Anda di halaman 1dari 4

LEMBAR KERJA JAWABAN

(Theory Of Literature)

ESSAY.

1. sebagai pencipta karya sastra, dalam hal ini pengarang dalam sastra tulis dan pawang
atau pelipur lara dalam sastra lisan, karya sastra merupakan curahan pengalaman
batinnya tentang fenomena kehidupan sosial dan budaya masyarakat pada masanya. Ia
juga merupakan ungkapan peristiwa, ide, gagasan, serta nilai-nilai kehidupan yang
diamanatkan di dalamnya. Sastra mempersoalkan manusia dalam segala aspek
kehidupannya sehingga karya itu berguna untuk mengenal manusia dan budayanya
dalam kurun waktu tertentu.
sebagai penikmat karya sastra, sejak masa lampau masyarakat Indonesia telah di warnai
dengan bentuk-bentuk karya sastra dalam kehidupannya. Mereka telah menggunakan
bentuk mantra, pantun, dongeng, balada, dan mite dalam kehidupan keseharian.
Misalnya, jika masyarakat mengalami gangguan kehidupan, seperti ada yang sakit,
tanaman tidak menjadi karena banyak hama tanaman, kemarau yang panjang, dan
peristiwa-peristiwa lainnya yang menyulitkan kehidupan, mereka meminta pawang
untuk menyampaikan mantranya untuk mengatasi kesulitan tersebut.

2. Sastra adalah sebuah susunan kata yang memiliki kata mendalam. Dari sastra itu sendiri
terbentuk atas beberapa macam kategori seperti sastra anak dan sastra dewasa.
Sastra Dewasa
a. Kalimat pada sastra dewasa menggunakan kata-kata yang dianggap sangatlah rumit
dengan berbagai macam diksi yang dianggap lebih rumit
b. Sastra akan memberikan sebuah konflik, pengalaman dan juga sebuah konsep dari
kehidupan
c. Melakukan pembahasan moral, permasalahan jiwa dan juga psikologi
d. Mengambil ide cerita yang berasal dari pengalaman seks, kekerasan dan juga
kehidupan masyarakat.

3. (1) memberikan motivasi kepada siswa;


(2) memberi akses pada latar belakang budaya;
(3) memberi akses pada pemerolehan bahasa;
(4) memperluas perhatian siswa terhadap bahasa;
(5) mengembangkan kemampuan interpretatif siswa;
4. A. Misalnya, W.H Hudson menamakannya dengan studi sastra (The theory of
literature).
Kritik sastra adalah penghakiman yang dilakukan oleh seseorang yang ahli atau
memiliki suatu kepandaian khusus untuk membedah karya sastra, memeriksa kebaikan-
kebaikan dan cacat-celanya, dan menyatakan pendapatnya tentang hal tersebut

B. Rene Wellek dan Austin Warren menamakannya dengan teori sastra (Theory
of Literature)
Menurut Wellek dan Warren (1993), sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sederetan
karya seni. Sedangkan teori sastra adalah studi prinsip, kategori, dan kriteria yang dapat
dipacu dan dijadikan titik tolak dalam telaah di bidang sastra. Sedangkan studi terhadap
karya satra disebut kritik sastra dan sejarah sastra. Ketiga bidang ilmu tersebut saling
mempengaruhi dan berkaitan secara erat. Teori sastra hanya ddapat disusun
berdasarkan studi langsung terhadap karya sastra. Kriteria, kategori, dan skema umum
mengenai sastra tidak mungkin diciptakan tanpa berpijak pada karya sastra kongkrit.

C. Andre Lefevere menamakannya dengan pengetahuan sastra (Literary


Knowledge)
Andre Lafevere, berpandangan bahwa karya sastra (termasuk fiksi) merupakan
deskripsi pengalaman kemanusiaan yang memiliki demensi individual dan sosial
kemasyarakatan sekaligus. Karena itu, pengalaman dan pengetahuan kemanusiaan
tidaklah sekedar menghadirkan dan memotret begitu saja, melainkan secara substansial
menyarankan bagaimana proses kreasi kreatif pengarang dalam mengekspresikan
gagasan-gagasan keindahannya. Gagasan keindahan ini, dapatlah dikatakan berfungsi
ganda, untuk mengomunikasikan kenikmatan estetik (esthetic enjoyment), dan
bagaimana membuat manusia (pembaca atau penikmat) menemukan kehidupan itu
sendiri dalam figurasi estetis dunia yang lain (sastra).

D. A. Teeuw menggunakan istilah ilmu sastra (Literary Scholarship)


Sastra adalah alat untuk mengajar, memberi petunjuk, instruksi atau pengajaran, yang
dituangkan kedalam bahasa lisan, dan bahasa tertulis. Bahasa lisan biasanya dipakai
dalam kehidupan sehari-hari dan berhubungan langsung dengan kenyataan, sedangkan
bahasa tulis tidak berhubungan langsung dengan kenyataan lebih bersifat rekaan dan
mempunyai nilai estetika.

5. Pada zaman Aristoteles hanay ada dua genre, yaitu puisi dan drama, sementara drama
dibagi dalam tiga subgenre, yaitu tragedi, komedi, dan tragi-komedi (tragedi dengan
unsur-unsur komedi). Karena drama ditulis dalam genre puisi, maka karya sastra yang
baik dianggap mempunyai nilai puitik (poetic) yang tinggi – pity, terror, dan catharsis.
Pity, yaitu rasa kasihan pada penonton atau pembaca. Terror, yaitu rasa diteror, rasa
takut, rasa ngeri, dan karena semuanya itu timbullah ras mual. Catharsis, yaitu rasa lega
karena telah terbebas dari pity dan terror.
6. 1. Teori Sastra; menyelidiki dasar-dasar pengertian tentang hal-hal yang bersangkut
paut dengan sastra, misalnya hakikat sastra, genre/jenis sastra, aliranaliran, gaya
bahasa, unsur cerita, dll.
2. Sejarah sastra: cabang ilmu sastra yang berusaha menyelidiki perkembangan sastra
sejak dari mula pertumbuhannya sampai perkembangannya yang sekarang.
3. Kritik Sastra: cabang ilmu sastra yang mengadakan penyelidikan langsung terhadap
suatu karya sastra tertentu. Ia mengadakan pendalaman dengan analisis serta
penafsiran, kemudian berusaha memberikan suatu penilaian tentang berhasil atau
tidaknya suatu karya sastra.
7. Teori sastra merupakan sebagian modal bagi pelaksanaan kritik sastra. • Kritik sastra
merupakan pangkal dari teori sastra, teori tanpa data merupakan teori kosong (in
vacuo).
8. 1. Hubungan sejarah sastra dan teori sastra Penyelidikan sejarah sastra memerlukan
bahan pengetahuan tentang teori sastra. Pembicaraan suatu angkatan tidak akan terlepas
dari pembicaraan tentang gaya bahasa, aliran, genre sastra, latar belakang cerita, tema,
dsb.
2. Teori sastra memerlukan bahan-bahan hasil penyelidikan sejarah sastra.
3. Pembicarann tentang gaya bahasa atau tentang suatu aliran tidak dapat dilepaskan
dari perkembangan sastra secara keseluruhan.
4.Suatu pengertian tentang teori sastra dimungkinkan mengalami perubahan dan
perkembangan sesuai dengan data yang diperoleh dari sejarah sastra.
9. Historisisme adalah gagasan menyandangkan signifikansi bermakna terhadap ruang
dan waktu, seperti periode sejarah, lokasi geografis, dan budaya lokal.
10. Seorang tokoh ahli literature bahkan author yang menulis tentang Theori kesusastraan.

PILIHAN GANDA

1. D
2. D
3. D
4. B
5. D
6. C
7. A
8. B
9. D
10. A

Anda mungkin juga menyukai