Sastra lisan merupakan karya sastra yang dihasilkan oleh generasi terdahulu
yang di dalamnya terkandung pesan yang luas. Pesan dalam sastra lisan
disampaikan untuk menasehati, dan memberi pelajaran berdasarkan pengalaman
pengalaman di dalamnya. Pesan yang terkandung dalam sastra lisan
menggambarkan pola pikir masyarakat pada saat itu. Menurut Mattaliti dkk
(dalam Larupa dkk, 2002: 3-4) mengatakan bahwa sastra lisan adalah bagian dari
suatu kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat dan
diwariskan turun temurun secara lisan sebagai milik bersama.
Cerita rakyat juga sangat digemari oleh warga masyarakat karena dapat
dijadikan sebagai suri teladan dan pelipur lara, serta bersifat jenaka. Oleh karena
itu, cerita rakyat biasanya mengandung ajaran budi pekerti atau pendidikan moral
dan hiburan bagi masyarakat pendukungnya.Pada masa sebelum tersedianya
pendidikan secara formal, seperti sekolah, cerita rakyat memiliki fungsi dan
peranan yang amat penting sebagai media pendidikan bagi orang tua untuk
mendidik anak dalam keluarga.Meskipun saat ini pendidikan secara formal telah
tersedia, namun cerita-cerita rakyat tetap memiliki fungsi dan peranan yang sangat penting
Cerita rakyat termasuk bagian dari bahan yang perlu disampaikan pada
pengajaran sastra.Pengajaran sastra mempuyai peranan dalam mencapai tujuan
pendidikan.Rusyana (1982:6) menjelaskan bahwa “Pengajaran sastra dapat
memberikan sumbangan yang maksimal terhadap aspek-aspek pendidikan susila,
sosial, perasaan, sikap penilaian, dan keagamaan”.Untuk mencapai tujuan
tersebut, sudah seharusnya guru sastra mempunyai apresiasi yang cukup tinggi
dan wawasan sastra yang luas, serta memiliki inisiatif memilih bahan
pembelajaran yang sasuai.Kemampuan tersebut perlu sebab erat kaitannya dengan
menyiapkan bahan pembelajaran.Agar pembelajaran sastra jelas peranannya
sesuai dengan tujuan pendidikan, bahan perlu dipersiapkan dan dikaji dengan
baik
KESIMPULAN
Kehadiran sastra lisan di tengah-tengah kehidupan masyarakat bukan hanya pelengkap biasa saja,
melainkan suatu kebutahan bagi manusia. Hal ersebut terjadi akibat dari perpaduan antara budaya dan sastra yang
dapat menjadi identitas suatu kelompok masyarakat. Kehadiran sastra lisan sebagai bagian dari kebudayaan dapat
dijadikan sebagai alat kontrol sosial dan pengukuhan solidaritas bagi masyarakat. Sifat kedaerahaan
tulah yang dapat dijadikan pemahaman karakteristik kebudayaan lokal yang berkembang di masyarakat
tepatnya dengan sastra daerah tersebut dilahirkan oleh orang-orang terdahulu. Untuk itu, generasi yang hidup di
zaman yang sifatnya kekinian perlu memahami bahwa keutuhan kearigan lokal (tradisi lisan) perlu dijaga dengan
baik keran dapat menjadi identitas kelompok bagi suatu masyarakat.
Ratna NK. 2014. Karya Sastra, Seni, dan Budaya dalam Pendidikan Karakter. Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
Taum YY. Studi Sastra Lisan Sejarah, Teori, Metode dan Pendekatan Disertai Contoh
Penerapannya. LAMALERA, Yogyakarta.