Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS PILIHAN KATA DALAM NOVEL MARYAMAH KAPROV KARYA

ANDREA HINATA (KAJIAN STILISTIKA)

NAMA: RAHMAWATI

NIM: N1D121045

KELAS: A

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Suatu hasil karya dapat dikatakan memiliki nilai sastra bila didalamnya terdapat
kesepadanan antara bentuk dan isi. Bentuk bahasanya baik, indah dan isinya dapat
menimbulkan perasaan haru dan kagum dihati pembaca. Bentuk dan isi sastra harus saling
mengisi yaitu dapat menimbulkan kesan yang mendalam di hati para pembacanya sebagai
perwujudan nilai-nilai karya seni. Sastra merupakan karya lisan atau tertulis yang memiliki
berbagai ciri keunggulan seperti keorisinilan, keartistikan, keindahan dalam isi dan
ungkapan.
Sastra sebagai suatu hasil proses kreatif pengarang yang diekspresikan kepada
pembaca atau pendengar melalui media berupa bahasa yang memiliki makna primer dan
makna sekunder (konotatif, simbolik, bermakna ganda) jelas berupa objek penelitian yang
memiliki keunikan tersendiri apabila dibandingkan dengan objek penelitian lainnya diluar
sastra.
Karya sastra adalah ciptaan yang disampaikan dengan komunikatif untuk tujuan
estetik. Jenis-jenis karya sastra antara lain adalah puisi, cerpen, novel, dan drama. Masing-
masing karya sastra tersebut memiliki ciri khas dan isinya juga beragam tergantung.
Meskipun imajinatif isi karya sastra tidak bisa dilepaskan dari dunia realita. Karya sastra
lahir dan hidup dalam masyarakat.
Salah satu bentuk karya sastra adalah novel. Novel merupakan karangan prosa yang
panjang dan mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang
disekelilingnya yang penceritaannya dengan cara menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku
atau tokoh. Novel merupakan hasil cipta, rasa, dan seni manusia yang dapat dihayati dan
dipelajari.
Novel berasal dari kata Latin “novellus” yang diturunkan dari kata “novies” yang
berarti baru: cerita yang baru muncul kemudian sesudah drama, puisi, dan lain-lain (Tarigan,
1985:164). Berbeda dengan pendapat Tarigan, novel menurut Sudjiman (1998:53) adalah
proses rekaan yang menyuguhkan tokoh dan menampilkan serangkaian peristiwa serta latar
secara tersusun. Novel sebagai karya imajinatif mengungkapkan aspek-aspek kemanusiaan
yang mendalam dan menyajikannya secara halus. Novel tidak hanya sebagai alat hiburan,
tetapi juga sebagai bentuk seni yang mempelajari dan meneliti segi-segi kehidupan dan nilai-
nilai baik buruk (moral) dalam kehidupan ini dan mengarahkan pada pembaca tentang budi
pekerti yang luhur.
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan novel merupakan satu di antara
bentuk karya sastra yang banyak memberikan penjelasan secara jelas tentang sistem nilai.
Nilai itu mengungkapkan perbuatan apa yang dipuji dan dicela, pandangan hidup mana yang
dianut, dijauhi, dan hal apa saja yang dijunjung tinggi.
Menurut Greene dalam Syafruddin (2006:1) karya sastra menggunakan bahasa
sebagai alat ataupun media dalam penyampaian cerita yang ditulis, karya sastra merupakan
kreativitas seorang penulis terhadap ide, pikiran, dan perasaan yang dimilikinya. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1272) dapat ditemukan pengertian “kesusastraan”
yang berarti sebuah karya tulis yang memiliki kelebihan tersendiri, asli dan indah baik berupa
cerpen, roman, novel, drama dan sebagainya. Karya sastra adalah sebuah wadah yang
menampilkan keindahan atau imajinasi melalui penggunaan bahasa yang bervariasi. Karya
sastra tidak mungkin lahir dari kekosongan budaya. Dalam sebuah karya sastra juga dapat
memberikan pengetahuan baru yang mungkin sebelumnya belum diketahui oleh pembaca.
Meskipun karya sastra merupakan sebuah rekaan atau imajinasi, karya sastra dikonstruksi
atas dasar kenyataan. Menurut Adampe (2015, 3-4) bahasa sastra memiliki karakteristik
tertentu yang berbeda dengan bahasa ilmiah atau bahasa sehari-hari yang digunakan. Lebih
lanjut Adampe (2015: 3-4)
mengungkapkan bahwa hakikat sastra adalah indah dan berguna.
Bahasa sastra penuh dengan ambiguitas dan homonim, serta memiliki kategori-
kategori yang tak beraturan dan tak rasional seperti gender. Sastra juga mengotak atik serta
melakukan penyimpangan bahasa secara sistematis dari ujaran sehari-hari (Artika, 2015:19).
Pengarang mempunyai kebebasan berbahasa dalam menuangkan idenya dalam karya sastra.
Menurut Ealeton dalam Artika (2015:19) mengatakan bahwasanya sastra kita tidak lagi dapat
menggunakan sebuah kata kunci seperti fakta, fiksi dan imajinasi untuk menyebut sebuah
teks sebagai sastra.
Novel sebagai salah satu genre karya sastra di bangun oleh unsur intrinsik fiksi yang
ditampilkan dalam sebuah cerita yang didalamnya menawarkan sebuah kehidupan yang
diidealkan dan bersifat imajinatif yang mana narasi tersebut dibangun atas peristiwa, plot,
tokoh, penokohan, latar dan sudut pandang yang keseluruhannya bersifat imajinatif meskipun
penganalogian yang dilakukan menyesuaikan dengan kehidupan nyata sehingga tampak
seperti nyata dan terjadi. Dalam sebuah novel, bahasa yang digunakan tidak dibatasi
melainkan sesuai dengan imajinasi penulis novel (Yanti, 2015:3).
Menurut Arifin dan Tasai (2008:28) diksi merupakan pemilihan kata yang tepat
untuk digunakan dalam menyatakan sesuatu dengan tidak terlepas dari kamus yang
memberikan ketepatan dalam pemakaian kata-kata yang diperlukan. Sedangkan diksi
menurut Putrayasa (2014:7) adalah sebuah pilihan kata yang digunakan terutama dalam soal
kebenaran, kejelasan dan keefektifan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:353)
diksi merupakan sebuah pilihan kata yang tepat untuk digunakan dan selaras dengan gagasan
sehingga memperoleh efek tertentu sebagaimana yang diharapkan.
Agar sebuah kalimat menjadi efektif maka diperlukan adanya pilihan kata yang tepat
atau kata yang memenuhi isoformisme atau kata yang memiliki kesamaan makna karena
kesamaan pengalaman dan kesamaan struktur kognitif namun selain itu dalam pemilihan kata
juga harus diperhatikan hal yang berkaitan dengan kata yang bermakna donotasi dan
konotasi, kata umum dan khusus, abstrak dan konkret, jargon dan prokem. Pemilihan kata
atau diksi yang tepat merupakan hal yang sangat penting dalam penggunaan bahasa.
Banyaknya kata yang dikuasai tentu akan dapat memperudah seorang untuk dapat
menyampaikan gagasan atau maksud yang diinginkan dalam karyanya (Kayep, 2018: 1-2).
Diksi ini merupakan suatu unsur yang sangat penting dalam penggunaan bahasa baik itu
dalam tutur sehari-hari maupun dalam sebuah karya tulis. Dengan kata yang tepat maka kita
akan dapat sesuatu yang ingin disampaikan baik itu secara lisan maupun juga tulisan. Pilihan
kata tersebut juga tentunya harus tepat dengan situasi, keadaan dan tempat penggunaan kata
tersebut (Arifin dan Tasai, 2008:29).

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana pilihan kata dalam novel Maryamah Kaprov karya Andrea Hinata?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahuai pilihan kata dalam novel Maryamah Kaprov karya Andrea Hinata.
DAFTAR PUSTAKA

https:// repository.unbari.ac.id/1378/1/NOPRIA%20ASIMA.pdf
https:// media.neliti.com/media/publications/215057-analisis-gaya-bahasa-dalam-novel-
menjadi.pdf

Anda mungkin juga menyukai