Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sastra merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta yaitu shaastra, yang
berarti "teks yang mengandung instruksi" atau "pedoman". Shaastra berasal dari
kata dasar śās- atau shaas- yang berarti mengarahkan, mengajar, memberi
petunjuk atau instruksi, dan tra yang berarti alat atau sarana. Sejarah sastra
adalah bagiasn bidang studi sastra yang membicarakan riwayat dan pertumbuhan
serta perkembangan karya sastra beserta seluk-beluknya yang berhubungan
dengan pertumbuhan dan perkembangan sastra tersebut meliputi latar belakang
munculnya, karakteristik, dan sastrawan dari masing-masing tahap
perkembangan. Menurut (Pradopo, 1967; Wallek, 1968 : 255) sejarah sastra
adalah studi sastra yang membicarakan perkembangan sastra sejak lahirnya
sampai perkembangannya yang terakhir.
Sastra suatu bangsa selalu mengalami perkembangan dari masa ke masa,
seperti halnya sastra Indonesia. Perkembangan ini ditandai dengan episode-
episode yang memiliki ciri khas tersendiri. Kelahiran Sastra 2000 dipicu oleh
kegagalan sastra 1990-an untuk memantapkan dirinya sebagai kekuatan
reformasi. Sastra angkatan 2000 dan Sastra angkatan 90 seringkali sulit
dibedakan satu sama lain, karena banyak kesamaan ciri dari kedua angkatan
tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana perkembangan sastra periode 2000an?
2. Bagaimana karakteristik sastra pada periode 2000an?
3. Siapa saja Sastrawan dan karyanya pada sastra periode 2000an?

C. TUJUAN
1. Mengetahui perkembangan sastra periode 2000an.
2. Mengetahui karakteristik sastra pada periode 2000an.
3. Mengetahui sastrawan dan karyanya pada sastra periode 2000an.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Sastra Periode 2000an

Munculnya periode 2000 ini dirangsang oleh romah saman yang berani tampil
beda yang dijadikan sebagai tonggak pembaharu sastra Indonesia dalam sejarah sastra.
Pembaharuan itu tampak dari pola kolase yang meninggalkan berbagai warna yang
dilahirkan oleh tokoh maupun peristiwa yang secara estetik menonjolkan segi segi
kekuatan literer. Penanaman periode 2000 masih merupakan perdebatan antara para
sastrawan, ada yang dengan nama sastrawan, ada yang menghendaki dengan nama
angkatan dan ada yang menginginkan sebagai periode.

Diskusi masalah nama angkatan 2000 tersebut diadakan dipusat dokumen Sastra
H.B.Jassin. Pada dasarnya terbentuknya sebuah angkatan sastra harus memenuhi dua
syarat, yaitu :
(1) Adanya sekelompok sastrawan yang menjadi pendukung angkatan tersebut.
(2) Adanya karya sastra yang inovatif, spesifik, kreatif, dan inspiratif.

Apabila ditelurusi dengan membandingkan ciri-ciri, karakter,dan wawasan


estetik sastra yang lahir,kini tampak ada sebuah warna baru dalam karya sastra. Nama
nama sastrawan muda banyak bermunculan dan sekarang dudah tersaring ada sekitar 70
pengarang. Karya karya mereka diakomodasikan dalam suatu antologi utuh yang
memiliki wawasan estetik sastra Indonesia mutakhir. Zaman yang dihadapi masyarakat
dan sastra Indonesia dalam milenium ketiga akan sangat berbeda dari jaman
sebelumnya sehingga akan melahirkan wawasan estetik dan angkatan sastra baru.

Sastra pada periode 2000 ini memiliki karakter yang berbeda dengan
sebelumnya. Banyak sekali sastrawan wanita yang muncul pada masa ini. Mereka pada
umumnnya menulis dengan ungkapan perasaan dan pikiran. Tetapi ada juga yang berani
menampilkan nuansa-nuansa erotik, hal-hal yang sensual bahkan seksual, yang justru
lebih berani daripada sastrawan pada umumnya, tentu saja lebih banyak yang tidak
seperti itu. Karya karya yang dihasilkan sudah diwarnai corak baru, baik dalam bidang
prosa,puisi,drama,maupun perfilman. Perfilman Indonesia yang sedang tidur dalam
beberapa periode, kini bangkit kembali dengan tampilan baru, seperti jailangkung karya
Rizal Mantovani. Selain dunia perfilman, juga tampak perkembangan dalam dunia
sinetron. Dunia sinetron semakin menjamur bahkan disusul dengan
sandiwara'sandiwara yang ditampilkan dalam beberapa bagian. Contohnya: Prahara
Prabu Siliwangi, Prahara Batavia, dan Misteri Gunung Merapi. Cerita cerita tersebut
diangkat dari cerita sejarah yang diramu dengan imajinatif fiktif, bahkan ada yang fiktif
belaka seperti Wiro Sableng.

Setiap periode pasti mempunyai cara dan gaya yang khas dalam
mengungkapkan hasrat dan imajinasinya. Dengan demikian, perkembangan dan
pertumbuhan sastra periode 2000 ini sudah menampilkan bentuk yang bermacam -
macam dan teman yang beragam. Hal ini menunjukkan bahwa karya sastra mengalami
perkembangan yang positif.

2
B. Karakteristik dan Ciri-ciri Sastra Periode 2000an

1. Karakteristik sastra periode 2000an

a) Tema yang diangkat menyangkut seluruh aspek kehidupan.

b) Puisi yang dihasilkan tidak hanya pada tingkat verbal, tetapi juga pada tingkat
visual. Contoh: Puisi Danarto.

c) Adanya perluasan wawasan estetik baru atau memperluas yang telah ada.

d) Pembaharuan terhadap sastra lisan yang mengembalikan realitas fiktif pada


realitas dongeng. Contoh: Praha Prabu Siliwangi.

e) Genre yang muncul cerpen, puisi, novel, drama, film dan sandiwara.

2. Ciri-ciri sastra pada periode itu

a) Pilihan kata diambil dari bahasa sehari-hari yang disebut "kerakyatjelataan".

b) Mengandung revolusi tipografi atau tata wajah yang bebas aturan dan cenderung
ke puisi konkret.

c) Penggunaan estetika baru yang disebut antroforisme (gaya bahasa yang berupa
penggantian tokoh manusia sebagai aku lirik dengan benda-benda.

d) Penciptaan interaksi masal dan hal-hal yang bersifat individual.

e) Komposisi dibangun dengan pengaturan partisipasi benda-benda, peristiwa,


pertanyaan aku lirik, dalam perspeksi yang sejajar dan objektif.

f) Puisi-puisi ptofetik (keagamaan/religius) dengan kecenderungan menciptakan


penggambaran yang lebih konkret melalui alam, rumput dan daun-daun.

g) Kritik sosial juga masih muncul dengan lebih jelas karena kekuatan Orde baru
dan ketidakmenentuan situasi pada 2000-an.

h) Sekarang dengan bentuk tipografi baru, banyak diciptakan puisi yang corak bait
atau "nirbait" (tidak menggunakan sistem pembuatan bait-bait).

i) Penggunaan citraan alam benda.

j) Pergeseran aktivisme (cerita/dongen kuno) dengan pelukisan yang bersifat


isoterik (terasing), bercirikan warna lokal dengan inovasi sehingga
menghilangkan sifat keterasingan.

k) Penggantian aku lirik luaran (aku lirik, yang bersifat seperti puisi-puisi Chairil
Anwar dan penyair sezamannya) ke aku lirik dalaman (lebih bersifat batin).
Rampan dalam Waluyo (2003:164-165).

3
C. Sastrawan dan Hasil Karyanya

1. Afrizal Malna.
Lahir pada 7 Juni 1957 di Jakarta dan menempuh pendidikan di STF Driyarkara.
Beliau cukup produktif dalam menulis essay sastra, teater dan kesenian. Hasil
karyanya :
- Kalung dari Seorang Teman
- Tangan di Pagi Hari

2. Remy Sylado (Yapi Tambayong).


Lahir pada 12 Juni 1945 di Ujung Pandang (sekarang Makasar). Beliau terkenal
sebagai pelopor puisi mbeling, Beliau sangat multitalenta dalam hal sastra, musik,
teater serta menguasai beberapa bahasa asing dan banyak membaca kitab suci dari
agama apapun. Beliau juga ahli bermain musik dan bernyanyi.
Hasil karyanya :
- Ca Bau Kan
- Kerudung Merah Kimizi (2002)
- Kembang Jepun (2000)

3. D. Zawawi Imron.
Lahir pada 19 September 1946 di Batang-batang Sumenep. Beliau terkenal sebagai
penyair otodidak berpendidikan pesantren asal Madura.
Hasil karyanya :
- Madura, Akulah Lautmu
- Bulan Tertusuk Lalang
- Semerbak Mayang
- Nenek Moyangku Air Mata
- Clurit Emas
- Derap-derap tasbih
- Berlayar di Pamor Bidik
- Bantalku Ombak Slimutku Angin
- Laut Tak Habis Gelombang
- Madura, Akulah Darahmu
- Unjuk Rasa Kepada Kepada ALLAH
- “Gumam-gumam” dari dusun

4. Pandir Kelana
Lahir pada 4 April 1925 di Banjarnegara. Beliau sastrawan yang pernah aktif di
dines militer dengan pangkat terakhir mayor jendral, pernah menjadi anggota DPA
dan Rektor Institut Kesenian Jakarta (IKJ).
Hasil karyanya :
- Tusuk Sunggul Padak Wangi
- Kereta Api Terakhir
- Kadarwangi
- Rintihan Burung Kadasih
- Subang Zamrudin Nurhayati
- Ibu Sinder

4
5. F. Rahardi
Lahir pada 10 Juni 1951 di Ambarawa. Beliau terkenal sebagai penyair yang
puisinya transparan, kontemporer, vulgar di sampig yang konvensional. Beliau
pernah menjadi Guru SD, Beliau juga menghimpun dan memberi kata pengantar
pada buku kumpulan puisi lingkungan hidup.
Hasil karyanya :
- Harian Sang Koruptor
- Sumpah WTS
- Silsilah Garong
- Pidato Akhir Tahun Seorang Geermo

6. N. Riantiarno
Lahir pada 6 Juni 1949 di Cirebon. Beliau memimpin Teater Koma dan juga penulis
lakon yang sangat produktif. Beliau juga pernah menerima hadiah seni, yaitu
Hadiah Sastra ASEAN dari pemerintah RI pada tahun 1998.
Hasil karyanya :
- Pecinta Senja

7. Ayu Utami
Lahir pada 21 November 1968 di Bogor. Beliau tamatan Jurusan Sastra Rusia
Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Beliau juga pemenang pertama Sayembara
Mengarang Roman Dewan Kesenian Jakarta 1998. Ayu termasuk aktivis Komunitas
Sastra Utan Kayu (KUK).
Hasil karyanya :
- Laila Tak Mampir di New York

8. Agus R. Sarjono
Lahir pada 27 Juli 1962 di Bandung. Beliau lulusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
IKIP Bandung. Agus juga aktf di komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta dan
majalah Horison dengan yang lainnya yang giat menggelar program Sastrawan
Bicara Siswa Bertanya (SBSB) yang bersafari ke seluruh pelosok Nusantara.
Hasil karyanya :
- Keduri Air Mata
- Malam Seribu Bulan
- Mimbar Penyair Abad 21

9. Ahmadun Yossi Herfanda


Lahir pada 7 Jnuari 1956 di Kendal. Beliau Alumnus Bahasa dan Sastra Indonesia
IKIP Yogyakarta.
Hasil Karyanya :
- Sembahyang Malam
- Sejak Mabul Reformasi

10. Acep Zamzam Noor


Lahir pada 28 Februari 1960 di Tasikmalaya. Beliau lulusan Fakultas Seni Rupa dan
Desain ITB yang kemudian melanjutkan studi ke Italia. Bekerja di harian Pikiran
Rakyat Bandung.
Hasil Karya :
- Napas Gunung
- Tengah hari

5
11. Abidah Al Khalieqy
Lahir pada 1 Maret 1965 di Jombang. Beliau lulusan Fakultas Syariah IAIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
Hasil karyanya :
- Geni Jora

12. Dorothea Rosa Herliany


Lahir pada 20 Oktober 1963 di Magelang. Beliau lulusan Bahasa dan Sastra
Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Beliau juga pemenang kedua
Sayembara kumpulan Puisi Terbaik 1998-2000 Dewan Kesenian Jakarta—Taman
Ismail Marzuki.
Hasil karyanya :
- Sebuah Alamat
- Nupang Prahu Nuh
- Perempuan Yang Menunggu

13. Gus TF Sakai


Lahir pada 13 Agustus 1965 di Payakumbuh, Sumatra Barat. Beliau lulusan
Fakultas Peternakan Universitas Andalas Padang.
Hasil Karyanya :
- Sangkar Daging
- Kemilau Cahaya dan Perempuan Buta
- Tambo
- Segi Empat Patah Kaki
- Segi Lepas Kaki

14. Helvy Tiana Rosa


Lahir pada 2 April 1970 di Medan. Beliau lulusan Sastra Arab Universitas
Indonesia, ketua Forum Lingkar Pena (FLP), pelopor Teater Bening UI.
Hasil karyanya :
- Manusia Manusia Langit
- Nyanyian Perpisahan
- Aminah dan Palestina
- Negeri Para Pesulap

15. Isbedy Stiawan Z. S


Lahir pada 5 Juni 1958 di Tanjungkarang, Lampung.
Hasil karyanya :
- Menulis Sajak ”Darah”
- “Badri” (1984) - “Akhir”
- “Lukisan Ombak” (1992)
- Cermin Langit (1994)

16. Jamal D. Rahman


Lahir pada 14 Desember 1967 di Sumenep. Beliau Alumnus Fakultas Ushuluddin
IAIN Syarif Hidayatullah.
Hasil karyanya :
- Air Mata Dewa
- Trotoar

6
17. Joko Pinurbo
Lahir pada 11 Mei 1962 di Pelabuhan Ratu, Sukabumi. Beliau lulusan Sastra
Indonesia IKIP Sanata Dharma.
Hasil karyanya :
- Pacar Kecilku
- Kekasihku
- Telepon Genggam

18. Kusprihyanto Namma


Lahir pada 30 Oktober 1965 di Ngawi. Beliau lulusan Bahasa dan Sastra Indonesia
FKIP Universitas Sebelas Maret. Beliau juga merupakan tokohRevitalisasi Sastra
Pedalaman dan pendiri Teater Peron.
Hasil karyanya :
- Pundhen
- Drakula
- Orang Baru

19. Nenden Lilis A


Lahir pada 26 Desember 1971 di Garut. Beliau lulusan Bahasa dan Sastra Indonesia
FPBS IKIP Bandung.
Hasil karyanya :
- Kumpulan Puisi Negri Sihir

20. Oka Rusmini


Lahir pada 11 Juni 1967 di Jakarta. Beliau lulusan Fakultas Sastra Universitas
Udayana.
Hasil karyanya :
- Tarian Bumi

21. Seno Gumira Ajidarma


Lahir pada 19 Juni 1958 di Boston Amerika Serikat, menempuh pendidikan di
Jurusan Film di IKJ. Beliau terkenal sebagai cerpenis dengan sejumlah
penghargaan, pernah juga menjadi redaktur majalah Zaman dan bekerja di majalah
Jakarta-Jakarta. Beliau menjadi penyair dengan nama pena Mira Sato.
Hasil karyanya :
- Mati Mati Mati
- Bayi Mati
- Catatan-catatan Mira Sato
- Wissanggeni Sang Buronan
- Layar Rata
- Fortuna on Insiden
- Iblis Tidak Pernah Mati

22. Sitok Srengenge


Lahir pada 22 Agustus 1965 di Grobogan. Beliau lulusan Bahasa dan Sastra
Indonesia IKIP Jakarta, aktif di Bengkel Teater Rendra, pendiri Teater Matahari,
Forum Dialog Keranjang Sampah dan Gorong-gorong Budaya, pelaksana harian
Teater Utan Kayu (TUK).
Hasil karya :
- Persetubuhan Liar

7
23. Soni Farid Maulana
Lahir pada 19 Februari 1962 di Tasikmalaya. Beliau alumni jurusanTeater ASTI
Bandung, wartawan PR dan juga sebagai penyair yang produktif.
Hasil karyanya :
- Kita Lahir Sebagai Dongengan

24. Wiji Thukul Wijaya


Lahir pada 26 Agustus 1963 di Solo, penyair arus bawah drop out-an SMKI yang
acap membersamai demo kaum buruh, bergabung dengan FRD, Ketua Jakker,
pelatig grup Teater Sukabanjir, pernah disiksa aparat, kini raib dinyatakan sebagai
orang hilang korban keganasan Orde Baru pada masa reformasi taun 1998. Meski
berpendidikan rendah, Beliau pernah mengikuti 3rd Asia Pasifik Trainer’s I’raving
Workshop on Cultural Action di Korea Selatan pada tahun 1990 dan menerima
Wertheimen Encourage Award dan Werthein Stechting di Netherland pada tahun
1991. Beliau pernah pula berkesempatan keliling membacakan sajak-sajaknya di
Australia pada tahun 1992.
Hasil karyanya :
- Aku Ingin Jadi Peluru
- Mencari Tanah Lapang
- Tumis Kangkung Comberan
- Suara Sumbang Sini

25. Yanusa Nugroho


Lahit pada 2 Januari 1960 di Surabaya, alumnus FSUI. Disamping aktif mengarang
Beliau juga mendirikan PT Budaya Nusantara yang bergerak di bidang seni
tradisional. Yanusa pernah meraih penghargaan Multatuli dan Radio Nederland .
Hasil karyanya :
- Kunang Kunangn Kuning
- Bulan Bugil Bulat
- Segulung Cerita Tua
- Cerita di Daun Tal
- Menggegam Petir

26. Yusrizal K.W


Lahir pada 1969 di Padang , berpendidikan SMSR dilanjutkan FISIPOL Universitas
Ekasakti Padang.
Hasil karyanya :
- Rantang 8
- Peristiwa Dalam Puisi
- Negri Poci 3
- Mimbar Penyair Abad 21
-

27. Djenar Maesa Ayu


Lahir pada 14 Januari 19973 di Jakarta. Beliau pernah meraih penghargaan 5 besar
Khatulistiwa Literary Award pada tahun 2004.
Hasil karyanya :
- Mereka Bilang, Saya Monyet!
- Jangan Main-main (Dengan Kelaminmu)

8
28. Andrea Hirata Seman Said Harun
Lahir pada 24 Oktober 1967 di Belitung.
Hasil Karyanya :
- Laskar Pelangi
- Sang Pemimpin
- Endensor
- Maryamah Karprov
- Cinta Dalam Gelas
- Padang Bulan Dan Cinta Di dalam Gelas
- Sebelas Patriot

29. Ayu Utami


Lahir pada 21 November 1968 di Bogor. Beliau dikenal dalam dunia sastra pada
1998, Beliau juga pernah memenangkan lomba menulis cerpen di majalah Humor
dan Matra.
Hasil Karyanya :
- Larung
- Si Parasit
- Lajang
- Bilangan Fu
- Manjali
- Cakrabirawa

30. Ahmad Fuadi


Lahir pada 30 Desember 1972 di Bayur, pinggir Danau Maninjau, Sumatera Barat.
Hasil karyanya :
- Negri 5 Menara (Novel dan Film)

31. Habiburrahman El Shirazy


Lahir pada 30 September 1976 di Semarang. Beliau merupakan Novelis No. 1 di
Indonesia (dinobatkan oleh Insani Universitas Diponegoro Semarang.
Hasil karyanya :
- Ayat-ayat Cinta
- Ketika Cita Bertasih 1
- Ketika Cinta Bertasbih 2
- Di Atas Sajadah Cinta
- Ketika Cinta Berbuah Surga
- Pudarnya Pesona Cleoparta
- Dalam Mihrab Cinta

32. Tasaro Gk
Lahir pada 1 September di Gunung Kidul, Tasaro merupakan akronim Taufik
Saptoto Rohadi, sedangkan Gk merupakan singkatan Gunung Kidul. Beliau lulusan
Jurnalistik PPKP UNY, Yogyakarta.
Hasil karyanya :
- Di Serambi Mekkah
- O’Achilles
- Wandu: Berhentilah
- Mad Man Shuw: Juara Virbung Famina

9
33. Tere Liye
Lahir pada 21 Mei 1979, tumbuh di Sumatra Pedalaman, berasal dari keluarga
sederhana sebagi seorang petani biasa.
Hasil karyanya :
- Mimpi Si Patah Hati
- Kisah Sang Penandai
- Cintaku Antara Jakarta & Kuala Lumpur
- The Gons Series : James & Incridibel Incideents
- Sang Penandai
- Bidadari-bidadari Surga
- Hafalan Surah Delisa
- Rembulan Tenggelam Diwajahmu
- Berlian
- Pakat
- Daun Yang Jatuh Tidak Pernah Membeci Angin
- Erlina
- Sunset Bersama Rosie
- Ayahku
- Pembohong
- Kau, Aku, Dan Sepucuk Angpao Merah
- Negeri Para Pedebah
- Sepotong Hati Yang Baru
- Berjuta Rasanya
- Negri Di Ujung Tanduk
- Amelia
- Bumi

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari makalah yang kami sampaikan di atas kami dapat menyimpulkan bahwa
Sastra Periode 2000an hampir mirip perkembangannya dengan Sastra periode 90an.
Perkembangan sastra Indonesia tampaknya memiliki permasalahan tersendiri.
Terkadang sulit untuk menentukan di mana era sastra dimulai. Secara teori, sejarah
sastra Indonesia relatif masih muda, belum genap seratus tahun, sehingga masih banyak
lubang yang perlu digali. Oleh karena itu, diperlukan suatu bentuk kajian yang menarik
dan menggairahkan sastra di Indonesia. Sastra Indonesia Reformasi adalah contoh kecil
dari sejarah muda sastra Indonesia ini. Perlu diketahui bahwa ketika mempelajari sastra
secara tidak langsung kita mempelajari sejarah yang membentuk sastra itu sendiri.Kami
juga dapat menyimpukan kekurangan dan kelebihan Sastra Periode 2000an.
Kelebihannya, Sastra pada periode ini menggunakan tema yang beragam, kekuatan
narasi yang lancar dan mengalir, banyak munculnya karya sastra pembangun jiwa,
banyak kejadian menarik yang inspiratif yang digunakan pengarang dalam menuliskan
karyanya. Kekurangan sastra pada peiode ini yaitu, banyak munculnya sastra vulgar
yang dapat merusak moral bangsa.

B. Saran
Sebeneranya masih banyak sekali sastrawan yang bisa ditulis di dalam
makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini juga masih banyak kekeliruan dan masih
jauh dari kesempurnaan, maka dari itu untuk para pembaca apabila menemui beberapa
kesalahan dalam makalah ini kami mengharap kritik dan sasran dari pembaca.

11

Anda mungkin juga menyukai