: Sastra Indonesia
: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia / S-2
: Sabtu, 29 Oktober 2016
: Dr. Hj. Iis Ristiani,S.Pd.,M.Pd.
Aan Hasanah,M.Pd.
: Take home
: Ahmad Surahman
: 88101161001
Jawaban Soal
Periode sastra Indonesia Modern dimulai pada tahun 1920-an. Balai Pustaka adalah
angkatan yang memulai periode sastra Indonesia Modern ini. Angkatan Balai Pustaka
dikenal juga dengan sebutan angkatan Siti Nurbaya. Hal tersebut karena Siti Nurbaya
adalah salah satu roman yang sangat terkenal dibuat pada angkatan itu.
Periode kedua dari periode sastra Indonesia Modern adalah angkatan Pujangga Baru.
Pujangga Baru adalah angkatan yang muncul sebagai reaksi ketidaksukaan sastrawansastrawan atas sensor yang dilakukan oleh Balai Pustaka terhadap banyak karya,
terutama yang berhubungan dengan nasionalisme dan kesadaran kebangsaan. Amir
Hamzah mendapat gelar sebagai Raja Pujangga Baru. Karya sastra yang terkenal pada
angkatan Pujangga Baru salah satunya adalah Layar Terkembang karya Sutan Takdir
Alisjahbana.
Selanjutnya angkatan yang lahir pada periode sastra Indonesia Modern adalah
angkatan 45. Angkatan 45 lahir dalam suasana peperangan mempertahankan
kemerdekaan Indonesia. Pemberian nama angkatan 45 sesuai dengan pernyataan
H.B. Jassin yang berbunyi Juga tidak jadi keberatan kalau mereka baru dalam tahu
1949 mendapatkan nama pasti Angkatan 45. Sastrawan yang terkenal pada
Angkatan 45 diantaranya adalah Chairil Anwar, Rivai Apin, dan Pramoedya Ananta
Toer.
Angkatan terakhir dalam periode sastra Indonesia Modern adalah angkatan 66.
Angkatan ini dimulai saat terbitnya majalah Horison. Karya sastra pada angkatan ini
mulai beragam. Karya sastra yang terkenal pada angkatan ini diantaranya adalah
Pabrik karya Putu Wijaya dan Tirani dan Benteng karya Taufik Ismail.
2. WILAYAH SASTRA
Sastra terbagi menjadi beberapa wilayah diantaranya teori sastra, sejarah sastra, dan kritik
sastra yang digambarkan seperti dibawah ini.
ILMU SASTRA
TEORI SASTRA
SEJARAH SASTRA
KRITIK SASTRA
Teori sastra ialah cabang ilmu sastra yang mempelajari tentang prinsip-prinsip,
hukum, kategori, kriteria karya sastra yang membedakannya dengan yang bukan
sastra. Secara umum yang dimaksud dengan teori adalah suatu sistem ilmiah atau
pengetahuan sistematik yang menerapkan pola pengaturan hubungan antara gejalagejala yang diamati. Suatu teori dapat dideduksi secara logis dan dicek kebenarannya
(diverifikasi) atau dibantah kesahihannya pada objek atau gejala-gejala yang diamati
tersebut.
Kritik sastra merupakan bagian dari ilmu sastra. Istilah lain yang digunakan para
pengkaji sastra ialah telaah sastra, kajian sastra, analisis sastra, dan penelitian sastra.
Untuk membuat suatu kritik yang baik, diperlukan kemampuan mengapresiasi sastra,
pengalaman yang banyak dalam menelaah, menganalisis, mengulas karya sastra,
penguasaan dan pengalaman yang cukup dalam kehidupan yang bersifat nonliterer,
serta tentunya penguasaan tentang teori sastra.
Sejarah sastra merupakan bagian dari ilmu sastra yang mempelajari perkembangan
sastra dari waktu ke waktu. Di dalamnya dipelajari ciri-ciri karya sastra pada masa
tertentu, para sastrawan yang mengisi arena sastra, puncak-puncak karya sastra yang
menghiasi dunia sastra, serta peristiwa-peristiwa yang terjadi di seputar masalah
sastra. Sebagai suatu kegiatan keilmuan sastra, seorang sejarawan sastra harus
mendokumentasikan karya sastra berdasarkan ciri, klasifikasi, gaya, gejala-gejala
yang ada, pengaruh yang melatarbelakanginya, karakteristik isi dan tematik.
2. Prosa Baru
Prosa baru adalah karangan prosa yang timbul setelah mendapat pengaruh sastra atau budaya
Barat. Prosa baru timbul sejak pengaruh Pers masuk ke Indonesia yakni sekitar permulaan
abad ke-20. Contoh: Nyai Dasima karangan G. Fransis, Siti mariah karangan H. Moekti.
Ciri-ciri prosa baru
a. Prosa baru bersifat dinamis (senantiasa berubah sesuai dengan perkembangan
masyarakat)
b. Masyarakatnya sentris ( cerita mengambil bahan dari kehidupan masyarakat seharihari)
c. Bentuknya roman, cerpen, novel, kisah, drama. Berjejak di dunia yang nyata,
berdasarkan kebenaran dan kenyataan
d. Dipengaruhi oleh kesusastraan Barat
e. Dipengaruhi siapa pengarangnya karena dinyatakan dengan jelas
f. Tertulis
PUISI
Puisi adalah bentuk karangan yang terikat oleh rima, ritma, ataupun jumlah baris serta
ditandai oleh bahasa yang padat.
Unsur-unsur puisi:
a. tema adalah tentang apa puisi itu berbicara
b. amanat adalah apa yang dinasihatkan kepada pembaca
c. rima adalah persamaan-persamaan bunyi
d. ritma adalah perhentian-perhentian/tekanan-tekanan yang teratur
e. irama adalah turun naik lagu secara beraturan yang dibentuk oleh persamaan jumlah
kata/suku tiap baris
f. majas/gaya bahasa adalah permainan bahasa untuk efek estetis maupun maksimalisasi
ekspresi
g. kesan adalah perasaan yang diungkapkan lewat puisi (sedih, haru, mencekam, berapiapi, dll.)
h. diksi adalah pilihan kata/ungkapan
i. tipografi adalah perwajahan/bentuk puisi
Puisi di bagi menjadi dua yaitu puisi lama dan puisi baru.
Puisi Lama
a. Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya.
b. Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan
c. Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata
maupun rima.
Bentuk-bentuk puisi lama:
a. Pantun merupakan puisi Indonesia asli. Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak
a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai
sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari
pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka
b. Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib.
c. Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek.
Karya sastra menurut A. Teeuw dibagi menjadi dua bagian, yaitu karya sastra tulisan dan
lisan. A. Teeuw tidak menulis secara pasti contoh-contoh dari kedua jenis karya sastra
tersebut. Yang dapat A. Teeuw pastikan hanyalah karya sastra tulisan adalah segala sesuatu
yang tertulis dan tercetak, sedangkan sastra lisan adalah ketika sastra tulisan tersebut
disampaikan melalui komunikasi secara langsung dengan cara berbicara.
4. KAJIAN SEBUAH PUISI
Cintaku Jauh di Pulau
Cintaku jauh di pulau,
gadis manis, sekarang iseng sendiri,
Perahu melancar, bulan memancar,
di leher kukalungkan oleh-oleh buat si pacar.
angin membantu, laut terang, tapi terasa
aku tidak kan sampai padanya.
Di air yang tenang, di angin mendayu,
di perasaan penghabisan segala melaju
Ajal bertakhta, sambil berkata:
Tujukan perahu ke pangkuanku saja.
Amboi! Jalan sudah bertahun kutempuh!
Perahu yang bersama kan merapuh!
Mengapa Ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!
Manisku jauh di pulau,
kalau ku mati, dia mati iseng sendiri.
Chairil Anwar 1946
a. Secara keseluruhan makna yang terkandung dalam puisi Cintaku Jauh Di Pulau
adalah sekelumit gambaran hidup sang penyair. Mengapa penulis mengatakan sepeti
ini? Bila kita tilik tentang bagaimana kehidupan dari sang penyair, dalam hal ini
Chairil, ia adalah seorang penyair muda yang sangat sukses dan memiliki kemampuan
hebat. Namun, dalam kehidupan bercinta dia adalah seorang yang dianggapnya
sendiri binatang jalang. Sebuah sebutan untuk dirinya sendiri ketika menyadari
segala kesalahannya. Berdasakan kisah hidupnya pula, penulis meresepsikan sebuah
karya dengan judul Cintaku Jauh Di Pulau adalah sebuah cerita tentang bagaimana
si Chairil mendapatkan hikmah dari penyakit yang dideritanya, yaitu sebuah jalan
yang selama ia sehat tak pernah ditemukan. Maksudnya, ketika cahiril menderita
penyakit yang tidak dapat disembuhkan akibat seringnya berganti-ganti pasangan, ia
menyadari bahwa hanya ada satu gadis yang benar-benar ia cintai. Namun, karena ia
tahu bahwa ajal akan cepat menjemputnya, ia merasakan ada sebuah jarak yang
membentang luas. Dalam puisi dikatakan cintaku jauh di pulau. Kata yang mewakili
keputusasaannya terhadap penyakit yang tak dapat dilawannya.
b. Unsur formal yang terkandung dalam puisi Cintaku Jauh di Pulau
Irama/ritme
Dalam puisi Cintaku Jauh di Pulau ini, penyair menciptakan pengulangan
frase Jauh di Pulau pada awal puisi dan sebagai penutup pada bait terakhir.
Frase Jauh di Pulau tidak hanya digunakan untuk memperindah puisi tersebut,
tetapi juga untuk memperkuat makna yang tersirat dari puisi itu sendiri
sehingga menggugah pembaca.
Rima
Rima yang berumus (a-b) dan (a-b-a-b) tampak jelas pada puisi tersebut.
Chairil Anwar menuliskan puisi ini dengan delapan buah kalimat yang indah.
Setiap kalimat dijadikannya dua buah larik yang saling mendukung dan
bermakna sangat dalam.
c. Pendekatan yang dilakukan mengkaji puisi ini adalah pendekatan semiotik.
Pendekatan merupakan salah satu ilmu atau pendekatan dalam analisis karya sastra
yang memandang dan menganggap karya sastra sebagai struktur tanda yang memiliki
makna.
d. Harus diakui bahwa puisi ini adalah sebuah karya seni yang bagus dan imajinatif.
Makna yang terkandung dalam puisi ini begitu padat, rasa pesimis berupa kecemasan
terhadap kematian diungkapkan dengan simbol-simbol cinta yang dramatis dengan
penggunaan kata cinta dan kekasih serta frasa jauh di pulau.
Kriteria yang harus diperhatikan dalam menilai atau mengkritik sebuah puisi ini
adalah pemilihan kata atau diksi dan gaya bahasa, dengan pemilihan kata yang tepat
dan pas maka puisi akan lebih bagus dan imajinatif sehingga menggugah perasaan
pembaca.