Oleh:
Kelompok 8
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Sejarah Sastra Angkatan Zaman Jepang dan Tionghoa (Angkatan 42-
44),” dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Teori dan
Sejarah Sastra. Kemudian juga untuk, memberikan pengetahuan dan
pemahaman tentang bagaimana latar belakang, tujuan, ciri-ciri, serta
tokoh yang ada pada sejarah sastra Angkatan Zaman Jepang dan
Tionghoa (Angkatan 42-44), bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis juga berterima kasih kepada orang tua atau bahkan wali yang telah
membiayai penulis, dimana berstatus sebagi mahasiswa, sehingga dapat
megerjakan dan menyelesaikan tugas makalah ini.
Penulis juga menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab
itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
JUDUL. ................................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Simpulan. ............................................................................................................. 5
B. Saran. .................................................................................................................. 5
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Mempelajari sejarah adalah hal yang penting. Tanpa mengetahui sejarah, kita
tidak bisa mengetahui dan mempelajari ilmu-ilmu di zaman sekarang yang mana
diadaptasi melalui sejarah ilmu-ilmu tersebut. Begitu juga dengan mempelajari sejarah
sastra yang merupakan salah satu tujuan dalam pembelajaran mata kuliah Teori dan
Sejarah Sastra.
Pada makalah kali ini, penulis menjelaskan tentang sejarah sastra pada Angkatan
Zaman Jepang dan Tionghoa (1942-1945), meliputi, latar belakang, maksud, bentuk,
karakterisitk, para tokoh dan berbagai karyanya. Hal ini sangatlah penting, karena jika kita
ingin memahami sepenuhnya tentang sastra maka kita juga perlu memahami sejarah dari
sastra, khususnya sejarah pada Angkatan Zaman Jepang dan Tionghoa (1942-1945) yang
mana akan dibahas pada makalah kali ini.
1. Untuk mengetahui latar belakang terbentuknya Angkatan 42-44 dalam sejarah sastra
Indonesia
2. Untuk mengetahui maksud dari nama Angkatan 42-44 itu
3. Untuk mengetahui apa saja karya sastra propaganda pada Angkatan 42-44
4. Untuk mengetahui karakteristik karya sastra Angkatan 42-44
5. Untuk mengetahui siapa para tokoh dari Angkatan 42-44
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
C. Karya Sastra Propaganda Angkatan 1942-1944
Membahas zaman Jepang dan Tionghoa, tidak akan lepas dengan yang namanya
propaganda. Di Angkatan 1942-1945 ini, Jepang membentuk sebuah badan pengurus
kegiatan propaganda yang diberi nama Sendenbu. Lembaga ini berusaha membangun
citra pemerintah Jepang melalui berbagai cara termasuk mempropagandakan
kebijaksanaaan pemerintah Jepang. Lembaga ini kemudian mendirikan Barisan
Propaganda yang anggotanya terdiri budayawan, wartawan, dan seniman.
Lembaga ini mendirikan Surat Kabar Indonesia Raya yang berisi pesan
pemerintah, berita perang dan iklan kebudayaan. Karya-karya sastra yang pernah terbit
di surat kabar ini diantaranya:
a) Artikel
Artikel “Kebudajaan Indonesia Lama” dan “Ilmoe Semangat” karya Sanusi Pane,
dan juga artikel tentang hubungan sastra dengan propaganda Jepang yaitu
“Toedjoean dan Kewajiban Sandiwara dalam Zaman Baroe”.
b) Novel
Ada juga novel “Palawidja” karangan Karim Halim yang berkisah tentang
pembauran masyarakat antara pribumi dan Tionghoa pada zaman Pendudukan
Jepang. Novel ini mengisahkan percintaan antara laki-laki pribumi, Soemardi, dan
perempuan Tionghoa, Soei Nio dengan latar tempat Rengasdengklok.
c) Film dan Sandiwara
Film dan sandiwara juga menjadi media propaganda Jepang, seperti cerita
bersambung di Koran Asia Raya “Noesa Penida” karangan Andjar Asmara yang
kemudian dipentaskan oleh Sandiwara Bintang Soerabaya dan difilmkan dengan
judul yang sama. Kemudian ada pemenang sayembara penulisan sandiwara oleh
Jepang yaitu F.A.Tamboenan (Poesaka Sedjati dari Seorang Ajah), J.Hoetagalung
(Koeli dan Roomusya), dan A.M.Soekma Rahayoe (Banteng Bererong). Kehidupan
sandiwara pun semakin marak dengan banyaknya pembaharuan baik dalam
penulisan naskah mapupun pementasan. Salah satu peran penting dalam
pembaharuan tersebut adalah Usmar Ismail dengan menulis lakon “Liburan
Seniman” dan “Api’. Sedangkan El Hakim atau Dr. Abu Hanifah, yang juga kakak
Usmar Ismail menulis “Taufan di Atas Asia” , “Intelek Istimewa”, “Dewi Reni”, dan
“Insan Kamil”.
d) Cerpen
Beberapa cerpen yang diterbitkan dalam Surat Kabar Indonesia Raya seperti cerpen
“Kartinah”, “Noesa Penida” karya Andjar Asmara dan Rukmini karya E.S.N. Cerpen
juga digunakan Jepang sebagai alat propaganda, dimana Jepang mengadakan
sayembara penulisan cerpen yang dimenangkan oleh Roshian Anwar dengan
karyanya berjudul “Radio Masyarakat”. Berbagai karya sastra termasuk cerpen,
puisi, atau pementasan untuk propaganda kemudian dikenal dengan Karya
Propaganda oleh H.B Jassin.
2. Karakteristik Sifat
Sifat pada karya sastra Angkatan 1942-44 adalah realistis. Realistis ini juga dibagi
tiga yaitu realistis propaganda, realistis tersembunyi, dan realistis simbolis. Realistis
propaganda dilakukan oleh orang-orang yang berkompul dalam Kantor Pusat
Kebudayaan yang mendukung perjuangan Jepang. Realistis tersembunyi dilakukan
oleh sastrawan yang menulis sesuai nurani. Mereka menulis secara rahasia dan tidak
diterbitkan dalam masa penjajahan jepang. Realistis simbolis merupakan ciri-ciri
tulisan sastrawan yang dalam menyatakan idealismenya memadukan yang pertama
dan kedua. Mereka menulis dengan menggunakan perlambang-perlambang untuk
lolos dari sensor jepang.
Sifat Karya Sastra Melayu Tionghoa (Angkatan 1942-1944) juga menggambarkan
dinamika yang terjadi semasa puncak Pax Nederlandica (masa keemasan penjajahan
Belanda) dan beberapa dekade awal kemerdekaan Indonesia. Dari sana kita bisa
merasakan bagaimana hidup di zaman itu dan bagaimana hubungan sosial yang
terjadi di masyarakat pada masa kisah tersebut ditulis.
4
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
B. SARAN
Saran yang dapat penulis berikan yaitu, agar para pembaca yang telah
membaca makalah ini bisa memahami materi yang terkandung dalam makalah yang
sederhana ini. Dan untuk mempelajari lebih dalam lagi mengenai Sejarah Sastra
Angkatan 1942-1944, bisa membaca beberapa buku Sejarah Sastra yang mana akan
dijelaskan lebih dalam lagi soal Angkatan 1942-1944 tersebut.
5
DAFTAR PUSTAKA
Erawati, Rosida. Bachtiar, Achmad, 2011. Sejarah Sastra Indonesia. Jakarta: Lembaga
Penelititan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Muhri, 2016. Kesusastraan Indonesia. Bangkalan, Jawa Timur: Yayasan Arraudhlah
Bangkalan
http://library.binus.ac.id.