Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS PEMAKNAAN PADA PUISI SANTUN MELAYU KARYA FARHA ALYA

MOHD. FITRI: KAJIAN PRAGMATIK

Rahmad Ilahi
Mata Kuliah Kritik Sastra
Sastra Melayu
rahmadilahi7579@gmail.com

ABSRAK

Puisi merupakan suatu karya sastra yang dihasilakan dari pemikiran seseorang melalui
imajinasi, rasa, tempat, dan suasana. Puisi merupakan suatu karya sastra yang berbentuk tulisan
dan secara umum setiap puisi terdiri dari beberapa bait, akan tetapi tidak memiliki batasan
jumlah baris, maksimum dan minimum. Tujuan dalam melakukan penelitian ini, untuk
memberikan para pembaca pengartian arti dan maksud pada makna yang terkdapat dalam puisi
yang berjudul “Santun Melyu”. Metode yang digunakan pada peneltian ini menggunakan
metode deksriptif kualitatif, dimana lebih mengarah kepada pemecahan sebuah masalah
dilakukan mengunakan perkiraan objek dari sebuah penelitian yang memberikan keterangan
maksud dari bentuk laporan penelitian tersebut. Data yang digunakan untuk memberoleh hasil,
menggunakan data yang sudah jadi dan dikembangkan kembali dengan merapkan cara membaca
dan menyimak. Dari penelitian tersebut peneliti mendapatkan hasil dalam bentuk poin perpoin.
(1) pesan yang terkadung pada setiap bait yang terdiri dari beberapa baris mampu memberikan
edukasi yang mendukung daya berfikir, cara memandang sesuatu secara realistis, dan penuh
dengan sumber ilmu yang mendidik. (2) manfaat yang terdapat pada setiap bait dari beberapa
baris kalimat yang terdapat pada puisi tersebut mmpu membuka wawasan cara kreatif befikir
secara leluasa akan tetang aspek dari berbagai ilmu pengetahuan dalam berbagai aspek yang
mengarah kepada sumber ilmu pengetahuan itu tersendiri. (3) makna yang terkandung pada
setiap kalimat yang tedapat pada setiap bait mampu berdampak begitu leluasa untuk daya tarik
cara berfikir kearah edukasi-edukasi yang lebih bermoral dan mengarah kepada sesuatu yang
mendidik dalam segi memandang sebuah perbedaan.

1. PENDAHULUAN
Pragmatik memiliki arti linguistik, yang mempelajari penggunaan bahasa yang ada
format dan makna terkait dengan maksud, konteks, dan situasi penutur. Pragmatik adalah bidang
linguistik yang mempelajari ucapan pembicara.Seorang pembicara yang mengkaji hubungan
antara fungsi dan format bahasa. Seperti yang dikemukan oleh Yule (2006), mengatakan bahwa
pragmatik adalah studi tentang makna yang disampaikan oleh pembicara dan ditafsirkan oleh
pendengar. Pendapat tersebut secara umum belum begitu mendetail dalam hal yang lebih
segnifikan, oleh karena itu (Wijaya, P. D., & Rohmadi, 2009) mengatakan bahwa, sebuah kajian
pragmatik akan menjadih segala aspek dari penjelasan di balik penuturan oleh seseorang
individu.

Adapun di dalam penganalisisan puisi ini untuk mengetahui nilai dan aspek makna yang
terdapat kesan dalam penerimaan pembaca dalam sebuah karya sastra yang dinikamti tersebut.
Seorang pembaca atau penikmat karya sastra puisi harus mampu mengetahui makna dan meksud
yang tersampaikan oleh penulis dalam sebuah karya sastra tersbut, untuk menujang pengartian
dan penerimaan segala bentuk rasan dan perasaan yang ingin tersamapaikan sebuah keindahan
oleh sang penulis dibalik karya sastra puisi tersebut. Menurut Nurgiyantoro (2005)
mengemukakan bahwa salah satu bentuk karya sastra adalah puisi, yang termasuk penggunaan
unsur kebahasaan untuk memberikan kesan keindahan.

Puisi merupakan suatu karya sastra yang dihasilakan dari pemikiran seseorang melalui
imajinasi, rasa, tempat, dan suasana. Puisi merupakan suatu karya sastra yang berbentuk tilisan
dan secara umum setiap puis terdiri dari beberapa bait, akan tetapi tidak memilki batasan jumlah
baris, tidak ada maksimum dan minimum. Puisi berhasil menyita banya perhatian para ilmuan
sastra tentang berbagai ragam kata yang dihasilkan, kata yang cenderung memilki makna dan
begitu autentik dan unik dan begitu fana meimilki arti tersendiri yang terdapat dibaliknya. Tidak
jarang ada beberapa puisi memilki makna dan arti hanya diketahui oleh para penulisanya saja.

Menurut Waldyo (2013), mengemukan bahwa puisi adalah sebuah pengalaman, sesuatu
yang fiktif dan mudah diingat ditulis sebagai ekspresi oleh seseorang dalam bahasa yang tidak
secara langsung. Sebuah puisi tersebut terbentuk atas dasar pemikiran dalam bentuk
berimajinasi. Menurut Firmansyah (2017) Imajinasi adalah kemampuan berpikir, bayangan atau
sebut saja fantasi, isinya menciptakan gambar lukisan, esai, dan lain-lain. Hal ini yang mampu
membentuk seolah-olah puisi yang terbentuk tersebut lebih hidup dan lebih seperti realita
didalam kehidupan yang sebenarnya.

Dalam terbentuknya sebuah puisi, pengalaman dan segala bentuk imajinasi menjadih satu
kesatuan yang utuh dan saling melengkapi. Hal ini tidak terlepas dari karya sastra itu sendiri
yang terciptakan oleh penulis yang lanngsung membentuk presepsi bahwasanya sebuah karya
sastra tersebut pasti memilki jiwa yang mampu hidup ketika dibaca oleh penikmat karya sastra
tersebut. Menurut (Ismayani, 2017) mengemukan bahwa, tujuan studi sastra menambah
pengetahuan dan pengalaman sastra. Bahkan jika pengalaman menghasilkan di luar kegiatan
ekspresi dan apresiasi, Anda bisa mendapatkan karya sastra. Sedangkan menurut (T.S. Melati,
P.Warisma & Ismayani, 2019) berpendapat mengatakan bahwa merupakan karya sastra yang
membicarakan berbagai persoalan. Kehidupan imajinatif, dan itu melibatkan keindahan, itu telah
dipikirkan mahal.

Untuk melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan analisis deskriptif. Analisi


deksriptif merupakan sebuah kegiatan yang dimana lebih mengarah kepada pemecahan sebuah
masalah dilakukan mengunakan perkiraan objek dari sebuah penelitian yang memberikan
keterangan maksud dari bentuk laporan penelitian tersebut. Menurut Sukmadinata, (2012)
deskriptif kualitatif ditampilkan dalam format deskripsi yang dapat dibaca manusia untuk
membantu Anda memahami analisis hasil data dari sudut pandang peserta, itu bisa berbentuk
tanya jawab, jadi secara langsung, dan pemikiran dari masing-masing ide tersebut. Oleh karena
itu, penelitian ini peneliti hanya mengambil apa yang dijadikan sebagai objek diselidiki dan
dijelaskan dalam bentuk laporan yang menganalisis isi puisi selingan. Adapun cara tersendiri
dalam penganalisisan data secara kualitatif menurut Sugishirono (2016), mengemukakan bahwa
merangkum berbagai data, menjelaskan unit, dan mengimplementasikannya dengan mengatur
temuan dan strukturnya, dapat menentukan makna apa yang berguna dan dipelajari, serta dapat
membuat penjelasan kepada pembaca apa yang ingin disampaikan.

Tujuan penelitian ini agar para pembaca mengerti arti dan maksud pada makna yang
terkandung dalam puisi yang berjudul “Santun Melyu”, tentang atas kandungan unsur yang lebih
menekankan kepada unsur kandungan kebudayaan melayu dan pendidikan. Semoga peneltian ini
mampu memberikan manfaat untuk khalayak ramai dalam pengartian dan makna yang
terkandung pada puisi tersebut.

1. SINOPSIS
Judul : Antologi Laskar Puisi Alam Melayu
Penulis : Mohd Faradi Mohamed Ghazali, Nazilah Mohamad, Muhammad Aizuddin Harif,
Mohamad Naim Mohideen Gany.

Penyampaian bentuk keragaman yang terdapat didalam masyarakat melayu, menjadi


penyuaraan yang utama untuk membentuk keutuhan bagi para masyarakat melayu serta para
generasi keterunan yang akan mewarisi bentuk segala bentuk kebudayaan dan adat istiada yang
terdapat didalamnya. Dalam memberikan pengimbauan dan sekaligus pengingat agar tidak
mudah terlupakan, pemberiaan pengertian dan maksud tentang apa itu melayu, bentuk asal mula
adanya melayu, hingga bentuk dan ciri khas orang-orang melayu dalam mendiami nusantara,
tepatnya pada semenanjung malaka.

Bentuk jenis bermaca-macam ragam adat dan ritual, menjadikan melayu begitu indah
terdengar dengan keunikan dan keautentikan yang ia miliki dalam sebuah keindahan seni dalam
segi pertunjukan yang ia miliki. Masyarakat melayu menjadikan adat dan ritual sebagai sebuah
seni dalam menikmati kehidupan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, hal
itu terlihat jelas dengan bentuk pemaknaan yang terkandung pada setiap bentuk gerak seni tari
yang diperagakan oleh para penari setiap adanya pertunjukan. Sebuah pertunjukan tidak luput
dari bentuk menampilkan warisan yang ditinggalkan oleh orang-orang terdahulu untuk
melestarikan kebudayaan yang sudah ada pada masyarakat suku melayu.
Keelokan dan keramahan sikap yang dimilki oleh para masyarakat melayu memberikan
kesan sekaligus pesan bahwasanya melayu selalu mengajarkan tentang kesopanan dalam bentuk
berperilaku kepada siapapun. Orang-orang melayu membentuk karakter melayu tersebut kepada
khalayak ramai sebagai suku yang mengutamakan berilaku dalam bersikap, dimana menghormati
orang yang lebih tua sebuah kewajiban bagi para yang muda pada masyarakat melayu tersebut.
Karena bentuk tersebutlah, melayu memilki pengertian secara umum kepada orang-orang banyak
selalu menggambarkan tentang keramahan para manyarakatnya, lelamah lembut, sopan dan
santun, serta tak luput dari unsur religious. Pada setiap adat ritual kebudayaan pada masyarakay
melayu selalu dihubungkan dengan adanya unsur religious. Masyarakat melayu mempercayaan
setiap kegiatan yang mereka lakukan harus menghubungkan Tuhan/Allah sebagai mengingat
akan keberadaan sang pencipta, agar selalu taat dan tetap memiliki rasa syukur didalam diri.
Tidak hanya bentuk kebudayaan, melayu mencerminkan segala bentuk aspek dalam segi
pemerintahan, tentang cara berpolitik, ekonomi, dan sebagainya masih banyak lagi.

Buku kumpulan puisi ini mempersembahkan judul: Melayu berdaulat, Akal budi Melayu,
Melayu santunan zaman, Cerminan Fikiran, Serumpun Jiwa, Mau Yang Sudah Hilang, Melayu
Itu, Melayu Kita, Akrostik budi santun Melayu, Dimana, Bunga Melayu, Santun, Sanjungan
Adat Mealyu, Kusanjung Namamu “Melayu”, Serumpun Serai Muafakat, Mealayu Tetap
Melayu, Madah Santun Melayu, Santun Gadis Melayu, Arca Bahasa, Santunya Terselit Bisa,
Dan Keris Itu, Dayung Kasih Ayah Bonda, Berpasak Budi Santun Melayu, Pesan Wanita Senja,
Leluhur Pekerti Melayu dll.

Bacaan yang terdapat pada buku antologi kumpulan puisi ini merupakan sebagai bentuk
dimana memberikan sebuah edukasi tentang lebih dekat Kembali kepada adat istiadat melayu
dan aspek-aspek kebudaayaan itu sendiri pada masyarakat melayu. Hal ini juga menjadi
sekaligus bentuk pemberitahuan kepada generasi muda melayu akan bentuk corak kebudayan
adat istiadat yang terdapat pada suku melayu itu sendiri, agar terhindarnya kepunahan akan
bentuk segala keragaman dan keunikan suku melayu tersebu,t dengan terus berkembangnya arus
kemajuan zaman yang semakin canggih dan terus mengarah lebih condong kepada kebudayaan
orang-orang barat sana,

2. LANDASAN TEORI
3.1. Pragmatik

Kajian pragmatic merupakan sebuah kajian yang menekankan kepada pemaknaan yang
teerdapat baik dalam bentuk teks manaupun tersirat. Pragmatic memiliki keunikan dalam
pengkajian sebuah bahasa yang terdapat dalam sebuah konteks yang unik pada penggunaan
sebuah bahasa. Menurut Chaer (dalam jurnal Widyabastra, 2017:89) Secara leksikal bahasa
diartikan sebagai sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer dan digunakan oleh anggota
masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri. Sedangkan menurut
Keraf, (2004:2) mengatakan bahwa bahasa merupakan sebuah cara berkomunikasi dalam
penggunaan simbol-simbol yang terdapat pada system bunyi vocal yang memilki sifat arbitret
dan diperkuat dengan badaniyah yang nyata.

Dalam menjalani kehidupan, manusia selalu menggunakan bahasa dalam berkomunikasi


anrtar sesamnaya, ha tersebut menjadikan manusia sebagai maklik sosial yang membutuhkan
cara yang tepat dan benar untuk menyempurkan cara berkomunikasi tersebut pada kehidupan
sehari-harinya. Menurut Keraf ( dalam jurnal Widyabastra, 2017:89), mengatakan bahwa ada
beberapa fungsi yang terdapat dalam bahasa untuk kebutuhan sehari-hari dalam penggunaan
bahasa, (a). Bahasa berfungsi sebagai sarana menyatakan ekspresi diri. (b). Bahasa sebagai alat
komunikasi. (c). Bahasa sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial. (d). Bahasa
sebagai alat kontrol sosial. Pada kajian pragmatik memilki beberapa aspek lain yang berperan
dalam penggunaan dan pemaknaan dalam sebuah bahasa, baik keseluruhan bahasa maupun
bentuk kalimat atau kata.

2.1.1. Deiksis
Deiksis merupakan bentuk yang mencakup sebuah bentuk hakikat bahasa yang
menekankan kepada hubungan antar kata yang saling menghubungkan pada
penggunaan tindak tutur yang tidak tetap. Diksi terbagi beberapa jenis yaitu, Deiksis
Persona, Deiksis Tempat, Deiksis Waktu, Deiksis Sosial, Dan Deiksis Wacana.

2.1.2. Peranggapan
Menurut Imrok Atul Laili Musabihah, praanggapan berasal dari kata to pre-
suppose, yang dalam bahasa Inggris berarti to suppose beforehand (menduga
sebelumnya), dalam arti sebelum pembicara atau penulis mengujarkan sesuatu ia
sudah memiliki dugaan sebelumnya tentang lawan bicara atau yang dibicarakan. Ada
beberapa penrtuk jenis peranggapan yaitu, praanggapan eksistensial, faktual, leksikal,
struktural, non-faktif, dan kontrafaktual.

2.1.3. Implikatur
Menurut https://sastranesia.id/implikatur-dalam-kajian-pragmatik/ Implikatur
merupakan implikasi dari tuturan yang tertutur yang berupa simpulan logis dari suatu
tuturan. Implikatur dipahami secara bersama-sama antara penutur dan mitra tutur
dalam konteks tertentu supaya tujuan tutur dapat terlaksana. Lambang implikatur
adalah (+>). Ada beberapa jenis implikatur yaitu, implikatur percakapan dan
implikatur konvensional.

2.1.4. Tindak tutur


Tindak tutur merupakan keseluruhan pada suatu kompunenen pada sebuah bahasa
dan non bahasa, kompenen tersebut meliputi, sebuah bahasa yang utuh, bentuk
penyamapaian amanat, topis, hingga konteks yang terdapat pada amanat tersebut.
Pada hal ini tindak tutur terbagi beberapa bentuk yaitu, Asertif, Diretif, Komisif, Dan
Ekspresif.
3.2. Pendekatan Pragmatic Teori Abrams

Pendekatan pragmatik teori abrams. Teori tersebut lebih mengacu kepada sebuah sudut
pandang yang mengungkapkan bahwasanya sebuah karya sastra merupakan sarana untuk
menyamapaikan suatu tujuan tetentu melalui sebuah kerya sastra kepada pembacanya. Dalam
aspek-aspek yang terdapat pada teori ini mengkaji sebuah puisi berdasarkan fungsinya untuk
memberikan ajaran moral, pendidikan, agama, sertan yang lainya. Ketika semakin banya nilai
yang terdapat didalam sebuah karya sastra, maka dari pada itu semakin tinggi pulalah nilai karya
sastra tersebut untuk pera pembaca dan penikmatnya. Pada teori ini memiliki penekanan pada
seniman dan karakter yang cenderung karya yang bersifat dasar demi memenuhi kebutuhan dan
kenyamanan, kesenangan para pembacanya.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Puisi

Santun Melayu

Karya : Farha Alya Mohd. Fitri

Melayu itu berbudi terpuji

Berakal budi tak meninggi diri

Tidak juga makan dipuji

Adab sopan dididik menjadi.

Santun Melayu pada kata

Ayat tersirat menyampai pantun

Hebat bahasa tidak mengata

Kuat bersilat masih bersantun.

Di rumah diri, santun rukun

Di desa di kampung di luar bandar


Di kota hidup serumpun

Memegang syariat dengan iktibar.

Santun Melayu pada tetangga

Santun juga pada pendatang

Santun baik tidak terhingga

Jangan sampai tidak dipandang.

Budi bahasa amalan sentiasa

Jadi pegangan rakyat dan bangsa

Jadilah Melayu hebat berjasa

Terkenal sehingga seluruh dunia.

(Halaman 7, Pada Buku Antologi Laskar Puisi Alam Melayu)

4.1. Analisis Unsur Instrinsik Pada Puisi Santun Melayu


3.1.1. Unsur Batin
Untuk mendapatkan unsur batin dalam penganalisisan puisi yang berjudul
“Santun Melayu” peneliti akan memakan 4 jenis unsur yang akan digunakan yaitu,
unsur Tema, Rasa, Nada, Dan Amanat.

Tema
Tema yang terdapat pada puisi ini yaitu: Adat Istiadat Melayu.
Rasa
Unsur rasa yang terdapat pada puisi ini yaitu, Bahagia.
Nada
Unsur nada yang terdapat pada setiap bait pada puisi ini bersifat tagas dan
lemah lembut.
Amanat
Pesan yang terkandung pada puisi tersebut berbentuk sebuah peringatan dan
pemberitahuan bahwasanya orang-orang masyarakat melayu tersebut tidak akan
mudah sombong akan sebuah pujia yang ia dapatkan diluar sana, walaupun sikap dan
perilaku yang ia lakukan memang sikap dan perilaku terpuji. Bahasa serta adat
istiadat tidak membuat mereka lupa akan jati diri ketika keluar dari zona yang
mayoritas non suku mealyu, dimanapun berada sikap religious mengingat akan
keberadaan sang pencipta menjadi nomor satu untuk melakukan kewajibanya sebagai
seorang muslim yang taat.

3.1.2. Unsur Fisik


Untuk mendapatkan unsur fiksi dalam penganalisisan puisi yang berjudul “Santun
Melayu” peneliti akan memakai 6 jenis unsur yang akan digunakan yaitu, unsur
Diksi,
Rima, Tipografi, Imaji, Kata Kontret, dan Gaya Bahasa.

Diksi
Unsur diksi yang digukan oleh pengarang pada puisi ini yaitu edukasi dan
merendah diri, sehingga para pembaca seolah-olah merasakn bentuk penyamapaian
yang sebelumnya tidak tahu akan melayu, mengerti tentang gambaran orang melayu,
dan dengan cara menyamapaian yang merendah namun realistis.

Rima
Unsur rima yang terdapat pada puisi ini yaitu, bunyi cara penuturan puisi yang
bersifat tegas namun penuh dengan kesopanan dan lemah lembut penghayatan,
dimana seorang pembaca mempu terbawa dengan suasana isi pokok pembahsan pada
puisi tersebut, sehingga pembaca mempu menggambarkan kesopanan dan dengan
nada yang lembut saat membaca puisi tersebut sesuai layaknya sifat seorang yang
berciri khas melayu asli.

Tipografi
Pada pusis yang berjudul “santun melayu ini” terdapat unsur tipografi. Unsur
tipografi terlihat jelas pada setiap baris, dimana sang pengarang berupaya melakukan
eksperimen pada setiap larik yang terdapat pada puisi tersebut, sehigga membentuk
unsur kekuatan pemaknaan yang cukup rumit bagi sebagia orang awam, contoh
seperti pada bait kedua sebagai berikut:

Santun Melayu pada kata


Ayat tersirat menyampai pantun
Hebat bahasa tidak mengata
Kuat bersilat masih bersantun.
(yang bergaris bawah merupakan sudah di eksperimen)

Imaji
Unsur imajinasi yang dipergunakan oleh pengarang sangat tinggi, sehingga
seorang pembaca harus lebih mampu menghayati setiap larik yang terdapat pada
setiap bait pada puisi tersebut, agar mendapatkan sebuah gambaran makna dari arti
pada puisi tersebut.

Kata Kontret
Dalam puisi ini terdapat kata kontret yang berfungsi menggambarkan sebuah
bentuk penyamapaian yang lebih mudah tergambarkan oleh para pembacanya, salah
satunya seperti pada:

Bait petama larik pertama


 Melayu itu berbudi terpuji
(dapat tergambarkan dengan mudah cara bersikap orang-orang melayu yang begitu
ramah, sopan, dan selalu menghargai orang yang lebih tua)

Gaya Bahasa
Gaya Bahasa yang digunakan oleh pengarang pada puisi ini bersifat sederhana
dan sedikit rumit pada bagian-bagian tertentu, namun dengan kesederhanaan dan
sedikit rumit tersebut pengarang berhasil samapai pada klimaks yang ingin
disamapaikan.

4.2. Analisis Puisi Santun Melayu Dengan Teori Pendekatan Pragmatic Abrams

- Melayu itu berbudi terpuji


Larik puisi diatas tersebut merupakan larik puisi yang tedapat pada bait pertama puisi karya
Farha Alya Mohd. Fitri yang berjudul “santun melayu”. Didalam larik tersebut menggambarkan
tentang kebudayaan melayu tersebut mencermin akan sebuah tata kerama pada masyatrakatnya
yang terpuji dan berbudi dalam bersikap. Hal tersebut dapat terlihat pada penggunaan kata
“berbudi terpuji” sesuatu yang tidak diungkapkan.

Melalui pendekatan pragmatic, pesan dan manfaat yang dapat tersampaikan dari larik puisi
tersebut merupakan, suku mampu mencerminkan seperti apa sikap suatu masyarakat di dalam
suatu kebudayaan ketika didapan khalayak ramai. Jangan pernah takut untuk menampilkan jati
diri yang sebenarnya, terkadang dari jati diri mempu mencerminkan asal muasal kebudayaan itu
sendiri.

Kesimpulan: dari hasil pemaknaan yang terdapat pada larik puisi diatas dapat disimpulkan
bahwa, larik makna yang terkandung pada larik tersebut merupakan sebuah bentuk sikap yang
dimilki oleh orang-orang suku melayu

- Berakal budi tak meninggi diri


Larik puisi tersebut terdapat pada bait petama baris kedua. Larik tersebut menggambarkan
seseorang yang memilki ilmu dan pengetahuan yang tinggi, namun tidak menyombongi diri
kepada siapapun. Dengan pendekatan ini pesan dan manfaat yang ingin di sampaikan yaitu,
meskipun segudang ilmu dan sebanyak apapun prestasi yang telah diraih tetapi hanya untuk
sebuah kesombongan, tidak akan ada gunanya. Teruslah menjadih sibijak yang mampu
menyeimbangkan antara ilmu, akal dan budi yang ramah agar mampu menjadi contoh untuk
dapat mengayomi para generasi selanjutnya.

Kesimpulan: pada larik puisi dari pemaknaan diatas tersebut dapat disimpulkan bahwasanya
larik tersebut merupakan bentuk cara bersikap dalam berprilaku sebagai seorang yang berciri
khas melayu, sombong bukanlah cerminan seorang manyarakat melayu yang terkenal ramah
dan sopan.

- Tidak juga makan dipuji


Larik puisi tersebut terdapat pada bait pertama lirik ketiga. Larik tersebut menggamabarkan
seseorang yang dipuji namun tidak mudah meninggi hati. Pesan dan manfaat yang terdapat di
dalam larik tersebut yaitu sebuah pujian bukan menjadihkan landan untuk seseorang dapat
menghancuri dirinya sendiri. Tetaplah menjadi rendah hati, dipuji tidak terbang, dan dihina tidak
putus harapan.

Kesimpulan: dari hasil pemaknaan larik yang terdapat diatas dapat disimpulkan bahwa prinsip
orang melayu memegang teguh akan disanjung tidak mudah membuatnya sombong atau
menyombongkan diri.

- Adab sopan dididik menjadi.


Larik puisi tersebut terdapat pada bait pertama baris keempat. Larik tersebut menggambarkan
seseorang yang terdidik tersebut sudahlah pasti tahu akan sebuah sopan santun dan beradap
untuk menjadih seseorang individu yang baik. Pesan dan manfaat yang terkandung di dalam larik
puisi tersebut merupakan, adab merupakan peran utama membentuk karakter seseorang untuk
tetap bersikap sopan dan santiun. Orang yang beradap pastilah sopan dan santun, tetapi orang
sopan dan santun belum tentu memiliki adab yang baik.

Kesimpulan: dari hasil pemaknaan puisi diatas dapat disimpulkan bahwasanya Tindakan dalam
berperilaku dalam diri seseorang terbentuk sejak sedari kecil. Hal tersebut yang tergambarkan
dalam masyarakat melayu yang mengutamakan adab dalam bertingkah laku.

- Santun Melayu pada kata


Larik puisi tersebut terdapat pada bait kedua baris pertama. Larik tersebut menggambarkan
setiap tutur kata yang terdapat pada suku orang melayu tersebut memilki rasa sopan dan santun
yang tinggi. Pesan dan manfaat yang terdapat pada larik puisi tersebut merupakan, ciri tersendiri
yang terdapat didalam setiap Bahasa daerah yang mampu menggambarkan karakter setiap
masyarakatnya yang baik, ramah, dan legowo. Setiap keunikan dan kekhasan yang terdapat di
dalam setiap Bahasa tersebut mampu menyatukan berbagai Bahasa yang ada di nusantara berkat
perbedaan yang ada.

Kesimpulan: dari hasil pemaknaan yang terdapat pada larik puisi diatas dapat disimpulkan
bahwa,setiap lisan yang terucap setiap kata, orang-orang melayu sudah terbiasa mengucap
sesuatu yang baik dan sopan, karena sudah terbentuk oleh lingkungan dan sudah diterbiasakan
bersikap baik dalam bersikap sedari kecil.

- Ayat tersirat menyampai pantun


Larik puisi tersebut terdapat pada bait kedua baris kedua. Larik tersebut menggambarkan
setiap pantun yang tersampaikan merupakan sebuah makna yang tersirat pada setiap kata atau
kalimatnya. Pesan dan manfaat yang terkandung didalam larik bait puisi tersebut adalah, kata
atau kalimat akan selalu memiliki makna yang terselubung untuk setiap bait puisi atau pantun
untuk membentuk keestetikan dari suatu karya tersebut. Mempu memberikan kesan dan
pengalaman kepada para pembacanya pada setiap kata atau kalimat yang tersirat tersebut.

Kesimpulan: dari hasil pemaknaan pada larik puisi diatas dapat disimpulkan bahwa, setiap kata
yang terupkan dari orang kalangan melayu secara tersirat merupakan bentuk pantun, yang
memilki arti dan pesan berisi nasehat.

- Hebat bahasa tidak mengata


Larik puisi yang terdapat pada pada bait kedua baris ketiga. Larik tersebut menggambarkan
bahwa betapa luar biasanya kekuatan dari sebuah Bahasa, tidak hanya mampu tersampaikan
secara lisan saja kepada para penikmat atau pembacanya saja, akan tetapi juga mampu melalui
secara tersirat. Pesan dan manfaat yang terkandung di dalam larik puisi tersebut yaitu, setiap
Bahasa bisa memberikan pesan atau penyampaian tidak hanya secara langsung, namun juga
mampu secara tersirat dan surat. Bahasa mampu memberikan feel yang tepat ketika
disamapaikan dengan cara yang benar dan tepat pula.

Kesimpulan: dari hasil pemaknaan pada larik puisi diatas dapat disimpulkan bahwa, sebuah
kalimat juga bentuk dari Bahasa, maka dari pada itu orang melayu menggunakan Bahasa dalam
penyampaian nasehat tidak hanya melalui lisan saja.

- Kuat bersilat masih bersantun


Larik puisi tersebut terdapat pada bait kedua baris keempat. Larik tersebut memilki makna
meskipun memilki kekuatan untuk melawan dan terlihat gagah dan kasar, orang-orang melayu
akan selalu tetap bersikap sopan kepada para lawanya, baik dalam bertutur maupun bersikap.
Pesan dan manfaat yang terdapat di dalam larik puisi tersebut ialah kuat, gagah, dan perkasa
bukan berarti harus selalu besikap kasar dan tidak sikap tidak baik kepada siapapun. Mampu
memberikan membelajaran bahwa kuat dan berbekat tidak harus selalu terlihat gagah dan
sombong.

Kesimpulan: dari hasil pemaknaan yang terdapat pada larik puisi diatas dapat disimpulkan
bahwa, masayarakat melayu spada tradisinya mempunya kepiawaian dalam hal bela diri yaitu
silat, walaupun telihat kuat bukan berarti tidak mampu bersikap sopan dan baik kepada siapaun.

- Di rumah diri, santun rukun


Larik puisi tersebut terdapat pada bait ketiga dan baris pertama. Larik tersebut
menggambarkan dalam sebuah rumah seorang masyarakat melayu akan selalu bersikap rikun
kepada antar saudaranya, baik kandung maupun sesama sesuku. Pesan dan manfaaat yang
terkadung di dalam larik puisi tersebut yaitu, rukun dan selalu baik tanpa adanya konflik didalam
sebuah kelompok merupakan cerminan dari kebudayaan itu sendiri. Dalam hal ini mampu
menjadikan setiap insan untuk selalu rukun didalam menjalanin kehidupan social antar
sesamanya.

Kesimpulan: dari hasil pemaknaan yang terdapat pada larik puisi diatas dapat disimpulkan
bahwa, memperlihatkan sifat dan perilaku orang-orang melayu, meskipun pada orang
terdekatpun dan pada diri sendiri sifat damai dan penuh kesopanan tetap tertanam dalam
berprilaku.

- Di desa di kampung di luar bandar


Larik puisi tersebut terdapat pada bait ketiga baris kedua. Larik tersebut menggabarkan
suasana dimana walaupun seseorang tersebut sudah berada di luar Kawasan yang dominan suku
melayu, sikap dan perilaku soapan, santun, dan ramah selalu tepegang teguh di jiwanya. Pesan
dan manfaat yang terdapat didalam larik puisi tersebut merupakan, jiwa seseorang tidak akan
mudah berubah begitu saja atas segala ajaran yang telah di tanam dan dibentuk sejak dini di
dalam dirinya. Hal ini mampu menjadih tauladan didalam bersosial bahwasanya dimanapun
berada peran kebudayaan sangat penting sebagai cerminan diri.

Kesimpulan: dari hasil pemaknaan yang terdapat pada larik puisi diatas dapat disimpulkan
bahwa, perilaku seorang masyarakat melayu tidak mungkin akan mudah berubah ketika mereka
keluar dari zona yang dimana mereka dibesrakan dan ditanamkan akan budi luhur yang
berlandaskan agama dan adat dalam bersikap.

- Di kota hidup serumpun


Larik puisi tersebut terdapat pada bait ketiga baris ketiga. Larik tersebut menggambarkan
kehidupan yang jauh dari asal muasal tempat tinggal dan kebudayaannya, namun tetap hidup
secara rukun dan sama rata tanpa perbedaan suku, kebudayaan. Pesan dan manfaat yang
terkandung didalam larik puisi tersebut ialah, perbedaan bukan menjadih suatu landasan untuk
sebuah permasalahan. Hal tersebut dapat menjadih acuan untuk selalu menjadikan perbedaan
sebagai suatu keindahan didalam keberagaman.

Kesimpulan: dari hasil pemaknaan yang terdapat pada larik puisi diatas dapat disimpulkan
bahwa, orang-orang melayu yang keluar jauh dari kampong halaman yang dasarnya notaben
non melayu, mereka berupaya memandang siapapun itu dengan kedudukan yang sama tanpa
adanya perbedaan sosial, budaya, suku, dll.

- Memegang syariat dengan iktibar


Larik puisi tersebut terdapat pada bait ketigs baris keempat. Larik tersebut menggambarkan
suku melayu selalu memegang hukum dan aturan syariat islam yang sangat kuat didalam segala
aturanya. Peasan dan manfaat yang terkandung di dalam larik puisi tersebut yaitu, sagala aturan
dan hukum yang terdapat dari berbagai suku pastinya sudahlah menjadih tolak ukur yang sudah
di pertimbangkan oleh para orang terdahulunya. Hal tersebut juga akan menjadi corak dan ke
khasan tersendirinya bagi suku tersebut.

Kesimpulan: dari hasil pemaknaan yang terdapat pada larik puisi diatas dapat disimpulkan
bahwa, masyarkat melayu terkenal akan nilai-nilai religious yang kuat didalam melakukan
segala bentuk adat maupun bersikap, hal tersebut menjadikan masyarakat melayu selalu
mengutamakan hukum islam dalam setiap apa yang mereka lakukan dalam berpegang teguh.

- Santun Melayu pada tetangga


Larik puisi tersebut terdapat pada bait keempat baris pertama. Larik tersebut menggambarkan
masyarakat melayu selalu bersifat santun kepada siapaun, tidak hanya kepada kerabatnya saja,
tetapi juga kepada orang-orang sekelilingnya, termasuk tetangga. Pesan dan manfaat yang
tekandung dalam larik puisi tersebut yaitu, sikap yang bai kdan sopan akan selalu menjadi
landasan utama didalam bertetangga, termasuk dalam masyarakat melayu. Hal tersebut sudah
menjadi sebuah kebiasaan untuk setiap masyarakat yang bertetangga, agar bersikap baik dan
ramah dan rukun terhadap orang-rang sekitarnya.

Kesimpulan: dari hasil pemaknaan yang terdapat pada larik puisi diatas dapat disimpulkan
bahwa, sikap seorang masyarakat melayu juga mengutamakan hal saling menghormati dan
saling peduli akan adab dalam betetangga, yang selalu peduli untuk saling berbagi dan kompak
bergotong royong dalam kehidupan bermasyarakat.

- Santun juga pada pendatang


Larik puisi tersebut terdapat pada bait keempat baris kedua. Larik tersebut menggambarkan
masyarakat melayu juga selalu bersikap baik, sopan, dan ramah kepada orang asing, tidak
memandang buluh untuk selalu berbuat dan bersikap legowo kepada siapapun. Pesan dan
manfaat yang terdapat dalam larik puisi tersebut adalah, baik tidak harus kepada orang ang
dikenal saja, baik bias dilakukan kepada siapapun. Hal tersebut mampu mempelihatkan kualitas
diri dan asal muasal diri dimanapun berada.

Kesimpulan: dari hasil pemaknaan yang terdapat pada larik puisi diatas dapat disimpulkan
bahwa, sikap orang-orang melayu tidak hanya berusaha untuk mampu bisa saling peduli dan
menghormati kepada natar tetangga saja, melainkan juga kepada orang asing yang datang
keranah suku mereka, akan tetap diperlakukan sama dengan yang lain tanpa perbedaan.

- Santun baik tidak terhingga


Larik puisi tersebut terdapat pada bait keempat baris ketiga. Larik tersebut menggambarkan
dalam bersikap masyarakat melayu selalu tidak melihat seberapa tingkat kebaikan yang di
lakukan, tidak ada batasan selagi mampu untuk di lakukan. Pesan dan manfaat yang terkandung
dalam larik puisi tersebut yaitu, dalam berbuat sebuah kebajikan kepada siapapun janganlah
menjadi tolak ukur didalam berbuat baik kembali kedepanya. Hal tersebut mampu menjadikan
seseorang sebagai individu yang selalu peduli dan peka akan lingkungan sosialnya.

Kesimpulan: dari hasil pemaknaan yang terdapat pada larik puisi diatas dapat disimpulkan
bahwa, dalam berprilaku masyarakat melayu tidak memandang ada atau tiada sesuatu yang ia
miliki, ketika beretika dalam memuliakan seseorang, masyarakat melayu rela berhutang terlebih
dahulu, untuk menghormati dan memberikan sambutan kepada seseorang tersebut.

- Jangan sampai tidak dipandang.


Larik puisi tersebut terdapat pada bait keempat baris keempat. Larik tersebut
menggambarkan untuk memiliki citr yang baik dan mampu mencerminkan asal muasal,
masyarakat melayu sangat pantang dalam bersikap tidak sesuai aturan kebudayaan mereka yang
begitu terkenal akan sopan, santun dan ramah tamahnya tersebut. Pesan dan manfaat yang
terkandung dalam larik puisi tersebut ialah, cara bersikap yang dilakukan seseorang mampu
menjadi penilaian tersendiri oleh orang lain akan asal muasal kan sebuauh suku atau kebudayaan.
Dari hal tersebut dapat terlihat cara pendang seseorang dapat telihat dengan jelas ketika didalam
bersikap.

Kesimpulan: dari hasil pemaknaan yang terdapat pada larik puisi diatas dapat disimpulkan
bahwa, maka dari hal itu masyarakat melayu selalu berupaya dalam berusaha terlihat bijak
dalam memulikan seseorang, seperti tamu, agar terlihat menghormati dan memuliakan seorang
tamu tersebut, walaupun dirinya sedang dalam kesulitan.

- Budi bahasa amalan sentiasa


Larik puisi tersebut terdapat pada bait kelima baris pertama. Larik tersebut menggambarkan
prinsip orang melayu setiap kata kebaikan yang tertuturkan melalui lisan merupakan akan
menjadi sebuah amalan yang baik untuk dirinya sendiri. Pesan dan manfaat yang terkandung
dalam larik puisi tersebut merupakan, setiap lisan perkataan yang keluar dari mulut harusnya
menjadi sesuatu yang bermanfaat, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Dari hal tersebut
mempu menjadikan seorang individu tersebut mampu menjadih insan yang lebih baik lagi
kedepanya.

Kesimpulan: dari hasil pemaknaan yang terdapat pada larik puisi diatas dapat disimpulkan
bahwa, sseorang masyarakat melayu akan selalu berupaya dalam membentuk karakter pada
setiap tindak tutur mereka tersebut untuk terlihat sopan, menghargai dan penuh etika dalam
berprilaku, agar menjadiikan mereka seseorang yang mampu menciptakan amalan tidak saja
dalam bentu lisan, namun juga tindakan.

- Jadi pegangan rakyat dan bangsa


Larik puisi tersebut terdapat pada bait kelima baris kedua. Larik tersebut menggambarkan
orang melayu berpendapat bahwasanya setiap perkataan adalah sesuatu yang patut menjadi
contoh dan janji bagi seseorang untuk ditepati dan patut dipegang. Pesan dan manfaat yang
terdapat di dalam larik puisi tersebut yaitu, setiap perkataan yang keluar dari lisan patutlah
dipegang teguh dan jangan diingkari. Hal tersebut mampu menjadikan seseorang untuk lebih
mampu memegang segala ucapan yang ia utarakan dalam segala ucapan yang di tuturkan.

Kesimpulan: dari hasil pemaknaan yang terdapat pada larik puisi diatas dapat disimpulkan
bahwa, orang-orang melayu berpinsip dalam memegang sebuah kepemimpinan akan selalu
bersikap bijak dalam memegang amanah yang telah diembanya, agar mampu memajukan dan
memberikan yang terbaik untuk negeri yang sedang ia kendalikan.

- Jadilah Melayu hebat berjasa


Larik puisi tersebut terdapat pada bait kelima baris ketiga. Larik tersebut menggambarkan
sebuah kebudayaan memilki peran yang sangat luar biasa didalam bersikap yang diakukan oleh
param sasyarakat melayu itu sendiri. Pesan dan manfaat yang terkandung dalam larik tersebut
merupakan, peran kebudayaan aktelepas dari cara masyarakatnya bersikap, agar mampu
memperlihatkan sisi baik dari kebudayaan tersebut. Hal tersebut mampu menunjang kekaguman
dan cerminan dari kebudayaan itu sendiri kepada khalayak ramai.

Kesumpulan: dari hasil pemaknaan yang terdapat pada larik puisi diatas dapat disimpulkan
bahwa, masyarakat melayu berpsinsip bahwasanya dalam pengajaran dari dalam suku orang-
orang melayu, mereka berupaya memperlihatkan bahwasanya melayu tersebut tidak hanya
bagus didalam membentuk karakter orang-orang didalam suku tersebut, namun juga mampu
menjadi contoh sikap tauladan kepada orang lain dalam perbuatan.

- Terkenal sehingga seluruh dunia


Larik puisi tersebut terdapat pada bait kelima baris keempat. Larik tersebut menggambarkan
kebudayaan melayu akan lebih luas terkenal dari seluruh penjuru dunia, karena cara dan aturan
yang sudah berdarah daging diterapkan oleh masyarakatnya dimanapun berada. Pesan dan
manfaat yang terkandung dala larik puisi tersebut yaitu, dimanapun kita berada peran dan sikap
kita mampu membawa pengaruh yang sangat luar biasa untuk suku dan kebuayaan. Dari hal
tersebut mampu menjadikan suatu bangsa kebudayaan akan lebih luas terkenal kelseluruh
belahan dunia sana.

Kesimpulan: dari hasil pemaknaan yang terdapat pada larik puisi diatas dapat disimpulkan
bahwa, orang-orang melayu selalu berubaya untuk memperkenalkan suku melayu dalam ranah
dunia, dengan cara berkontribusi, tidak hanya dalam bentuk cara bersikap dan keunikan yang
mereka miliki, tetapi juga dalam bentuk politik, ekonomi, dan kebudayaan.

Hasil yang diperoleh pada analisis yang telah dilakukan diatas bahwasanya dalam puisi
yang berjudul Santun Melayu karya Farha Alya Mohd. Fitri tersebut terdapat berbagai macam
bentuk makna, pesan, dan manfaat yang dihasilkan pada setiap baitnya. Dalam mengkategorikan
setiap bait yang terdapat pada puisi tersebut, segala bentuk aspek yang dapat dan timbul pada
setiap pemaknaan yang terkandung mampu memberikan daya tarik dari segi moral pengajaran
yang bersifat mendidik dan memberikan berbagai sumber ilmu pengetahuan didalamnya,
meliputi, (1) pesan yang terkadung pada setiap bait yang terdiri dari beberapa baris mampu
memberikan edukasi yang mendukung daya berfikir, cara memandang sesuatu secara realistis,
dan penuh dengan sumber ilmu yang mendidik. (2) manfaat yang terdapat pada setiap bait dari
beberapa baris kalimat yang terdapat pada puisi tersebut mmpu membuka wawasan cara kreatif
befikir secara leluasa akan tetang aspek dari berbagai ilmu pengetahuan dalam berbagai aspek
yang mengarah kepada sumber ilmu pengetahuan itu tersendiri. (3) makna yang terkandung pada
setiap kalimat yang tedapat pada setiap bait mampu berdampak begitu leluasa untuk daya tarik
cara berfikir kearah edukasi-edukasi yang lebih bermoral dan mengarah kepada sesuatu yang
mendidik dalam segi memandang sebuah perbedaan.

Menurut Effendi dalam Aminuddin (2013, hal. 35) mengatkan bahwa Apresiasi sastra
adalah kegiatan mengambil karya sastra dengan serius untuk meningkatkan pemahaman, rasa
syukur, kepekaan terhadap pemikiran kritis, sensitivitas yang baik untuk bekerja literatur. Maka
dari itu sebuah karya sastra mampu memberikan edukasi dan sumber ilmu yang bisa diperoleh
ketika sikap kritis dapat dilakukan dalam sebuah karya sastra untuk mekaji dan mencari makna
dibalik maksud karya sastra tersebut.

KESIMPULAN

Dalam melakukan analisis pada puisi yang berjudul “Santun Melayu” Karya Farha Alya
Mohd. Fitri, mengunakan pendekatan pragmatik teori abrams. Yang mana teori tersebut lebih
menekankan kepada unsur kandungan makna yang terdapat didalam suatu karya sastra berbentuk
puisi. Maka oleh karena itu dari hasil penelitian tersebut peneliti dapat menyimpulkan dalam
bentuk poin-perpoin yaitu: (1) pesan yang terkadung pada setiap bait yang terdiri dari beberapa
baris mampu memberikan edukasi yang mendukung daya berfikir, cara memandang sesuatu
secara realistis, dan penuh dengan sumber ilmu yang mendidik. (2) manfaat yang terdapat pada
setiap bait dari beberapa baris kalimat yang terdapat pada puisi tersebut mmpu membuka
wawasan cara kreatif befikir secara leluasa akan tetang aspek dari berbagai ilmu pengetahuan
dalam berbagai aspek yang mengarah kepada sumber ilmu pengetahuan itu tersendiri. (3) makna
yang terkandung pada setiap kalimat yang tedapat pada setiap bait mampu berdampak begitu
leluasa untuk daya tarik cara berfikir kearah edukasi-edukasi yang lebih bermoral dan mengarah
kepada sesuatu yang mendidik dalam segi memandang sebuah perbedaan.

DAFTAR PUSTAKA

Melati, T. S., Warisma, P., & Ismayani, M. (2019). Analisis Konflik Tokoh dalam Novel Rindu
Karya Tere Liye Berdasarkan Pendekatan Psikologi Sastra. Parole (Jurnal Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia), 2(2), 229-238.

Firmansyah, D. (2017). Penerapan Metode Sugesti Imajinatif Melalui Media Musik untuk
Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi. Dinamika, 9, 17-22.

Aminuddin. 2013. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Wardoyo, S. M. (2013). Teknik menulis puisi. Yogyakarta: Graha Ilmu, 13(5), 0.

Nurgiyantoro, B. (2018). Teori pengkajian fiksi. UGM PRESS.

Wijana, I., Putu, D., & Rohmadi, M. (2009). Analisis Wacana Pragmatik. Surakarta: Yuma
Pustaka

Yule, G. (2006). Pragmatik (Terjemahan Indah Fajar Wahyuni). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sukmadinata, N. S. (2005). Metode Penelitian Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya.

Mohd. Fitri. Farhan. Alya. (2021). Antologi Lasykar Puisi Alam Melayu. Persatuan Mahasiswa
Fakulti Bahasa dan Komunikasi (FALKOM).

Gorys Keraf.(2004). Komposisi. Flores:Nusa Indah.

Cendriono. Nanang. (2017). Kajian Pragmatik Bahasa Iklan Pada Tabloid Nova Edisi Januari
Sampai Dengan Juni 2017. Widyabastra, Volume 05, Nomor 2, Des 2017

Laili Musabihah. Imrok Atul. (2015). Artikel internet diakses pada 29 Mei 2022, melalui;
mrokatullaili.wordpress.com/2015/04/13/praanggapan-implikatur-inferensi-dan-dieksis/

Sudarsono. Sony Christian. (2021). Implikatur dalam Pragmatik. Artikel internet diakses pada 29
Mei 2022, melalui; https://sastranesia.id/implikatur-dalam-kajian-pragmatik/
*LAMPIRAN NASKAH KARYA SUDAH DIKUMPUL PADA TUGAS BUKU

Anda mungkin juga menyukai