I Nyoman Darma Putra, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana
Batasan • Literary tourism occurs when authors or their literature become so popular that people are drawn to either those locations associated with the author (e.g. birthplace, home, graveside) or those featured within their writings (Nicola J. Watson 2006:5). • Sastra pariwisata terjadi ketika sastrawan atau karyanya menjadi sangat populer sehingga orang-orang tertarik pada lokasi yang terkait dengan penulis tersebut (misalnya tempat kelahiran, rumah, kuburan) atau yang ditampilkan dalam tulisan mereka. 2006 Sastra Pariwisata atau Pariwisata Sastra? • Sastra Pariwisata meniru pola penamaan pendekatan seperti Sastra Kontekstual, Sastra Pedalaman, dan Sastra Warna Lokal. • Pariwisata Sastra mengikuti pola penamaan pendekatan sebelumnya seperti ‘Sosiologi Sastra’ dan ‘Antropologi’. • Keduanya bisa dipakai toh cakupannya sama. Dalam buku ini, dipilih Sastra Pariwisata dengan pertimbangan mendahulukan ‘Sastra’. • Sastra Pariwisata memiliki dua dimensi: 1. Pendekatan kritik sastra 2. Pendekatan penulisan kreatif Resiprokalitas sebagai Inspirasi 1. Resiprokalitas sastra dan pariwisata: banyak karya sastra mendapat inspirasi dari pariwisata, banyak daya tarik wisata yang populer karena sastra (-wan). 2. Karya sastra menjadi brand efektif destinasi pariwisata, misalnya cerita rakyat Putri Mandalika menjadi brand mega resort wisata di Lombok. 3. Kepulauan Belitung populer karena Laskar Pelangi (2005), juga Museum Kata Andrea Hirata. 4. Novel Eat Pray Love (2006) diinspirasi pengalaman penulisnya Elizabeth Gilbert saat tur di Italia, India, dan Indonesia (Bali), sebaliknya novel dan film yang best seller itu mempromosikan destinasi wisata tersebut. 5. Pengenalan konsep storynomics belakangan ini diarahkan sebagai cara baru untuk memperkenalkan destinasi wisata melalui cerita. Beberapa Referensi
2006 2009 2002 2018
“Literary Places” dalam Kajian Pariwisata Ilustrasi Apresiasi Kolaborasi Sastra Pariwisata Empat Area Kajian Sastra Pariwisata 1. Sastra bertema kepariwisataan (tourism theme): puisi Rendra ‘Sajak Pulau Bali’ (1974), cerita rakyat “Putri Mandalika”, novel Gilbert Eat Pray Love (2006). 2. Tempat sastra, tokoh sastra (Literary Places, Literary Figures): bekas rumah sastrawan, kuburan, museum, atau tokoh cerita seperti kuburan Siti Nurbaya di Padang. 3. Aktivitas atau Event Sastra (Literary Event): Ubud Writers and Readers Festival, Borobudur Writers & Culture Festival 4. Ekranisasi: Transformasi karya sastra ke film atau sebaliknya seperti ‘Laskar Pelangi’ dan ‘Ada Apa dengan Cinta’. Tema Pariwisata: Dua Sajak tentang Bali Ajip Rosidi, 1957 Rendra, 1977 Kalau sekali aku pergi ke Bali Dan Bali, Tingkahku seorang pelancong sejati dengan segenap kesenian, Mengenakan topi anyam daun lontar kebudayaan, dan alamnya, Keliling kota naik dokar harus bisa diringkaskan, untuk dibungkus dalam kertas kado, Kalau sekali aku pergi ke Bali dan disuguhkan pada pelancong. Tingkahku seorang pelancong sejati Di Bali: Melihat perempuan mandi di kali pantai, gunung, tempat tidur Jatuh hati enggan kembali dan pura, telah dicemarkan Literary Place, Figure: Penyair Robert Burns, Ikon Wisata Kota Dumfries, Skotlandia Puisi Robert Burns, Lagu Rakyat Skotlandia Literary Place: Rumah Museum Dostoevsky Literary Figure: ‘Siti Nurbaya’ in Padang Literary Event: Ubud Literary Festival Ekranisasi Novel dan Film “Laskar Pelangi” Simpulan • Resiprokalitas sastra dan pariwisata sebagai dasar memperkenalkan pendekatan interdisipliner kajian sastra dan kajian pariwisata. • Kontribusi kajian pariwisata pada kajian sastra terletak pada dorongan meneliti karya non-kanonikal yang berkaitan dengan kepariwisataan yang bisa dikaji dengan pendekatan pariwisata, misalnya hubungan antara tuan rumah dengan turis bisa dikaji dengan pendekatan pariwisata host-guest. • Kontribusi kajian sastra kepada kajian pariwisata adalah dalam pengakuan karya sastra atau sastrawan dalam promosi atau penyediaan brand destinasi wisata. • Diharapkan sastra pariwisata memberikan kontribusi baru dalam dinamika multidisipliner kajian humaniora dan pada kajian sastra terapan dan industri kreatif. Materi ini disampaikan pada peluncuran buku Sastra Pariwisata secara daring, Rabu, 26 Agustus 2020 dilaksanakan Bersama oleh FIB Universitas Negeri Jember, HISKI Jember, dan Universitas Negeri Jakarta.