Kamidjan
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni,
Universitas Negeri Surabaya. Jalan Lidah Wetan, Surabaya
Abstract
As a Social and cultural document, manuscript of babad Nitik Sultan Sagung is one of Javanese
literature works consisting of some cultural values which are related to local wisdom. Such cultural
values refers to what Jamaris quotes as human interaction to God, human interaction to nature, and
human interaction to society. Each value is in relation to another. As a social creature, human depend
upon other persons.
Abstrak
Sebagai dokumen sosiobudaya, Babad Nitik Sultan Agung merupakan salah satu karya sastra Jawa
yang mengandung nilai-nilai budaya yang berkaitan dengan kearifan lokal. Nilai-nilai budaya tersebut
mengacu pada pendapat Jamaris, meliputi hubungan manusia dengan Tuhan, dengan alam, dengan
masyarakat, dengan sesama dan dengan dirinya. Nilai-nilai tersebut tidak bisa dilepaskan antara satu
dengan yang lain. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain.
49
50| Mabasan, Vol. 6 No. 1, Januari—Juni 2012
pribadi. Sastra klasik menyediakan Modernisasi tidak bisa dihindari. Akan
bahan yang perlu dikaji guna tetapi bagi bangsa Indonesia yang
kepentingan masyarakat di masa kini dianggap maju adalah kebudayaan
dan masa yang akan datang. Sebagai yang kebarat-baratan, dan sebaliknya
bagian dari kebudayaan, karya sastra kebudayaan Indonesia dianggap kuna
berhubungan erat dengan filsafat dan dan terbelakang (Robson, 1994:8)3.
berbagai bentuk kesenian. Oleh sebab Bila bangsa lain seperti Cina, India,
itu, karya sastra dapat dianalisis dengan Arab, dan Jepang melestarikan huruf
barmacam-macam pendekatan untuk dan menghargai sastra klasiknya, maka
mengungkapkan jerih payah para bangsa Indonesia justru dianggap
pengarang yang dituangkan dalam rendah diri budaya. Kita dianggap
karyanya. ragu dan lemah untuk melestarikan,
Sastra merupakan bagian dari mempelajari, dan menegaskan nilai
kebudayaan, yang lebih menekankan karya sastra. Sikap tersebut
pada unsur keindahan. Sastra memberi menyulitkan untuk menunjukkan
manfaat melalui isi, seperti pesan, dan bahwa karya klasik dapat digunakan
nasihat yang diperoleh melalui aspek zaman kini dan mendatang dalam
etika (Ratna, 2002:415)2. Selanjutnya, usaha membentuk kebudayaan
dikatakan bahwa sastra dengan nasional, yang terdiri atas puncak-
medium bahasa metaforis konotatifnya puncak kebudayaan daerah yang dapat
berfungsi untuk menampilkan kembali dipakai sebagai identitas Indonesia
berbagai peristiwa kehidupan manusia atau kebanggaan prestasi masa lalu.
agar dapat mengidentifikasikan Oleh sebab itu, nilai-nilai budaya Jawa
dirinya dalam rangka menciptakan yang terpendam dalam karya sastra
medium yang tersedia. perlu digali.
Karya sastra diciptakan sebagai Menggali dan mengungkapkan
wahana untuk mengungkapkan nilai-nilai budaya yang terkandung
pikiran, gagasan perasaan dan perasaan dalam sastra klasik sebaiknya
masyarakat. Dengan membaca karya dilandaskan pada zaman karya sastra
sastra klasik, masyarakat bisa itu digubah dengan jalan menafsirkan
berkomunikasi dengan masyarakat pada setiap nilai. Nilai-nilai itu
abad lalu. Masyarakat berbicara diaktualisasikan dengan situasi
melalui apa yang ditulis, tetapi kita sekarang dengan pemahaman dan
juga tidak harus menirunya sebab pendalaman sehingga dapat disarikan
masyarakat bersifat dinamis. Yang nilai-nilai yang relevan, dan adanya
masih bisa, dimanfaatkan sedang yang keterkaitan antara nilai budaya lama
usang dan merugikan, sebaiknya dengan budaya sekarang. Nilai-nilai itu
ditinggalkan. Masyarakat juga harus mengandung fungsi tertentu bagi
maju agar tidak ketinggalan zaman. pemenuhan kebutuhan hidup
… Produk Kebudayaan Jawa (Kamidjan) |51
mereka diciptakan. Hal itu tampak Mereka percaya bahwa Ia ada dan
bahwa sejak zaman prasejarah Maha Esa Maha segalanya. Umat
masyarakat Jawa telah mengenal manusia mencari keberadaan-Nya dan
adanya Tuhan. Mereka mencari berusaha dekat dengan-Nya.
keberadaan-Nya lewat animisme dan Sejak zaman prasejarah
dinamisme. Masuknya agama Hindu masyarakat Jawa mencari lewat
dan Budha menambah kepercayaan animisme dan dinamisme. Kedatangan
mereka karena tidak bertentangan umat Hindu dan Budha dari India dan
dengan pandangannya. Demikian juga Islam dari Arab ke Indonesia
dengan masuknya pengaruh Islam. mempertebal keimanannya. Bahkan
Hingga kini berbagai macam dalam kehidupan sehari-hari terjadi
kepercayaan dan pandangan sinkritisme antara kepercayaan Jawa
keagamaan masyarakat bersifat asli, Hindu dan Islam berbaur menjadi
dinamis, berkembang sejalan dengan satu walau sebagian besar masyarakat
perkembangan zaman. Bahkan di Jawa memeluk agama Islam, tetapi
antara kepercayaan itu terjadi dalam kehidupan bermasyarakat
sinkritisme. Sinkritisme itu tampak pembauran kepercayaan itu tetap
dalam kehidupan sehari-hari yang berjalan, yang direalisasikan dalam
hingga kini masih dilaksanakan. Salah bentuk berbagai macam tradisi yang
satu di antaranya adalah pemujaan hingga kini masih tetap dilestarikan.
terhadap arwah nenek moyang dan Pembauran atau sikritisme kepercayaan
adanya makhluk halus di sekitar itu juga tempak dalam berbagai karya
kehidupan mereka. Manusia berusaha sastra terutama sastra klasik.
menyelaraskan diri dengan alam Naskah Babad Nitik Sultan
sekitarnya untuk menjaga Agung, sebuah karya sastra Jawa
keseimbangan dunia. klasik, produk istana banyak
Dalam Babad Nitik Sultan Agung, menampilkan situasi keagamaan di
hubungan manusia dengan Tuhan kerajaan Mataram, saat tumbuh
mengarah kepada ajaran Islam. Oleh kembangnya kerajaan di masa itu.
sebab itu, analisis nilai budaya dalam Istana sebagai pusat pengembangan
hubungan manusia dengan Tuhan, kebudayaan sangat berperan dalam
diarahkan pada kepercayaan penyebarluasan agama Islam. Di
masyarakat yang berkaitan dengan dalamnya tampil tokoh Sunan Kalijaga,
agama Islam, di antaranya: salah satu tokoh wali sanga, tokoh
penyebar agama Islam di Pulau Jawa.
(a) Percaya Adanya Tuhan Kahadiran tokoh tersebut memperkuat
Percaya adanya Tuhan bagi umat pandangan bahwa istana sangat
manusia tumbuh di lubuk hati, tak berperan dalam penyebarluasan agama
kuasa diingkari dan bersifat manusiawi. Islam.
56| Mabasan, Vol. 6 No. 1, Januari—Juni 2012
Pengaruh Islam dalam Naskah merupakan syarat untuk memeluk
Babad Nitik Sultan Agung, dijelaskan agama Islam, (P. IV.3—6)13.
bahwa rakyat Mataram telah menerima Sang raja masih menjalankan tapa
lailatul qodar, demi kesempurnaan brata di gunung Girilaya, berserah diri
negara, disarankan untuk memeluk kepada-Nya. Permohonan itu diterima,
Islam. Bahwa agama Islam dianggap Tuhan mengabulkan ditandai oleh
agama suci yang dipercayakan oleh tanda-tanda alam, laut bagaikan
Tuhan. Mereka memuliakan Nabi mendidih, gunung Merapi gemuruh,
Muhamad Saw, sebagai utusan-Nya, puncaknya bergoncang, keluar kilat,
Alquran sebagai tuntunan dan Kalimat menunjukkan kekuasaan-Nya dan
Sahadat wajib diucapkan dan kekuatan sang raja. Berikut kutipannya.
Aneng gunung Girilaya apitekur, sujud sru neges suksma di, kacipta norgan
pandulu, bumi langit wus kapusthi, kojar samodra lir umob.
Sru merbawa hardi Merapi, ju mlegur, kang pucak geter kumitir, cumlorot
lidah gumawur, mastuti kang brangteng Widi, mring sang sudibya kinaot (P.
IV. 8—9)14.
Kang kinarsan dening Kanjeng Sri Narendra, awit pamanggih (153) aji, yen
sunat muakat, pangulu bae cekap, yen sunat ngain yekti, samya kwajiban,
sadaya anglampahi (P. 30.9—10)18.
bentuk krama dari ular, (P. 28. 24- masyarakat Indonesia. Pulau Jawa
25)26. yang subur, dikenal dengan semboyan
Kutipan di atas menunjukkan gemah ripah loh jinawi, subur kang
bahwa untuk membangun sebuah sarwa timndur, murah kang tinumbas,
penghunian atau prasarana umum, sebagai lumbung padi. Kesuburan
membutuhkan lahan. Hutan di dekat pulau Jawa juga dituangkan dalam
Girilaya, dibabad untuk pemakaman. beberapa karya sastra. Salah satu karya
Berbagai binatang menyingkir karena yang menunjukkan betapa pentingnya
terpengaruh oleh sabda sang raja. padi dalam kehidupan masyarakat Jawa
Dengan demikian pelestarian alam adalah Naskah Babad Nitik Sultan
kurang diperhatikan. Namun demikian Agung.
hal itu bisa disikapi dengan penanaman Dalam Naskah Babad Nitik
kembali agar tidak terjadi bencana Sultan Agung, dijelaskan bahwa
banjir atau tanah longsor, karena tidak membawa bibit padi dari negara
ada akar penahan air. Campa, disarankan agar ditanam agar
menjadi mata pencaharian. Hal itu
(b) Pemanfaatan Alam menjadi sebab orang Jawa makan nasi.
Tuhan menyediakan alam untuk Mereka merasa tenteram setelah makan
kepentingan umat manusia. Makan dan nasi dan mereka giat dalam bertani
pakaian merupakan kebutuhan hidup. terutama menaman padi. Berikut
Salah satu pemanfaatan alam untuk kutipannya.
memenuhi kebutuhan umat manusia di
negara agraris adalah penyiapan lahan
pertanian. Padi sebagai makanan pokok
Dene kang wit wiji pari, Jeng Sultan Agung kang manra, welingira Sunan L
(171) pen, yeku wiji sangking cempa, kinen sami nanema, karsanira Jeng
Sultan Agung, dadiya pangupajiwa.
Katelah ngantya semangkin, wong Jawa karemira, amangan sega karmane,
limut maring kasutapan, ayem abukti sega, sengkut genira nenandur, widagda
nir pratama, (P.35.15—17)27.
Sang Nata narimeng kalbu, pracaya aturing patih, sang nata arum ngandika,
kakangmas ta sun rasani, asmengsun mengko lebokna, ing khutbah sajroning
masjid.
Pengulu mambengi kalbu, sumelang rukune salin, wewah ing pundit gonira,
kawula anuwun ajrih, sapengkeripun jeng duta, kang kasebut jroning tulis.
Boten kalong wuwuh, panduka kinen mewahi, nglebetaken asma narendra,
kalebet nganeh-anehi, saklangkung jrih kawula, dereng sakeca ingati.
Sang Nata ngandika arum, sira tan pracaya mami, takona dhewe mring Mekah,
nanging yen kepara yekti, aywa sira takon dosa, Pengulu anyandikani. (P.
XXXI. 3—6)36.
Sangking dahat mesu sang narpa suhunu, dadya nekakken gora gring, janawi
kadya kinebur, yata sang aprabu dewi, manguneng tyasmung wirangrong.
Angandika nataningdyah jroning kalbu, paran daruane iki, de isining
prajaning-sun, padha kataman wiyadi, nging raja dewi wus anon.
Yen kang karya ruharsane gung, sang narpa siwi Matawis, samangke kang wus
pikantuk, kamulyan kinen amerdi, agama suci gunging wong (P. 4. 12—14)37.
DAFTAR PUSTAKA
1
Robson, R.O. 1978. Pengkajian Sastra-Sastra Tradisional Indonesia. Bahasa dan
Sastra, Tahun IV Nomor 6 Tahun 1978.
2
Ratna, Nyoman Kutha, 2002. Paradogma Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
3
Robson. S.O. 1994. Prinsip-Prinsip Filologi Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa.
4
Purnomo, Bambang. 2007. Filologi dan Studi Sastra Lama. Surabaya: Bintang
Surabaya.
5
Robson, R.O. 1978. Pengkajian Sastra-Sastra Tradisional Indonesia. Bahasa dan
Sastra, Tahun IV Nomor 6 Tahun 1978.
6
Yunus, Umar. 1986. Sosiologi Sastra. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa Malaysia
7
Ikram, Akhadiyati. 1997. Filologia Nusantara. Jakarta : Pustaka Jaya.
8
Koentaraningrat. 1982. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta:
Gramedia.
9
Djamaris, Edward. 1981. “Mengenal Sastra Melayu Klasik, Warisan Sastra
Yang Sering Terlupakan” Analisis Kebudayaan I. Jakarta: Depdikbud.
10
Pigeaud. 1967.Literature of Java, Katalogus–Reisone of Javaansche Manuscrift
and Suplement. The Hague Martinus Nijhoff.
11
Zoetmulder, PJ. 1983. Kalangwan: Sastra Jawa Kuna Selayang Pandang. Jakarta:
Djambatan.
12
Koentjaraningrat. 1984. Kebudayaan Jawa. Jakarta: Balai Pustaka.
13
Naskah Babad Nitik Sultan Agung
14
Naskah Babad Nitik Sultan Agung
… Produk Kebudayaan Jawa (Kamidjan) |69
15
Naskah Babad Nitik Sultan Agung
16
Naskah Babad Nitik Sultan Agung
17
Naskah Babad Nitik Sultan Agung
18
Naskah Babad Nitik Sultan Agung
19
Naskah Babad Nitik Sultan Agung
20
Naskah Babad Nitik Sultan Agung
21
Koentaraningrat. 1982. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta:
Gramedia.
22
Koentjaraningrat. 1987. Sejarah Teori Antropologi I. Jakarta: UI Press.
23
Geertz (1983)
24
Geertz (1983)
25
Naskah Babad Nitik Sultan Agung
26
Naskah Babad Nitik Sultan Agung
27
Naskah Babad Nitik Sultan Agung
28
Naskah Babad Nitik Sultan Agung
29
Naskah Babad Nitik Sultan Agung
30
Jamaris (1993)
31
Naskah Babad Nitik Sultan Agung
32
Naskah Babad Nitik Sultan Agung
33
Naskah Babad Nitik Sultan Agung
34
Naskah Babad Nitik Sultan Agung
35
Naskah Babad Nitik Sultan Agung
36
Naskah Babad Nitik Sultan Agung
37
Naskah Babad Nitik Sultan Agung