Anda di halaman 1dari 13

TEORI SASTRA MARXIS DAN APLIKASINYA PADA PENELITIAN

KARYA SASTRA ARAB MODERN

Fadlil Munawwar Manshur

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Abstract: Many works of the modern Arabic literary contain the class struggle
themes, especially the struggle of the oppressed versus the oppressors. Indeed, the
theme of class struggle in the works of Arabic literary is moral and social mirror of
Arab society itself. By reviewing the works of Arabic literature from the perspective
of Marxist literary theory in mind that the works of modern Arabic literature is the
representation of violent social class conflict within the Arab society, so the use of
this theory can further the work of Arabic literature presents a more meaningful,
authentic, and can avoid the marginalization of the Arab literary works of
construction of cultural and ideological society.

Key words: modern Arabic literary, Marxist literary theory, ideology, class struggle.

Abstrak: Karya-karya sastra Arab modern tidak sedikit yang mengetengahkan tema
perlawanan kelas, khususnya perjuangan kelas kaum tertindas menghadapi kaum
penindas. Tema perlawanan kelas dalam karya-karya sastra Arab ini sekaligus
sebagai cermin moral dan sosial masyarakat Arab itu sendiri. Dengan menelaah
karya-karya sastra Arab modern dari perspektif teori sastra Marxis diharapkan dapat
mengungkap pertentangan kelas sosial yang keras dalam tubuh kelompok
masyarakat Arab, sehingga penggunaan teori ini dapat lebih menghadirkan karya
sastra Arab yang lebih bermakna, otentik, serta dapat menghindari tercerabutnya
karya-karya sastra Arab dari konstruksi budaya dan ideologi masyarakatnya.

Kata Kunci: karya sastra Arab modern, teori sastra Marxis, ideologi, pertentangan
kelas

Jika dikaitkan dengan dunia sastra Arab kelas, misalnya kaum proletariat dihadap-
modern yang objek materialnya menggu- kan dengan kaum kapitalis. Akan tetapi,
nakan bahasa Arab dan objek formalnya sesungguhnya teori sastra Marxis dapat
banyak mengambil tema-tema Arab-Islam, dijadikan salah satu pisau analisis dalam
penggunaan teori sastra Marxis dalam mengkaji fenomena-fenomena budaya,
meneliti karya sastra Arab mungkin masih karena budaya adalah fenomena manusia,
terasa aneh dan asing. Hal ini dikarenakan yakni terkait dengan manusia, maka objek
teori sastra Marxis – yang basisnya diambil yang terkait dengannya tentulah komunitas
dari filsafat Marxisme – masih relatif asing manusia (Al-Jabiri, 2004:23). Karya sastra
dan cenderung dijauhi oleh para penulis adalah produk pikiran dan perasaan
sastra Arab karena stigma terhadap Karl manusia. Demikian juga karya sastra Arab,
Marx sebagai pemikir yang melihat baik puisi maupun prosa dan drama adalah
masyarakat dalam perspektif pertentangan

122
Manshur, Teori Sastra Marxis dan Aplikasinya| 123
juga produk pikiran dan perasaan manusia- sepanjang zaman terhadap sebuah karya
manusia Arab. sastra Arab, tetapi jumlahnya masih sedikit.
Sebagai sebuah fenomena, kebudayaan Selain itu, ada juga peneliti yang
Arab di samping memiliki karakter lokal menggunakan teori semiotik dalam pene-
dan nasional, tetapi juga menembus batas litian karya sastra Arab, terutama analisis
regional dan transregional melalui sarana semiotik terhadap aspek bahasa puisi atau
bahasa Arab dan agama Islam (Feener, bahasa novel Arab, tetapi peminatnya masih
2004:59). Di antara karakter lokal dan terbatas.
nasional itu dapat dilihat pada keahlian dan Oleh karena itu, penelitian ini mencoba
kecakapan orang-orang Arab dalam kegia- memberikan wacana tambahan bagi para
tan bersastra yang banyak mewarnai peneliti sastra Arab untuk menggunakan
peradaban dunia. Di antara ciri masyarakat pisau analisis teori sastra Marxis dalam
beradab itu adalah kemampuan mengkreasi mengkaji puisi-puisi dan novel-novel Arab
budaya dan mewujudkannya dalam entitas modern. Langkah ini dimaksudkan agar
budaya yang adiluhung. Dalam perjalanan para peneliti sastra, khsusunya mahasiswa
sejarahnya, masyarakat Arab mampu dan pengajar, dapat mengungkapkan dialog-
mengkreasi budaya sehingga dapat menca- dialog sosial yang terjadi dalam puisi dan
pai tingkat peradaban yang adiluhung itu, prosa Arab modern, dan dapat mengetahui
yang tercermin, antara lain pada produk ideologi apa yang digunakan oleh
budayanya yang berwujud karya sastra pengarang dalam karya sastranya. .
berbentuk puisi, prosa, dan drama. Puisi, Selanjutya pada penelitian ini,
prosa, dan drama Arab banyak bernuansa pemikiran dan konsep dasar Marxisme
Islam karena mayoritas bangsa Arab tentang teori sastra yang digunakan oleh
menganut agama Islam. Oleh karena itu, penulis adalah pandangan Gregory Castle
dapat dipahami jika karya-karya sastra Arab (2007) dan Ann Jefferson bersama David
yang bernuansa Islam itu tidak mudah untuk Robey (1987). Khusus mengenai pandangan
berdialog dengan teori sastra Marxis. Jadi, Gregory Castle, ia juga mengutip pemikiran
perlu ada pengenalan teori ini kepada para Georg Lukacs, Antonio Gramsci, Raymond
ahli dan peneliti sastra Arab agar fenomena- Williams, V.N. Volosinov, Jacques Lacan,
fenomena budaya Arab, khususnya karya- Ernesto Laclau, Chantal Mouffe, Louis
karya sastranya, dapat ditelaah secara lebih Althusser, dan Terry Eagleton. Para pemikir
mendalam. teori ini semuanya terinspirasi, sedikit atau
Selama ini para peneliti sastra Arab banyak, oleh pemikiran Marx, terutama
lebih cenderung menggunakan teori-teori dalam memahami konsep pertentangan
sastra yang sangat terbatas dalam meneliti kelas dan konsep ideologi yang dianut oleh
puisi atau prosa, terutama novel-novel Arab individu atau kelompok masyarakat.
modern. Teori sastra yang sering digunakan Berdasarkan paparan di atas, dapat
oleh peneliti adalah teori struktural dan dikatakan bahwa teori sastra Marxis dapat
semiotik, sementara teori-teori lain seperti dipertimbangkan dan dicoba untuk diterap-
feminisme, resepsi, sosiologi sastra, pasca- kan dalam penelitian puisi-puisi, novel-
kolonialisme, pascastrukturalisme, apalagi novel, cerpen-cerpen atau drama-drama
teori sastra Marxis, sangat jarang diman- Arab modern, terutama yang ditulis oleh
faatkan, untuk yang terakhir boleh dika- para sastrawan Arab terkenal seperti Najib
takan tidak pernah digunakan. Ada Mahfudz, Taufiq Al-Hakim, Najib Al-
sejumlah peneliti sastra Arab yang meman- Kailany, Gibran Khalil Gibran, Michael
faatkan teori resepsi yang memfokuskan Nuaymah, dan Butrus al-Bustâni. Usulan ini
penelitiannya pada sambutan pembaca didasarkan pada satu asumsi bahwa cerita
124 | BAHASA DAN SENI, Tahun 40, Nomor 1, Februari 2012
dalam novel dan cerpen karya para sas- yang memadai tentang teori sastra Marxis
trawan Arab tersebut banyak yang untuk kemudian ditawarkan kepada para
membicarakan perlawanan kelas sosial peneliti sastra Arab sebagai salah satu teori
bawah untuk mendapatkan hak-hak hidup rujukan dalam mengkaji karya-karya sastra
mereka kepada para pemimpinnya atau Arab modern.
majikannya. Di samping itu, melalui teori Penelitian ini – secara prosedur aplikatif
sastra Marxis ini juga dapat diungkapkan - berupaya untuk menerapkan penggunaan
ideologi pengarang dan ideologi yang teori sastra Marxis dalam mengkaji karya-
berkembang dalam masyarakat di tempat karya sastra Arab dengan tujuan : (i)
pengarang itu hidup. Alasan penawaran mengungkapkan keterkaitan teori sastra
penggunaan teori sastra Marxis dalam Arab dengan masyarakat yang di dalamnya
meneliti karya-karya sastra Arab modern hidup seorang pengarang; (ii) mengungkap
didasarkan pada beberapa alasan sebagai keterkaitan teks sastra Arab dalam
berikut. kaitannya dengan kehidupan orang dalam
Pertama, teori sastra Marxis belum masyarakat dan budaya Arab; (iii) mengurai
dipandang sebagai teori yang dapat peran teori sastra Arab dalam memahami
menganalisis fenomena-fenomena budaya fenemona masyarakat Arab; (iv) menge-
Arab, khususnya karya-karya sastra Arab tahui sejarah masyarakat Arab sebagai
modern. Hal ini disebabkan oleh masih sejarah transformasi dialektis dalam hu-
melekatnya stigma di kalangan para bungan antara tenaga kerja dan produksi
sastrawan atau ahli sastra Arab yang masyarakat Arab dalam karya sastra; (v)
memandang Marx sebagai tokoh komunis, mengetahui konsep perjuangan kelas
sehingga seperti ada sekat kuat yang masyarakat Arab melalui novel-novel dan
menghalangi mereka untuk menggunakan cerpen-cerpen Arab modern; (vi) mengung-
teori sastra Marxis ini, padahal teori ini kapkan penggunaan paradigma suprastruk-
dapat mengungkap kenyataan sosial tur dan infrastruktur dalam teori sastra
masyarakat Arab modern yang komplikatif. Marxis; dan (vii) menerapkan penggunaan
Kedua, para peneliti sastra Arab teori sastra Marxis dalam penelitian karya-
modern, khususnya di Indonesia, belum karya sastra Arab modern, baik itu puisi
memandang teori sastra Marxis ini sebagai maupun prosa dan drama.
teori handal yang mampu menganalisis isi
cerita dalam novel-novel dan cerpen-cerpen GAMBARAN UMUM TEORI SASTRA
Arab modern atau pemikiran dan ideologi
baru yang tertuang dalam puisi-puisi Arab Lebih dari 20 tahun yang lalu, kritikus
kontemporer. Keterbukaan akademik dalam sastra Inggris, I.A. Richards, berbicara
diri peneliti harus lebih diperlebar untuk tentang "kekacauan teori kritis," sebuah
membuka seluas-luasnya wilayah penelitian penilaian yang luas pada tahun-tahun awal
sastra Arab modern. abad ke-20. Peneliti sastra dihadapkan pada
Ketiga, pelajaran teori sastra Marxis berbagai macam teori, antara lain: kritik
belum diperhatikan secara sungguh- teks sastra, tekstualitas, bahasa, genre,
sungguh oleh para pengajar teori sastra, proses membaca, sosial, sejarah, dan
khususnya dalam perkuliahan, termasuk konteks budaya, seksualitas dan gender,
belum dimasukkan dalam satuan acara psikologi karakter, dan intensi pengarang.
perkuliahan sehingga teori ini masih tetap Dalam beberapa kasus, sifat spesifik perlu
asing atau belum akrab bagi para diberikan pada sastra dengan berbagai teori
mahasiswa dan pengajar sastra Arab. Oleh yang lebih mudah karena bagaimanapun
karena itu, diperlukan pengetahuan awal
Manshur, Teori Sastra Marxis dan Aplikasinya| 125
peneliti sastra harus memilih ke arah mana berpikir secara teoretis mungkin dianggap
analisis mereka ditujukan. sebagai paradigma bagi pikiran itu sendiri,
Teori sastra berbeda dari kritik setidaknya membentuk pemikiran yang
sastra, yang terakhir merupakan aplikasi digunakan untuk memahami kompleksitas
praktis, sedangkan yang pertama bersifat di dunia fisik dan metafisik. Teori adalah
konseptual. Sejak tahun 1970-an, teori sebuah generalisasi tentang fenomena yang
sastra memasuki babak baru yang ditujukan untuk mengembangkan konsep
didominasi oleh filsafat, sejarah, politik, dasar untuk interpretasi dan analisis. Modus
dan psikoanalisis. Sejumlah teks penda- pemikiran melibatkan kemampuan untuk
huluan telah muncul yang berusaha untuk berpikir umum tentang himpunan fenomena
menjelaskan teori-teori utama seperti (bahasa, hubungan sosial, pengalaman
Marxisme, strukturalisme, pascastruk- perempuan, dan novel). Selain itu,
turalisme, feminisme, studi budaya, histori- pengembangan konsep teoretis (atau model)
sisme baru, dan sebagainya. Teori sastra berdasarkan pada asumsi-asumsi dan
harus dapat dipahami karena dalam hal prinsip-prinsip yang mengatur masuknya
prinsip dan konsep, strategi dan taktik unsur-unsur dan hubungan antarunsur.
diperlukan untuk membimbing praktik Penggunaan teori sastra adalah untuk
kritis. Akan tetapi, pada saat yang sama, berbicara tentang bagaimana mengenali dan
teori sastra banyak mengilhami kehidupan menangani masalah teoretis ketika mereka
sosial dan politik. Selain itu, para peneliti muncul dalam proses membaca. Membaca
mungkin melihat celah dalam sejarah teks sastra adalah langkah pertama dalam
perkembangan akhir abad ke-20 tentang proses ini. Langkah-langkah lainnya
teori-teori sastra seperti kritik baru, bervariasi, tentu saja, menurut teori yang
strukturalisme, pascastrukturalisme, dan sedang bekerja dan menurut bagaimana
teori historis seperti Marxisme, feminisme, teori yang sama diterapkan oleh kritikus
new historisism, dan pascakolonialisme yang berbeda (Castle, 2007:15).
(Castle, 2007:14). Masalah ini memang sulit karena dalam
Dalam konteks yang luas, teori harus teori sastra kontemporer untuk mencapai
dipahami secara fundamental. Pada satu stabilitas, keseragaman, konsistensi, dan
sisi, teori sastra terbatas pada analisis universalitas diperlukan pemahaman untuk
bahasa, retorika, tanda-tanda atau sistem mempelajari seluruh konteks sosial-budaya.
signifikansi, sedangkan di sisi lain, teori Teori pasti mencerminkan dunia sosial di
sastra diarahkan pada kritik sosial-budaya, mana teori beroperasi, tetapi sikap ilmuwan
kondisi historis, dan bentuk-bentuk budaya berasumsi bahwa teori ilmiah tidak
seperti teks-teks sastra. Perbedaan dalam dipengaruhi oleh ideologi. Teori sastra
metode dan objek penelitian sering menegaskan bahwa sesungguhnya teori
dirumitkan oleh perbedaan ideologi. Misal- merupakan produk ideologi, dan semua ahli
nya, pendekatan kritis atau dekonstruksionis teori beroperasi dari posisi ideologi tertentu.
adalah pendekatan baru dalam penelitian Hal yang sama dapat dikatakan untuk teks
sastra yang bisa menilai pembaca dalam sastra, yang merupakan produk dari orang
perspektif konservatif atau apolitis, tertentu atau orang dalam masyarakat
sementara pendekatan feminis Marxis tertentu dan budaya pada waktu tertentu.
mungkin muncul secara radikal progresif Teori sastra dapat membantu pembaca
atau mengusung ideologi pemberontakan. memahami fenemona, baik konteks tertentu
Ada satu elemen yang sama dalam maupun titik pandang ideologis yang
memahami berbagai teori yang cenderung membantu memproduksi teks-teks sastra.
berpikir dengan cara tertentu. Secara umum,
126 | BAHASA DAN SENI, Tahun 40, Nomor 1, Februari 2012
Kita bisa melihat, dalam batas-batas inkoherensi logis atau kekakuan doktrinal.
praktis, banyak aspek politik dan sikap Sampai taraf tertentu, kosa kata khusus atau
sosial dari produsen teks yang mengung- modus khusus atau bahkan kalimat argu-
kapkan pengalaman mereka untuk pembaca. mentasi sangat penting bagi teori sastra
Sebagai contoh, jika ada yang tertarik pada untuk mengatasi masalah-masalah baru
budaya konteks sosial dari novel Dickens, yang tidak dapat diatasi dalam kerangka
teori Marxis akan bermanfaat dalam diskursif dan analisis kritis. Dalam analisis
menjelaskan ideologi pengarang dan sikap- kritis dapat dikatakan bahwa epistemologi
nya terhadap formasi kelas dan masalah- berkaitan dengan dunia materi yang
masalah sosial seperti kemiskinan. Akan diinginkan oleh pemikir Abad Pencerahan.
tetapi, di sisi lain teori Marxis juga dapat Teoretikus sastra kontemporer sebagian
membantu menentukan apakah novel besar menolak mengajukan argumen dalam
tersebut dibaca sebagai kritik sosial atau itu kerangka kerja yang tidak serius. Yang
diterima terutama sebagai realisme komik pasti, beberapa teori jelas menggunakan
yang tidak berbahaya untuk menopang terminologi untuk mengikuti kecenderungan
status quo sosial. Namun, penting untuk mode yang membingungkan. Dalam kasus
ditekankan bahwa dalam teori tertentu ini, pembaca tidak keliru jika mengacu pada
mungkin ada beberapa poin yang berbeda jargon-jargon (Castle, 2007:17).
pandang dan metodologi. Dengan demikian, Interpretasi sastra, seperti mode lainnya
salah satu pembaca Dickens Hard Times dalam penelitian ilmiah, tunduk pada
mungkin berasumsi bahwa Leninis berbi- pengaruh pandangan politik, jenis kelamin,
cara tentang kesenjangan ekonomi dan kelas sosial, ras, etnis, agama, dan sejumlah
konflik kelas, sementara yang lain mungkin faktor penentu sosial dan budaya lainnya.
menarik pada "posting" pascastrukturalis Perkembangan terkini dalam sejarah ilmu
Louis Althusser-Marxisme untuk membahas pengetahuan telah mengungkapkan bahwa
pembentuk-an topik sosial di bawah tekanan tujuan metode seolah-olah mengklasifikasi
ideologi (Castle, 2007:16). ilmu pengetahuan. Perkembangan ini bisa
Teori sastra berbeda dari praktik terjadi pada suatu waktu jika dilakukan
teoretis dalam ranah ilmiah yang mungkin modifikasi secara substansial untuk
terikat dalam berbagai metode yang lebih mengembangkan metode ilmiah yang
umum, misalnya, nonsastra, teori penge- objektif. Jika teori sastra tidak mencari
tahuan, pikiran, penafsiran, keinginan, "hasil yang objektif," maka dikhawatirkan
kekuasaan, dan sebagainya. Setiap usaha penelitian sastra yang bersifat imajinatif
untuk merumuskan teori sastra tidak akan akan kehilangan ruhnya.
lengkap jika tidak digambarkan hubungan Dalam konteks interpretasi sastra
antara teori umum dan teori khusus; juga khususnya mengenai kelas sosial, berikut
tidak akan sempurna jika tidak memper- ini dikemukakan contoh ilustrasi dalam
hatikan konteks sejarah. Dalam teori-teori novel Arab modern yang berjudul Yauma
ilmiah, penemuan-penemuan baru cende- Qutila az-Za’im karya Najib Mahfudz
rung untuk menggantikan yang lama, (1985) yang membicarakan perjuangan
demikian juga teori sastra terus berkem- kelas sosial bawah dalam memperoleh
bang seiring dengan perkembangan teori keadilan sosial dan ekonomi.
umum, misalnya Marxisme atau psikoana- Diceritakan bahwa Alwan Fawaz
lisis yang juga dipakai dalam teori sastra. Muhtasyimi (selanjutnya disebut Alwan),
Teori dekonstruksi, psikoanalisis sebagai calon suami, menanggung beban
Lacanian, teori Marxis, dan teori pasca- yang berat. Kedua orang tuanya, Fawaz dan
kolonial menjadi sasaran kritik karena Hana, adalah seorang pegawai kecil yang
Manshur, Teori Sastra Marxis dan Aplikasinya| 127
gajinya kurang cukup untuk makan sehari- sosial. Dalam konteks ini, sastra Marxis
hari. Rondah adalah nama kekasih Alwan, berbicara tentang bagaimana teori ini
kedua orang tuanya bernama Sulaiman dan menganalisis fenomena-fenomena sosial itu.
Zainab. Kedua orang tua Rondah ini juga
berasal dari keluarga yang kurang mampu. TEORI SASTRA MARXIS
Mereka berpendapat bahwa pernikahan Karya Sastra sebagai Produk Kekuatan
menjadi bahagia dan tentram jika mem- Sosial dan Ideologi
punyai harta yang banyak (Manan, Teori sastra Marxis meliputi bidang
2003:16). yang luas dan berbasis pada pandangan
Alwan dan Rondah bekerja pada peru- Marxisme. Teori ini bersumber pada pan-
sahaan yang sama, yang bergerak di bidang dangan Engels tentang ekonomi, sejarah,
pelayanan umum. Direktur perusahaan itu masyarakat, dan revolusi. Para ahli sastra
namanya Anwar, sudah tentu orang kaya, telah memanfaatkan Marxisme untuk
selalu menggoda Rondah, kekasih Alwan. pendekatan dan teori sastra (Jefferson &
Anwar selalu mencari kesempatan untuk Robey, 1987:166) yang kemudian terkenal
mendekati Rondah. Pada akhirnya, pertu- disebut teori sastra Marxis.
nangan Alwan dengan Rondah dibatalkan Teori sastra Marxis didasarkan pada
oleh keluarga Rondah dengan alasan Alwan gagasan bahwa sastra adalah produk dari
tidak bisa diharapkan untuk membahagikan kekuatan sosial dan ideologi. Namun, Terry
Rondah karena kemiskinannya itu. Kejadian Eagleton menegaskan bahwa "teks sastra
ini dimanfaatkan betul oleh Anwar untuk bukan 'ekspresi' ideologi, juga bukan
memperistri Rondah, dan ternyata berhasil. ideologi 'ekspresi' kelas sosial. Teks ini
Akan tetapi, perkawinan Rondah lebih tepat dikatakan sebagai produksi
sebagai simbol orang miskin dengan Anwar ideologi tertentu. Hubungan antara teks dan
sebagai simbol orang kaya, tidak berjalan produksi adalah hubungan kerja. Marxisme
lama karena Anwar memperlakukan istrinya adalah suatu bentuk materialisme dialektis
itu tidak semestinya, bahkan ia menjual yang menyatakan bahwa semua materi
istrinya kepada relasi-relasi bisnisnya hanya realitas sosial secara fundamental memiliki
untuk mempermulus usahanya. Akhirnya, asal dalam bentuk produksi. Sejarah
Rondah meminta cerai kepada suaminya masyarakat adalah sejarah transformasi
dan terpaksa dikabulkan oleh Anwar. Men- dialektis dalam hubungan antara tenaga
dengar cerita Rondah tentang kekejaman kerja dan produksi. Menurut Marx, ada dua
Anwar, maka Alwan sebagai bekas kelas sosial, yaitu kapitalis dan proletariat.
tunangannya mendatangi Anwar dan me- Pertentangan dibedakan antara kelas-kelas
maki-makinya habis-habisan, bahkan Al- ini adalah bagian dari sejarah panjang
wan membunuh bekas suami Rondah itu perjuangan sosial. Peradaban Barat Eropa
sampai mati. dimulai dengan masyarakat agraris
Berdasarkan ilustrasi kisah dalam novel terstruktur sepanjang garis suku, yang
Arab modern tersebut, maka dapatlah akhirnya berkembang menjadi organisasi
dikatakan bahwa teori sastra Marxis dapat feodal pada Abad Pertengahan (Castle,
menganalisis kisah perjuangan kelas bawah 2007:108).
(orang miskin) untuk mencari keadilan Semua teori sastra Marxis memiliki
ekonomi dan sosial. Perjuangan kelas premis sederhana yang sama bahwa sastra
bawah dengan cara membunuh orang dari hanya dapat dipahami dalam kerangka yang
kelas atas (orang kaya) itu bukanlah inti lebih besar dari realitas sosial (Jefferson &
teori sastra Marxis, tetapi lebih disebabkan Robey, 1987:167). Pada Abad Pertengahan,
oleh akibat ketidakadilan ekonomi dan
128 | BAHASA DAN SENI, Tahun 40, Nomor 1, Februari 2012
karya sastra menggambarkan kehidupan diangkat ke dalam karya sastra sepanjang
kaum feodal; dan pada abad ke-18 mulai fenomena itu bersifat imajinatif dan menen-
dibangun serikat pekerja dan organisasi tukan dalam produksi karya sastra. Dunia
profesi lainnya mengikuti sistem magang, sastra Marxis juga mengenalkan konsep
dan dasar-dasar masyarakat industri dan komoditas untuk menggambarkan karya
ekonomi kapitalis. Selanjutnya, muncullah sastra sebagai “barang” yang dikonsumsi.
hubungan antara pekerja dan majikan. Masalah utama klasik dalam ekono-
Dalam hubungan patriarkal antara pekerja misme Marxis adalah konsep komoditas dan
dan majikan tetap dipertahankan, sedangkan nilai-nilai yang diberikan pada komoditas
dalam hubungan ekonomi antara pekerja itu. Menurut Marx, komoditas adalah suatu
dan pemodal di pedesaan dan di kota-kota hal yang misterius karena di dalamnya
kecil dibedakan dengan budaya patriarki. terdapat karakter sosial tenaga kerja laki-
Akan tetapi, dalam skala yang lebih besar, laki yang tertera pada tujuan produk kerja.
kota-kota manufaktur kehilangan hampir Marx melanjutkan pemikirannya bahwa
semua corak patriarki. Pembagian kerja hubungan komoditas dengan produsen
dalam masyarakat kapitalis didasarkan pada adalah sebagai hubungan sosial, tidak ada
kepemilikan pribadi yang sering menim- hubungan kerja di antara mereka, tetapi
bulkan kontradiksi karena distribusi yang yang ada adalah hubungan antara produk-
tidak merata. Jadi, sastra memberi kerangka produk kerja mereka.
besar bagi realitas masyarakat yang menjadi Dalam konteks sastra Marxis, pemi-
salah satu sumber inspirasi bagi para kiran di atas dirumuskan bahwa hubungan
pengarang. antara komoditas (karya dan pembaca)
Perjuangan kelas pada masyarakat kapi- dengan produsen (pengarang) adalah seba-
talis adalah hasil logis dari proses sejarah gai hubungan sosial, tidak ada hubungan
yang mengarah pada gerakan kelas pekerja kerja di antara mereka, yaitu tidak ada
utuk merebut mode produksi dan saling tukar informasi dan konfirmasi antara
menciptakan "kediktatoran proletariat," keduanya, tetapi yang ada adalah hubungan
sebuah masyarakat komunis yang tanpa antara produk-produk kerja mereka, yaitu
kelas. Marxisme klasik dibentuk oleh hubungan antara penikmatan karya sastra
sejarah determinisme yang berarti bahwa oleh pembacanya.
analisis sejarah dilakukan berdasarkan garis Marx menggambarkan proses ini juga
keilmuan. Dalam hal ini, Louis Althusser dikenal sebagai reifikasi. Masalah reifikasi
menyebut Marxisme sebagai "suatu ilmu dalam dunia sastra berkaitan dengan perbe-
baru, yaitu ilmu sejarah". Sementara kaum daan antara bentuk dan isi. Bentuk karya
Marxis kontemporer menganggap mate- sastra sebagai komoditas harus sesuai
rialisme dan tesis deterministik menjadi dengan nilai tukar, yaitu kekuatan pembaca,
penting untuk analisis sosial dan budaya. sedangkan isi harus sesuai dengan nilai
Mereka telah menyusun teori-teori yang penggunaannya, yaitu fungsi sosial karya
kompleks dengan mengandalkan aspek sastra (bdk. Castle, 2007:109). Artinya,
mekanistik dan mode produksi dari prinsip karya sastra, menurut teori sastra
fenomena suprastruktural. Marxis, tidak berada di ruang isolasi sosial,
Untuk kepentingan penelitian sastra tetapi ia berada di dalam kehidupan sosial.
Marxis, pemikiran di atas berkaitan dengan Berdasarkan uraian ini dapat dikatakan
bagaimana orang memahami karya sastra bahwa teori sastra Marxis tidak menem-
dengan pendekatan materialisme dan patkan sastra di ruang isolasi (misalnya
determinisme, yaitu paham yang menya- sebagai struktur murni, atau sebagai produk
takan bahwa fenomena sosial dapat dari proses mental penulis) atau pula
Manshur, Teori Sastra Marxis dan Aplikasinya| 129
terpisah dari masyarakat (Jefferson & lembaga budaya dan sosial serta tradisi
Robey, 1987:167). yang mempromosikan dan memelihara ide-
Dengan demikian, konsep dan prinsip ologi tertentu dari kelas penguasa. Ideologi
teori sastra Marxis secara umum berkaitan mengacu pada ide-ide dan keyakinan yang
dengan : (i) bentuk materialisme dialektis mengatur elemen suprastruktur sosial dan
yang isinya adalah bahwa materi karya budaya. Ideologi, menurut Marx, biasanya
sastra diambil dari realitas sosial yang dikaitkan dengan ide-ide dan kepercayaan
secara fundamental memiliki asal dalam dari kelas yang berkuasa, yang menguasai
bentuk produksi, (ii) kekuatan sastra yang alat-alat produksi. Sejak Marx menggu-
terletak pada sejauh mana ia dapat dipahami lirkan istilah ideologi, istilah ini telah
dalam kerangka yang lebih luas dari mengalami sejumlah perbaikan dan
kehidupan masyarakat penciptanya, (iii) komplikasi, terutama pada hubungan antara
reifikasi dalam dunia sastra yang mem- ideologi dan mode produksi.
bedakan antara bentuk sastra dan isi sastra, Pada masyarakat Arab tentu terdapat
yaitu bentuk berkaitan dengan komoditas ide-ide dan keyakinan yang mengatur
(karya dan pembaca), sedangkan isi elemen suprastruktur sosial dan pluralitas
berkaitan dengan nilai penggunaan karya budaya. Dalam hal ini, pluralitas budaya di
sastra dalam kehidupan sosial. negara-negara Arab merupakan realitas
dasar yang tidak bisa dilampaui, bahkan
Paradigma Suprastruktur dan Ideologi sebaliknya harus difungsikan secara sadar
Hegemoni untuk memperkaya dan menyuburkan bu-
Hal yang paling krusial pada pemikiran daya nasional Arab (Al-Jabiri, 2000:37).
sastra Marxis adalah konsep ideologi. Ideo- Pemerkayaan dan penyuburan budaya
logi pada umumnya menyampaikan nasional Arab itu tentu tidak mudah karena
representasi ide-ide dan pengalaman kesadaran masyarakat Arab yang plural itu
kolektif yang bertentangan dengan realitas memiliki ideologinya masing-masing.
material yang didasarkan pada pengalaman Dalam konteks ini, dapat meminjam istilah
(Jefferson & Robey, 1987:169). Ideologi “sejarah kesadaran kelas” dari Georg
mengacu pada kawasan ideasional dalam Lukacs yang berpendapat bahwa dalam
suatu budaya. Dengan demikian, istilah analisis materialis, masyarakat harus diper-
ideologi meliputi nilai, norma, falsafah, hatikan secara keseluruhan. Artinya,
kepercayaan religius, sentimen, kaidah etis, masyarakat sebagai suatu totalitas, sistem
pengetahuan dan wawasan tentang dunia, produksi diberikan peran dalam sejarah dan
dan etos (Kaplan dan Manners, 2000:154). pembagian yang dihasilkan masyarakat ke
Untuk kepentingan penelitian ini, dalam kelas soaial. Ideologi, bagi Lukacs,
ideologi yang dimaksud adalah yang adalah bentuk kesadaran “palsu” yang
berkaitan dengan masalah suprastruktur dan muncul setiap saat dari suatu kelas sosial
infrastruktur dalam dunia sastra, yaitu (biasanya, kelas penguasa). Ideologi ini
hubungan produksi (unsur pengarang) dan ditujukan untuk menyadarkan masyarakat
kelas sosial (unsur masyarakat). Dalam pada umumnya untuk tidak mengabaikan
konteks ini, teori sosial Marxis dimulai proses dialektika fundamental dari
dengan paradigma suprastruktur, sedangkan perkembangan sejarah (Castle, 2007:108)
infrastruktur mengacu pada modus hu- sosial dan budaya suatu bangsa. Sebuah
bungan produksi dan formasi kelas yang ideologi memfokuskan perhatiannya pada
dihasilkan oleh suprastruktur. Selanjutnya, sistem gagasan yang dapat digunakan untuk
suprastruktur mengacu pada lembaga- merasionalisasikan, menjelaskan keyakinan,
kepercayaan, tindak-tanduk atau sikap
130 | BAHASA DAN SENI, Tahun 40, Nomor 1, Februari 2012
kultural (Kaplan dan Manners, 2000:154). efektif karena ia terkungkung dalam ideo-
Dalam karya-karya sastra Arab terdapat logi dominan. Intelektual tradisional
objek-objek formal yang membicarakan memiliki profesi dan serikat pekerja,
kehidupan masyarakat, terutama yang mereka adalah orang-orang yang
berkaitan dengan keyakinan dan keper- mengajukan diri sebagai individu otonom
cayaan, tindak-tanduk dan sikap kultural dan independen dari kelompok sosial yang
masing-masing etnik Arab. dominan (Castle, 2007:111).
Seorang Marxis Italia, Antonio Dalam konteks sastra, peran penulis
Gramsci, melihat ideologi Lukas dengan atau sastrawan – sebagai kelompok intelek-
model dua lapisan suprastruktur. Pertama, tual tradisional – dalam memproduksi karya
masyarakat sipil (private) yang sesuai sastra cukup sentral dan dominan karena
dengan fungsi hegemoni, yaitu kelompok dengan karya-karyanya itu mereka dapat
dominan melatih seluruh masyarakat. mempertahankan kondisi sosial masyara-
Kedua, komunitas politik yang katnya. Selain itu, mereka ini juga dapat
mendominasi negara dan pemerintah secara mengkritik kaum intelektual organik yang
yuridis. Hegemoni bekerja melalui konsen- terjebak dalam ideologi dominan sehingga
sus dan persetujuan dari modus mereka tidak mampu memproduksi karya-
kelembagaan (misalnya, perguruan tinggi, karya sosial yang bermutu.
partai politik, birokrasi negara, perusahaan). Gramsci menunjukkan bahwa satu-
Tujuannya adalah agar kelompok-kelompok satunya alternatif untuk mengatasi masalah
sosial yang dominan diarahkan untuk ini adalah memperluas kelas sosial agar
mencapai hegemoni dengan memperluas tercipta bentuk-bentuk baru dari kelompok
ideologi, nilai-nilai, keyakinan, dan cita- yang menentang hegemoni, terutama di
cita. Gramsci dan penerusnya menge- kalangan aktivis kelas pekerja dan
depankan ide artikulasi untuk menggam- intelektual. Kebutuhan untuk pengem-
barkan berbagai hubungan antara lembaga- bangan tradisi intelektual organik kelas
lembaga sosial dan individu, poin kon- pekerja yang dimaksud oleh Gramsci adalah
sensus ideologis dan perjanjian yang rekonsepsi radikal dari aktivitas intelektual.
menciptakan kehidupan sosial dan budaya Setiap manusia, akhirnya, di luar dari
secara ketat. kegiatan profesional, menjalankan beberapa
Seperti Fanon, Gramsci tertarik pada bentuk aktivitas intelektual, yaitu, dia
peran intelektual, terutama mereka yang adalah 'filsuf', seorang seniman, selera pria,
terlibat, pasif atau aktif, dalam mendukung ia berpartisipasi dalam konsepsi tertentu di
kelas dominan dan ideologinya. Kaum dunia, memiliki garis sadar perilaku moral.
intelektual adalah kelompok dominan yang Oleh karena itu, ia memberikan kontribusi
melakukan perwakilan fungsi subordinat untuk mempertahankan konsepsi tentang
dari hegemoni sosial dan pemerintahan dunia atau untuk mengubah itu, yaitu untuk
politik. Gramsci menjelaskan dua kelompok membawa ke dalam keberadaan modus
yang berbeda, pertama, intelektual tradi- pemikiran baru.
sional (sarjana, profesor, penulis, seniman, Raymond Williams mengisyaratkan
dan lain-lain) yang menikmati otonomi pentingnya pemikiran ulang ideologi
relatif besar. Kedua, intelektual organik, Gramsci. Baginya, ideologi adalah sebuah
yaitu para spesialis yang menyatakan bahwa fenomena yang kompleks dan multivalent.
setiap kelas baru menciptakan dirinya Ia mencatat ideologi yang dapat merujuk
sendiri dan mempertahankan kondisi sosial tidak hanya pada sistem keyakinan dari
yang ada. Intelektual organik dalam kelas atau kelompok tertentu, tetapi juga
masyarakat kapitalis sebagian besar tidak untuk sebuah ilusi sistem kepercayaan yang
Manshur, Teori Sastra Marxis dan Aplikasinya| 131
oleh Lukacs disebut sebagai "kesadaran totalitas sosial. Ini adalah pandangan para
palsu", berbeda dari realitas sejati atau pemikir Gramscian yang dipengaruhi oleh
ilmiah, penemuan ilmiah merupakan fungsi para pemikir Marxis tahun 1970-an. Dari
kritik materialis. catatan khusus terlihat bahwa pemikiran
Definisi kedua dapat dikombinasikan Louis Althusser mengacu pada pasca-
dengan yang pertama, yaitu jika seseorang strukturalisme, linguistik, dan psikoanalisis
menganut ideologi Marxis, maka semua yang sangat berpengaruh dalam membaca
keyakinan kelas berbasis pada beberapa ulang pandangan Marx.
tingkat ilusi. Selanjutnya, Williams mena- Dalam penelitian sastra, di satu pihak
warkan kemungkinan ketiga, yaitu ideologi peneliti dapat mengungkap ideologi yang
adalah proses umum produksi makna dan dominan dalam masyarakat melalui simbol-
ide-ide. Williams menyimpulkan bahwa simbol bahasa yang digunakan oleh tokoh
meskipun kesulitan dalam membentuk utama dan tokoh bawahan dalam suatu
definisi tunggal, perlu untuk sampai pada cerita (novel atau cepen). Akan tetapi, di
istilah umum tidak hanya produk, tetapi pihak lain peneliti juga dapat mengungkap
proses juga penting, termasuk pentingnya ideologi nondominan yang dimiliki oleh
nilai-nilai. V.N. Volosinov menggunakan masyarakat masing-masing.
istilah "ideologis" dan "ideologi" yang
mengacu pada produksi tanda-tanda dan SASTRA ARAB DITINJAU DARI
dimensi pengalaman sosial yang mendorong TEORI SASTRA MARXIS
makna dan nilai dihasilkan. Spekulasi
teoretis pada konsep ideologi, terutama Berdasarkan uraian tentang teori sastra
setelah Perang Dunia Kedua, adalah Marxis seperti telah dipaparkan di atas, dari
indikator yang baik tentang pentingnya sebagian pemikiran teoretik Marx, dapat
aspek luar biasa yang melekat dalam dikatakan bahwa sesungguhnya karya-karya
suprastruktur masyarakat (Castle, 2007:111- sastra Arab bisa didekati dengan teori sastra
112). Dengan demikian, dapat dikatakan Marxis. Hal ini didasarkan pada satu
bahwa ideologi pada prinsipnya merupakan pemikiran bahwa teori sastra Marxis
kristalisasi gagasan menjadi sistem yang didasarkan pada gagasan bahwa sastra
bersifat universal (Kaplan dan Manners, adalah produk dari kekuatan sosial dan
2000:154) tentang kehidupan sosial, teru- ideologi. Dalam konteks ini, puisi, prosa,
tama suprastruktur masyarakat. dan drama Arab pada hakikatnya berisi
Williams juga mengkritik Gramsci ungkapan hati dan ideologi penulisnya
dalam pembahasannya tentang tumpang dalam melihat makna kehidupan dan
tindih pada formasi sosial-budaya, yaitu identitas dirinya serta berfungsi membang-
fungsi yang berbeda untuk mengoperasikan kitkan kesadaran dalam masyarakatnya
ideologi yang sama. Pada setiap saat sejarah untuk mengungkapkan aspirasi dan meraih
tertentu, orang dapat menemukan tidak kebebasan (Patterson, 2002:10; Barakat,
hanya sebuah ideologi yang dominan, tetapi 1993:210). Jadi, puisi, prosa, dan drama
juga muncul ideologi yang mewakili Arab pun adalah ungkapan ideologi orang
masyarakat masing-masing. Hal ini dapat Arab tentang makna kehidupan yang
dilihat pada saat pembentukan budaya dan dijalaninya dan identitas masyarakat Arab
kelompok sosial yang hanya ada di yang dipahaminya serta ungkapan aspirasi
pinggiran dari kelompok dominan. Model untuk mendapatkan kebebasan hidup.
ini tidak hanya menyumbang kompleksitas Sebagai contoh, dua novel Taufiq Al-
dan kontradiksi dari kapitalisme, tetapi juga Hakim (1933 dan 1938)) yang berjudul
mengakui potensi kontra-hegemonik dalam ‘Audatur-Rûh (The Return of The Spirit)
132 | BAHASA DAN SENI, Tahun 40, Nomor 1, Februari 2012
dan ‘Ushfûrun minasy-Syarqi (Bird from the Adapun contoh aplikasi penelitian teori
East) adalah cermin realitas sosial masya- sastra Marxis dalam karya sastra Arab dapat
rakat Arab yang sedang berjuang mencari dilihat pada penelitian Fadlil Munawwar
identitas bangsa, mencari harmoni, mela- Manshur (2011) yang berjudul “Pemak-
kukan rekonsiliasi sosial, dan memetakan naaan Strukturalisme Genetik terhadap
ideologi yang dianutnya. Ideologi dalam Perjuangan Orang-Orang Palestina Mela-
puisi dan novel, misalnya, bisa datang dari wan Kolonialisme dalam Cerpen Jabalun-
pemikiran pengarangnya atau bisa juga Nâr karya Aly at-Thantawy. Penelitian ini
muncul dari kalangan masyarakat tempat dibiayai oleh Rencana Kegiatan dan
pengarang itu berasal. Anggaran Tahunan (RKAT) Tahun 2011
Selain itu, novel Arab modern karya Jurusan Sastra Arab, Program Studi Sastra
Abdurrahman Munif yang berjudul Cities of Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Salt dan dua novel karya Najib Mahfudz Gadjah Mada. Dalam penelitian itu salah
(1967 dan 1966) yang berjudul Aulâdu satu landasan teori yang digunakan adalah
Harâtina (The Children of Geblawi) dan al- teori sastra Marxis yang berfungsi
Lisshu wal-Kilab (The Thief and the Dogs) menuntun peneliti dalam mengungkapkan
adalah bukti nyata tentang ideologi sikap perlawanan rakyat Palestina terhadap
perubahan sosial masyarakat Arab Mesir kolonialisme Israel.
dari kehidupan mekanis ke kehidupan Penelitian ini memilih objek material
organis yang sarat dengan persaingan, berupa cerpen berjudul Jabalun-Nâr yang
pertentangan, perburuan kekuasaan, pengu- ditulis oleh Ali at-Thanthawy, pengarang
atan dan peralihan status sosial dari Arab Mesir. Adapun objek formalnya
aristokrat ke borjuis; dari kelas bawah ke adalah perjuangan rakyat Palestina melawan
kelas menengah; dari buta politik ke melek kolonialisme Israel yang terkandung di
politik (Barakat, 1993:210-211, 217). Jadi, dalam teks cerpen tersebut. Penelitian ini
novel-novel Arab modern memang mencer- menggunakan teori strukturalisme genetik
minkan kerasnya pertentangan kelas dan teori Marxis (khususnya tentang
antarkelompok masyarakat Arab yang ideologi) dengan dasar pemikiran bahwa
sedang mengalami perubahan sosial besar realitas sosial rakyat Palestina sangat berat
seiring dengan proses akulturasi antara menghadapi tantangan internal bangsanya,
budaya Arab dan budaya Barat. yaitu melawan pendudukan Israel atas
Tidak hanya novel Arab modern yang tanah-tanah Palestina. Pengarang dalam
berisi tentang komplikasi kehidupan cerpennya itu mengungkapkan realitas
masyarakat Arab, tetapi dalam cerita sosial bangsa Palestina yang dapat
pendek (cerpen) Arab modern terdapat menggugah dan menimbulkan empati bagi
cerita masyarakat Arab yang menggam- setiap orang yang membacanya.
barkan pertentangan kelas sosial dan Secara teoretis, penelitian ini ditujukan
perbedaan tajam antara orang kaya dan untuk memahami dan mengangkat isu
orang miskin. Hal ini dapat dilihat pada perlawanan rakyat Palestina terhadap
cerpen-cerpen berjudul As-Shaikh Matlûf kolonialisme Israel dengan perspektif
(Cairo, 1873), dan An-Nisâ al-‘Âlimât strukturalisme genetik dan sastra Marxis.
(Cairo, 1890), dan Al-Jinân yang ditulis Adapaun secara praktis, ditujukan untuk
oleh Butrus al-Bustâni (1819-1883) (Abdel- mengungkap semangat perlawanan rakyat
Meguid, t.t. :69, 77). Cerpen-cerpen Palestina terhadap kaum penjajah dan
tersebut berisi tentang kronika kehidupan ideologi yang dianut oleh tokoh-tokoh cerita
masyarakat Arab modern yang penuh dalam cerita pendek Jabalun-Nâr. Selain
dengan komplikasi masalah-masalah sosial.
Manshur, Teori Sastra Marxis dan Aplikasinya| 133
itu, diungkapkan juga bagaimana hubungan Ketiga, teori sastra dapat membantu
genetikanya dengan ideologi pengarangnya. pembaca memahami fenemona, baik
Dalam penelitian ini digunakan konteks tertentu maupun konteks ideologis
metode interpelasi yang cara kerjanya dia- yang membantu memproduksi teks-teks
rahkan pada pengungkapan kondisi objektif sastra. Selain itu, ideologi pengarang dan
rakyat Palestina sehingga dapat bersing- ideologi masyarakat dapat diketahui lebih
gungan dengan fakta cerita. Penelitian ini mudah melalui teori sastra Marxis.
juga berupaya untuk menemukan benang Keempat, sejarah masyarakat adalah
merah yang menghubungkan antara subjek sejarah transformasi dialektis dalam
ideologi dalam fakta sosial dengan subjek hubungan antara tenaga kerja dan produksi,
operasional yang ada dalam fakta cerita yang dalam dunia sastra disebut hubungan
(Manshur, 2011).. antara pengarang dan karya. Kelahiran
Uraian-uraian tentang konsep, prinsip, kaum kapitalis dan kaum proletariat
prosedur aplikatif, contoh hasil analisis merupakan bagian dari sejarah panjang
sastra Marxis terhadap karya sastra Arab perjuangan dan pertentangan kelas sosial.
seperti yang telah dikemukakan di atas, Dalam karya sastra Arab dapat diungkap ke
dapatlah dikatakan bahwa teori sastra permukaan tentang tema orang miskin yang
Marxis bisa diterapkan dalam penelitian tertindas dan orang kaya yang menindas.
karya-karya sastra Arab modern. Dengan Kelima, perjuangan kelas pada
demikian, perlu ada kemauan dan masyarakat kapitalis adalah hasil logis dari
kemampuan akademik bagi para peneliti proses sejarah yang mengarah pada gerakan
sastra Arab untuk melakukan penelitian kelas pekerja utuk merebut mode produksi
terhadap puisi, prosa, dan drama Arab dan menciptakan "kediktatoran proletariat".
modern dengan perspektif sastra Marxis. Gerakan-gerakan bawah tanah yang
tergambar dalam novel-novel Arab modern
SIMPULAN dapat diungkap melalui perlawanan kaum
tertindas terhadap rezim penguasa.
Berdasarkan uraian tentang “teori sastra Keenam, teori sastra Marxis
Marxis dan aplikasinya pada karya sastra menggunakan paradigma suprastruktur dan
Arab modern” dapat ditarik simpulan infrastruktur. Artinya, infrastruktur
sebagai berikut. mengacu pada modus hubungan produksi
Pertama, teori sastra pada hakikatnya dan formasi kelas yang dihasilkan oleh
mencerminkan suatu masyarakat yang di suprastruktur. Selanjutnya, suprastruktur
dalamnya hidup seorang pengarang. meng-acu pada lembaga-lembaga budaya
Artinya, pengarang dapat dipengaruhi oleh dan sosial serta tradisi yang memelihara
ideologi masyarakatnya. Teori sastra ideologi tertentu dari kelas penguasa.
sungguhnya merupakan produk ideologi, Ideologi mengacu pada ide-ide dan
dan semua ahli teori sastra berada pada keyakinan yang mengatur elemen
posisi ideologi tertentu. suprastruktur sosial dan budaya. Dalam
Kedua, menurur pertspektif sastra karya sastra Arab, biasanya suprastruktur
Marxis, teks sastra merupakan produk dari dikendalikan oleh kelas penguasa atau kelas
orang tertentu atau orang dalam masyarakat pemodal (orang kaya) yang menguasai anak
tertentu dan budaya pada waktu tertentu buahnya atau pekerjanya. Hubungan kerja
sehingga pembaca akan mengetahui antara penguasa dan anak buahnya, dan
keutuhan dan kebulatan karya sastra antara pemodal dengan pekerjanya biasa
tersebut. terjadi konflik kepentingan yang antara
134 | BAHASA DAN SENI, Tahun 40, Nomor 1, Februari 2012
keduanya membawa ideologinya masing- Al-Jabiri, Mohamed Abed, 2004. Problem
masing. Peradaban, Penelusuran Jejak
Ketujuh, secara teoretik, teori sastra Kebudayaan Arab, Islam, dan Timur.
Marxis dapat diterapkan dalam penelitian Yogyakarta : Penerbit Belukar.
karya-karya sastra Arab modern, baik itu Jefferson & Robey, Ann & David (ed).
puisi maupun prosa dan drama. Hal ini 1987. Modern Literary Theory. Second
didasarkan pada pemikiran bahwa ideologi Edition. London : B.T. Batsford Ltd.
masyarakat Arab yang dikemukakan oleh Kaplan dan Manners, David dan Albert A.
pengarang novel, baik secara tersurat 2000. Teori Budaya. Judul asli : Theory
mupun tersirat, ternyata menggambarkan of Culture. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
pertentangan kelas sosial yang keras dalam Mahfudz, Najib. 1967. Aulâdu Harâtina.
tubuh masyarakat Arab. Beirut : Dar al-Adab
Mahfudz, Najib .1966. Al-Lisshu wal-Kilab.
DAFTAR RUJUKAN Kairo : Maktabah Misr.
Mahfudz, Najib. 1985. Yauma Qutila az-
Abdel-Meguid, Abdel-Azis. Tanpa tahun. Za’im. Kairo : Maktabah Misr.
The Modern Arabic Short Strory, Its Manan, Abdul. “Novel Yauman Qutila az-
Emergence Development and Form. Za’im Karya Najib Mahfudz : Analisis
Cairo : Al-Ma’ârif Press. Strukturalisme Genetik”. Penelitian pada
Barakat, Halim. 1993. The Arab World, Jurusan Sastra Asia Barat Fakultas Ilmu
Society, Culture, and State. Berkeley, Budaya Universitas Gadjah Mada, 2003.
Oxford : University of California Press. Manshur, Fadlil Munawwar. “Pemaknaaan
Castle, Gregory. 2007. The Blackwell Guide Strukturalisme Genetik terhadap
to Literary Theory. Malden USA : Perjuangan Orang-Orang Palestina
Blackwell Publishing. Melawan Kolonialisme dalam Cerpen
Feener, Michael. 2004. Islam in World Jabalun-Nâr”. Penelitian Monodisiplin
Cultures, Comparative Perspectives. Tahun Anggaran 2011, Fakultas Ilmu
Santa Barbara, California : ABC Clio. Budaya Universitas Gadjah Mada,
Al-Hakim, Taufiq. 1933. ‘Audatur-Rûh. Yogyakarta.
Cairo : Matba’at al-Ragha’ib Patterson, David (et. al). 2002. Enyclopedia
Al-Hakim, Taufiq 1938. ‘Ushfûrun minasy- of Holocaust Literature. Wesport,
Syarqi. Cairo : Matba’at Lajnah al-Ta’lif Connecticut : Oryx Press.

Anda mungkin juga menyukai