Anda di halaman 1dari 7

UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


Mata Kuliah
Program
Hari, Tanggal
Dosen
Jenis soal
Nama Mahasiswa
NPM

: Sastra Indonesia
: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia / S-2
: Sabtu, 29 Oktober 2016
: Dr. Hj. Iis Ristiani,S.Pd.,M.Pd.
Aan Hasanah,M.Pd.
: Take home
: Ahmad Surahman
: 88101161001
Jawaban Soal

1. STUDI TENTANG SASTRA INDONESIA


a. Menurut pemahaman saya, Sastra adalah hasil dari pemikiran manusia yang
dicurahkan kedalam tulisan dengan menggunakan media bahasa yang imajinatif,
kreatif dan artistik.
b. Sebuah karya sastra disebut karya sastra apabila dalam kandungan isi suatu karya
tertentu dapat dirasakan beberapa unsur keindahan ketika membacanya. Suatu karya
dapat disebut karya sastra manakala pembaca merasakan kenikmatan disaat
membacanya.
c. Sastra Indonesia merupakan sebuah istilah yang melingkupi berbagai macam karya
sastra yang lahir di Indonesia bahkan menyangkup sebagian wilayah Asia Tenggara
yang menggunakan bahasa Melayu seperti Brunei, Singapura, Malaysia karena Sastra
Indonesia bersumber dari bahasa Melayu dimana Bahasa Indonesia merupakan
turunan dari Bahasa Melayu.
d. Sastra Indonesia lahir dari proses kegelisahan sastrawan atas kondisi masyarakat dan
terjadinya ketegangan atas kebudayaannya. Sastra sering juga ditempatkan sebagai potret
sosial. Ia mengungkapkan kondisi masyarakat pada masa tertentu. Ia dipandang juga
memancarkan semangat zamannya. Dari sanalah, sastra memberi pemahaman yang khas atas
situasi sosial, kepercayaan, ideologi, dan harapan-harapan individu yang sesungguhnya
merepresentasikan kebudayaan bangsanya.
Dalam sejarah perkembangannya, sastra indonesia memiliki periodisasi-periodisasi
yang membedakannya. Periode-periode sastra tersebut menurut H.B. Jassin terbagi
atas dua periode, yaitu periode sastra Melayu Lama dan periode sastra Indonesia
Modern. Periode sastra Indonesia modern kemudian terbagi atas empat angkatan,
yaitu Angkatan Balai Pustaka, Angkatan Pujangga Baru, Angkatan 45, dan Angkatan
66. Periode sastra Melayu Lama adalah sastra Indonesia sebelum abad ke-20. Karyakarya sastra pada periode tersebut masih menggunakan bahasa Melayu. Selain itu,
karya-karya tersebut umumnya bersifat anonim.

Periode sastra Indonesia Modern dimulai pada tahun 1920-an. Balai Pustaka adalah
angkatan yang memulai periode sastra Indonesia Modern ini. Angkatan Balai Pustaka
dikenal juga dengan sebutan angkatan Siti Nurbaya. Hal tersebut karena Siti Nurbaya
adalah salah satu roman yang sangat terkenal dibuat pada angkatan itu.
Periode kedua dari periode sastra Indonesia Modern adalah angkatan Pujangga Baru.
Pujangga Baru adalah angkatan yang muncul sebagai reaksi ketidaksukaan sastrawansastrawan atas sensor yang dilakukan oleh Balai Pustaka terhadap banyak karya,
terutama yang berhubungan dengan nasionalisme dan kesadaran kebangsaan. Amir
Hamzah mendapat gelar sebagai Raja Pujangga Baru. Karya sastra yang terkenal pada
angkatan Pujangga Baru salah satunya adalah Layar Terkembang karya Sutan Takdir
Alisjahbana.
Selanjutnya angkatan yang lahir pada periode sastra Indonesia Modern adalah
angkatan 45. Angkatan 45 lahir dalam suasana peperangan mempertahankan
kemerdekaan Indonesia. Pemberian nama angkatan 45 sesuai dengan pernyataan
H.B. Jassin yang berbunyi Juga tidak jadi keberatan kalau mereka baru dalam tahu
1949 mendapatkan nama pasti Angkatan 45. Sastrawan yang terkenal pada
Angkatan 45 diantaranya adalah Chairil Anwar, Rivai Apin, dan Pramoedya Ananta
Toer.
Angkatan terakhir dalam periode sastra Indonesia Modern adalah angkatan 66.
Angkatan ini dimulai saat terbitnya majalah Horison. Karya sastra pada angkatan ini
mulai beragam. Karya sastra yang terkenal pada angkatan ini diantaranya adalah
Pabrik karya Putu Wijaya dan Tirani dan Benteng karya Taufik Ismail.
2. WILAYAH SASTRA
Sastra terbagi menjadi beberapa wilayah diantaranya teori sastra, sejarah sastra, dan kritik
sastra yang digambarkan seperti dibawah ini.
ILMU SASTRA

TEORI SASTRA

SEJARAH SASTRA

KRITIK SASTRA

Teori sastra ialah cabang ilmu sastra yang mempelajari tentang prinsip-prinsip,
hukum, kategori, kriteria karya sastra yang membedakannya dengan yang bukan
sastra. Secara umum yang dimaksud dengan teori adalah suatu sistem ilmiah atau
pengetahuan sistematik yang menerapkan pola pengaturan hubungan antara gejalagejala yang diamati. Suatu teori dapat dideduksi secara logis dan dicek kebenarannya
(diverifikasi) atau dibantah kesahihannya pada objek atau gejala-gejala yang diamati
tersebut.

Kritik sastra merupakan bagian dari ilmu sastra. Istilah lain yang digunakan para
pengkaji sastra ialah telaah sastra, kajian sastra, analisis sastra, dan penelitian sastra.
Untuk membuat suatu kritik yang baik, diperlukan kemampuan mengapresiasi sastra,
pengalaman yang banyak dalam menelaah, menganalisis, mengulas karya sastra,

penguasaan dan pengalaman yang cukup dalam kehidupan yang bersifat nonliterer,
serta tentunya penguasaan tentang teori sastra.

Sejarah sastra merupakan bagian dari ilmu sastra yang mempelajari perkembangan
sastra dari waktu ke waktu. Di dalamnya dipelajari ciri-ciri karya sastra pada masa
tertentu, para sastrawan yang mengisi arena sastra, puncak-puncak karya sastra yang
menghiasi dunia sastra, serta peristiwa-peristiwa yang terjadi di seputar masalah
sastra. Sebagai suatu kegiatan keilmuan sastra, seorang sejarawan sastra harus
mendokumentasikan karya sastra berdasarkan ciri, klasifikasi, gaya, gejala-gejala
yang ada, pengaruh yang melatarbelakanginya, karakteristik isi dan tematik.

3. BENTUK DAN JENIS SASTRA


BENTUK SASTRA
PROSA
Prosa adalah karangan bebas (tidak terikat sajak, rima, baris). Dalam khasanah sastra
Indonesia dikenal dua macam kelompok karya sastra menurut temanya, yakni karya sastra
lama dan karya sastra baru. Hal itu juga berlaku bagi karya sastra bentuk prosa. Jadi, ada
karya sastra prosa lama dan karya sastra prosa baru.
1. Prosa Lama
Prosa lama adalah karya sastra daerah yang belum mendapat pengaruh dari sastra atau
kebudayaan barat.
Bentuk-bentuk sastra prosa lama:
a. Mite adalah dongeng yang banyak mengandung unsur-unsur ajaib dan ditokohi oleh
dewa, roh halus, atau peri. Contoh Nyi Roro Kidul
b. Legenda adalah dongeng yang dihubungkan dengan terjadinya suatu tempat. Contoh:
Sangkuriang, Si Malin Kundang
c. Fabel adalah dongeng yang pelaku utamanya adalah binatang. Contoh: Kancil
d. Hikayat adalah suatu bentuk prosa lama yang ceritanya berisi kehidupan raja-raja dan
sekitarnya serta kehidupan para dewa. Contoh: Hikayat Hang Tuah Hikayat, Si
Miskin, Hikayat Indra Bangsawan
e. Dongeng adalah suatu cerita yang bersifat khayal. Contoh: Cerita Pak Belalang.
f. Cerita berbingkai adalah cerita yang di dalamnya terdapat cerita lagi yang dituturkan
oleh pelaku-pelakunya. Contoh: Seribu Satu Malam
Ciri-ciri prosa lama
a. Cenderung bersifat stastis, sesuai dengan keadaan masyarakat lama yang mengalami
perubahan secara lambat.
b. Istanasentris ( ceritanya sekitar kerajaan, istana, keluarga raja, bersifat feodal).
c. Hampir seluruhnya berbentuk hikayat, tambo atau dongeng. Pembaca dibawa ke
dalam khayal dan fantasi.
d. Dipengaruhi oleh kesusastraan Hindu dan Arab.
e. Ceritanya sering bersifat anonim (tanpa nama)
f. Milik bersama

2. Prosa Baru
Prosa baru adalah karangan prosa yang timbul setelah mendapat pengaruh sastra atau budaya
Barat. Prosa baru timbul sejak pengaruh Pers masuk ke Indonesia yakni sekitar permulaan
abad ke-20. Contoh: Nyai Dasima karangan G. Fransis, Siti mariah karangan H. Moekti.
Ciri-ciri prosa baru
a. Prosa baru bersifat dinamis (senantiasa berubah sesuai dengan perkembangan
masyarakat)
b. Masyarakatnya sentris ( cerita mengambil bahan dari kehidupan masyarakat seharihari)
c. Bentuknya roman, cerpen, novel, kisah, drama. Berjejak di dunia yang nyata,
berdasarkan kebenaran dan kenyataan
d. Dipengaruhi oleh kesusastraan Barat
e. Dipengaruhi siapa pengarangnya karena dinyatakan dengan jelas
f. Tertulis
PUISI
Puisi adalah bentuk karangan yang terikat oleh rima, ritma, ataupun jumlah baris serta
ditandai oleh bahasa yang padat.
Unsur-unsur puisi:
a. tema adalah tentang apa puisi itu berbicara
b. amanat adalah apa yang dinasihatkan kepada pembaca
c. rima adalah persamaan-persamaan bunyi
d. ritma adalah perhentian-perhentian/tekanan-tekanan yang teratur
e. irama adalah turun naik lagu secara beraturan yang dibentuk oleh persamaan jumlah
kata/suku tiap baris
f. majas/gaya bahasa adalah permainan bahasa untuk efek estetis maupun maksimalisasi
ekspresi
g. kesan adalah perasaan yang diungkapkan lewat puisi (sedih, haru, mencekam, berapiapi, dll.)
h. diksi adalah pilihan kata/ungkapan
i. tipografi adalah perwajahan/bentuk puisi
Puisi di bagi menjadi dua yaitu puisi lama dan puisi baru.
Puisi Lama
a. Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya.
b. Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan
c. Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata
maupun rima.
Bentuk-bentuk puisi lama:
a. Pantun merupakan puisi Indonesia asli. Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak
a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai
sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari
pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka
b. Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib.
c. Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek.

d. Seloka adalah pantun berkait.


e. Gurindam adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi
nasihat.
f. Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak aa-a-a, berisi nasihat atau cerita.
g. Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris.
Puisi Baru
Puisi baru masuk dalam kesusasteraan Indonesia sebagai akibat pengaruh kebudayaan bangsa
Eropa yang menjajah bangsa Indonesia. Puisi ini sangat berbeda dengan yang dikenal bangsa
Indonesia. Puisi baru populer di tahun 1930, yakni pada masa Pujangga Baru. Berdasarkan
jumlah lariknya puisi baru dibedakan menjadi :
a. Distikon adalah bentuk puisi yang tiap baitnya terdiri atas dua baris.
b. Tarsina adalah puisi baru yang terdiri atas tiga baris setiap baitnya
c. Kuatren adalah bentuk puisi baru yang terdiri atas empat baris dalam setiap baitnya.
d. Kuint adalah bentuk puisi baru yang terdiri atas lima baris setiap baitnya.
e. Septime adalah bentuk puisi baru yang tiap baitnya terdiri atas tujuh baris.
f. Stanza adalah bentuk puisi baru yang terdiri atas delapan baris dalam setiap baitnya.
g. Soneta, puisi yang berasal dari Italia ini merupakan bentuk puisi baru yang memiliki
ciri: terdiri atas empat belas baris; dengan susunan dua kuatren dan dua
tersina;bagian dua kuatren berupa sampiran dan bagian sekstet merupakan bagian isi;
bersajak a-b-b-a, c-d-c-, d-c-d.
Puisi Modern
Berbeda dengan puisi lama atau puisi baru yang masih terikat oleh aturan jumlah baris atau
irama, puisi modern merupakan bentuk puisi yang benar-benar bebas. Puisi modern lebih
mengutamakan isi, bentuk tidak dipentingkan. Oleh sebab itu, tidaklah mengherankan apabila
ada puisi modern yang hanya berisi beberapa kata atau satu kalimat saja. Berdasarkan isinya,
puisi modern meliputi :
a.
b.
c.
d.

Balada adalah puisi yang berisi cerita.


Romance adalah puisi yang berisi luapan perasaan kasih sayang terhadap kekasih.
Elegi adalah puisi ungkapan rasa duka atau sedih, karena kematian.
Ode adalah puisi yang bertema mulia, berciri nada dan gaya yang resmi dan bersifat
menyanjung. Puisi ini dapat menlukiskan peristiwa yang menyangkut kehidupan
pribadi. Puisi ini merupakan puisiyang berisi puji-pujian terhadap Sang Pencipta atau
sesuatu yang dimuliakan seperti pahlawan bangsa.
e. Satire adalah bentuk karya sastra yang berupa puisi biasa atau puisi naratif yang berisi
kritikan atau sindirian dan cemoohan terhadap masalah-maslah sosial.
DRAMA
Drama atau film merupakan karya yang terdiri atas aspek sastra dan asepk pementasan.
Aspek sastra drama berupa naskah drama, dan aspek sastra film berupa skenario. Unsur
instrinsik keduanya terdiri dari tema, amanat/pesan, plot/alur, perwatakan/karakterisasi,
konflik, dialog, tata artistik (make up, lighting, busana, properti, tata panggung, aktor,
sutradara, busana, tata suara, penonton), casting (penentuan peran), dan akting (peragaan
gerak para pema
JENIS SASTRA

Karya sastra menurut A. Teeuw dibagi menjadi dua bagian, yaitu karya sastra tulisan dan
lisan. A. Teeuw tidak menulis secara pasti contoh-contoh dari kedua jenis karya sastra
tersebut. Yang dapat A. Teeuw pastikan hanyalah karya sastra tulisan adalah segala sesuatu
yang tertulis dan tercetak, sedangkan sastra lisan adalah ketika sastra tulisan tersebut
disampaikan melalui komunikasi secara langsung dengan cara berbicara.
4. KAJIAN SEBUAH PUISI
Cintaku Jauh di Pulau
Cintaku jauh di pulau,
gadis manis, sekarang iseng sendiri,
Perahu melancar, bulan memancar,
di leher kukalungkan oleh-oleh buat si pacar.
angin membantu, laut terang, tapi terasa
aku tidak kan sampai padanya.
Di air yang tenang, di angin mendayu,
di perasaan penghabisan segala melaju
Ajal bertakhta, sambil berkata:
Tujukan perahu ke pangkuanku saja.
Amboi! Jalan sudah bertahun kutempuh!
Perahu yang bersama kan merapuh!
Mengapa Ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!
Manisku jauh di pulau,
kalau ku mati, dia mati iseng sendiri.
Chairil Anwar 1946
a. Secara keseluruhan makna yang terkandung dalam puisi Cintaku Jauh Di Pulau
adalah sekelumit gambaran hidup sang penyair. Mengapa penulis mengatakan sepeti
ini? Bila kita tilik tentang bagaimana kehidupan dari sang penyair, dalam hal ini
Chairil, ia adalah seorang penyair muda yang sangat sukses dan memiliki kemampuan
hebat. Namun, dalam kehidupan bercinta dia adalah seorang yang dianggapnya
sendiri binatang jalang. Sebuah sebutan untuk dirinya sendiri ketika menyadari
segala kesalahannya. Berdasakan kisah hidupnya pula, penulis meresepsikan sebuah
karya dengan judul Cintaku Jauh Di Pulau adalah sebuah cerita tentang bagaimana
si Chairil mendapatkan hikmah dari penyakit yang dideritanya, yaitu sebuah jalan
yang selama ia sehat tak pernah ditemukan. Maksudnya, ketika cahiril menderita
penyakit yang tidak dapat disembuhkan akibat seringnya berganti-ganti pasangan, ia
menyadari bahwa hanya ada satu gadis yang benar-benar ia cintai. Namun, karena ia
tahu bahwa ajal akan cepat menjemputnya, ia merasakan ada sebuah jarak yang

membentang luas. Dalam puisi dikatakan cintaku jauh di pulau. Kata yang mewakili
keputusasaannya terhadap penyakit yang tak dapat dilawannya.
b. Unsur formal yang terkandung dalam puisi Cintaku Jauh di Pulau
Irama/ritme
Dalam puisi Cintaku Jauh di Pulau ini, penyair menciptakan pengulangan
frase Jauh di Pulau pada awal puisi dan sebagai penutup pada bait terakhir.
Frase Jauh di Pulau tidak hanya digunakan untuk memperindah puisi tersebut,
tetapi juga untuk memperkuat makna yang tersirat dari puisi itu sendiri
sehingga menggugah pembaca.
Rima
Rima yang berumus (a-b) dan (a-b-a-b) tampak jelas pada puisi tersebut.
Chairil Anwar menuliskan puisi ini dengan delapan buah kalimat yang indah.
Setiap kalimat dijadikannya dua buah larik yang saling mendukung dan
bermakna sangat dalam.
c. Pendekatan yang dilakukan mengkaji puisi ini adalah pendekatan semiotik.
Pendekatan merupakan salah satu ilmu atau pendekatan dalam analisis karya sastra
yang memandang dan menganggap karya sastra sebagai struktur tanda yang memiliki
makna.
d. Harus diakui bahwa puisi ini adalah sebuah karya seni yang bagus dan imajinatif.
Makna yang terkandung dalam puisi ini begitu padat, rasa pesimis berupa kecemasan
terhadap kematian diungkapkan dengan simbol-simbol cinta yang dramatis dengan
penggunaan kata cinta dan kekasih serta frasa jauh di pulau.
Kriteria yang harus diperhatikan dalam menilai atau mengkritik sebuah puisi ini
adalah pemilihan kata atau diksi dan gaya bahasa, dengan pemilihan kata yang tepat
dan pas maka puisi akan lebih bagus dan imajinatif sehingga menggugah perasaan
pembaca.

Anda mungkin juga menyukai