Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

SEJARAH SASTRA ZAMAN JEPANG DAN TIONGHOA


(Angkatan 1942-1944)

Oleh:

Kelompok 8

Nama : 1. Nicholay Hartawan Gultom (2213111070)

2. Oktaviani Rahmatin Rambe (2212411001)

3. Yessi Elfrida Simanjuntak (2213111061)

4. Cendi Situmorang (2213311033)

Kelas : PBSI Reguler C 2021

Mata kuliah : Teori dan Sejarah Sastra

Dosen pengampu : Dr. Elly Prihasti Wuriyani, S.S, M.Pd

PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Sejarah Sastra Angkatan Zaman Jepang dan Tionghoa (Angkatan 42-
44),” dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Teori dan
Sejarah Sastra. Kemudian juga untuk, memberikan pengetahuan dan
pemahaman tentang bagaimana latar belakang, tujuan, ciri-ciri, serta
tokoh yang ada pada sejarah sastra Angkatan Zaman Jepang dan
Tionghoa (Angkatan 42-44), bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Elly Prihasti


Wuriyani, S.S ., M.Pd. selaku dosen Mata Kuliah Teori dan Sejarah
Sastra, dan juga kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya makalah ini.

Penulis juga berterima kasih kepada orang tua atau bahkan wali yang telah
membiayai penulis, dimana berstatus sebagi mahasiswa, sehingga dapat
megerjakan dan menyelesaikan tugas makalah ini.

Penulis juga menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab
itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Medan, 9 September 2021

ii
DAFTAR ISI

JUDUL. ................................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah...................................................................................... ..1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 1

C. Tujuan Masalah. ................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................... 2

A. Latar Belakang Terbentuknya Angkatan 1942-1944. ........................................ .2

B. Maksud dari nama Angkatan 1942-1944. .......................................................... 2

C. Karya Sastra Propaganda Angkatan 1942-1944.................................................. 3

D. Karakteristik Karya Sastra Angkatan 1942-1944................................................ 3

E. Para Tokoh Penting dan Karya Angkatan 1942-1944......................................... 4

BAB III PENUTUP............................................................................................................. 5

A. Simpulan. ............................................................................................................. 5

B. Saran. .................................................................................................................. 5

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 6

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Mempelajari sejarah adalah hal yang penting. Tanpa mengetahui sejarah, kita
tidak bisa mengetahui dan mempelajari ilmu-ilmu di zaman sekarang yang mana
diadaptasi melalui sejarah ilmu-ilmu tersebut. Begitu juga dengan mempelajari sejarah
sastra yang merupakan salah satu tujuan dalam pembelajaran mata kuliah Teori dan
Sejarah Sastra.

Pada makalah kali ini, penulis menjelaskan tentang sejarah sastra pada Angkatan
Zaman Jepang dan Tionghoa (1942-1945), meliputi, latar belakang, maksud, bentuk,
karakterisitk, para tokoh dan berbagai karyanya. Hal ini sangatlah penting, karena jika kita
ingin memahami sepenuhnya tentang sastra maka kita juga perlu memahami sejarah dari
sastra, khususnya sejarah pada Angkatan Zaman Jepang dan Tionghoa (1942-1945) yang
mana akan dibahas pada makalah kali ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah latar belakang terbentuknya Angkatan 42-44 dalam sejarah sastra Indonesia?
2. Apakah maksud dari nama Angkatan 42-44 itu?
3. Apa saja karya sastra propaganda pada Angkatan 42-44?
4. Bagaimana karakteristik karya sastra Angkatan 42-44
5. Siapakah para tokoh dari Angkatan 42-44?

1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui latar belakang terbentuknya Angkatan 42-44 dalam sejarah sastra
Indonesia
2. Untuk mengetahui maksud dari nama Angkatan 42-44 itu
3. Untuk mengetahui apa saja karya sastra propaganda pada Angkatan 42-44
4. Untuk mengetahui karakteristik karya sastra Angkatan 42-44
5. Untuk mengetahui siapa para tokoh dari Angkatan 42-44

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Terbentuknya Angkatan Jepang dan Tionghoa (1942-


1944)

Angkatan Jepang dan Tionghoa (1942-1944) terbentuk sejak mendaratnya Jepang


di Pulaiu Jawa pada awal Maret 1942, kemudian berdirilah Pemerintahan Jepang di
Indonesia. Jepang yang datang ke Indonesia dan mengusir Belanda membuat rakyat
senang. Slogan Jepang untuk mendapatkan penerimaan yang baik dari rakyat Indonesia
adalah Gerakan 3 A : Jepang pemimpin Asia; Jepang pelindung Asian; dan Jepang
cahaya Asia .
Setelah berhasil mengusir Belanda, Jepang membuat beberapa kebijakan yang
dianggap bagus oleh rakyat Indonesia. Antara lain melarang pengaruh barat seperti
penggunaan Bahasa Belanda dan karena Bahasa Jepang belum dikuasai oleh rakyat
Indonesia, Jepang pun menjadikan Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Pokok.
Keadaan ekonomi pada zaman Jepang sangatlah sulit terutama karena Romusha.
Meskipun keadaan ekonomi sulit, namun kesusastraan Indonesia tidak berhenti
berkembang. Jepang menuntut para pengarang untuk menciptakan karya-karya sastra
bertema perjuangan peperangan untuk mendorong cita-cita pemerintah Jepang sebagai
alat propaganda, dan karya-karya satra di luar tema itu menjadi sulit untuk diterbitkan.
Jepang membentuk sebuah lembaga yang bertugas mengontrol potensi seniman
pada masa ini yang bernama Keimin Bunka Shidoso. Banyak sastrawan yang
bersemangat dengan adanya lembaga ini karena mereka bisa berkarya lagi namun ada
beberapa seniman yang mencurigai kelicikan jepang sehingga tidak tertarik. Para
seniman pun terbelah menjadi dua kubu yang akan lebih dalam dibahas pada Angkatan
45.

B. Maksud dari Nama Angkatan 1942-1944


Angkatan 42-44 sendiri tidak pernah menjadi sebuah nama angkatan, dikarenakan
masanya yang singkat, dan tidak banya pula karya sastra yang tercipta pada masa ini.
Periode ini biasanya dimasukkan pada Angkatan 45 yang dibagi dua menjadi sebelum
dan sesudah penjajahan Jepang. Pembahasan periode ini secara tersendiri dilakukan oleh
dua penulis sejarah sastra yaitu Nugroho Notosusanto dan Ajip Rosidi. Perbedaan
dengan sistem angkatan adalah pada pembabakan. Sistem angkatan tidak mengenal
pembabakan. Pada sistem periode Angkatan 45 dipecah menjadi dua periode dan
menjadi dua babak yaitu periode 42-45 yang masuk pada masa kelahiran dan periode 45-
53 yang masuk pada masa perkembangan.

2
C. Karya Sastra Propaganda Angkatan 1942-1944
Membahas zaman Jepang dan Tionghoa, tidak akan lepas dengan yang namanya
propaganda. Di Angkatan 1942-1945 ini, Jepang membentuk sebuah badan pengurus
kegiatan propaganda yang diberi nama Sendenbu. Lembaga ini berusaha membangun
citra pemerintah Jepang melalui berbagai cara termasuk mempropagandakan
kebijaksanaaan pemerintah Jepang. Lembaga ini kemudian mendirikan Barisan
Propaganda yang anggotanya terdiri budayawan, wartawan, dan seniman.
Lembaga ini mendirikan Surat Kabar Indonesia Raya yang berisi pesan
pemerintah, berita perang dan iklan kebudayaan. Karya-karya sastra yang pernah terbit
di surat kabar ini diantaranya:
a) Artikel
Artikel “Kebudajaan Indonesia Lama” dan “Ilmoe Semangat” karya Sanusi Pane,
dan juga artikel tentang hubungan sastra dengan propaganda Jepang yaitu
“Toedjoean dan Kewajiban Sandiwara dalam Zaman Baroe”.
b) Novel
Ada juga novel “Palawidja” karangan Karim Halim yang berkisah tentang
pembauran masyarakat antara pribumi dan Tionghoa pada zaman Pendudukan
Jepang. Novel ini mengisahkan percintaan antara laki-laki pribumi, Soemardi, dan
perempuan Tionghoa, Soei Nio dengan latar tempat Rengasdengklok.
c) Film dan Sandiwara
Film dan sandiwara juga menjadi media propaganda Jepang, seperti cerita
bersambung di Koran Asia Raya “Noesa Penida” karangan Andjar Asmara yang
kemudian dipentaskan oleh Sandiwara Bintang Soerabaya dan difilmkan dengan
judul yang sama. Kemudian ada pemenang sayembara penulisan sandiwara oleh
Jepang yaitu F.A.Tamboenan (Poesaka Sedjati dari Seorang Ajah), J.Hoetagalung
(Koeli dan Roomusya), dan A.M.Soekma Rahayoe (Banteng Bererong). Kehidupan
sandiwara pun semakin marak dengan banyaknya pembaharuan baik dalam
penulisan naskah mapupun pementasan. Salah satu peran penting dalam
pembaharuan tersebut adalah Usmar Ismail dengan menulis lakon “Liburan
Seniman” dan “Api’. Sedangkan El Hakim atau Dr. Abu Hanifah, yang juga kakak
Usmar Ismail menulis “Taufan di Atas Asia” , “Intelek Istimewa”, “Dewi Reni”, dan
“Insan Kamil”.
d) Cerpen
Beberapa cerpen yang diterbitkan dalam Surat Kabar Indonesia Raya seperti cerpen
“Kartinah”, “Noesa Penida” karya Andjar Asmara dan Rukmini karya E.S.N. Cerpen
juga digunakan Jepang sebagai alat propaganda, dimana Jepang mengadakan
sayembara penulisan cerpen yang dimenangkan oleh Roshian Anwar dengan
karyanya berjudul “Radio Masyarakat”. Berbagai karya sastra termasuk cerpen,
puisi, atau pementasan untuk propaganda kemudian dikenal dengan Karya
Propaganda oleh H.B Jassin.

D. Karakteristik Sastra Angkatan 1942-1944


Karakteristik karya sastra pada Angkatan 45 juga dapat kita lihat dari berbagai
macam sudut pandang, yaitu dari sudut pandang jenis (genre) dan sifat.

1. Karakteristik Jenis Sastra (genre)


Dua jenis karya yang paling dominan di masa ini, yaitu cerpen dan drama. Pada
masa ini hanya sedikit Roman yang terbit. Balai Pustaka, misalnya hanya
menerbitkan dua roman yaitu Cinta Tanah Air karangan Nur Sutan Iskandar dan
Palawija (1944) karangan Karim Halim. Selain itu, seperti masa sebelumnya puisi
juga berkembang.
3
Hal itu karena kondisi yang tidak memungkinkan. Keadaan perang menuntut
pekerjaan dilakukan dengan serba cepat. Selain itu roman tidak praktis dilakukan
untuk sebuah “propaganda” yang sedang digalakkan jepang. Kondisi ini berimplikasi
pada sifat-sifat sastra pada masa ini. Gaya sajaknya prismatis dengan kata-kata yang
ambigu dan simbolik, hubungan baris-baris dan kalimat-kalimatnya implisit.

2. Karakteristik Sifat
Sifat pada karya sastra Angkatan 1942-44 adalah realistis. Realistis ini juga dibagi
tiga yaitu realistis propaganda, realistis tersembunyi, dan realistis simbolis. Realistis
propaganda dilakukan oleh orang-orang yang berkompul dalam Kantor Pusat
Kebudayaan yang mendukung perjuangan Jepang. Realistis tersembunyi dilakukan
oleh sastrawan yang menulis sesuai nurani. Mereka menulis secara rahasia dan tidak
diterbitkan dalam masa penjajahan jepang. Realistis simbolis merupakan ciri-ciri
tulisan sastrawan yang dalam menyatakan idealismenya memadukan yang pertama
dan kedua. Mereka menulis dengan menggunakan perlambang-perlambang untuk
lolos dari sensor jepang.
Sifat Karya Sastra Melayu Tionghoa (Angkatan 1942-1944) juga menggambarkan
dinamika yang terjadi semasa puncak Pax Nederlandica (masa keemasan penjajahan
Belanda) dan beberapa dekade awal kemerdekaan Indonesia. Dari sana kita bisa
merasakan bagaimana hidup di zaman itu dan bagaimana hubungan sosial yang
terjadi di masyarakat pada masa kisah tersebut ditulis.

E. Para Tokoh Angkatan 1942-1944

Tokoh-tokoh pada Angkatan 1942-1944 antara lain sebagai berikut:


1. Usmar Ismail
2. El Hakim
3. Rosihan Anwar
4. Amal Hamzah
5. Maria Amin
6. Nur Syamsu
7. Marlupi
8. Munir Syamsul Ashar

4
BAB III

PENUTUP

A. SIMPULAN

Angkatan 1942-1944 adalah angkatan pertengahan sesudah Angkatan


Pujangga Baru dan sebelum Angkatan 45. Di angkatan ini lebih banyak karya yang
berbentuk cerpen dan drama. Karya-karya pada Angkatan ini juga kebanyakan berisi
tentang propaganda Jepang dan pembauran Rakyat Pribumi dengan Tionghoa. Tidak
banyak karya yang tercipta pada Angkatan ini karena masa yang singkat, dan masih di
masa peperangan.

B. SARAN
Saran yang dapat penulis berikan yaitu, agar para pembaca yang telah
membaca makalah ini bisa memahami materi yang terkandung dalam makalah yang
sederhana ini. Dan untuk mempelajari lebih dalam lagi mengenai Sejarah Sastra
Angkatan 1942-1944, bisa membaca beberapa buku Sejarah Sastra yang mana akan
dijelaskan lebih dalam lagi soal Angkatan 1942-1944 tersebut.

5
DAFTAR PUSTAKA
Erawati, Rosida. Bachtiar, Achmad, 2011. Sejarah Sastra Indonesia. Jakarta: Lembaga
Penelititan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Muhri, 2016. Kesusastraan Indonesia. Bangkalan, Jawa Timur: Yayasan Arraudhlah
Bangkalan
http://library.binus.ac.id.

Anda mungkin juga menyukai