Anda di halaman 1dari 7

NILAI NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM HIKAYAT BAYAN

BUDIMAN KARYA EKAWATI DAN INPLIKASINYA DALAM


PEMBELAJARAN TEKS HIKAYAT KELAS X SMA NEGERI MEDAN

Oleh:

Jasmine Donitha Abigail Kendha Radith Ayoga Fahri Fitra Wahyudi


Ralf Awrora Siahaan Rajwa Andriani Nashra Siregar Fransdo Siburian

A.Pendahuluan
Sastra adalah hasil proses imajinasi seorang pengarang. Hasil produksi dari sastra disebut dengan
karya sastra. Sebelum dipublikasikan, karya sastra adalah hak milik pengarangnya. Namun akan
berbeda halnya saat karya sastra tersebut sudah menjadi konsumsi publik, maka karya sastra akan
menjadi hak milik penikmatnya, penikmat karya sastra secara bebas menilai dan memaknai nilai-nilai
yang terdapat dalam karya sastra tanpa terikat oleh makna menurut pengarangnya.Dalam penelitian
ini penulis akan membahas karya sastra yang ada di Sumatra Barat (Minangkabau). Salah satu bentuk
karya sastra yang terdapat di Minangkabau adalah Kaba.Menurut Teeuw (dalam Abdurahman,
2011:39), kata sastra dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Sanskerta. Akar kata sas- dalam
bentuk kata kerja turunan berarti 'mengarahkan, mengajar, memberi petunjuk atau instruksi'.
Akhiran -tra menunjukkan alat atau sarana. Jadi secara leksikal, sastra berarti sekumpulan alat untuk
mengajar, buku petunjuk atau buku pengajaran yang baik seperti kamasastra (buku petunjuk
mengenai seni cinta).

Dalam perkembangan berikutnya kata sastra sering dikombinasikan dengan awalan susehingga
membentuk kata susastra yang berarti hasil ciptaan yang baik dan inda

Thahar (2017:130), sastra adalah suatu rekayasa imajinasi yang menggunakan keindahan bahasa
sebagai medianya, tentang suatu kehidupan manusia yang unik, yang betujuan untuk menjadi cermin
bagi khalayak penikmatnya. Hal tersebut menyebabkan pembaca akan mempunyai imajinasi terhadap
apa yang dibacanya. Menurut peneliti semakin banyak makna yang tercipta atau yang mampu
dihadirkan dalam sebuah karya sastra maka semakin bagus karya sastra tersebut.Menurut Sapardi
Djoko Damono, sastra dapat diartikan sebagai sebuah lembaga sosial yang menggunakan bahasa
sebagai medium penyampaiannya. Sastra juga menampilkan gambaran tentang kehidupan manusia
dan kehidupan tersebut adalah suatu kenyataan sosial.Sementara Mursal Esten berpendapat bahwa
sastra adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai bentuk perwujudan atau
manifestasi dari kehidupan manusia dan masyarakat. Dalam sastra, penyampaiannya menggunakan
bahasa dan memiliki efek positif bagi kehidupan manusia.

Adapun sastra, menurut Taum, adalah bentuk karya cipta atau fiksi yang bersifat imajinatif dan
menggunakan bahasa yang indah dan keberadaannya dapat berguna untuk halhal lain.Dari definisi
sastra menurut beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa sastra adalah hasil karya yang
mengisahkan kehidupan dan disampaikan menggunakan bahasa.

Berikut beberapa fungsi sastra: Fungsi rekreatif Maksudnya sastra dapat memberi rasa senang,
gembira, serta menghibur pembaca atau penikmat sastra. Misalnya ketika membaca sebuah cerpen,
kita dapat mengisi waktu luang dan terhibur dengan isinya Kritik Sastra: Definisi dan Tujuannya Fungsi
didaktif Artinya sastra dapat dijadikan sarana atau media yang memberi serta menumbuhkan nilai-
nilai kebaikan untuk mendidik para pembaca atau penikmatnya. Fungsi estetis Berarti sastra dapat
menanamkan rasa keindahan bagi penikmatnya. Misalnya ketika mendengar pembacaan puisi oleh
seseorang, kita akan merasakan bagaimana puisi itu dibacakan dengan Indah. Fungsi moralitas Sastra
yang baik biasanya mengandung ajaran moral atau akhlak yang tinggi, sehingga dapat dijadikan
sarana untuk menumbuhkan moral yang baik bagi pembacanya.Jenis sastra Menurut bentuknya,
sastra dibagi menjadi tiga, yakni: Prosa Adalah tulisan atau karya sastra berbentuk cerita yang
disampaikan menggunakan narasi. Prosa berupa tulisan bebas serta tidak terikat dengan berbagai
aturan dalam penulisannya, seperti rima, diksi, irama, dan lain sebagainya. Secara umum, prosa dibagi
menjadi prosa eksposisi, prosa deskripsi, prosa argumentasi, prosa persuasi, serta prosa narasi. Puisi
Adalah karya sastra yang mengandung irama, rima, diksi, lirik, serta menggunakan berbagai kata
kiasan di tiap baitnya, agar menciptakan estetika bahasa yang padu. Puisi dapat dibagi menjadi puisi
lama dan puisi modern. Drama Adalah salah satu bentuk karya sastra yang menampilkan cerita dan
disajikan dalam bentuk gerak atau aksi. Unsur-unsur drama, meliputi tema, alur, tokoh, penokohan,
dan amanat.

Berdasarkan karakteristiknya, drama dapat dibagi berdasarkan tokoh, sarana pentas, dan ada atau
tidaknya naskah.Contoh dari sastra adalah Teks Hikayat,Hikayat adalah karya sastra lama berbentuk
prosa dari Melayu yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah yang bersifat rekaan, keagamaan,
historis, biografis, atau gabungan dari sifat-sifat tersebut. Hikayat berguna sebagai pelipur lara,
pembangkit semangat juang, atau sekadar untuk meramaikan pesta. Contoh hikayat antara lain, yaitu
“Hang Tuah”, “Perang Palembang”, dan “Seribu Satu Malam”.Karena hikayat berasal dari Melayu,
hikayat banyak ditulis dalam Bahasa Melayu.
Kemudian, hikayat banyak mengalami proses adaptasi dan terjemahan ke dalam Bahasa Indonesia
dengan tujuan agar pembaca dapat lebih memahami isi dari hikayat tersebut.Seperti yang sudah
disebutkan, hikayat dapat berfungsi sebagai cerita penghibur atau pada masa itu disebut sebagai
pelipur lara. Contohnya, seperti hikayat “Hang Tuah” yang bercerita mengenai perjalanan seorang
prajurit. Di dalamnya terdapat cerita yang membuat pembacanya akan merasa hanyut.Selain itu, ada
pula hikayat yang sengaja ditulis untuk mendokumentasikan sesuatu, seperti silsilah kerajaan. Lalu,
ada juga hikayat yang ditulis dengan jalan cerita yang dibuat-buat sesuai perintah dari raja. Tujuannya
untuk membuat para musuh merasa takut karena seolah-olah kerajaannyalah yang paling perkasa.
Hal ini juga dilakukan untuk menjaga kerajaannya dari serangan musuh.Berdasarkan penjabaran di
atas dapat dinyatakan bahwa pada awalnya kehidupan sastra Minangkabau khususnya kaba
merupakan sastra lisan, yaitu jenis karya sastra yang disampaikan dari mulut ke mulut. Cerita
disampaikan oleh tukang cerita (tukang kaba), kemudian dilagukan dengan iringan alat musik daerah
seperti saluang, rabab dan sijontiak kepada pendengar. Dulu, dalam dunia perkabaan tidak dikenal
istilah pengarang, yang dikenal hanyalah tukang kaba (tukang cerita). Namun seiring perjalanan
waktu, akhirnya kaba yang berbentuk lisan mulai ditulis, sehingga saat ini dapat kita temukan
berbagai kaba di perpustakaan, baik perpustakaan umum ataupun perpustakaan sekolah.

Banyak pesan atau nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam sebuah kaba. Setiap kaba
yang disampaikan terdapat tujuan yang ingin dicapai tukang kaba melalui ceritanya. Tujuan yang
dimaksud adalah mendidik masyarakat melalui kaba atau cerita yang disampaikan si tukang kaba.
Menurut salah seorang peneliti yang sebagian karya ilmiahnya menjadikan karya sastra Minangkabau
sebagai objek kajian, kaba beramanat bahwa hidup yang ideal adlah hidup yang beriman, berilmu,
berusaha dan bermanfaat bagi orang lain. Hidup yang tercela adalah hidup dengan senang-senang
dan tidak bermanfaat dan bahkan menyusahkan orang lain. Untuk dapat menjalani hidup yang
bermanfaat kaba menuntut tokoh cerita dengan prinsip- prinsip hidup yang bersumber ajaran agama
islam dan ajaran adat istiadat yang simbolkan(disimbolkan) dalam petatah-petitih Minangkabau
(Abdurahman, 2012). Hal-hal itulah yang membuat penulis tertarik untuk menggali pesan-pesan apa
sajayang ingin disampaikan sebuah kaba dengan perspektif nilai-nilai pendidikan karakter.Nilai
pendidikan karakter diharapkan mampu menjadi kunci utama untuk menanamkan moralitas suatu
kelompok atau golongan yang akan menjadi bibit bagi setiap anggota kelompok di masyarakat. Nilai
pendidikan karakter merupakan pendidikan yang mengembangkan nilai dan karakter pada diri
peserta didik sehinga mereka memiliki nilai dan karakter dirinya sehingga mampu menerapkannya
dalam kehidupan dirinya sebagai angota masyarakat. Salah satu cara untuk menanamkan nilai
pendidikan karaker tersebut yaitu melalui kaba yang dapat di implementasikan ke dalam
pembelajaran teks cerita rakyat kelas X SMA. Siswa akan diarahkan untuk dapat menemukan nilai-
nilai pendidikan karakter apa saja yang terdapat dalam sebuah kaba. Hal ini bertujuan untuk
mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan karakter, khususnya pendidikan karakter yang terdapat dalam
kaba Sabai Nan Aluih karya M. Rasyid Manggis Dt. Rajo Penghulu, yang terdiri atas nilai (1) jujur,
(2)kerja keras,(3) mandiri, (4) demokratis, (5) cinta damai, (6) peduli sosial, (7) tanggung jawab.

B.METODE PENELITIAN

Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian kita perlu mengikuti aturan atau kaidah yang
berlaku, agar hasil penelitian yang diperoleh dapat dikatakan valid. Metode penelitian pada dasarnya
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Maksud dari
cara ilmiah adalah bahwa kegiatan penelitian bersandar pada ciri-ciri keilmuan, yakni rasional,
sistematis dan empiris.Rasional berarti kegiatan penelitian yang dilakukan masuk akal, sehingga dapat
dijangkau dengan oleh penalaran manusia. Empiris, berarti cara atau langkah yang dilakukan dapat
diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara atau
langkah yang digunakan. Seistematis, berarti proses yang digunakan dalam penelitian menggunakan
langkah-langkah tertentu yang bersifat logis. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan
menggunakan metode deskripstif Menurut Moleong (2010:4) penelitian kualitatif adalah prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan tentang orang- orang
dan perilaku yang dapat diamati. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif. Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang dilakukan dengan cara
mengumpulkan data berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka (Moleong, 2010:11). Data yang
diambil dalam penelitian ini adalah pernyataan berupa kata, frase ataupun klausa yang berisi nilai-
nilai pendidikan karakter dalam kaba "Bayan Budiman" karya Ekawati.

Instrumen penelitian ini adalah penelitian sendiri yang akan mengumpulkan data berupa kata,
frasa atau klausa yang berisi nilai-niali pendidikan karakter dalam kaba "Bayan Budiman" karya
Ekawati.Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) mendeskripsikan
isi hikayat "Bayan Budiman" karya Ekawati secara keseluruhan yang berhubungan dengan nilai-nilai
pendidikan karakter, (2) menginventarisasi atau mengklasifikasikan data berdasarkan permasalahan
penelitian, (3) menginterpretasikan temuan data dalam format pengumpulan data.

Berdasarkan penjabaran di atas dapat dinyatakan bahwa pada awalnya kehidupan sastra
Minangkabau khususnya kaba merupakan sastra lisan, yaitu jenis karya sastra yang disampaikan dari
mulut ke mulut. Cerita disampaikan oleh tukang cerita (tukang kaba), kemudian dilagukan dengan
iringan alat musik daerah seperti saluang, rabab dan sijontiak kepada pendengar. Dulu, dalam dunia
perkabaan tidak dikenal istilah pengarang, yang dikenal hanyalah tukang kaba (tukang cerita). Namun
seiring perjalanan waktu, akhirnya kaba yang berbentuk lisan mulai ditulis, sehingga saat ini dapat
kita temukan berbagai kaba di perpustakaan, baik perpustakaan umum ataupun perpustakaan
sekolah.

Banyak pesan atau nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam sebuah kaba. Setiap kaba
yang disampaikan terdapat tujuan yang ingin dicapai tukang kaba melalui ceritanya. Tujuan yang
dimaksud adalah mendidik masyarakat melalui kaba atau cerita yang disampaikan si tukang kaba.
Menurut salah seorang peneliti yang sebagian karya ilmiahnya menjadikan karya sastra Minangkabau
sebagai objek kajian, kaba beramanat bahwa hidup yang ideal adlah hidup yang beriman, berilmu,
berusaha dan bermanfaat bagi orang lain. Hidup yang tercela adalah hidup dengan senang-senang
dan tidak bermanfaat dan bahkan menyusahkan orang lain. Untuk dapat menjalani hidup yang
bermanfaat kaba menuntut tokoh cerita dengan prinsip- prinsip hidup yang bersumber ajaran agama
islam dan ajaran adat istiadat yang simbolkan(disimbolkan) dalam petatah-petitih Minangkabau
(Abdurahman, 2012). Hal-hal itulah yang membuat penulis tertarik untuk menggali pesan-pesan apa
sajayang ingin disampaikan sebuah kaba dengan perspektif nilai-nilai pendidikan karakter.

Nilai pendidikan karakter diharapkan mampu menjadi kunci utama untuk menanamkan moralitas
suatu kelompok atau golongan yang akan menjadi habit bagi setiap anggota kelompok di masyarakat.
Nilai pendidikan karakter merupakan pendidikan yang mengembangkan nilai dan karakter pada diri
peserta didik sehinga mereka memiliki nilai dan karakter dirinya sehingga mampu menerapkannya
dalam kehidupan dirinya sebagai angota masyarakat. Salah satu cara untuk menanamkan nilai
pendidikan karaker tersebut yaitu melalui kaba yang dapat di implementasikan ke dalam
pembelajaran teks cerita rakyat kelas X SMA. Siswa akan diarahkan untuk dapat menemukan nilai-
nilai pendidikan karakter apa saja yang terdapat dalam sebuah kaba. Hal ini bertujuan untuk
mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan karakter, khususnya pendidikan karakter yang terdapat dalam
kaba Sabai Nan Aluih karya M. Rasyid Manggis Dt. Rajo Penghulu, yang terdiri atas nilai (1) jujur,
(2)kerja keras, (3)

Untuk menghasilkan data dan mengolah data yang telah dikumpulkan, teknik analisis yang
digunakan sebagai berikut: (1) menganalisis data yang telah dikelompokkan, (2) menginterprestasikan
hasil analisis data, mngklasifikasikan, dan (3) merumuskan kumpulan hasil penelitian dan menulis
laporan penelitian. Teknik pengabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini padalah
ketekunan/keajegan pengamatan. Maleong (2010:329), yang dimaksud dengan teknik
ketekunan/keajegan pengamatan adalah menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang
sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan pada hal-hal
tersebut secara rinci. Teknik ketekunan/keajegan pengamatan dilakuan dengan tujuan menyesuaikan
analisis dengan keadaan sesungguhnya yang menjadi realita di masyarakat.Instrumen penelitian ini
adalah penelitian sendiri yang akan mengumpulkan data berupa kata, frasa atau klausa yang berisi
nilai-niali pendidikan karakter dalam kaba "Bayan Budiman" karya Ekawati.Teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) mendeskripsikan isi hikayat "Bayan Budiman" karya
Ekawati secara keseluruhan yang berhubungan dengan nilai-nilai pendidikan karakter, (2)
menginventarisasi atau mengklasifikasikan data berdasarkan permasalahan penelitian, (3)
menginterpretasikan temuan data dalam format pengumpulan data.

Anda mungkin juga menyukai