Anda di halaman 1dari 3

UJIAN TENGAH SEMESTER

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

Nama : Nuraini
Nim : 2203111040

Kelas : REGULER B
Mata Kuliah : Strategi Pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia
Jumlah SKS : 3 (SKS)
Semester/Tahun Ajaran : Ganjil/2020/2021
Waktu Pertemuan : 13.30 – 14.30
Alokasi waktu : : 60 (menit)
Dosen Pengampu : Dra. Rosdiana Siregar, M.Pd.

SOAL

1. Jelaskan apa yang saudara ketahui tentang hakikat strategi pembelajaran bahasa dan sastra indonesia
dan berikan contohnya!

2. SPBI mempunyai tinjauan teori dan praktik, jelaskan menurut pendapat saudara masing masing!

3. Apakah strategi discovery learning dilaksanakan di semua jenjang pendidikan dan adakah kelebihan
dan kelemehan strategi discovery learning, jelaskan menurut pendapat anda!

4. Jelaskan apa yang saudara ketahui tentang strategi dari pembelajaran inquiri learning, berikan
contohnya!

5. Deskripsikanlah dan berikan contoh dari PBL!

Jawaban

1. Hakikat strategi pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dapat diartikan sebagai perencanaan yang
berisi tentang rangkain kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dalam
konteks pembelajaran berdasar Kurikulum berbasis kompetensi strategi dapat dikatakan sebagai pola
umum yang berisis serangkai kegiatan yang dapat dijadikan pedoman ( petunjuk umum ) agar
kompetensi sebagai tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.

Contoh dari hakikat pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia yaitu guru menyampaikan tujuan dan
mempersiapkan siswa. Hal ini dilakukan agar dapat menarik minat siswa dalam belajar, sehingga siswa
termotivasi untuk belajar.

2. Tinjauan teori dan praktik pada strategi pembelajaran bahasa Indonesia meliputi pemahaman-
pemahaman yang digunakan dalam strategi pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran itu
sendiri. Di dalam tinjauan teori tentu terdapat teori-teori yang mendukung dalam strategi pembelajaran
bahasa Indonesia salah satu contohnya adalah strategi pembelajaran aktif dimana peserta didik diminta
berkontribusi langsung dalam kegiatan pembelajaran. Dalam praktiknya sendiri strategi pembelajaran
bahasa Indonesia menggunakan metode-metode yang telah dirumuskan sebelumnya untuk kemudian
diaplikasikan pada pembelajaran bahasa Indonesia.

Tinjauan teori dan tinjauan praktik dalam strategi pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah
strategi pembelajaran bahasa indonesia teknik mengajar berupa berbagai macam cara, kegiatan, dan
kiat (trik) untuk menyajikan pelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Teknik
pembelajaran bersifat implementasi, individual, dan situasional. Saksomo (1983) menyebutkan teknik
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia antara lain (1) ceramah, (2) tanya—jawab , (3) diskusi, (4)
pemebrian tugas dan resitasi, (5) demonstrasi dan eksperimen, (6) meramu pendapat (brainstorming),
(7) mengajar di laboratorium, (8) induktif, inkuiri, dan diskoveri, (9) peragaan, dramatisasi, dan ostensif,
(10) simulasi, main peran, dan sosio-drama, (11) karya wisata dan bermain-main, dan (12) eklektik,
campuran, dan serta-merta. Yang bertujuan untuk mewujudkan pembelajaran bahasa dan sastra
Indonesia yang lebih baik.

3. Implementasi Kurikulum 2013 sangat disarankan agar guru menggunakan model-model pembelajaran
inquiry based learning, namun sangat sedikit guru yang menerapkan model tersebut di dalam
pembelajaran. Menurut saya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia model ini masih terasa asing dan
hampir belum pernah dilakukan sebelumnya, sehingga sulit mendapatkan konsep yang tepat dalam
merancang dan melaksanakan pembelajaran dengan discovery learning tersebut. Sehingga
pembelajaran discovery learning ini masih belum cocok diterapkan disemua sistem pendidikan karena
tidak semua topik cocok diterapkan dalam pembelajaran model discovery learning ini.

Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Discovery Learning :

a) Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang disajikan.


b) Menumbuhkan sekaligus menanamkan sikap inquiry (mencari-temukan).
c) meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah (problem solving).
d) Dapat meningkatkan motivasi siswa.
e) Menimbulakan rasa puas bagi siswa. Kepuasan batin ini mendorong ingin melakukan
penemuan lagi sehingga minat belajarnya meningkat.
f) Melatih siswa belajar mandiri
g) Memberikan wahana interaksi antar siswa, maupun siswa dengan guru, dengan
demikian siswa juga terlatih untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
h) Materi yang dipelajari dapat mencapai tingkat kemampuan yang tinggi dan lebih lama
membekas karena siswa dilibatkan dalam proses menemukanya.
i) Siswa belajar bagaimana belajar (learn how to learn).
j) Meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk berpikir bebas.
k) Melatih keterampilan-keterampilan kognitif siswa untuk menemukan dan memecahkan
masalah tanpa pertolongan orang lain.

Kekurangan Model Pembelajaran Discovery Learnig

a) Untuk materi tertentu, waktu yang tersita lebih lama.


b) Tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini. Di lapangan, beberapa siswa
masih terbiasa dan mudah mengerti dengan model ceramah.
c) Tidak semua topik cocok disampaikan dengan model ini.

4. Strategi Pembelajaran Inkuiri strategi pembelajaran inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang
melakukan pendalaman pemahaman materi Melalui pemeriksaan dengan sistem interview. Sedangkan
secara epistimologi, Strategi pembelajaran inkuiri dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan
pembelajaran yang menitik beratkan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari,
menemukan dan memecahkan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir
biasanya dilakukan melalui interaksi antar guru dan siswa strategi pembelajaran inkuiri juga sering
disebut dengan strategi heuristic.

Contoh dari strategi pembelajaran inkuiri adalah guru membentuk kelompok-kelompok dan
memberikan lembar pertanyaan yang disertai langkah-langkah dalam melakukan percobaan atau guru
merumuskan masalah yang akan diberikan kepada siswa dengan data secukupnya, yang dinyatakan
dengan pernyataan atau pertanyaan.

5. Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang dirancang agar peserta didik
mendapat pengetahuan penting, yang membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan
memiliki model belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses
pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah atau
menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. 

Contoh dari PBL adalah guru memberikan konteks makna pada isi, yang semakin banyak keterkaitan
yang ditemukan siswa dalam suatu konteks yang luas, semakin bermaknalah isinya bagi mereka. Jadi
sebagaian besar tugas guru menyediakan konteks. Semakin mampu para siswa mengaitkan pelajaran-
pelajaran akademis mereka dengan konteks ini, semakain banyak makna yang akan mereka dapatkan
dari pelajaran tersebut.

Anda mungkin juga menyukai