata biasa” (asoy, mana tahan, bahenol, selangit, dan sebagainya).
Perubahan Makna