Anda di halaman 1dari 35

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Sastra

Menurut Rafiek (2014 :14) Dalam kehidupan keseharian pula, pada umumnya

orang menyukai sastra. Kata-kata mutiara, ungkapan-ungkapan yang bersifat

persuasif yang merupakan salah satu ciri khas keindahan bahasa sastra sering kali

digunakan orang dalam situasi berkomunikasi. Kenyataan ini menunjukkan bahwa

terdapat kecenderungan orang ke arah bersastra. Untuk memahami dan menikmati

karya sastra diperlukan pemahaman tentang teori sastra. Teori sastra menjelaskan

kepada kita tentang konsep sastra sebagai salah satu disiplin ilmu humaniora yang

akan mengantarkan kita ke arah pemahaman dan penikmatan fenomena yang

terkandung di dalamnya. Dengan mempelajari teori sastra, kita akan memahami

fenomena kehidupan manusia yang tertuang di dalam teori sastra.

Melalui modul ini, secara umum diharapkan Anda dapat memahami hakikat

sastra dengan ruang lingkupnya sebagai bekal Anda dalam mempelajari apresiasi

dan kajian sastra. Untuk mencapai tujuan tersebut, di dalamnya disajikan urutan

materi berupa:

1. Ruang Lingkup Ilmu Sastra,

2. Pengertian Sastra,

3. Jenis Karya Sastra,

4. Struktur Karya Sastra,

7
8

5. Puisi,

6. Prosa,

7. Drama,

8. Pendekatan Pengkajian Sastra, serta

9. Aliran dalam Karya

7. Drama,

8. Pendekatan Pengkajian Sastra, serta

9. Aliran dalam Karya

B. Hakikat Pembelajaran Sastra

Sampai kini terjadi perdebatan yang berkepanjangan tentang pembelajaran

sastra, Sastra bukanlah ajaran tetapi merupakan cerminan yang memantulkan

tentang kehidupan – kehidupan yang bisa di bayangkan sehingga kehidupan yang

tidak bisa di ba yangkan, Hakikat adalah segala sesuatu yang berada pada sesuatu

yang paling dasar dari sebuah konstruksi pemikiran (Emzir 2014- 4).

Menurut Ratna (Emzir, 2014- 194) mengemukakan bahwa resepsi sastra

hberasal dari recipere (latin), recepation (inggris), yang berarti sebagai

penerimaan atau penyambutan pembaca, dalam arti luas, resepsi di depenisikan

sebagai pengolahan teks , cara-cara pemberian makna terhadap karya sehingga

dapat memberikan respons terhadapnya Endraswara (2008; 194).


9

a. Hakikat Pembelajaran Sastra Menurut Para ahli

1. Moody (1996 :15-24) :

Menyatakan bahwa pembelajaran sastra dapat membantu keterampilan

berbahasa anak, meningkatkan pengeStahuan budaya, mengembangkan cipta dan

rasapembentukan watak. dengan begitu dapat di katakana bahwa sastra

merupakan sumber sumber cita rasa diantaranya cita rasa moral da social. Oleh

karena itu, astra sangat lyak untuk menjadi sumber pembelajaran bagi siswa.

Siswa belajar sastra di harapkan mempunyai tingkat moral dan sosial yang tinggi,

hal itu merupakan keinginan dunia pendidikan

2. Kern (2000: 16-17) :

Menyatakan bahwa tujuh prinsip berkaitan dengan berakaitan dengan

penerapan pembelajaran sastra. Ketujuh prinsip itu meliputi (1) interprestasi (2)

kolaborasi(3) konvesi,(4) pengetahuan budaya (5) pemecahan masalah (6)

refleksi(7) penggunaan bahasa. Prinsif Kren tersebut dalam dalam penerapannya

terintegrasike dalam menyimak berbicara, membaca, dan menulis, serta ke dalam

komonikasi secara umum, menidyaratkan bahwa pembelajaran bahwa

pembelajaran sastra dilakukan dalam bentuk aktivitas nyata yan dilakukan secara

nyata yang dilakukan secara langsung oleh siswa yang bukan pemindahan si

semata.

Jadi, kesimpulan tersebut pengajaran sastra pada dasarnya adalah cabang seni

sangat ditentukan oleh faktor manusia dan penafsiran, khusunya masalah

perasaan, semangat, kepercayaan dalam bahasa Indonesia kata sastra biasanya di


10

gunakan untuk merujuk kesusastraan atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti

tertentu.

b. Jenis-jenis Sastra

1. Sastra Imajinatif

Sastra imajinatif adalah sastra yang berupaya untuk menerangkan,

menjelaskan, memahami, membuka pandangan baru, dan memberikan makna

realitas kehidupan agar manusia lebih mengerti dan bersikap yang semestinya

terhadap realitas kehidupan. Dengan kata lain, sastra imajinatif berupaya

menyempurnakan realitas kehidupan walaupun sebenarnya fakta atau realitas

kehidupan sehari-hari tidak begitu penting

2.Sastra Non-imajinatif

Sastra non-imajinatif memiliki beberapa ciri yang mudah membedakannya

dengan sastra imajinatif. Setidaknya terdapat dua ciri yang berkenaan dengan

sastra tersebut.

Pertama, dalam karya sastra tersebut unsur faktualnya lebih menonjol

daripada khayalinya. Kedua, bahasa yang digunakan cenderung denotatif dan

kalaupun muncul konotatif, kekonotatifan tersebut amat bergantung pada gaya

penulisan yang dimiliki pengarang. Persamaannya, baik sastra imajinatif maupun

non-imajinatif, keduanya sama-sama memenuhi estetika seni (unity = keutuhan,

balance = keseimbangan, harmony = keselarasan, dan right emphasis = pusat

penekanan suatu unsur). Sastra non-imajinatif itu sendiri merupakan sastra yang

lebih menonjolkan unsur kefaktualan daripada daya khayalnya dan ditopang


11

dengan penggunaan bahasa yang cenderung denotatif. Dalam praktiknya jenis

sastra non-imajinatif ini terdiri atas karya-karya yang berbentuk esai, kritik,

biografi, autobiografi, memoar, catatan harian, dan surat-surat.

c. Jenis Pembelajaran Sastra

Pada umumnya pembelajaran sastra terbagi atas tiga jenis, yakni prosa

fiksi, drama, dan puisi. Ketiga hal tersebut diuraikan sebagai berikut.

1) Prosa Fiksi

a) Pengertian Prosa Fiksi

Prosa fiksi adalah cerita dalam pengisahan dengan rangkaian cerita tertentu

yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya yang terjalin dalam bentuk cerita.

Prosa dalam pengertian kesusastraan juga disebut fiksi, teks naratif atau

wacana naratif (dalam pendekatan struktural dan semiotik). Istilah dalam

pengertian ini berarti cerita rekaan atau cerita khayalan. Fiksi merupakan karya

naratif yang isinya tidak menyaran pada kebenaran sejarah. Sebagai karya

imajinasi, fiksi menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan

atau hidup dan kehidupan (Tang, 2008: 52).

b) Unsur yang Membangun Prosa Fiksi

Unsur pembangun prosa fiksi menurut Tang (2008: 60-70) terdiri atas lima,

yaitu alur, tokoh dan penokohan, latar, tema dan amanat, dan sudut pandang.

1. Alur (Plot)

Merupakan rangkaian pola tindak –tanduk yang berusaha memecahkan

konflik yang terdapat dalam narasi,alur bersembunyi di balik jalan cerita namun,
12

jalan cerita bukanlah alur, jalan cerita hanyalah manifestasi, bentuk wadah ,

bentuk jasmaniah dari alur cerita suparno dan yunus (2008- 107).

Pengertian alur dalam karya fiksi pada umumnya adalah rangkaian cerita

yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin cerita yang

dihadirkan oleh pelaku dalam suatu cerita. Unsur utama plot adalah hubungan

sebab akibat antar peristiwa yang ditampilkan dalam cerita. Peristiwa yang satu

menyebabkan atau disebabkan oleh peristiwa lain. Dengan demikian, keseluruhan

peristiwa dalam cerita merupakan jalinan cerita yang saling berkaitan (Yonny,

2011: 2005).

2. Tokoh dan penokohan

Tokoh adalah individu rekaan yang beraksi atau mengalami berbagai bentuk

peristiwa dalam cerita, baik peristiwa fisik maupun peristiwa yang bersifat

batiniah memahami karya sastra biasanya kita gali melalui strukturnya dan

melalui tokohnya akan kita fahami karya sastra itu secara menyeluruh alur dan

tokoh merupakan antarketergantungan tokoh adalah penentu peristiwa, sedangkan

peristiwa itu sendiri memberi gambaran tentang tokoh

Para pelaku yang ada dalam cerita di sebut tokoh, adapun cara pengarang

menampilkan tokoh atau pelaku itu di sebut penokohan dengan kata lain,

penokohan adalah cara pengarang menggambarkan tokoh-tokohnya (para pelaku

cerita) sehingga tampak nyata (Yonny, 2011-201).

3. Latar ( setting )

Berbagai peristiwa yang berlangsung dalam sebuah cerita, selalu terjadi

dalam suatu rentang waktudan pada suatu tempat tertentu keterkaitan mutlak
13

antara sebuah peristiwa dengan waktu dan tempat tertentu, merupakan sebuah

gejala ilmiah

Latar atau setting dapat di pahami sebagai landas tumpu berlangsungnya

berbagai peristiwa atau kisah yang di ceritakan dalam cerita fiksi secara garis

besar latar dapat di kelompokkan menjadi tiga, yakni latartempat, waktu, dan

sosial (Yonny, 2011 : 206 )

4. Tema dan amanat

Pengarang dalm mencipta sebuah cerita rekaan, biasanya tidak hanya

sekadar ingin menyampaikan rentetan kejadian atau peristiwa dalam cerita bgitu

saja dalam pembahasan mengenai novel, Pradotokusomo (dalam Tang, 2008: 69)

mengemukakan dua makna yaitu tema adalah gagasan sentral atau gagasan yang

dominan di dalam suatu karya seni ke dua batasan tema, sedangkan yang ke dua

lebih sesuai dengan batasan amanat

Pengertian amanat menurut Yonny ( 2011- 207 ) yaitu, tema adalah gagasan

utama, pokok atau makna yang di kandung oleh sebuah cerita tema kurang lebih

dapat bersinonim dengan ide atau tujuan utama dengan demikian, tema dapat di

pahami sebagai dasar cerita atau gagasan dasar umum sebuah cerita sedangkan

manat adalah moral, amanat, atau pesan dapat dipahami sebagai sesuatu yang

ingin di sampaikan oleh pengarang kepada pembaca

5. Sudut Pandang

Sudut pandang adalah cara pengarang menampilkan para pelaku dalam

cerita yang di paparkannya sudut pandang pada hakikatnya adalah sebuah cara,
14

strategi atau siasat yang secara disengaja di pilih pengarang untuk mengunkapkan

cerita atau gagasannya ( Yonny, 2001 : 207 )

2) . Drama

a) .Pengertian Drama

Kata dram berasal dari kata ‘ dramas ‘ dalam bahasa yunani, berarti sutu

perbuatan atau kumpulan pertunjukkan krhidupan sesorang

(Tang , 2008 – 94)

Drama adalah kisah hidup dan kehidupan manusia yang di ceritakan di atas

pentas dengan media percakapan ( dialog), gerak dan tingkah laku naskah

merupakan hal utama dalam bermain drama (modern) karena ia merupakan

panduan bagi para pemeran (aktor) di atas pentas (yonny, 2011 : 240-241)

b) .Unsur yang membangun drama

1. Alur ( Plot )

Alur dari sebuah drama hampir sama dengan alur cerita rekaan, tahapanya

biasa meliputi: tahap pertama, yaitu perkenalan, semacam pengantar dalam

memahami jalinan cerita selanjutnya, tahap ke dua, mulai muncul benih konflik,

mulai berlangsung secara terbuka, suasana sampai pada klimaks yang

menegangkan, ketegangan akhirnya di coba di atasi sebagai anti klimaks guna

mencari jalan penyelesaian, dan penyelesaian pun kemudian di capai

2. Tokoh dan penokohan

Dalam pengertian umum tentang tokoh dan penokohan seperti pada bagian

teori prosa diatas, antara prosa dan drama sama dalam arti drama sebagai teks

sastra di lihat dari sudut katakter , di kenal istilah protagonist, antagonis, dan
15

pembantu perwatakan adalah penampilan ke seluruhan ciri atau tipe jiwa seorang

tokoh dalam cerita drama tersebut

3. Dialog

Dialog (dalam bahasa belanda dialoog ) adalah percakapan antara dua orang

tokoh dalam lakon dan harus memenuhi dua hal yaitu : pertama, dialog harus

dapat mempertinggi nilai gerak sesorang dramawan haruslah dapat berbuat lebih

banyak selain dari membuat dialognya menarik hati, dia harus pula membuatnya

aik dan wajar selalu dialog hendaknya di pergunakna untuk mencerminkan apa-

apa yang telah terjadi selama pementasan dan juga harus mencerminkan pikiran

dan perasaan para tokoh yang turut berperan dalam lakon itu kedua, dialog harus

baik dan bernilai tinggi maksudnya adalah dialog itu haruslah lebih terarah dan

teratur dari pada percakapan sehari-hari jangn hendaknya ada kata- kata tidak

perlu, para tokoh harus berbicara dengan jelas, terang, dan menuju sasaran

4. Latar (setting)

Dalam teori naratif di jelaskan bahwa tidak ada satupun peristiwa yang

berlangsung dalam kehampaan, semua tokoh hanya bisa bergerak dalam ruang

dan waktu serta suasana tertentu oleh sebab itu, pembicaraan mengenai latar

selalu mencakuptiga aspek yaitu, latar tempat, latar waktu, dan atmosfer ,

atmosfer di pahami sebagai suasana yang tergambar dalam karya sastra melalui

penataan latar yang serasi dengan watak tokoh dan tema cerita.
16

C. Puisi

a) Pengertian

Puisi adalah:1) Ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, ritma, dan

rima, serta penyusunan larik dan bait, 2) gubahan dalam bahasa yang bentuknya

dapat dipilih atau ditata secara cermat sehingga memertajam kesadaran orang

akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan, bunyi,

irama, dan makna khusus (KBBI, 2007: 903).

Jadi, puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang kompleks yang

merupakan luapan perasaan penulis yang diungkapkan secara imajinatif. Puisi

memiliki struktur batin dan struktur fisik yang membangun puisi dan memuat

nilai-nilai atau pesan penulisnya yang bersifat estetik.

b) Telaah puisi melalui pendekatan struktural

Puisi pada dasarnya mempunyai dua unsur; yaitu struktur luar ( surface

structure) dan sturuktur dalam (deep structure) emzir ( 2015 ; 242)

(1) Struktur luar (surface structure)

Secara garis besar, telaah struktur luar adalah sebagai berikut:

a. Pilihan kata (diksi)

Pilihan kata merupakan hal yang esensial dalam struktur puisi karena

katamerupakan wacana ekspresi, setiap kata akan mempunyai beberapa fungsi

makna, bunyi, nilai, estetika, bentuk dan lainya

b. unsur bunyi

unsur bunyi merupakan hasil penataan kata dalam sturuktur kalimat:


17

1. rima

Rima atau bunyi – bunyi yang sama dan di ulang baik dalam satuan kalimat

maupun pada kalimat - kalimat berikutnya :

2. irama

Irama adalah paduan bunyi yang menimbulkan aspek musikalitas ataun ritme

tertentu.

(2) Struktur dalam

Sturuktur dalam pada dasarnya adalahmakna yang terkandung di balik

kata-kata yang di sususn sebagai struktur luarnya.

(a) Struktur Fisik (Metode Puisi)

1. Pilihan Kata

Penyair sangat cermat memilih kata-kata sebab kata-kata yang ditulis

harus dipertimbangkan maknanya, komposisi bunyi dalam rima, dan irama,

kedudukan kata itu ditengah konteks kata lainnya, dan kedudukan kata dan

keseluruhan puisi itu. Oleh sebab itu, di samping memilih kata yang tepat, penyair

juga memertimbangkan urutan katanya dan kekuatan atau daya magis dari kata-

kata tersebut. Kata-kata diberi makna menurut kehendak penyair.

2. Pengimajian

Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang

dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih

konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran, dan cita rasa.

Pengimajian dapat dibatasi dengan pengertian kata atau susunan kata-kata yang

dapat mengungkapkan pengalaman sensoris seperti penglihatan, pendengaran, dan


18

perasaan. Baris atau bait puisi seolah mengandung gema suara (imaji auditif),

benda yang nampak (imaji visual), dan sesuatu yang dapat kita hayati (imaji

taktil).

3. Kata Konkret

Untuk membangkitkan imaji (daya bayang) pembaca, maka kata-kata

harus diperkonkret. Maksudnya ialah bahwa kata-kata itu dapat menyarang

kepada arti yang menyeluruh. Seperti halnya pengimajian, kata yang diperkonkret

ini juga erat hubungannya dengan penggunaan kiasan, atau lambang. Jika penyair

memerkonkret kata-kata, maka pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau

merasa apa yang dilukiskan penyair. Dengan demikian pembaca terlihat penuh

secara batin ke dalam puisi (Arsam, 2012: 18).

4. Bahasa Figuratif (Majas)

Penyair penggunaan bahasa yang bersusun atau berfigura sehingga

disebut bahasa figuratif. Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatis

artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna, bahasa figuratif

adalah bahasa yang digunakan penyair untuk menyatakan sesuatu dengan cara

yang tidak biasa, yakni secara tidak langsung mengungkapkan makna. Kata atau

bahasanya bermakna kias atau makna lambang.

Bahasa figuratif dipandang lebih efektif untuk menyatakan apa yang

dimaksudkan penyair, karena: (1) bahasa figuratif menghasilkan kesenangan

imajinatif, (2) bahasa figuratif adalah cara untuk menghasilkan imaji tambahan

dalam puisi, sehingga yang abstrak jadi konkret dan menjadikan puisi lebih

nikmat dibaca, (3) bahasa figuratif adalah cara untuk mengkonsentrasikan makna
19

yang hendak disampaikan dan cara menyampiakan sesuatu yang banyak dan luas

dengan bahasa yang singkat, (4) bahasa figuratif adalah menambah intensitas

perasaan penyair untuk puisinya dan menyampaikan sikap penyair Perrine (dalam

Waluyo, 1991: 83).

5. Versifikasi (Rima, Ritma Dan Metrum)

Bunyi dalam puisi menghasilkan rima dan ritma. Rima adalah

pengulangan bunyi dalam puisi. Digunakan kata rima untuk mengganti kata

persajakan pada sistem lama karena diharapakan penempatan bunyi dan

pengulangannya tidak hanya pada setiap baris, namun juga keseluruhan baris dan

bait. Dalam ritma pemotongan-pemotongan baris menjadi frasa yang berulang-

ulang, merupakan unsur yang memerindah puisi.

6. Tata Wajah (Tipografi)

Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa

dan drama. Larik-larik prosa tidak membangun periodisitet yang disebut paragraf,

namun membentuk bait. Baris puisi bermula dari tepi kiri dan berakhir ke tepi

kanan baris. Tepi kiri atau tepi kanan dari halaman yang memuat puisi belum

terpenuhi tulisan, hal mana tidak berlaku bagi tulisan yang membentuk prosa. Ciri

yang demikian menunjukkan eksistensi sebuah puisi

(b) Struktur Batin (Hakikat Puisi)

1. Tema

Tema merupakan gagasan pokok atau subject-matter yang dikemukakan oleh

penyair. Pokok pikiran atau pokok persoalan itu begitu kuat mendesak dalam

jiwa penyair, sehingga menjadi landasan utama pengucapannya. Jika desakan


20

yang kuat itu berupa hubungan antara penyair dengan tuhan, maka puisinya

bertema ketuhanan. Jika desakan yang kuat berupa belas kasih atau kemanuasiaan,

maka puisi itu bertema kemanusiaan. Jika yang kuat adalah dorongan untuk

memprotes ketidakadilan, maka tema puisinya adalah protes atau kritik sosial.

Perasaan cinta atau patah hati yang kuat juga dapat melahirkan tema cinta atau

tema cinta karena kedukaan.

2. Perasaan (Feeling)

Dalam menciptakan puisi, suasana perasaan penyair ikut diekspresikan dan

harus dapat dihayati oleh pembaca. untuk mengungkapkan tema yang sama,

penyair yang satu dengan perasaan yang berbeda dari penyair lainnya, sehingga

hasil puisi yang diciptakan berbeda pula.

a. Nada Dan Suasana

Dalam menulis puisi, penyair memunyai sikap tertentu terhadap pembaca,

apakah dia ingin bersikap menggurui, menasehati, mengejek, menyindir, atau

bersikap lugas hanya menceritakan sesuatau kepada pembaca. sikap penyair

kepada pembaca ini disebut nada puisi. Sedangkan suasana adalah keadaan jiwa

pembaca setelah membaca puisi itu akibat psikologis yang ditimbulkan puisi

terhadap pembaca.

b. Amanat

Amanat yang hendak disampaikan oleh penyair dapat ditelaah setelah kita

memahami tema, rasa dan nada puisi itu. Tujuan atau amanat merupakan hal yang

mendorong penyair untuk menciptakan puisinya. Amanat tersirat dibalik kata-kata

yang disusun, dan juga berada dibalik tema yang diungkapkan. Amanat yang
21

hendak disampaikan oleh penyair mungkin secara sadar berada dalam pikiran

penyair, namun lebih banyak penyair tidak sadar akan amanat yang diberikan.

c) Langkah-langkah dalam memahami puisi

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memahami sebuah puisi

Menurut Yonny dan Ambarwati (2011: 214-218) adalah sebagai berikut ini.

1. Memparafrasekan puisi

Paraprase berarti mengubah bentuk puisi menjadi prosa. Cara

memparafrasekan adalah dengan menambahkan kata-kata lain untuk melengkapi

atau memerjelas kata-kata dalam puisi dan membubuhkan tanda baca untuk

memerjelas hubungan makna kata-kata tersebut. Setelah menambahkan tanda-

tanda baca dan kata-kata yang sesuai serta mengartikan sejumlah kata, kita

uraikan makna seluruh puisi dalam bentuak prosa.

2. Mencari kata-kata kunci

Kata kunci biasanya terdapat pada judul puisi, kata-kata yang kerap muncul

atau ditekankan dalam tiap bait, bahkan tiap larik puisi, dan mencari arti kata-kata

kunci tersebut dalam kamus, baik Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Bahasa

Sansekerta dan lain-lain.

3. Cermati kata kiasan

Kata kiasan berarti kata-kata yang tidak bermakna sebenarnya.

4. Cermati rima, majas, citraan, dan tipografi

Rima adalah persamaan bunyi. Majas adalah gaya bahasa. Citraan adalah

gambaran angan (imajinasi), dan tipografi adalah susunan atau tata letak larik

puisi.
22

5. Pelajari unsur-unsur ekstrinsik

Seperti biografi pengarang, sosiologi, sejarah,budaya, yang turut terciptanya

puisi tersebut. Karya sastra sesungguhnya tidak terlepas dari budaya yang

melatarinya

D. Hakikat Pembelajaran Menulis Puisi

menulis puisi meruipakan aktivitas belajar yang bersifat produktif kreatif,

artinya pembelajaran dilakukan agar siswa mampu memprodusi karya dalam

bentuk puisi dan memanfaatkanya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk sampai

kepada proses menproduksi puisi, diperlukan sebuah proses kreatif. (Sopyan 2011

; 25). Proses kreatif akan berkembang jika emapt unsur terkait terlatih secara

optimal, yaitu:

1) Potensi pengetahuan potensi dan pengalaman pribadi

2) Dorongan internal dan eksternal sesuai kebutuhan pebelajar

3) Proses pembelajaran yang di tunjang oleh iklim belajar, keterlibatan pebelajar

secara penuh, dan kebermaknaan belajar

4) Propduk yang bernilai bagi peserta didik dan orang lain

Dengan mamfaat menulis puisi, pradopo (2002; 2) Bahwa menulis puisi

memberikan banyak manfaat bagi peserta ddik. Melalui menulis puisi, peserta

didik dapat mengepresikan diri dan melatih kepekaan dan kekayaan

bahasanya.karna kebermanfaatanya membuatan kegiatan menulis perlu di ajarkan

kepada peserta didik, menulis puisi dimaksudkan agar peserta didik dapat

menggunakan bahasa dan tujuan untuk memahami, mengembangkan dan

mengomonisasikan gagasan dan informasi untuk orang lain dan pembaca.


23

E. Keterampilan Menulis Puisi

a. Pengertian Menulis

Menurut Tarigan (2008 : 3) menul;is merupakan keterampilan berbahasa yang

di pergunakan untuk berkomonikasisecara tidak langsung,tidak secara tatap muka

dengan orang lain sedangkan menurut sumardjo(dalam komaidi 2011- 5) yang

mengatakan bahwa menulis merupakan suatu proses melahirkan tulisan yang

berisi gagasan

Dari pengertian yang di kemukakan din atas, maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa menulis suatu gagasan ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan.

b. Proses Kreatif Menulis

Kreatif menulis adalah suatu proses bagaimana sebuah gagasan lahir dan

diciptakan oleh seeorang penulis menjadi sebuah karya tulid Komaidi, 2011 : 5) .

Menurut William Miller (dalam komaidi, 2011: 5-8 ) menyatakan bahwa pada

dasarnya terdapat empat tahap proses kreatif menulis antara lain :

1.Tahap persiapan

Dalam tahap ini seorang penulis ini telah menyadari apa yang dia tulis dan

bagaimana ia akan menuliskanya.apa yang akan ditulis adalah munculnya

gagasan. Isi tulisan. Bagaimana ia akan menuangkan gagasan itu adalah sol

bentuk tulisanya.

2.Tahap inkubasi

Pada tahap ni gagasan yang telah muncul tadi disimpang dan dipikirkanya

matang-matang, dan di tunggunya waktu untuk menuliskanya. Selama


24

pengendapan ini biasanya konsentrasi penulis hanya pada gagasan itu saja. Di

mana saja dia berada dia memikirkan dan mematangkan gagasanya.

3. Tahap inspirasi

Pada tahap ini gagasan dan bentuk ungkapan telah jelas dan padu. Ada

desakan kuat untuk segera menulis dan tak bisa ditunggu-tunggu lagi. Kal;au saat

inspirasi ini di biarkan lewat, biasanya bagi ggagasan mati akan sebelum lahir.

Gairah itu sendiri sudah tidak menjadi obsesi lagi.

4.Tahap Penulisan

Pada tahap ini keluarkan segala hasil inkubasi selama ini. Tuangkan semua

gagasan yang baik atau atau kurang baik, keluarkan semuanya Tanpa sisa dalam

sebuah bentuk tulisan yang direncanakan.

5.Tahap Revisi

Pada tahap ini periksalah dan nilailah berdasarkan pengetahuan dana

aparesiasi yang anda miliki. Buanglah bagian yang dinalar tak perlu, tambahkan

yang mungkin di tambahkan. Pindahkan bagian atas atau ketengah atau bawah

atau sebaliknya. Disinilah disiplin diri sebagai penulis di uji.

c. Manfaat Menulis

Banyak manfaat yang bisa di peroleh dari aktivitas menulis antara lain :

1. Jika ingin menulis pasti menimbulkan rasa ingin tahu dan melatih kepekaan

dalam melihat realitas di sekitar,

2. Mendorong kita untuk mencari referensi seperti buku majalah, koran, jurnal,

dan sejenisnya;
25

3. Dengan aktivitas menulis, kita terlatih untuk menyusun pemikiran dan argumen

kita secara runtut, sistematis dan logis;

4. Dengan menulis secara psikologis akan mengurangi dan tingkat sters kita

5. Dengan menulis hasil tulisan kita akan di muat oleh media massaatau di

terbitkan oleh suatu penerbit, kemudian kita akan mendapatkan kepuasan batin

karena tulisanya dianggap bermanfaat bagi orang lain;

6. Dengan menulis tulisan kita akan di baca oleh banyak orang ( mungkin

puluhan,ratusan, bahkan jutaan) yang membuat sang penulis semakin popular

dan di kenal oleh publik

d. Cara-cara Dalam Menulis Puisi

Pada umumnya puisi ditulis berdasarkan hal-hal yang dialaminya.menulis

puisi memperhatikan hal-hal sebagai berikiut :

1. Menentukan tema puisi yang akan di tulis

2. Mengembangkan tema tersebut dengan menentukan hal-hal yang akan

ditulis dalam puisi

3. Memilih kata yang tepat makna dan bunyinya

4. Mengdayagunakan majas

F. Jenis-jenis Puisi

jenis-jenis puisi menurut ( jhoko darmono 2007-27)

1. Puisi epik yaitu suatu puisi yang didalamnya yang mengandung

kepahlawanan, baik kepahlawanan yang berhubungan dengan legenda,

kepercayaan maupun sejarah.


26

2. Puisi naratif yaitu puisi yang didalamnya mengandung suatu cerita

menjadi prilaku, perwatakan, setting, maupun rangkaian perhatian,

tertentu yang menjadikan suatu cerita

a. Puisi lama

Puisi lama merupakan puisi yang lahir ditengah masyarakat mengalami

perkembangan zaman sekarang, namun kita juga memahami bahwa puisi yag ada

sekarang tidak terlepas dari puisi masa lampau atau biasa kita sebut puisi lama.

Salah satu puisi salah satu puisi lama yang masih di kenal sekarang adalah

pantung masih membedakan antara pantung dengan puisi adalah bait, irma. Bait

dalam puisi merupaka syarat-syarat yang berlaku untuk jenis puisi tersebut.

Ciri-ciri puisi lama atau yang biasa disebut pantung antara lain:

1. Memiliki 4 baris, diamana dua baris berisi sampiran atau dua baris lagi

merupakan isi

2. Setiap baris terdiri dari 4 kata

3. Antar baris 1,2,3, dan 4berpola a,b,a,b, ;

4. Setiap baris terdiri antara 8 sampai 9 suku kat;

5. Iramanya menurut pola tertentu.

Dengan demikian, puisi lama mempunyai bentuk yang telah di tetapkan

terlbih dahulu sebelum isinya dibeberkan. Itu berarti puisi lama lebih

mementingkan bentuk dari pada isi bentuknya berspiifat statis. Puisi lama yang

merupakan puisi asli indonesia dan puisi yang berasal dari negara lain

Berikut ini adalah golongan puisi lama :


27

1) Puisi asli indonesia

a. Kamima, bentuk karmina seperti pantung, tetapi barisnya pendek yaitu

hanya terdiri atas dua baris

b. Mantra, mementingkan keindahan bunyi puisi atau permainan bunyi.

c. Bidal, merupakan puisi yang juga menceritakan masa lampau

d. Pantun, merupakan puisi lama bait terdiri empat larik dengan rima akhir

a,b,a,b

2) Puisi negara lain

a. Gurindam berasal dari tamil

b. Syair berasal dari arab

c. Seleka berasal dari india

Contoh puisi lama

Kalau puan pergi ketanjung

Kirim saya sehelai baju

Kalau tuan menjadi burung saya menjadi ranting kayu

Kalau tuan pergi kelaut pesan saya ketam jantan

Kalau tuan mencari buah sayapun mencari mangga

3) Puisi baru

Puisi baru merupakan perkembangan dari puisi lama yang mengacu pada

jumlah baris dalam suatu bait. Puisi baru sudah tidak mengikat sajak-sajaknya

dalam baris setiap bait. Jumlah suku kata dalam tiap baris tidak harus terdiri

antara delapan sampai dua belas, tetapi bebas jumlahnya. Ungkapan suatu kata

dapat menjadi suatu baris dalam bait itu.


28

Sanusi pane dan rustam effendi adalah sastrawan yang tergolong kedalam

angkatan pujangga baru. Angkatan ini hidup sekitar tahun 1930-an sampai

dengan awal tahun 40-an akan tetapi pengaruh puisi lama terhadap pusis baru

tidaklah berhenti pada angkatan tersebut.

Jenis-jenis puisi baru dapat dilihat dari jumlah baris/larik

a. disticho, merupakan puisi baru yang tiap baitnya terdiri dari dua lirik bersajak

bebas

b. terzinai, merupakan bentuk puisi baru yang tiap baitnya terdiri dari tiga larik

kesatuan bentuk dan keindahan bahasa menjadi hal yang penting

c. Quartren ( Quartret), merupakan bentuk puisi baru yang tiap baitnya terdiri

enpat baris.

d. Quin, merupakan puisi baru yang tiap baitnya terdiri dari lima barik

e. Sekret, merupakan puisi baru yang tiap baitnya terdiri dari enam baris.

f. Oktaf, atau stanza, merupakan bentuk puisi baru yang tiap baitnya terdiri dari

delapan baris atau larik

g. Soneta, merupakan bentuk puisi baru yang tiap baitnya terdiri dari empat belas

atau larik dalam satu bait.

Contoh Puisi baru:

Rindu dendam

Semalam dingin sekali

Kini pagi mulai cemerlang

Kuangkat kki melangkah masuk kedalam taman

Untuk menghirup udara yang segar


29

Semua hijau

Semua hidup

Apakah yang terang cemerlang tergantung-gantung

diujung daun bunga bakung itu?

Kuhampiri

2. Keunggulan dan Kelemahan

Keunggulan dan kelemahan pembelajaran keterampilan menulis puisi

menurut Djumingin (2010: 133-134) adalah sebagai berikut ini.

1) Keunggulan

a) Dapat meningkatkan multi intelegensi (kecerdasan majemuk), yaitu:

kecerdasan logika matematika, linguistik, musik, visual spasial, kinstetis,

interpersonal, intrapersonal, natural, dan spiritual/agama.

b) Dapat meningkatkan empat keterampilan berbahasa peserta didik , baik

menyimak, berbicara, membaca, dan menulis

2) Kelemahan

a) Memerlukan waktu yang cukup lama untuk merencanakan dan melaksanakan

karena pertimbangan faktor intra dan ekstra yang memengaruhi pembelajaran.

b) peserta didik heterogen dibentuk pada yang sama karena latar yang berbeda.

c) Sulit mengadakan penilaian individual berdasarkan hasil kerja kelompok

kecuali kalau guru melakukan juga evalausi secara individual.

d) Peserta didik yang kurang memiliki kemampuan dapat menghambat peserta

didik yang berkemampuan tinggi.


30

e) Membina peserta didik yang sulit dicapai hanya satu kali penerapan startegi

saja. Oleh karena itu, sebaiknya guru melakukan tindak lanjut pembelajaran

di luar kelas.

3) Langkah-Langkah Pembelajaran Keterampilan Menulis Puisi

Langkah-langkah pembelajaran keterampilan menulis puisi :

1) Menentukan tema puisi

Tema puisi merupakan pokok permasalahan yang ingin di ungkapkan oleh

pengarang dalam suatu puisi secara keseluruhan. Dengan kata lain, tema puisi

mrupakan dasar cerita atau titik tolak pengarang dalam menyusun suatu posisi

2) Menentukan bentuk dan struktur puisi

Bentuk dan struktur puisi dapat mengintensifkan makna puisi yang ingin di

ungkapkan pengarang

3) Pilian kata/diksi

Bagi kata penyair, kata bukan hanya sekedar mengndung nilai,oleh karena itu,

dalam mnulis puisi di perlukan pilihan kata

4) Gunakan daya imanijasi dalam penyajian

Gunakan daya imajinasi atau daya bayang anda dalam bayang anda dalam

penyajian dalam puisi. Segala sesuatu yang yang pernah menyentu perasaan anda,

singgah dan tersimpan dalam pikiran anda, ungkpkan dalam fikiran anda

ungkapkan dalam bentuk pilihan kata yang tepat


31

5) gunakan gaya bahasa atau majas

Untuk menciptakan daya imajinasi yang baik, sehingga pembaca puisi dapat

merasakan apa yang dirasakan pengarang, dapat dilakukan dngan cara

menggunakan gaya bahasa atau majas

seperti:

Hiperbola, menyatakan sesuatu dengan gaya bahasa berlebihan

Contoh:suaranya menggeleger membelah angkasa.

Metafora, menggambarkan sesuatu dengan membandingkan sesuatu lain.

Contoh:kita adalah tiang negeri ini.kl;

personofikasi, menggambarkan bnda mati seperti alnya manusia

Contoh: batu batu karang itu melihat dan menyaksikan cinta

pararelisme, mengulang isi kalimat dengan kalimat lain yang sama

Contoh:segenap daratan telah kujalani segenap lautan telah kuarungi

enumerasi, memberikan intensitas dengn memerinci masalahcontoh,:dalam suka,

dalam duka bahkan aku kecewa padamu aku tetap setia

6) Evaluasi

Guru mengevaluasi siswa agar mengetahui sejauh mana pemahaman mereka

setelah melakukan proses pembelajaran.

7) Penghargaan

Memberikan penghargaan dapat berupa verbal maupun nonverbal dapat dilakauan

sementara dan setelah pembelajaran selesai. Individu yang memeroleh skor

tertinggi diberi penghargaan oleh guru. Akan tetapi, semua siswa atau tim
32

sebaiknya diberi penghargaan yang berbeda-beda sesuai kemampuan mereka

dalam mencapai standar tertentu yang telah ditentukan sebelumnya.

8) Penutup

Guru dan peserta didik merangkum, merefleksi, dan menutup pembelajaran.

2. Pembelajaran Keterampilan Menulis Puisi dengan Model smart

Beberapa langkah-langkah pembelajaran keterampilan menulis puisi dengan

model smart

a. Guru memberikan pengarahan secara umum tentang keterampilan menulis

puisi dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

b. Guru memberi tugas kepada peserta didik, semua peserta didik dibagikan

naskah puisi yang berjudul perasaan seni.

c. Guru membagikan materi tiap-tiap peserta didik yang berada di kelas , materi

yang dibagikan yaitu menulis puisi yakni diksi, pengimajian, bahasa figuratif,

rima, ritma, tema, amanat, perasaan, nada dan suasana.

d. Setiap peserta didik mempelajari materi yang di berikan

e. Guru memberikan bimbingan jika peserta didik mengalami kesulitan

f. Peserta didik mengerjakan dan memahami tugas yang di berikan

g. Peserta didik memamerkan hasil karnyanya di dinding kelas.

h. Pesrta didik memberikan tugasnya kepada guru untuk di periksa .

i. Guru memberikan penghargaan kepada peserta didik sesuai dengan hasil

karyanya

J . Guru dan peserta didik menutup pembelajaran secara bersama – sama.


33

G. Pengertian Kemampuan

Kemampuan adalah sifat yang dibawa lahir atau di pelajari yang

memungkinkan seseorang yang dapat menyelesaikan pekerjaanya, baik secara

mental ataupun fisik. Karyawan dalam suatu organisasi, meskipun do motivasi

dengan baik, tetapi semua tidak memiliki kemampuan untuk memiliki kemamuan

untuk bekerja dengan baik. Kemampuan dan keterampilan memainkan peranan

utama dalam perilaku dan kinerja individu (Solaiman, 2007; 112) . Dalam

kurikulum 2004 yakni telah memisahkan kompetensi pembelajaran sastra dengan

kompetensi pembelajaran bahasa.

Menurut Hamalik (2008: 162) kemampuan dapat dibagi menjadi dua jenis

yaitu sebagai berikut :

a. Kemampuan intrinsik adalah kemampuan yang tercakup di dalam situasi

belajar dan menemui kebutuhan dan tujuan-tujuan siswa.

b. Kemampuan ekstrinsik adalah kemampuan yang hidup dalam diri siswa dan

berguna dalam situasi belajar yang fungsional.

Menurut Uno (2010: 23) hakikat kemampuan internal dan eksternal pada

peserta didik yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku,

pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal itu

mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar.

Menurut Chaplin ability (kemampuan, kecakapan, ketangkasan, bakat,

kesanggupan) merupakan tenaga (daya kekuatan) untuk melakukan suatu

perbuatan. Sedangkan menurut Robbins kemampuan bisa merupakan


34

kesanggupan bawaan sejak lahir atau merupakan hasil latihan atau praktek.

H. Model SMART

a. Pengertian

Model SMART ialah kaedah pengajaran dan pembelajaran yang digunakan.

Medium yang digunakan adalah berbantukan komputer. Penggunaan komputer

dalam proses pengajaran dan pembelajaran membolehkan masa yang maksimum

dapat digunakan oleh guru dalam menyampaikan maklumat. Melalui medium ini

juga guru dapat mewujudkan pembelajaran secara aktif kepada pelajar dengan

memasukkan grafik, video, animasi dan sebagainya sekaligus menarik minat

pelajar untuk belajar. Ciri aktif yang dimaksudkan dalam model SMART

memerlukan kaedah pengajaran dan pembelajaran diwujudkan dalam suasana

yang aktif antara guru dan pelajar, pelajar dan pelajar, guru dan alat bantu

mengajar (komputer) serta pelajar dan alat bantu mengajar (komputer). Secara

tidak langsung komunikasi juga dapat diwujudkan secara menyeluruh sepanjang

proses pengajaran dan pembelajaran. Ini membolehkan hasil pembelajaran akan

memberi kesan yang baik terhadap guru dan pelajar. iv. Ruang (R) Dalam model

SMART ciri ruang juga perlu diberi perhatian secara berterusan. Ciri ruang dalam

model ini berdasarkan konsep learning by doing yang mana pelajar diberi peluang

melakukan aktiviti secara kendiri dan juga boleh dilakukan secara buddy system

dengan rakan (berpasangan). (Vandetto. B.G 2005)

Smart adalah kata dalam bahasa inggris yang artinya cerdas. Dalam proses

perencanaan smart, yang terdiri dari lima huruf dapat di maknai lima huruf dapat

dimaknai sebagai berikut Suharsimi Arikunto ( 2003 : 13)


35

S : Spesific ,(khusus, tidak terlalu umum)

M: Managable, *(dapat di kelola, di laksanakan )

A: Acceptable, (dapat di terima lingkungan)

Atau Achievable , ( dapat di capai, di jangkau )

R: Realistic,( opersional, tidak, tidak di luar jangkauan )

T: Time – bound, (terikat oleh waktu, waktu terencaana

b. Karakteristik Model Smart

Karakteristik model smart menentukan model yang nyaman bagi peerta

didik

1. Pembelajaran model smart

Model smart adalah memberikan ransangan agar siswa aktif, untuk itu kita

mengubah strategi untuk masalah. Kita ajak siswa keluar kelas untuk mengamati

kebun sekolah, model menyenangkan tersebut dikenal dengan nama PAIKEM

(aktif, inovatif,kreatif, efisian dan menyenangkan)

a. Didasarkan pada model smart

Dalam proses pembelajaran, subjek yang sedang belajar adalah peserta didik.

Menurut teori pembelajaran. Ketika pembelajaran berlangsung, peserta didik

harus terlibat langsung dalam proses, mereka harus aktif dan memiliki motivasi

yang tinggi untuk belajar.

b. Menentukan Model smart

Menentukan model smart yang tepat adalah memahami selanjutnya

menentukn indikator atau bukti bahwa model smart pembelajaran yang disenangi

peserta didik dan guru


36

c. Keterampilan bekerja Sama

Kemauan untuk bekerja sama itu kemudian dipraktekkan melalui aktivitas

kegiatan yang tergambarkan dalam keterampilan bekerja sama. Dengan demikian

peserta didik perlu didorong untuk mau dan sanggup berintraksi dan

berkomunikasi dengan anggota lain (Rusman, 2011:209).

b.Keuntungan dan Kelemahan Model Smart

Dapat meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar peserta didik dengan

cara memberikan semangat dan motivasi

1) Keunggulan

a) Dapat meningkatkan prestasi akademik siswa sekaligus meningkatkan

kemampuan dan keterampilan berinteraksi sosial.

b) Peserta didik tidak terlalu menggantungkan pada guru, tetapi dapat

menambah kepercayaan kemampuan siswa berpikir sendiri, menemukan

informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain.

c) Dapat mengembangkan kemampuan siswa mengungkapkan ide

2) Kelemahan

a) Peserta didik akan merasa terhambat oleh peserta didik yang dianggap kurang

memiliki kemampuan. Akibatnya, kaeadaan semacam ini dapat menganggu

b) Penilaian yang diberikan didasarkan pada nilai peserta didik . Namun, guru

perlu menyadari, bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan

adalah setiap individu peserta didik. Oleh karena itu, guru sebaiknya juga

memberikan evaluasi secara individu.


37

c) Keberhasilan pembelajaran model smart mengembangkan kesadaran individu

memerlukan periode waktu yang cukup panjang, dalam hal ini tidak mungkin

dapat tercapai hanya dengan satu kali atau seskali penerapan strategi ini.

c. Langkah-Langkah Pembelajaran Model Smart

Adapun langkah-langkah pembelajaran model smart dapat dilihat pada tabel

berikut ini :

Tabel 2.1 langkah-langkah pembelajaran model smart

Tahap Tingkah Laku Guru


Tahap 1 Guru menyampaikan semua tujuan
Sajikan Fenomena pembelajaran yang ingin dicapai pada
pembelajaran yang ingin dicapai pada
pembelajaran tersebut dan memotivasi
peserta didik.
Tahap 2 Guru menyampaikan informasi kepada
Motivasi peserta didik peserta didik dengan jalan demonstrasi
mengemukakan merumuskan atau lewat bahan bacaan.
pertanyaan
Tahap 3 Guru menjelaskan kepada peserta didik
Arahkan peserta didik melakukan bagaimana caranya mengerjakan soal
eksplorasi individu.
Tahap 4 Guru membimbing peserta didik pada
Rumuskan simpulan dan saat mengerjakan tugas
komonokasikan
Tahap 5 Guru mengevaluasi hasil Pekerjaan
Terapkan temuan pada konteks Peserta Didik . Memberikan
baru penghargaan baik upaya maupun hasil
belajar individu.
Sumber: Ormedj.ellis blogeolum.blogspot.co.id/2016/12/Model Pembelajaran

Smart.
38

1. Tujuan Pembelajaran Sastra di SMK Negeri 6 Majene

Tujuan pembelajaran sastra di SMK sangat inklusif dalam pembelajaran

bahasa. Dari enam tujuan hanya dua diantaranya yang berkaitan dengan sastra,

yaitu:

a) Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk

mengembangkan kepribadian, memerluas wawasan kehidupan serta

meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.

b) Siswa menghargai dan membanggakan Sastra Indonesia sebagai khasanah

budaya dan intelektual manusia Indonesia. Depdikbud (dalam Sulastriningsih

& Mahmudah, 2007: 10).

Tujuan tersebut dijabarkan dalam standar kompetensi mata pelajaran

Bahasa dan Sastra Indonesia SMK . Dari lima tujuan itu, terdapat dua diantaranya

yang berhubungan dengan sastra, yakni:

1) Menulis karangan fiksi dan nonfiksi berhubungan dengan menggunakan

kosakata yang bervariasi dan efektif untuk menimbulkan efek dan hasil

tertentu.

2) Mengapresiasi sastra melalui kegiatan mendengarkan, menonton, membaca dan

melisankan hasil sastra berupa puisi, ceria pendek, novel, drama memahami

dan menggunkan pengertian teknis kesusastraan dan sejarah sastra untuk

menjelaskan, meresensi, menilai, dan menganalisis hasil sastra, memerangkan

drama, menulis karya cipta sastra berupa puisi, cerita pendek, novel, dan

drama. Depdikbud (dalam Sulastriningsih & Mahmudah, 2007: 10)


39

I. Kerangka Pikir

Berdasarkan kajian teoretis di atas, pada bagian ini dikemukakan kerangka

pikir sebagai landasan untuk melakukan penelitian. Adapun kerangka pikir yang

dimaksud adalah bahwa di dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang

diajarkan pada siswa terdapat empat aspek kemampuan yang menjadi aspek yang

mesti dipahami dan dimilki oleh peserta didik yaitu aspek mendengarkan,

berbicara, membaca, dan menulis dan tetap mengacu pada kurikulum 2013 yang

ada,. Pada penelitian ini, peneliti lebih mengkhususkan penelitian tentang aspek

berbicara pada keterampilan menentukan keterampilan menuliis puisi.

Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia tidak lazim lagi untuk diajarkan.

Namun, model yang sering digunakan guru dalam pembelajaran masih cenderung

menggunakan model ceramah dan latihan serta masih kurang bervariasi sehingga

perlu upaya penerapan model belajar yang baru untuk meningkatkan minat dan

keterampilan siswa.

Adanya permasalahan pembelajaran yang terjadi di SMK Negeri 6 Majene

sehingga peneliti menawarkan solusi yaitu dengan menggunakan model smart.

Hal ini dilaksanakan untuk melihat sejauh mana kemampuan peserta didik dalam

menentukan keterampilan menulis puisi, kemudian ditentukan apakah siswa

mampu atau tidak mamu peningkatan kemampuan pembelajaran keterampilan

menulis puisi dengan model Smart.


40

BAGAN KERANGKA PIKIR

Kurikulum 2013 Pembelajaran Bahasa dan


Sastra Indonesia

Mendengarkan Membaca Menulis Berbicara

Teks Teks Teks Teks Teks Cerita


Deskriptif Eksposisi Obsevasi Eksplanasi

Materi Media

Keterampilan Berbicara Madia Boneka Tangan

Perencanaa
Refleksi SIKLUS Tindakan

Observasi & Evaluasi

Analisis

Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Media Boneka Tangan


Pada Pesrta Didik Kelas X SMA Negeri 1 Malunda.

Hasil
Ganbar 2.1 kerangka pikir
41

J. Hipotesis Tindakan

Jika model smart di terapkan dalam pelajaran bahasa Indonesia, maka hasil

belajar bahasa Indonesia peserta didik kelas X Multimedia B SMK Negeri 6

Majene Kecamatan Malunda Kabupaten Majene Meningkat.

Anda mungkin juga menyukai