Anda di halaman 1dari 13

Caraka: Jurnal Ilmu Kebahasaan, Kesastraan, dan Pembelajarannya

9 (1), 2022, pp. 1-12


Available Online: https://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/caraka

Analisis Semantik Makna pada Puisi “Doa” Karya Chairil


Anwar (Kajian Semantik)
Putri Syalsabila1, a , Nur Indah Sholikhati 2, b

12
Universitas Jenderal Soedirman, Jl. Profesor DR. HR Boenyamin No.708, Grendeng, Kec. Purwokerto
Utara, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah 53122, Indonesia
a
putri.syalsabila@mhs.unsoed.ac.id ; bnur.indah.sholikhati@unsoed.ac.id
088215182739
* Corresponding Author

Received: 17 December 2021; Revised: 7 January 2022; Accepted: 10 October 2022

Abstrak: Karya sastra adalah bentuk seni yang menciptakan representasi realitas kehidupan melalui
kreativitas tulisan dengan tujuan untuk mengkomunikasikan ide-ide pengarang. Karya sastra
memiliki berbagai jenis bentuk, salah satunya yaitu puisi. Puisi merupakan karya sastra yang
berfokus pada penggunaan bahasa dengan cara yang sangat kreatif dan eksperimental, dengan
penggunaan ritme, rima, metafora, dan gaya bahasa lainnya yang mendalam. Makna atau pesan yang
dinyatakan dalam puisi sering kali tidak terwujud dalam kalimat-kalimat sederhana karena penyair
seringkali menggunakan kata-kata yang memiliki konotasi atau makna tersirat dalam puisinya.
Analisis semantik merupakan upaya untuk menggali dan memahami berbagai makna yang
terkandung dalam bahasa puisi. Peneliti menerapkan metode deskriptif kualitatif di manadengan
proses analisis dilakukan secara deskripsi terperinci, dan hasil penelitian sesuai dengan fakta yang
ada. Data dikumpulkan menggunakan metode studi pustaka. Objek penelitian ini adalah semantik
(pemaknaan bahasa) dalam puisi "Doa" karya Chairil Anwar yang berfokus pada pemahaman makna
leksikal, makna gramatikal, makna referensial, dan makna kias yang terdapat dalam puisi tersebut.
Puisi ini menggambarkan perasaan eksistensial dan religius dengan indah dan mendalam melalui
penggunaan kata-kata yang penuh makna.
Kata Kunci: Karya Sastra, Puisi, Analisis Semantik, Chairil Anwar

Semantic Analysis of Chairil Anwar's "Doa" Poem


Abstract: Literary work is an art form that creates a representation of the reality of life through writing
creativity with the aim of communicating the author's ideas. Literary works have various types of forms, one of
which is poetry. Poetry is a literary work that focuses on the use of language in a very creative and experimental
way, with profound use of rhythm, rhyme, metaphor, and other language styles. The meaning or message
expressed in poetry is often not realized in simple sentences because poets often use words that have
connotations or implied meanings in their poems. Semantic analysis is an attempt to explore and understand the
various meanings contained in the language of poetry. The researcher applies a qualitative descriptive method,
in which the analysis is carried out in a detailed description, and the research results are in accordance with the
existing facts. Data were collected using the literature study method. The object of this research is semantics
(language meaning) in the poem "Doa" by Chairil Anwar which focuses on understanding the lexical meaning,
grammatical meaning, referential meaning, and figurative meaning contained in the poem. This poem describes
existential and religious feelings beautifully and deeply through the use of words full of meaning.
Keywords: Literary Works, Poetry, Semantic Analysis, Chairil Anwar

How to Cite: Syalsabila, P., (2023). Analisis Senabtik Makna pada Puisi “Doa” Karya
Chairil Anwar (Kajian Semantik). Caraka: Jurnal Ilmu Kebahasaan, Kesastraan, Dan
Pembelajarannya, 9(1), 1–5. https://doi.org/10.30738

This is an open-access article under the CC–BY-SA license.

10.30738/caraka.
Caraka: Jurnal Ilmu Kebahasaan, Kesastraan, dan Pembelajarannya, 9 (1), 2022 - 2

PENDAHULUAN
Secara etimologi, asal-usul kata "sastra" dalam bahasa Sansekerta merupakan
bahasa klasik yang memiliki pengaruh yang signifikan pada bahasa-bahasa lain di
India dan wilayah sekitarnya, serta memiliki sejarah panjang dalam perkembangan
sastra dan pengetahuan klasik. Dalam bahasa Sansekerta, kata "sastra" berasal dari
kata "shastra," yang memiliki makna "pedoman," "instruksi," atau "tulisan yang
memberikan panduan." (Pangemanan, 2023).
Penggunaan kata "sastra" dalam konteks etimologi ini menunjukkan bahwa dalam
tradisi sastra Sansekerta, tulisan-tulisan sastra sering kali berfungsi sebagai panduan
atau instruksi dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk agama, filsafat, hukum,
dan seni. Ini juga menggambarkan bagaimana sastra telah lama digunakan sebagai
medium untuk menyampaikan pengetahuan, ajaran, dan nilai-nilai budaya dalam
berbagai kegiatan masyarakat di seluruh dunia.
Karya sastra adalah bentuk seni yang dihasilkan melalui gagasan, perasaan, dan
pemikiran kreatif yang berhubungan dengan unsur-unsur budaya, dan diungkapkan
melalui bahasa (Sukirman, 2021) . Karya sastra adalah bentuk seni yang menciptakan
representasi realitas kehidupan melalui kreativitas tulisan dengan tujuan untuk
mengkomunikasikan ide-ide pengarang (Viranda, 2022) . Menurut pendapat
Sugihastuti, sastra berperan sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh penulis
untuk mengungkapkan ide-ide dan pengalaman pribadi mereka. Selain itu, karya
sastra juga memiliki kemampuan untuk mencerminkan sudut pandang penulis
terhadap berbagai masalah yang mereka dapat diamati dalam lingkungan sekitar
mereka (Dewi, 2021).
Karya sastra dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu sastra yang berorientasi
pada imajinasi (sastra imajinatif) dan sastra yang tidak berorientasi pada imajinasi
(sastra nonimajinatif). Sastra imajinatif bertujuan untuk menjelaskan, mengungkap,
memahami, membuka pandangan baru, dan memberikan makna kepada realitas
kehidupan sehingga manusia dapat lebih memahami dan meresponsnya dengan
cara yang tepat. Ciri-ciri dari sastra imajinatif adalah bersifat fiktif, menggunakan
bahasa yang mengandung makna tersembunyi, dan memenuhi kriteria keindahan
seni. SedangkanSementara itu, karya sastra nonimajinatif adalah lebih menekankan
pada unsur-unsur realitas daripada unsur khayalan, menggunakan bahasa yang jelas
dan tegas dalam maknanya, serta tetap memenuhi standar keindahan seni
(Ricko Aji Saputro et al., 2022)
.
Karya sastra memiliki berbagai jenis bentuk, salah satunya yaitu puisi. Puisi
merupakan karya sastra yang berfokus pada penggunaan bahasa dengan cara yang
sangat kreatif dan eksperimental, dengan penggunaan ritme, rima, metafora, dan
gaya bahasa lainnya yang mendalam (Lafamane, 2020). Pradopo (2010) menyatakan
bahwa puisi terdiri dari atas tiga unsur dasar, yaitu: (1) gagasan, konsep, atau
perasaan; (2) struktur atau bentuk puisi; dan (3) kesan yang disampaikan melalui
puisi. Kombinasi dari tiga unsur tersebut membuat puisi menjadi sebuah bentuk
karya sastra yang khas dan penuh makna (Kasanah, 2023)
Makna atau pesan yang dinyatakan dalam puisi sering kali tidak terwujud dalam
kalimat-kalimat sederhana karena penyair seringkali menggunakan kata-kata yang
memiliki konotasi atau makna tersirat dalam puisinya (Hutagalung, 2022) . Salah satu
cara untuk memahami makna dalam puisi adalah melalui analisis semantik.
Semantik merupakan ilmu yang mempelajari tentang makna (Nafinuddin, 2020).
Analisis semantik merupakan upaya untuk menggali dan memahami berbagai
Copyright © 2022, Author (s); ISSN 2579-4485 (online) | 2407-7976 (print)
Caraka: Jurnal Ilmu Kebahasaan, Kesastraan, dan Pembelajarannya, 9 (1), 2022 - 3

makna yang terkandung dalam bahasa puisi, termasuk makna leksikal, gramatikal,
referensial, dan kias yang akan menjadi poin utama pada pembahasan ini.
Pembahasan ini akan memberikan wawasan yang mendalam tentang bagaimana
Chairil Anwar menggunakan beragam makna dalam puisi "Doa," serta bagaimana
unsur-unsur semantik tersebut berkontribusi terhadap pemahaman dan apresiasi
terhadap karya sastra tersebut. Selain itu, analisis semantik juga dapat membantu
pembaca untuk menggali pesan-pesan yang mungkin tersembunyi dalam puisi dan
merasakan keindahan serta kedalaman dalam karya Chairil Anwar.
Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk melakukan analisis semantik
terhadap puisi "Doa" yang merupakan karya sastra dari Chairil Anwar. Dalam
analisis ini, penulis akan memfokuskan perhatian pada empat jenis makna yang
terdapat dalam lingkup semantik. Keempat jenis makna tersebut meliputi: 1) makna
leksikal, makna yang sesungguhnya atau makna yang secara umum yang terdapat
dalam kamus bahasa;. 2) makna gramatikal, makna ini muncul sebagai akibat dari
proses gramatikal yang terjadi pada sebuah kata, seperti afiksasi atau
penggabungan kata;. 3) makna referensial, makna yang timbul karena kata-kata
dalam puisi memiliki referensi atau mengacu pada sesuatu di luar bahasa itu
sendiri; dan. 4) makna kias, yaitu makna yang muncul dari kata-kata, tetapi
maknanya tidak selalu bersifat literal atau sesuai dengan arti sebenarnya.

METODE
Dalam kerangka metode penelitian ini, peneliti menerapkan metode deskriptif
kualitatif, di mana analisis dilakukan secara deskripsi terperinci, dan hasil penelitian
sesuai dengan fakta yang ada (Lisa Riskiawati et al., n.d.). Dalam metode penelitian
deskriptif kualitatif, penekanan diberikan pada pemahaman dan analisis data yang
mendalam untuk mengatasi masalah yang muncul dari data tersebut. Metode
kualitatif menghasilkan data berupa teks atau informasi tertulis
(Nur Amalia & Indah Sholikhati, n.d. 2023).
Objek penelitian ini adalah semantik (pemaknaan
bahasa) dalam puisi "Doa" karya Chairil Anwar yang berfokus pada pemahaman
makna leksikal, makna gramatikal, makna referensial, dan makna kias yang terdapat
dalam puisi tersebut. Dengan metode deskriptif, penelitian bertujuan untuk
memberikan gambaran yang detail dan komprehensif mengenai pemahaman
semantik dalam puisi tersebut. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode
studi pustaka, yang melibatkan pembacaan dan pemahaman isi literatur atau
dokumen yang berkaitan, pencatatan elemen-elemen kunci (Zanika & Putra, 2023) ,
serta analisis yang sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu untuk mengeksplorasi ilmu
semantik. Hasil analisis kemudian didokumentasikan dalam bentuk tabel-tabel,
sehingga memungkinkan penyajian data yang terstruktur dan jelas.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Dalam penelitian ini, puisi "Doa" yang ditulis oleh Chairil Anwar menjadi subjek
analisis semantik dengan fokus pada makna leksikal, makna gramatikal, makna
referensial, dan makna kias. Pada konteks analisis puisi, semantik digunakan untuk
menggali dan memahami makna kata-kata dan frasa yang terdapat dalam puisi.
Puisi "Doa" karya Chairil Anwar terdiri dari atas lima belas bait. Dari setiap bait
tersebut akan dianalisis dan disajikan dalam bentuk tabel seperti di bawah ini untuk
menyusun kesimpulan dari penelitian.

Copyright © 2022, Author (s); ISSN 2579-4485 (online) | 2407-7976 (print)


Caraka: Jurnal Ilmu Kebahasaan, Kesastraan, dan Pembelajarannya, 9 (1), 2022 - 4

Tabel 1. Kajian Semantik Pada Bait Kepada Pemeluk Teguh


Kata Jenis Makna Analisis Makna
Kepada Leksikal "Kepada" adalah kata depan yang digunakan
untuk menunjukkan arah atau penerimaan.
Secara leksikal, kata ini menunjukkan bahwa
ada subjek atau objek yang dituju atau
diberikan sesuatu.
Pemeluk Leksikal "Pemeluk" adalah kata benda yang merujuk
kepada seseorang yang memeluk atau
mengikuti sesuatu, dalam konteks ini,
mungkin merujuk kepada individu yang
memiliki keyakinan atau agama tertentu.
Sedangkan gramatikalnya terdapat kata
“peluk” yang memiliki prefiks.
Teguh Leksikal "Teguh" adalah kata sifat yang
menggambarkan keteguhan atau kekokohan.
Dalam konteks ini, kata ini mungkin merujuk
kepada sifat orang yang memiliki keyakinan
atau agama yang kuat dan kokoh.

Tabel 1 menunjukkan hasil analisis semantik puisi “Doa” karya Chairil Anwar
pada bait pertama yang memiliki kesimpulan yaitu menciptakan suasana pemulihan
pesan yang ditujukan kepada individu atau kelompok yang memiliki keyakinan
kuat dan kokoh. Ini adalah pengantar atau subjek yang mempersiapkan audiens atau
subjek utama puisi ini untuk pesan yang akan disampaikan dalam bait selanjutnya.
Tabel 2. Kajian Semantik Pada Bait Tuhanku
Kata Jenis Makna Analisis Makna
Tuhanku Referensial dan Gramatikal “Tuhanku" adalah cara penutur menyebut
Tuhan. Ini adalah ungkapan pribadi penutur
yang merujuk kepada Tuhan sebagai objek
atau subjek dalam ungkapannya. Dalam
konteks puisi ini, "Tuhanku" mengacu pada
hubungan spiritual dan emosional penutur
dengan Tuhan. "Tuhanku" sebagai
gramatikal karena terdapat akhiran -ku pada
kata “Tuhan”.

Tabel 2 menunjukkan hasil analisis semantik puisi “Doa” karya Chairil Anwar
pada bait kedua yang memiliki kesimpulan yaitu pengungkapan pribadi dan
emosional dari penutur yang merasa terhubung dengan Tuhan dalam konteks
spiritual dan mencari petunjuk serta kedekatan dengan-Nya. Dalam hal ini,
"Tuhanku" memiliki makna referensial yang jelas sebagai merujuk kepada Tuhan.
Tabel 3. Kajian Semantik Pada Bait Dalam Termangu
Kata Jenis Makna Analisis Makna
Dalam Leksikal “Dalam" adalah kata depan yang
mengindikasikan lokasi atau kondisi di mana
sesuatu terjadi. Secara leksikal, kata ini
menunjukkan tempat atau kondisi tertentu.
Termangu Leksikal "Termangu" adalah kata kerja yang
menggambarkan tindakan berdiam diri,
diam dalam kontemplasi atau refleksi. Secara
leksikal, kata ini merujuk kepada keadaan

Copyright © 2022, Author (s); ISSN 2579-4485 (online) | 2407-7976 (print)


Caraka: Jurnal Ilmu Kebahasaan, Kesastraan, dan Pembelajarannya, 9 (1), 2022 - 5

penutur yang sedang berdiam diri atau


dalam keheningan.

Tabel 3 menunjukkan hasil analisis semantikc puisi “Doa” karya Chairil Anwar
pada bait ketiga yang memiliki kesimpulan yaitu menggambarkan keadaan
emosional penutur dalam keheningan dan refleksi. Meskipun hanya terdiri dari dua
kata, frasa ini menyampaikan nuansa dan situasi yang mendalam dalam puisi,
menggambarkan keheningan sebagai tempat di mana penutur merenung dan
berhubungan dengan hal-hal yang lebih dalam secara emosional.
Tabel 4. Kajian Semantik Pada Bait Aku Masih Menyebut Namamu
Kata Jenis Makna Analisis Makna
Aku Referensial “Aku" adalah kata ganti orang pertama
tunggal yang merujuk kepada penutur atau
pengarang.
Masih Leksikal “Masih" adalah kata keterangan yang
digunakan untuk menunjukkan bahwa suatu
tindakan atau keadaan terus berlanjut atau
tidak berubah. Secara leksikal, kata ini
menunjukkan kelanjutan dari sesuatu.
Menyebut Leksikal dan Gramatikal "Menyebut" adalah kata kerja yang berarti
mengucapkan atau memanggil dengan
menggunakan nama seseorang atau sesuatu.
Secara leksikal, kata ini merujuk kepada
tindakan mengucapkan atau mengingat
sesuatu. Sedangkan gramatikalnya yaitu
pada kata “sebut” yang memiliki awalan
me-.
Namamu Referensial dan Gramatikal "Namamu" adalah kata yang
menggambarkan kata "nama" dengan afiks
"mu," yang merujuk kepada nama seseorang
atau sesuatu yang pada konteks puisi ini
merujuk pada Tuhan. Sedangkan pada
gramatikal terdapat kata "nama" yang
memiliki akhiran -mu.

Tabel 4 menunjukkan hasil analisis semantik puisi “Doa” karya Chairil Anwar
pada bait keempat yang memiliki kesimpulan yaitu ungkapan perasaan dan
tindakan penutur yang terus mengingat dan mengucapkan nama seseorang atau
sesuatu yang memiliki makna penting, yang mana dalam konteks puisi ini merujuk
pada Tuhan. Kalimat ini menciptakan nuansa keagamaan atau spiritual dan
menggambarkan perasaan kesetiaan dan hubungan emosional penutur dengan objek
yang dipuja atau diingat.
Tabel 5. Kajian Semantik Pada Bait Biar Susah Sungguh
Kata Jenis Makna Analisis Makna
Biar Leksikal "Biar" adalah kata penghubung yang
digunakan untuk menyatakan izin atau
keinginan untuk sesuatu terjadi, meskipun
itu sulit atau berat. Secara leksikal, kata ini
mengandung makna persetujuan atau
keinginan penutur.
Susah Leksikal "Susah" adalah kata sifat yang
menggambarkan sesuatu yang sulit, penuh

Copyright © 2022, Author (s); ISSN 2579-4485 (online) | 2407-7976 (print)


Caraka: Jurnal Ilmu Kebahasaan, Kesastraan, dan Pembelajarannya, 9 (1), 2022 - 6

kesulitan, atau berat. Secara leksikal, kata ini


merujuk kepada keadaan yang memerlukan
usaha atau perjuangan ekstra.
Sungguh Leksikal "Sungguh" adalah kata keterangan yang
digunakan untuk menekankan kebenaran
atau kepastian dari suatu pernyataan atau
tindakan. Secara leksikal, kata ini
menunjukkan tingkat kepastian atau
keyakinan.

Tabel 5 menunjukkan hasil analisis semantik puisi “Doa” karya Chairil Anwar
pada bait kelima yang memiliki kesimpulan yaitu menggambarkan penutur yang
mengungkapkan keinginan dan tekad untuk menghadapi kesulitan atau tantangan
dengan penuh semangat dan keberanian. Frasa ini menciptakan nuansa tekad dan
semangat dalam menghadapi situasi yang sulit, mungkin dalam konteks spiritual
atau agama.
Tabel 6. Kajian Semantik Pada Bait Mengingat Kau Penuh Seluruh
Kata Jenis Makna Analisis Makna
Mengingat Leksikal dan Gramatikal "Mengingat" adalah kata kerja yang berarti
mengingat, memikirkan, atau mengenang
sesuatu atau seseorang. Secara leksikal, kata
ini merujuk kepada tindakan mengingat atau
memikirkan sesuatu. Sedangkan
gramatikalnya terdapat pada kata “ingat”
yang memiliki prefiks.
Kau Referensial "Kau" adalah kata ganti kedua tunggal yang
merujuk kepada seseorang atau sesuatu yang
dituju atau diacu dalam konteks
pembicaraan, pada konteks ini merujuk pada
Tuhan.
Penuh Leksikal "Penuh" adalah kata sifat yang
menggambarkan keadaan ketika sesuatu
memiliki kapasitas atau isi yang maksimal.
Secara leksikal, kata ini merujuk kepada
sesuatu yang terisi dengan penuh.
Seluruh Leksikal "Seluruh" adalah kata yang menggambarkan
keseluruhan atau totalitas dari sesuatu tanpa
terkecuali. Secara leksikal, kata ini merujuk
kepada sesuatu yang mencakup semuanya.

Tabel 6 menunjukkan hasil analisis semantik puisi “Doa” karya Chairil Anwar
pada bait keenam yang memiliki kesimpulan yaitu menggambarkan tindakan
penutur yang terus mengingat dan menghormati seseorang atau sesuatu yang
dianggap penuh dengan segala hal, mungkin merujuk kepada Tuhan atau kekuatan
ilahi. Kalimat ini menciptakan nuansa keagamaan dan kekaguman yang kuat dalam
hubungan spiritual penutur dengan objek yang diingat dan dihormati.
Tabel 7. Kajian Semantik Pada Bait Cahayamu Panas Suci
Kata Jenis Makna Analisis Makna
Cahayamu Referensial dan Kias "Cahayamu" mungkin merujuk pada
kecerahan atau kilauan yang berasal dari
seseorang atau sesuatu yang pada konteks
ini merujuk pada Tuhan. Hal ini dapat
direpresentasikan dengan kemuliaan atau

Copyright © 2022, Author (s); ISSN 2579-4485 (online) | 2407-7976 (print)


Caraka: Jurnal Ilmu Kebahasaan, Kesastraan, dan Pembelajarannya, 9 (1), 2022 - 7

keistimewaan.
Panas Leksikal dan Kias "Panas" adalah kata sifat yang
menggambarkan tingkat suhu tinggi atau
menggambarkan sesuatu yang dapat
membuat semangat membara.
Suci Leksikal dan Kias "Suci" adalah kata sifat yang
menggambarkan kebersihan moral, spiritual,
atau fisik serta dapat melambangkan bebas
dari dosa atau kekotoran.

Tabel 7 menunjukkan hasil analisis semantik puisi “Doa” karya Chairil Anwar
pada bait ketujuh yang memiliki kesimpulan yaitu menggambarkan cahaya sebagai
sesuatu yang panas dan suci, mewakili atribut atau sifat subjek (CahayaMu) dalam
konteks spiritual dan keagamaan. Frasa ini menciptakan nuansa penghormatan dan
kagum terhadap sifat suci dan intensitas cahaya tersebut.
Tabel 8. Kajian Semantik Pada Bait Tinggal Kerdip Lilin dikelam Sunyi
Kata Jenis Makna Analisis Makna
Tinggal Leksikal "Tinggal" adalah kata kerja yang
menggambarkan tindakan tetap ada atau
tersisa sesuatu. Secara leksikal, kata ini
merujuk kepada sesuatu yang masih ada
atau tersisa.
Kerdip Leksikal "Kerdip" adalah kata benda yang mengacu
kepada kilatan atau percikan cahaya yang
singkat. Secara leksikal, kata ini merujuk
kepada cahaya yang muncul sebentar.
Lilin Leksikal "Lilin" adalah kata benda yang merujuk
kepada alat penerangan yang menggunakan
lilin. Secara leksikal, kata ini merujuk kepada
objek yang digunakan untuk menghasilkan
cahaya.
Dikelam Leksikal dan Referensial "Dikelam" adalah kata sifat yang
menunjukkan keberadaan seseorang dalam
kondisi gelap atau tidak terang. Secara
leksikal, kata ini merujuk kepada kegelapan
atau ketiadaan cahaya.
Sunyi Leksikal "Sunyi" adalah kata sifat yang
menggambarkan keadaan hening atau sepi.
Secara leksikal, kata ini merujuk kepada
keadaan ketenangan atau ketiadaan bunyi.

Tabel 8 menunjukkan hasil analisis semantik puisi “Doa” karya Chairil Anwar
pada bait kedelapan yang memiliki kesimpulan yaitu menggambarkan cahaya lilin
yang tetap bersinar dalam kegelapan dan hening, menciptakan nuansa ketahanan
dan ketekunan dalam menghadapi keadaan yang sulit. Kalimat ini bisa dianggap
sebagai simbol keberlanjutan, harapan, dan ketekunan dalam konteks spiritual atau
kehidupan secara umum.
Tabel 9. Kajian Semantik Pada Bait Tuhanku
Kata Jenis Makna Analisis Makna
Tuhanku Referensial dan Gramatikal “Tuhanku" adalah cara penutur menyebut
Tuhan. Ini adalah ungkapan pribadi penutur
yang merujuk kepada Tuhan sebagai objek
atau subjek dalam ungkapannya. Dalam

Copyright © 2022, Author (s); ISSN 2579-4485 (online) | 2407-7976 (print)


Caraka: Jurnal Ilmu Kebahasaan, Kesastraan, dan Pembelajarannya, 9 (1), 2022 - 8

konteks puisi ini, "Tuhanku" mengacu pada


hubungan spiritual dan emosional penutur
dengan Tuhan. "Tuhanku" sebagai
gramatikal karena terdapat akhiran -ku pada
kata “Tuhan”.

Tabel 9 menunjukkan hasil analisis semantik puisi “Doa” karya Chairil Anwar
pada bait kesembilan yang memiliki kesimpulan yaitu pengungkapan pribadi dan
emosional dari penutur yang merasa terhubung dengan Tuhan dalam konteks
spiritual dan mencari petunjuk serta kedekatan dengan-Nya. Dalam hal ini,
"Tuhanku" memiliki makna referensial yang jelas sebagai merujuk kepada Tuhan.
Tabel 10. Kajian Semantik Pada Bait Aku Hilang Bentuk Remuk
Kata Jenis Makna Analisis Makna
Aku Referensial "Aku" adalah kata ganti orang pertama
tunggal yang merujuk kepada penutur atau
subjek pembicaraan. Kata ini menunjukkan
subjek atau objek pembicaraan.
Hilang Leksikal "Hilang" adalah kata kerja yang
menggambarkan tindakan atau keadaan
sesuatu yang tidak lagi ada atau tidak dapat
ditemukan. Secara leksikal, kata ini merujuk
kepada keadaan ketiadaan atau keberadaan
yang hilang.
Bentuk Leksikal "Bentuk" adalah kata benda yang mengacu
kepada tampilan atau wujud fisik sesuatu.
Secara leksikal, kata ini merujuk kepada
tampilan atau wujud dari suatu objek.
Remuk Leksikal "Remuk" adalah kata sifat yang
menggambarkan sesuatu yang rusak, hancur,
atau dalam keadaan sangat buruk. Secara
leksikal, kata ini merujuk kepada keadaan
kerusakan atau kehancuran.

Tabel 10 menunjukkan hasil analisis semantik puisi “Doa” karya Chairil Anwar
pada bait kesepuluh yang memiliki kesimpulan yaitu menggambarkan subjek (Aku)
yang mengalami keadaan kehancuran atau kerusakan. Kalimat ini menciptakan
nuansa emosional yang menggambarkan ketidakstabilan atau kehilangan subjek,
mungkin dalam konteks spiritual atau psikologis, dan menciptakan citra subjek yang
merasa terombang-ambing atau hancur.
Tabel 11. Kajian Semantik Pada Bait Tuhanku
Kata Jenis Makna Analisis Makna
Tuhanku Referensial dan Gramatikal “Tuhanku" adalah cara penutur menyebut
Tuhan. Ini adalah ungkapan pribadi penutur
yang merujuk kepada Tuhan sebagai objek
atau subjek dalam ungkapannya. Dalam
konteks puisi ini, "Tuhanku" mengacu pada
hubungan spiritual dan emosional penutur
dengan Tuhan. "Tuhanku" sebagai
gramatikal karena terdapat akhiran -ku pada
kata “Tuhan”.

Copyright © 2022, Author (s); ISSN 2579-4485 (online) | 2407-7976 (print)


Caraka: Jurnal Ilmu Kebahasaan, Kesastraan, dan Pembelajarannya, 9 (1), 2022 - 9

Tabel 11 menunjukkan hasil analisis semantik puisi “Doa” karya Chairil Anwar
pada bait kesebelas yang memiliki kesimpulan yaitu pengungkapan pribadi dan
emosional dari penutur yang merasa terhubung dengan Tuhan dalam konteks
spiritual dan mencari petunjuk serta kedekatan dengan-Nya. Dalam hal ini,
"Tuhanku" memiliki makna referensial yang jelas sebagai merujuk kepada Tuhan.
Tabel 12. Kajian Semantik Pada Bait Aku Mengembara di Negeri Asing
Kata Jenis Makna Analisis Makna
Aku Referensial "Aku" adalah kata ganti orang pertama
tunggal yang merujuk kepada penutur atau
subjek pembicaraan. Kata ini menunjukkan
subjek atau objek pembicaraan.
Mengembara Kias "Mengembara" mengacu kepada
pengalaman eksistensial atau emosional
seseorang yang merasa terombang-ambing,
bingung, atau mencari makna dalam
kehidupan. Ini menciptakan citra tentang
perasaan subjek (penyair atau penutur) yang
sedang mencari identitas, tujuan, atau
makna dalam kehidupan atau pengalaman.
"Mengembara" dalam hal ini menjadi simbol
dari perjalanan spiritual atau pencarian diri.
di Negeri Leksikal dan Referensial "Di" adalah kata depan yang digunakan
untuk menunjukkan lokasi atau tempat di
mana sesuatu terjadi. Secara leksikal, kata ini
menunjukkan lokasi. Sedangkan, "Negeri"
adalah kata benda yang mengacu kepada
suatu wilayah atau negara. Secara leksikal,
kata ini merujuk kepada suatu wilayah
geografis.
Asing Leksikal "Asing" adalah kata sifat yang
menggambarkan sesuatu yang tidak dikenal,
tidak familiar, atau asing bagi seseorang.
Secara leksikal, kata ini merujuk kepada
keadaan ketidakfamiliaran.

Tabel 12 menunjukkan hasil analisis semantik puisi “Doa” karya Chairil Anwar
pada bait kedua belas yang memiliki kesimpulan bahwa bait ini menggunakan
makna kiasan (metafora) untuk menggambarkan keadaan subjek atau penutur yang
merasa terombang-ambing, bingung, atau mencari makna dalam kehidupan atau
pengalaman. Istilah "mengembara" digunakan untuk menyimbolkan perjalanan
eksistensial atau pencarian diri. Bait ini menciptakan citra perasaan subjek yang
merasa seperti sedang menjelajahi "negeri asing" kehidupannya, yang
menggambarkan perasaan terasing, ketidakpastian, atau ketidakfamiliaran dalam
konteks eksistensial atau spiritual. Dengan demikian, puisi ini mengungkapkan tema
eksistensial dan perasaan ketidaknyamanan dalam kehidupan atau pengalaman,
menggunakan bahasa yang kreatif dan makna kiasan untuk menyampaikan pesan
yang mendalam.
Tabel 13. Kajian Semantik Pada Bait Tuhanku
Kata Jenis Makna Analisis Makna
Tuhanku Referensial dan Gramatikal "Tuhanku" adalah cara penutur menyebut
Tuhan. Ini adalah ungkapan pribadi penutur
yang merujuk kepada Tuhan sebagai objek

Copyright © 2022, Author (s); ISSN 2579-4485 (online) | 2407-7976 (print)


Caraka: Jurnal Ilmu Kebahasaan, Kesastraan, dan Pembelajarannya, 9 (1), 2022 - 10

atau subjek dalam ungkapannya. Dalam


konteks puisi ini, "Tuhanku" mengacu pada
hubungan spiritual dan emosional penutur
dengan Tuhan. "Tuhanku" sebagai
gramatikal karena terdapat akhiran -ku pada
kata “Tuhan”.

Tabel 13 menunjukkan hasil analisis semantik puisi “Doa” karya Chairil Anwar
pada bait ketiga belas yang memiliki kesimpulan yaitu pengungkapan pribadi dan
emosional dari penutur yang merasa terhubung dengan Tuhan dalam konteks
spiritual dan mencari petunjuk serta kedekatan dengan-Nya. Dalam hal ini,
"Tuhanku" memiliki makna referensial yang jelas sebagai merujuk kepada Tuhan.
Tabel 14. Kajian Semantik Pada Bait Di Pintu-Mu Aku Bisa Mengetuk
Kata Jenis Makna Analisis Makna
Di pintu-Mu Kias dan Gramatikal "Di pintu-Mu" memiliki awalan—akhiran,
dan makna kiasnya digunakan sebagai
simbol yang lebih dalam. "Pintu" dalam hal
ini dapat diartikan sebagai gerbang spiritual
atau titik akses ke kehadiran ilahi.
Dengan menggunakan frasa "Di pintu-Mu"
sebagai makna kias, bait ini menyampaikan
pesan tentang kehadiran penutur yang
mendekati atau berkomunikasi dengan yang
lebih tinggi dalam konteks spiritual atau
keagamaan. Ini menciptakan nuansa
ketergantungan, kerendahan hati, atau
komitmen dalam hubungan spiritual antara
penutur dan yang lebih tinggi.
Aku Referensial "Aku" adalah kata ganti orang pertama
tunggal yang merujuk kepada penutur atau
subjek pembicaraan. Kata ini menunjukkan
subjek atau objek pembicaraan.
Bisa Leksikal "Bisa" adalah kata kerja yang
menggambarkan kemampuan atau
kebolehan seseorang untuk melakukan
suatu tindakan. Secara leksikal, kata ini
merujuk kepada kemampuan atau
kebolehan.
Mengetuk Kias dan Gramatikal "Mengetuk" sebagai gramatikal memiliki
prefiks awalan dari kata “ketuk”, lalu
sebagai makna kias menciptakan citra
tindakan penutur (penyair) yang mencoba
untuk mendekati atau berkomunikasi
dengan yang lebih tinggi atau yang
dihormati, yang mungkin merujuk kepada
Tuhan atau kekuatan ilahi. Ini adalah upaya
penutur untuk meminta, berdoa, atau
berkomunikasi dengan yang lebih tinggi
dalam konteks spiritual atau keagamaan.

Tabel 14 menunjukkan hasil analisis semantik puisi “Doa” karya Chairil Anwar
pada bait ketempat belas yang memiliki kesimpulan bahwa bait ini menyampaikan
pesan tentang kehadiran penutur yang mendekati atau berkomunikasi dengan

Copyright © 2022, Author (s); ISSN 2579-4485 (online) | 2407-7976 (print)


Caraka: Jurnal Ilmu Kebahasaan, Kesastraan, dan Pembelajarannya, 9 (1), 2022 - 11

Tuhan dan upaya penutur untuk meminta, berdoa, atau berkomunikasi dengan yang
lebih tinggi dalam konteks spiritual atau keagamaan.
Tabel 15. Kajian Semantik Pada Bait Aku Tidak Bisa Berpaling
Kata Jenis Makna Analisis Makna
Aku Referensial "Aku" adalah kata ganti orang pertama
tunggal yang merujuk kepada penutur atau
subjek pembicaraan. Kata ini menunjukkan
subjek atau objek pembicaraan.
Tidak Leksikal "Tidak" adalah kata penegasan negasi yang
digunakan untuk menyatakan ketiadaan
atau ketidakmungkinan suatu tindakan atau
keadaan. Secara leksikal, kata ini merujuk
kepada negasi atau penolakan.
Bisa Leksikal "Bisa" adalah kata kerja yang
menggambarkan kemampuan atau
kebolehan seseorang untuk melakukan
suatu tindakan. Secara leksikal, kata ini
merujuk kepada kemampuan atau
kebolehan.
Berpaling Kias dan Gramatikal "Berpaling" sebagai gramatikal terdapat
prefiks awalan pada kata “paling”, lalu
sebagai makna kias, bait ini menyampaikan
pesan tentang ketundukan dan
ketergantungan spiritual dalam konteks
puisi. Ini menciptakan nuansa pengabdian
dan keterikatan kepada yang lebih tinggi
dan menggambarkan perasaan bahwa
penutur tidak bisa mengubah arah
pandangan atau perhatian dari Tuhan atau
kekuatan ilahi.

Tabel 15 menunjukkan hasil analisis semantik puisi “Doa” karya Chairil Anwar pada
bait kelima belas yang memiliki kesimpulan bahwa bait ini menyiratkan pesan
tentang pengabdian spiritual, ketidakmampuan untuk berpaling dari yang lebih
tinggi, dan rasa ketergantungan yang dalam dalam konteks hubungan antara
manusia dan Tuhan atau kekuatan ilahi.

SIMPULAN
Puisi "Doa" karya Chairil Anwar terdiri dari lima belas bait dan memiliki
makna semantik sebagai berikut. Terdapat : 28 kata bermakna leksikal yaitu kata-
kata yang memiliki makna sesuai dengan kamus dan berguna untuk
menyampaikan pesan atau deskripsi seperti teguh, masih, dan susah, 14 kata
bermakna referensial yaitu kata-kata yang merujuk kepada objek atau konsep
tertentu seperti aku dan kau, 6 kata bermakna kias yaitu kata-kata yang digunakan
dalam makna kiasan atau simbolis seperti mengembara, mengetuk, dan berpaling,
dan 10 kata bermakna gramatikal yaitu kata-kata yang membantu dalam
pembentukan struktur kalimat dan tata bahasa dengan adanya proses afiksasi
seperti Tuhanku, menyebut, dan namamu. Secara keseluruhan, puisi ini
menggambarkan perjalanan spiritual dan upaya untuk mencapai pemahaman yang
lebih dalam tentang diri dan hubungan dengan yang Tuhan. Penggunaan bahasa
yang kreatif dan makna kiasan dalam puisi ini menambahkan dimensi emosional

Copyright © 2022, Author (s); ISSN 2579-4485 (online) | 2407-7976 (print)


Caraka: Jurnal Ilmu Kebahasaan, Kesastraan, dan Pembelajarannya, 9 (1), 2022 - 12

dan simbolis yang kuat, membuat pembaca merenungkan tentang makna hidup,
spiritualitas, dan hubungan dengan yang lebih tinggi. Puisi ini menggambarkan
perasaan eksistensial dan religius dengan indah dan mendalam melalui penggunaan
kata-kata yang penuh makna. Tujuan dari analisis semantik puisi "Doa" karya Chairil
Anwar adalah untuk merinci dan memahami makna leksikal, gramatikal, referensial,
dan non-referensial dalam puisi tersebut, sehingga kita dapat menggali makna dan
pesan yang terkandung di dalamnya dengan lebih mendalam.

DAFTAR PUSTAKA
DEWI, R. (2021). Perempuan dalam Novel Sehidup Sesurga Denganmu Karya Asma Nadia.
http://repository.stkippacitan.ac.id/id/eprint/664

Hutagalung, W. (2022). Analisis Semantik Puisi Penerimaan Karya Chairil Anwar. 2(1), 48–57.
http://jurnaltarbiyah.uinsu.ac.id/index.php/eunoia/index
Kasanah, U. P. (2023). ANALISIS SEMANTIK DALAM PUISI “HUJAN BULAN JUNI”
KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO. Agustus, 7(2), 220–228.
Lafamane, F. (2020). KARYA SASTRA (PUISI, PROSA, DRAMA) Felta Lafamane.
Lisa Riskiawati, H., Genggong Jl Raya Panglima Sudirman No, H., Kraksaan, K., &
Timur, J. (n.d.). Asmaraloka: Jurnal Bidang pendidikan, Linguistik, dan Sastra Indonesia
ANALISIS INTERTEKSTUAL DALAM PUISI DOA KARYA CHAIRIL ANWAR DAN
KARYA TAUFIK ISMAIL. 1(1), 2023.
Nafinuddin, S. (2020). PENGANTAR SEMANTIK (PENGERTIAN, HAKIKAT, JENIS).
Nur Amalia, D., & Indah Sholikhati, N. (n.d.). Analisis Relasi Makna Sinonimi dan Hiponimi
pada Puisi Sajak Matahari Karya W.S. Rendra: Kajian Semantik.
Ricko Aji Saputro, M., Utami, S., & Soetomo Surabaya, U. (2022). ANALISIS SEMANTIK
PADA PUISI “TAK SEPADAN” KARYA CHAIRIL ANWAR. In 12 Widyabastra (Vol.
10, Issue 1).
Sukirman. (2021). Karya Sastra Media Pendidikan Karakter bagi Peserta Didik. Konsepsi,
10(1).
VIRANDA, D. M. (2022). REPRESENTASI PERUNDUNGAN (BULLYING) DALAM
NOVEL TELUK ALASKAKARYA EKA ARYANI (PENDEKATAN SOSIOLOGI
SASTRA). http://digilib.ikippgriptk.ac.id/id/eprint/1186
Zanika, M., & Putra, E. (2023). Jurnal Multidisiplin Indonesia ANALISIS GAYA BAHASA
PADA PUISI “DOA” KARYA CHAIRIL ANWAR. Jurnal Multidisiplin Indonesia, 2(3).
https://doi.org/10.58344/jmi.v2i1.153
Pangemanan, J. I. H. (2023, Mei 7). Sastra Adalah: Pengertian, Tujuan, Jenis, Fungsi, dan
Contoh. Media Indonesia. https://mediaindonesia.com/humaniora/579261/sastra-
adalah-pengertian-tujuan-jenis-fungsi-dan-contoh

Copyright © 2022, Author (s); ISSN 2579-4485 (online) | 2407-7976 (print)


Caraka: Jurnal Ilmu Kebahasaan, Kesastraan, dan Pembelajarannya, 9 (1), 2022 - 13

Alfari, S. (2023, Juni 7). Pengertian Puisi, Ciri, Jenis, Struktur & Unsur Pembentuknya |
Bahasa Indonesia Kelas 8. Ruang Guru.
https://www.ruangguru.com/blog/pengertian-puisi-dan-unsur-pembentuk-puisi

Copyright © 2022, Author (s); ISSN 2579-4485 (online) | 2407-7976 (print)

Anda mungkin juga menyukai